• pemerataan kesempatan kerja & penyediaan teker yg sesuai dgn kebutuhan pemb nas &
daerah;
• perlindungan bagi tenaker dalam mewujudkan kesejahteraan;
• Peningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
TUJUAN
HKM KETENAGAKERJAAN
Pembangunan
Nasional
Pembangunan
Ke-TENAKER-an
Custom
Traktat
Perjanjian
Keputusan
Penetapan
Per-UU-an
. PERATURAN PER-UU-AN
• UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• UU No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial
• UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, yg
dirubah dgn UU No. 25 thn 1997 & dijelaskan lebih terperinci dalam
PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaran Jamsostek dan PP
No. 28 thn 2002 tentang Perubahan Pasal 21 PP No. 3 thn 1992;
• Dll.
2 . P E R J A N J I A N
4 . T R A K TAT
Kesepakatan internasional baik bilateral maupun multilateral telah banyak melahirkan kaedah-
kaedah hukum ketenagakerjaan yang relatif baru atau pun penegasan terhadap praktik
ketenagakerjaan yang sudah ada sebelumnya.
Contoh:
Konvensi ILO No. 100 tentang pengupahan yang sama antara pekerja pria dan pekerja
wanita, yang telah diratifikasi oleh Pemerintah RI melalui UU No. 80 tahun 1957;
Konvensi ILO No. 120 tentang hygiene dalam perniagaan dan perkantoran, yang
kemudian diraifikasi oleh Pemerintah RI melalui UU No. 3 tahun 1969;
Konvensi ILO No. 155 tahun 1981 tentang kewajiban penyelenggaraan program K3
KEBIASAAN (CUSTOM)
• Terkesan (seringkali) dianggap wajib untuk dilakukan sehingga dengan tidak
dilakukannya kebiasaan tersebut dianggap sebagai sebuah pelanggaran;
• Berulang-ulang dilakukan
SANTUNAN
BERUPA UANG
WUJUD
PERLINDUNGAN
PELAYANAN
KESEHATAN
MAKSUD PENYELENGGARAAN PROG. JAMSOSTEK
PROGRAM MINIMAL
JAMSOSTEK
K E S E H ATAN
JAMIN
JAMNIN
JAM
NINJAANMINAN
KECELAKAAN
KERJA
PELAYANAN
K E M A T I A N H A R I T U A
Pada program pemeliharaan kesehatan, jika dalam perusahaan telah ada
program yang sama, maka perusahaan dapat terus memberlakukan
program tersebut & tidak mengikuti program pemeliharaan kesehatan pada
Jamsostek, asalkan program tersebut lebih baik dan lebih bermanfaat
bagi tenaker (Pasal 2 ayat (4) PP No. 14 tahun 1993)
J K K: SEMENTARA TDK MAMPU BEKERJA Dengan tetap membayar upah (gaji) tenaker, PREMI DIBAYAR PERUSAHAAN
yaitu: (PENGUSAHA)
4 Bln Pertama : 100% X gaji/bln
4 Bln Kedua : 75% X gaji / bln Kelompok I : 0,24 % dari upah
Bulan berikutnya : 50% X gaji / bln sebulan
Kelompok II : 0,54 % dari upah
CACAT SEBAGIAN UNTUK SELAMA-2 NYA % (prosentase) sesuai Tabel X 60 bulan gaji sebulan
Kelompok III : 0,89 % dari upah
CACAT TOTAL UNTUK SELAMA-2 NYA Santunan yg dibayar sekaligus: sebulan
70% X 60 Bln Gaji Kelompok IV : 1,27 % dari upah
Santunan yg dibayar berkala : sebulan
Rp. 25.000 X 24 Bln Kelompok V : 1,74 % dari upah sebulan
JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN sesuai aturan yg TDK DIPUNGUT PREMI
berlaku
JKK
JK TENAKER saja
J HT
TANGGUNG JAWAB
PERUSAHAAN
CACAT SEBAGIAN TDK MAMPU BEKERJA
UNTUK SELAMA-2 NYA UNTUK SEMENTARA
BERHENTI BEKERJA
CACAT KEKURANGAN UNTUK SELAMA-2 NYA
FUNGSI ORGAN
Bila terdapat pekerja tertimpa kecelakaan kerja,
maka yang harus dilakukan oleh pengusaha ialah:
Terhadap pekerja yang terkena penyakit akibat hubungan kerja, maka sama
halnya dengan terjadinya kecelakaan kerja, Pengusaha wajib melaporkan
penyakit yang timbul karena hubungan kerja tersebut dalam waktu tidak lebih dari
PAK
2 x 24 jam (2 hari) setelah ada hasil diagnosis dari Dokter Pemeriksa. Proses
selanjutnya sama dengan proses kecelakaan kerja.
Hak-hak yang didapat oleh tenaga kerja yang terkena penyakit dapat sama
dengan akibat kecelakaan kerja (mis.: cacat sebagian atau total dan meninggal
dunia) hanya dibatasi oleh waktu yaitu tidak boleh lebih dari 3 tahun setelah
berakhirnya hubungan kerja.
(Pasal 19 PP No. 14 thn 1993, Pasal 3 ayat (2) Keppres No. 22 thn 1993)
TENAKER yg mengalami kecelakaan kerja BERHAK ATAS:
1. Santunan
2. Pengobatan dan perawatan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk:
• Dokter * Operasi * Rontgen
• obat * Perawatan Puskesmas * Gigi
• Mata * Jasa tabib / sinshe / tradisional
Biaya untuk seluruh perawatan tersebut untuk satu peristiwa kecelakaan maksimum
Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah)
3. Biaya rehabilitasi harga berupa penggantian pembelian alat bantu (orthese) dan atau alat
pengganti (prothese) diberikan satu kali untuk setiap kasus dengan patokan harga yang
ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi Profesor Dokter Suharso Surakarta dan ditambah 40%
dari harga tersebut.
4. Ongkos pengangkutan tenaga kerja dari tempat kejadian kecelakaan kerja ke Rumah
sakit diberikan penggantian biaya sebagai berikut:
• Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan darat/sungai maksimum sebesar Rp
100.000,-
• Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan laut maksimum sebesar Rp 200.000,-
• Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan udara maksimum sebesar Rp
250.000,-
Jaminan Kematian
SANTUNAN BIAYA
BERUPA UANG PEMAKAMAN
Jaminan yg dibayar sekaligus atau berkala atau sebagian & berkala kepada
TENAKER karena alasan-alasan:
a. Telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun, atau
b. cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokter
c. Dalam hal tenaga kerja berhenti bekerja dari perusahaan sebelum mencapai
usia 55 (lima puluh lima) tahun namun mempunyai masa kepesertaan
serendah-rendahnya 5 (lima) tahun yg dibayarkan setelah melewati masa
tunggu 6 (enam) bulan terhitung sejak TENAKER yang bersangkutan berhenti
bekerja
Dalam hal tenaga kerja dalam masa tunggu bekerja kembali, jumlah Jaminan
Hari Tua pada saat dia bekerja di perusahaan sebelumnya diperhitungkan
dengan Jaminan Hari Tua di perusahaan berikutnya
Jaminan Pelayanan Kesehatan