Anda di halaman 1dari 23

Patellofemoral Pain Syndrome

KELOMPOK 3
NAMA KELOMPOK
 Ni Made Manik Gita Sanjiwani 14121001006
 Ni Made Wisniari 14121001005
 I Wayan Suantara Dinata 14121001007
 Putu Diah Pitaloka 15121006040
 I Putu Eka Pramana Putra 15121001036
DEFINISI
 Patellofemoral pain syndrome didefinsikan sebagai nyeri
retropatellar atau peripatellar yang merupakan hasil dari
perubahan fisik dan biomekanik pada sendi patellofemoral
(Dexit, 2007).
 Kekhasan pasien dengan PFPS adalah nyeri dibelakang,
bawah atau di sekitar patella. Gejala ini dirasakan secara
bertahap, meski pada beberapa kasus disebabkan oleh
trauma dan dapat terjadi bilateral. Dapat terjadi kekakuan
sendi, juga terjadi pada pasien yang berdiri lama.
 Nyeri disebabkan aktivitas yang menyebabkan beban
berlebihan pada sendi lutut, seperti menaiki dan menurun
anak tangga, jongkok atau berdiri dalam jangka waktu lama
(Dixit, 2007).
ETIOLOGI
 Adanya ketidakstabilan tulang patela terhadap femur yang bergeser ke sisi

lateral akibat dari kelemahan otot vastus medialis oblique (VMO).


 Otot VMO yang atrofi sehingga terjadinya ketidakseimbangan kinerja dari grup

otot quadriceps
 terjadi penurunan cross sectional area dari otot VMO dengan pebedaan kurang

lebih dua sentimeter (± 2 cm) dengan yang bukan penderita PFPS.


TANDA-TANDA DAN GEJALA
 Nyeri patellofemoral biasanya menyebabkan sakit
ringan namun terus-menerus pada lutut ketika terus
meregangkan otot, nyeri bisa memburuk jika lutut
tertekan. Contohnya, naik turun tangga, berlari, atau
posisi berdiri tertentu
 Lutut bisa nyeri jika Anda berjalan di permukaan yang
kasar atau tidak rata. Rasa tidak nyaman, bunyi retak,
atau nyeri, bengkak, ketegangan otot iliotibial band
posisi lutut valgus, flat foot bisa muncul.
PATOFISIOLOGI

PFPS

Neuromuskular Biomekanik
Neuromuskular Biomekanik
 K.O dan Imbalance Imbalance Quadriceps
Quadriceps Muscle Muscle
(VMO, VLO, VLL)
Pergeseran Patella
Atrofi VMO

 Sudut Q-angle Lutut


Stabilisasi Patella Sisi
Medial
Kerusakan Badan Facet
Patella & Trochlea
Kierja MPFL

Perubahan Posisi Patella ke Tarikan Otot Quadriceps


Lateral & Bergesekan
dengan Femur
Patella Bergeser ke Lateral
Spasme otot VL &
Illiotibial, Nyeri lutut &
Perubahan Pelvic Tilt u/
Spasme Otot, Nyeri &
stabilisasi patella.
Perubahan Bentuk Lutut
PEMERIKSAAN KHUSUS
 Proses pemeriksaan dalam fisioterapi didahului dengan
anamnesis, pemeriksaan umum dan pemeriksaan
khusus
 Untuk pemeriksaan umum yang dilakukan seperti vital
sign. Sedangkan untuk pemeriksaan khusus yang
dilakukan selain test khusus untuk kondisi PFPS,
dilakukan juga pemeriksaan lingkup gerak sendi
(LGS), kekuatan otot (MMT) dan nyeri.
Pemeriksaan khusus yang dilakukan dalam kasus PFPS
adalah sebagai berikut :
A. Patela apprehension test adalah pemeriksaan untuk
melihatreaksi nyeri yang terjadi saat patela di geser ke
lateral.
B. Mengukur q-angle dengan menggunakan goniometer
adalah dengan memposisikan pasien tidur terlentang dan
menarik garis dengan titik poros di titik tengah tulang
patela
Antropometri Quadriceps. Untuk mengukur besar masa
otot vastus medialis oblique diperlukan pengukuran
lingkar paha dengan menggunakan pita ukur. Dengan
pengukuran dimulai dari titik tengah patela, dan titik
tengah tulang paha (10 sentimeter ke atas dari titik
tengah patela dan 20 sentimeter dari titik tengah patela)
(Petty et al. 2011) .
DIAGNOSA
 Anamnesa

 Keluhan Utama  Nyeri, bentuk patella.

 Mekanisme trauma (History of accident)  Langsung / Tidak

langsung.
 Riwayat Penyakit dahulu & Peny keluarga  Untuk menjelaskan

penyakit dasar.
Impairment : Nyeri akibat adanya pergeseran patella kearah lateral.
 Penurunan kekuatan otot quadriceps akibat over uses atau memiliki riwayat PFPS.

 Dalam kondisi tertentu dapat mengakibatkan penurunan lingkup gerak sendi lutut,

namun lebih sering mengganggu LGS setelah melakukan atau berada di –posisi
tertentu yang memprofokasi nyeri.
 Penurunan keseimbangan akibat anatomis lutut yang berubah.

Fungtional Limitation :
 Untuk atlit yang mempunyai riwayat PFPS akan menurunkan performa lari,

jongkok, lompat, dan berdiri menahan beban.


 Membatasi kegiatan sehari – hari yang pergerakannya memprofokasi nyeri seperti

jongkok, duduk bersila lama, bersimpuh, berlari atau berjalan jauh.


 Dampak lebih jauh umtuk atlet adalah PFPS ini dapat menyebabkan seorang atlet

dapat pension dalam karier olahraga.


Disabilities :
 PFPS jika ditanggulangi dengan baik prognosisnya

tidak sampai menimbulkan disabilities.


Syndrome :
 Jika tidak ditanggulangi PFPS ini bisa menyebabkan

sindrom berulang, yang sangat mengganggu.


PLANING
 Jangka Pendek :

- Mengurangi nyeri pada lutut baik itu dalam kondisi statis maupun dalam

kondisi dinamis.
- Meningkatkan Kekuatan otot quadriceps sehingga dapat meningkatkan
stabilisasi patella.
- Meningkatakan Lingkup gerak sendi lutut.

- Menginhibisi otot vastus medial oblique.

- Mencegah resiko cedera kembali PFPS.

 Jangka Panjang :

- Meningkatkan performa atlit untuk dapat terus aktif berkarir.

- Meningkatkan kegiatan fungsional yang melibatkan fungsi lutut didalamnya.


PENATALAKSANAAN
 Kinesiotape
Pemberian Kinesiotape adalah perekat elastis yang
digunakan dalam penelitian ini untuk memfasilitasi otot
vastus medialis oblique, meresposisi patella ke medial
dan mengurangi ketegangan (tightness) pada otot
illiotibial band dan vastus lateralis. Pemberian
kinesiotape ini di pasangkan selama tiga hari untuk
mengetahui efektifitas dari kinesiotape itu sendiri.
Gambar Penggunaan Kinesiotapping untuk inhibisi otot VMO
Gambar Penggunaan Kinesiotapping koreksi patella
PEMBERIAN TERAPI LATIHAN

Quad Sets
Straight Leg Raise
One Leg Standing
Evaluasi dan Re – Evaluasi

Evaluasi sebaiknya dilakukan setiap sesi latihan, saat


diawal dan setelah latihan untuk membuktikan adanya
perubahan atau peningkatan hasil terapi.
PENCEGAHAN
 Pada Pelari disarankan untuk menghindari permukaan lari
yang tidak rata, dan pilihlah permukaan yang lunak.
 Kenakan sepatu yang cocok dengan tipe kaki untuk
membantu isu akibat bentuk kaki dan tipe langkah kita.
 Jika kita mulai merasakan rasa tidak nyaman di area lutut,
segera kurangi jarak lari dan intensitas latihan
 Lakukan RICE (rest, ice, compression, dan elevation)

Anda mungkin juga menyukai