Anda di halaman 1dari 29

BAKTERI YANG MENYERANG

SISTEM SARAF
By
Sitti hadijah
pendahuluan
 Banyak bakteri pathogen mampu menyerang seluruh
bagian tubuh, inang meskipun bakteri pathogen tersebut
hanya berkoloni di satu tempat saja.
 Hal itu karena bakteri mengeluarkan eksotoksin dan
endotoksin.
 Eksotoksin merupakan protein yang diproduksi dan
dikeluarkan oleh bakteri pathogen, sehingga toksin
tersebut dapat dibawa oleh peredaran darah sampai
keseluruh tubuh bagian tubuh inang, sebagian besar
eksotoksin diproduksi oleh bakteri gram positif.
 Endotoksin merupakan lipid dan termasuk bagian dari
lipopolisakarida lipid A bakteri gram negative, endotoksin
merupakan penginduksi interleukin-I (IL-I) dari makrofag
ketika bakteri pathogen hidup efek endotoksin terhadap
inang lemah, tetapi ketika mati dan lisis efek endotoksin
menjadi kuat.
Sistem Saraf

 Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang


mempunyai bentuk bervariasi
 . Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi
 Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang
bertugas menyaimpaikan rangsangan dari respon untuk
deteksi dan direspon oleh tubuh
Neisseria meningitidis

 Neisseria meningitis (meningokokus) memiliki ciri identik


pada warna dan karakteristik morfologinya dengan
Neisseria gonorrhoeae.
 berbentuk diplokokus gram negativ, berdiameter kira-kira
0,8 µm.
 Neisseria meningitis tidak bergerak (nonmotil) dan tidak
mampu membentuk spora.
 Masing-masing dari kokusnya berbentuk seperti ginjal
dengan bagian yang rata atau cekung berdekatan
 memiliki enzim oksidase.
 Mikroorganisme ini paling baik tumbuh pada perbenihan
yang mengandung zat-zat organik yang kompleks
(misalnya : darah atau protein binatang dan dalam
atmosfer yang mengandung CO2 5%).
 patogen pada manusia dan biasanya ditemukan bergabung
atau di dalam sel polimorfonuklear.
 Pada gonococci memiliki 70% DNA homolog, tidak
memiliki kapsul polisakarida, memiliki plasmid.
Morfologi Neisseria
meningitidis
 Meningokokus bisa menyebabkan infeksi pada selaput yang
menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang
(meningitis), infeksi darah, dan infeksi berat lainnya pada
dewasa dan anak-anak.
 organisme menempel pada sel epitel dengan bantuan
pilinya; mereka membentuk flora transient (yang berumur
pendek) tanpa menampakkan gejala.
 Dari hidung dan tenggorokan (nasopharynx), organisme
menuju aliran darah menimbulkan bakteremia; gejala yang
timbul mungkin mirip dengan infeksi pada saluran
pernafasan atas.
 Fulminant meningococcemia lebih parah lagi dengan demam
yang tinggi dan ruam-ruam yang bisa menjadi koagulasi
diseminasi intravaskular dan kolaps pada aliran darah
(sindrom Waterhouse-Friderichsen).
 Meningitis adalah suatu komplikasi yang paling banyak
ditemui pada meningococcemia.
 Muncul gejala mendadak dengan sakit kepala yang terus-
menerus, muntah, dan leher kaku dan hal ini dapat
berkembang ke arah koma hanya dalam waktu beberapa
jam.
 Pada meningitis, selaput otak akan terinflamasi akut
dengan thrombosis pada pembuluh darah dan eksudasi
pada leukosit polimorfonukleat, sehingga permukaan otak
akan tertutupi oleh eksudat nanah yang kental.
 Kasus klinis dari meningitis hanya memperlihatkan sedikit
sumber infeksi, dan isolasi hanya menjadi kegunaan yang
terbatas.
 pengurangan kontak personal pada populasi yang memiliki
tingkat carrier yang tinggi yang dapat dicapai dengan
menghindari kepadatan populasi.
 Polisakarida spesifik dari kelompok A, C,Y, dan W-135
dapat menstimulasi respon antibodi dan melindungi orang
yang rentan untuk melawan infeksi.
Clostridium tetani

 Bentuk batang, berspora, dapat bergerak, Gram positif,


mengeluarkan exotoxin yang bersifat neurotoxin, hidup
anaerob, bentuk sporanya lebih besar dari selnya, dan
letaknya terminal (di ujung) menyerupai sendok.
 Bentuk sporanya dapat bertahan hidup sampai bertahun-
tahun.
 Di alam, bakteri ini terdapat pada tanah dan kotoran
herbivora terutama kuda.
Morfologi

 berbentuk batang lurus, langsin, berukuran panjang 2-5


mikron dan lebar 0,4-0,5 mikron.
 Bakteri ini membentuk eksotoksin yang disebut
tetanolisin dan tetanospasmin, yang dapat menyebabkan
penyakit tetanus.
 Perkiraan dosis mematikan minimal dari kadar toksin
(tenospamin) adalah 2,5 nanogram per kilogram berat
badan atau 175 nanogram untuk 70 kilogram (1541b)
manusia.
Morfologi Clostridium tetani
 Clostridium tetani tidak menghasilkan lipase maupun
lesitinase, tidak memecah protein dan tidak
memfermentasi sakarosa dan glukosa juga tidak
menghasilkan gas H2S.
 menghasilkan gelatinase, dan indol positif. Spora dari
clostridium tetani resisten terhadap antiseptis.
 Sporanya juga dapat bertahan pada autoclave pada suhu
249.8ºf (121ºc) selama 10-15 menit.
 resisten terhadap phenol dan agen kimia yang lainnya.
 Penyakit yang ditimbulkannya adalah tetanus dengan
masa inkubasi antara 3-21 Hari
 dapat terjadi sebagai komplikasi pada luka tusuk, patah
tulang terbuka, luka bakar, pembedahan, penyuntikan,
gigitan binatang, aborsi, melahirkan atau luka pemotongan
umbilicus (tali pusat).
 Luka tusuk yang dalam lebih besar kemungkinannya untuk
terjadi tetanus, dibandingkan dengan luka pada permukaan
atau luka lecet
 Bahan pemeriksaan diambil dari luka, nanah, dan jaringan.
 Pada tetanus diagnosa penyakit didasarkan atas gejala
klinik dan anamnesis adanya luka.
 Pengobatan dengan antitetanus toxin dan antibiotika
segera dilakukan, tanpa menunggu hasil pemeriksaa
laboratorium.
 Sample diperiksa setelah pewarnaan Gram dan dilakukan
perbenihan.
Mycobacterium leprae

 Bentuk batang, Gram positif, tahan asam (acid-fast), tidak


bergerak.
 Sampai sekarang belum berhasil dibiakkan Basil lepra
dalam suasana panas dan lembab dapat tetap hidup selama
9-16 hari.
 Jika terkena sinar matahari secara langsung dapat
bertahan hidup selama 2 jam, terhadap sinar UV hanya
dapat bertahan 30 menit.
Struktur
 morfologi kuman ini berbentuk pleomorf lurus dengan kedua
ujung bulat dengan ukuran panjang 1- 8 mikron dan lebar 0,2-
0,5 mikron
 bersifat tahan asam, berbentuk batang dan gram pisitif, biasanya
berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel
terutama jaringan yang bersuhu dingin seperti kulit, mukosa
hidung, saraf tepi (terutama sel schwan).
 Dengan pewarnaan Zielh Neelsen termasuk golongan Basil
Tahan Asam.
 Mycobacterium leprae tidak dapat dikultur dengan media buatan
 Kuman ini tumbah lambat dan untuk membelah dirinya
memerlukan waktu sekitar 20-30 hari.
 Mycobacterium leprae ini mampu bertahan pada hembusan
kering dari hidung selama 7 hari pada suhu 20,6°C dengan
kelembaban 43,7% dan 10 hari pada suhu 35,7°C dengan
kelembaban 77%.
 mampu bertahan diluar tubuh manusia selama beberapa
bulan pada kondisi yang sesuai, misalnya: tanah, air.
 Mycobacterium leprae pun bertahan selama beberapa
minggu (2-4 minggu) di lingkungan khususnya kondisi
lembab.
 Kondisi ini ada di sekitar lingkungan hidup pada area-area
endemic.
 Reservior Mycobacterium leprae, selain manusia , dapat juga
dijumpai pada hewan armadillo, sejenis monyet dan tikus.
Acid fast staining (ZN-Staining)
Lesi pada penderita Lepra
 Bahan pemeriksaan diambil dari goresan dengan skalpel
pada lesi di kulit atau mukosa hidung atau daun telinga.
 Dibuat sediaan apus pada gelas benda dan dilakukan
pengecatan menurut cara Ziehl-Neelsen.
 Adanya basil lepra tampak berwama merah dengan
susunan bentuk globus, cerutu atau satu-satu.
 Gejala lepra berkembang sangat lambat. Gejala
pertamanya berupa penebalan pada kulit yang berubah
warna, berupa bercak yang keputih putihan (Macula
hypopigmentasi) yang kurang atau hilang rasaannya

Anda mungkin juga menyukai