Glukokortikoid &
Mineralokortikoid
Kelompok 3
Meri Nur R 10334066
Tikah Astuti 10334067
Elysa Prastyani 10334068
Ismareni 10334069
Eva Munir 10334072
Hanifah Ismael 10334073
Putri Harum S 10334081
Nia Kurniasari 10334085
Indra Setiawan 10334086
Elviana Sari 10334087
hormon kortikosteroid
Hormon kortikosteroid merupakan
golongan hormon steroid yang
diproduksi di korteks adrenal.
Hormon kortikosteroid terlibat dalam
sistem fisiologis seperti respon stres,
respon kekebalan tubuh dan
pengaturan inflamasi, metabolisme
karbohidrat, katabolisme protein,
kadar elektrolit darah dan perilaku.
Hormon kortikosteroid dibagi menjadi dua:
Glukokortikoid
kortisol/hidrokortison.
Hormon ini mengendalikan karbohidrat,
metabolisme protein dan antiinflamasi,
dengan mencegah pelepasan fosfolipid,
menurunkan aksi eosinofil dan mekanisme
lainnya.
Mineralokortikoid
aldosteron, kortikosteron, desoksikorton.
Hormon-hormon ini mempengaruhi
metabolisme garam dan air
Sintesa dan sekresi hormon kortikosteroid
1. Sintesa dimulai dari hipotalamus yang
melepaskan CRH (hormon pelepas
kortikotropin)
2. Kemudian hipofisis akan mensekresi ACTH
(kortikotropin) sebagai respon terhadap
hormon kortikotropin hipotalamus (CRH).
3. ACTH mempengaruhi pembentukan hormon
kelenjar adrenal yang berbeda pada setiap
zona di adrenal (Mineralokortikoid=aldosteron,
Fasciculata=kortikosteroid, hormon androgen).
4. Glukokortikoid bertindak sebagai penghambat
umpan balik sekresi ACTH (kortikotropin) dan
CRH.
5. Keadaan Stress akan meningkatkan sekresi
Glukokortikoid
Penamaan glukokortikoid (glukosa +
korteks + steroid) regulator glukosa yang
disintensis pada korteks adrenal dan
mempunyai struktur steroid
Sintesa glukokortikoid terjadi Zona
fasciculate korteks adrenal (bagian tengah)
Sekresi glukokortikoid diatur oleh
penurunan hipotalamus – hipofisis.
Kerja glukokortikoid
Menstimulasi glukoneogenesis protein
dengan peningkatan penguraian protein
(kerja katabolik)
meningkatkan kadar gula darah dan
pembentukan glikogen dalam hati (kerja
diabetogenik)
Menurunkan nilai ambang ginjal terhadap
glukosa
Pada anak-anak menghambat (pada dosis
tinggi) pertumbuhan
Menghambat proses-proses radang tidak
Menekan pembentukan fibroblas serta sintesis
kolagen ( kerja antiproliferatif)
Menurunkan fungsi jaringan limfe, sehingga
menyebabkan limfopenia dan mengecilnya
limfosit (kerja imunsupresif)
Menurunkan jumlah granulosit eosinofil dan
meningkatkan jumlah trombosit dalam darah
Menggeser mundur sekresi ACTH dan
gonadotropin dari adenohipofisis dan
menghambat fungsi kelenjar gonad
Menaikkan kemampuan terangsang otak dan
menurunkan nilai ambang kejang
Memiliki kerja psikotropik, euforia, akan tetapi
kadang-kadang juga kerja depresi.
Mineralokortikoid
Mineralokortikoid (misalnya hormon aldosteron)
dibentuk pada zona Glomerulosa korteks
adrenal(bagian paling luar). Produksi aldosteron
dipengaruhi oleh sistem Renin-Angiotensin
Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit
dengan meningkatkan retensi natrium dan
ekskresi kalium. Aktivitas fisiologis membantu
dalam mempertahankan tekanan darah normal
dan curah jantung.
Defisiensi mineralokortikoid mengarah pada
hipotensi, hiperkalemia, penurunan curah
jantung, dan dalam kasus akut, syok,
kelebihan mineralokorkoid mengakibatkan
efek atau fungsi kerja hormon
aldosteron sebagai mineralokortikoid
Meningkatkan reabsorpsi natrium dan sekresi
kalium dalam tubulus ginjal
Merangsang transport natrium dan kalium di
kelenjar keringat, kelenjar air liur, dan sel epitel
usus.
Pada keadaan berlebihan meningkatkan volume
cairan ekstrasel dan tekanan arteri serta hanya
sedikit mempengaruhi konsentrasi natrium plasma.
Aldosteron berlebihan meningkatkan sekresi ion
hydrogen tubulus dan menyebabkan alkalosis
ringan.
Khasiat farmakologi kortikosteroid
Efek antiradang (inflamasi) berdasarkan efek
vasokontriksi.
Daya imunosupresif dan antialergi.
Peningkatan glukoneogenesis , yaitu pembentukan
glukosa distimulasi, penyimpanannya sebagai
glikogen ditingkatkan)
Efek katabol, yaitu merintangi pembentukan protein
dari asam-asam amino, sedangkan pengubahannya
ke glukosa dipercepat.
Pengubahan pembagian lemak. Umumnya
penumpukan lemak di atas tulang selangka dan
muka yang menjadi bundar (moon face).
Penggunaan kortikosteroid
Terutama digunakan untuk mengatasi radang, apapun
penyebabnya dan di manapun lokasinya
Pada asma hebat
pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh,
seperti berbagai jenis alergi, dan lupus
Dengan sifatnya yang menurunkan sistem kekebalan,
kortikosteroid juga dapat digunakan untuk pasien yang
baru menjalani transplantasi organ untuk mencegah
reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang
dicangkokkan
pada pasien kanker untuk mencegah mual dan muntah
akibat kemoterapi
Pada ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan
prematur, untuk mematangkan paru-paru janin,
Defisiensi glukokortikoid
penyakit Addison
Nama penyakit ini dinamai dari Dr Thomas
mukosa
Efek samping penggunaan
kortikosteroid