Anda di halaman 1dari 15

ACUT RESPIRATORI DISTRESS SINDROM

( ARDS )

KELOMPOK : 5

KRISDIYANTI
( 17.1335.s )

LULUK ERNI SLAMET.W


(17.1342.S)
ARDS ??

 ARDS ( Acut Respiratory distress syndrome )


adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba
dan bentuk kegagalan nafas berat.
etiologi
 Depresi sistem saraf pusat
 Kelainan neurologis primer

 Efusi pleura,hemotoraks dan pneumothoraks

 Trauma

 Penyakit akut paru


Tanda gejala
Onset akut umumnya berlangsung 3-5 hari sejak
diagnosis kondisi yang menjadi faktor risiko ARDS.
 Tandanya adalah
 takipnea,
 retraksi intercostal,
 adanya ronkhi kasar yang jelas dan adanya gambaran
hipoksia atau sianosis yang tidak respons dengan
pemberian oksigen.
 Bisa juga dijumpai hipotensi dan febris. Sebagian
besar kasus disertai dengan mutiple organ
dysfunction syndrome (MODS) yang umumnya
melibatkan ginjal, hati, otak, sistem kardiovaskuler
dan saluran cerna seperti perdarahan saluran cerna.
PATHWAY
patofisiologi
 Pada fase 1, cidera mengurangi aliran darah normal
ke dalam paru. Trombosit mengadakan agregasi dan
melepaskan histamin (H) serotin (S) brdikinin(B)
 Pada fase 2 substansi yang di lepaskan menimbulkan
inflamasi dan kerusakan pada membran kapiler
alveoli sehingga terjadi peningkatan permeabilitas
kapiler.kemudian cairan pindah kedalam ruang
interstisial dan menimbulkan edema paru
 Pada fase 3 permeabilitas kapiler meningkat dan
terjadi kebocoran protein serta cairan sehingga
meningkatkan tekanan osmotik interstisial dan
menimbulkan edema paru
lanjutan
 Pada fase 4, penurunan tekanan darah dan cairan
alveoli akan merusak surfaktan dan merusak
kemampuan sel untuk memproduksi lebih banyak
surfaktan lagi. Kemudian terjadi kolopas alveoli yg
merusak pertukaran gas.
 Pada fase 5, oksigenasi akan mengalami kerusakan,
tetapi karbondioksida dengan mudah melewati
membran alveoli dan di buang keluar melalui
ekspirasi. Kadarb O2 dan CO2 darah rendah.
 Pada fase 6, edema paru semakin bertambah parah
dan inflamasi menimbulkan fibrosis, pertukaran gas
mengalami hambatan lebih lanjut.
penatalaksana
Pendekatan terapi terkini untuk ARDS
adalah meliputi perawatan suportif, bantuan
ventilator dan terapi farmakologis. Prinsip umum
perawatan suportif bagi pasien ARDS dengan
atau tanpa multiple organ disfungsi syndrome
(MODS) meliputi:
 Pengidentifikasian dan terapi penyebab dasar
ARDS.
 Menghindari cedera paru sekunder misalnya
aspirasi, barotrauma, infeksi nosokomial atau
toksisitas oksigen.
 Mempertahankan penghantaran oksigen yang
adekuat ke organ dengan cara meminimalkan
angka metabolik.
lanjutan
 Mengoptimalkan fungsi kardiovaskuler serta
keseimbangan cairan tubuh.
 Dukungan nutrisi
Tujuan utama pengobatan adalah untuk
memperbaiki masalah ancama kehidupan
dengan segera, antara lain :
 Penggunaan Ventilasi Mekanis Invasif Pada
ARDS.
 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) tinggi
 Ventilasi Dengan Posisi Prone

.
Konsep dasar asuhan keperawatan
Pengkajian
 Identitas klien
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan dahulu
 Data dasar pengkajian
a. Aktifitas
b.sirkulasi
c. Intergritas ego
d.makanan / cairan
e. Neurosensori
f. Pernafasan
g. Keamanan
h. Seksualitas
i. Penyuluhan
Diagnosa keperawatan
 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan hilangnya fungsi jalan nafa,
peningkatan sekret pulmonal, peningkatan
resistensi jalan nafas.
 gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan hipoventilasi alveoli, hilangnya
surfaktan pada permukaan alveoli
 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
pertukaran gas tidak adekuat, penurunan
kemampuan untuk oksigenasi kelelehan.
Jurnal

Korelasi Skor Glasgow Coma Scale (GCS) pada Cedera


Otak Traumatik Berat dengan Kejadian dan Derajat
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Agus Junaidi, Suwarman, Tatang Bisri

Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran–Rumah


Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
2019/9/23

kesimpulan
cute respiratory distress syndrome (ARDS) merupakan salah satu komplikasi
dari cedera otak traumatik (COT) berat, dapat disebabkan karena
neurogenic pulmonary edema (NPE), pneumonia, aspirasi, dan emboli paru.
Penelitian ini untuk mengetahui korelasi skor GCS pada cedera otak
traumatik berat dengan kejadian dan derajat ARDS. Penelitian
observasional prospektif cross sectional pada 32 orang pasien COT derajat
berat di rumah sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung sejak Mei 2015 sampai
September 2015. Pengambilan data dilakukan secara consecutive
sampling. Parameter yang dicatat dalam penelitian ini antara lain usia, jenis
kelamin, berat badan, GCS, rentang waktu, diagnosis, kejadian ARDS, dan
derajat ARDS. Analisis korelasi linear dua variabel dihitung berdasarkan
analisis korelasi Spearman dan korelasi ETA. Hasil penelitian menunjukkan
adanya korelasi antara skor GCS pada COT berat dengan kejadian ARDS
dengan kekuatan korelasi searah, moderat, (r=0,402), bermakna (p<0.05)
dan derajat beratnya ARDS dengan kekuatan korelasi searah, kecil
(r=0,389), bermakna (p<0,05). Simpulan dari penelitian ini adalah semakin
rendah skor GCS pada COT berat maka akan semakin besar kejadian ARDS
dan semakin berat derajat ARDS.
kesimpulan

 ARDS adalah Suatu penyakit yang disebabkan


oleh kerusakan luas alveolus dan/atau
membrane kapiler paru.ARDS selalu terjadi
setelah suatu gangguan besar pada system
paru, kardiovaskuler, atau tubuh secara luas.
 Adult Respirator Distress Syndrome (ARDS )
merupakan keadaaan gagal napasmendadak
yang timbul pada kilen dewasa tanpa kelainan
paru yang mendasari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai