( ARDS )
KELOMPOK : 5
KRISDIYANTI
( 17.1335.s )
Trauma
.
Konsep dasar asuhan keperawatan
Pengkajian
Identitas klien
Keluhan utama
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan dahulu
Data dasar pengkajian
a. Aktifitas
b.sirkulasi
c. Intergritas ego
d.makanan / cairan
e. Neurosensori
f. Pernafasan
g. Keamanan
h. Seksualitas
i. Penyuluhan
Diagnosa keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan hilangnya fungsi jalan nafa,
peningkatan sekret pulmonal, peningkatan
resistensi jalan nafas.
gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan hipoventilasi alveoli, hilangnya
surfaktan pada permukaan alveoli
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
pertukaran gas tidak adekuat, penurunan
kemampuan untuk oksigenasi kelelehan.
Jurnal
kesimpulan
cute respiratory distress syndrome (ARDS) merupakan salah satu komplikasi
dari cedera otak traumatik (COT) berat, dapat disebabkan karena
neurogenic pulmonary edema (NPE), pneumonia, aspirasi, dan emboli paru.
Penelitian ini untuk mengetahui korelasi skor GCS pada cedera otak
traumatik berat dengan kejadian dan derajat ARDS. Penelitian
observasional prospektif cross sectional pada 32 orang pasien COT derajat
berat di rumah sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung sejak Mei 2015 sampai
September 2015. Pengambilan data dilakukan secara consecutive
sampling. Parameter yang dicatat dalam penelitian ini antara lain usia, jenis
kelamin, berat badan, GCS, rentang waktu, diagnosis, kejadian ARDS, dan
derajat ARDS. Analisis korelasi linear dua variabel dihitung berdasarkan
analisis korelasi Spearman dan korelasi ETA. Hasil penelitian menunjukkan
adanya korelasi antara skor GCS pada COT berat dengan kejadian ARDS
dengan kekuatan korelasi searah, moderat, (r=0,402), bermakna (p<0.05)
dan derajat beratnya ARDS dengan kekuatan korelasi searah, kecil
(r=0,389), bermakna (p<0,05). Simpulan dari penelitian ini adalah semakin
rendah skor GCS pada COT berat maka akan semakin besar kejadian ARDS
dan semakin berat derajat ARDS.
kesimpulan