i
PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AR-RAHMAN UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR PADA KELUARGA
DENGAN HIPERTENSI DI DESA ASEMDOYONG
KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelasaikan
Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiah Pekajangan Pekalongan
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah oleh Ela Dwi Safitri NIM 201902010008 dengan judul
“Penerapan Terapi Murottal Ar-rahman untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pada
Keluarga dengan Hipertensi di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang” telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 15 Juni 2022 dan
telah dilakukan perbaikan.
iii
ABSTRAK
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah abnormal dan terjadi secara terus-
menerus yang sistoliknya diatas 140 dan diastoliknya diatas 90 mmHg.Gejala
yang paling sering muncul pada pasien hipertensi jika hipertensinya sudah
bertahun tahun dan tidak diobati antara lain seperti sakit kepala,
kelelahan,mual,muntah,sesak nafas,gelisah,pandangan menjadi kabur,serta
mengalami penurunan kesadaran.Tujuan dilakukan karya tulis ilmiah adalah
untuk meningkatkan kualitas tidur menggunakan terapi murottal surat ar-rahman
pada keluarga dengan hipertensi.Metode yang digunakan adalah asuhan
keperawatan dengan menerapkan terapi murottal surat ar-rahman.Hasil setelah
dilakukan terapi murottal selama 2 Minggu sehari 2 kali selama 15 menit pada
keluarga 1 terjadi peningkatan kualitas tidur dari skor PSQI 17 (tidur buruk)
menjadi 7 (skor ringan) serta terjadi penurunan tekanan darah dari 160/90 mmHg
menjadi 120 /80 mmHg dan pada keluarga 2 terjadi peningkatan kualitas tidur
dari skor PSQI 18 ( tidur buruk) menjadi 8 ( tidur sedang) serta terjadi penurunan
tekanan darah dari 185 /90 mmHg menjadi 160/80 mmHg.simpulannya adalah
Setelah dilakukan terapi murottal dapat meningkatkan kualitas tidur dan
penurunan tekanan darah bila dilakukan secara rutin. Saran bagi keluarga dapat
mengontrol hipertensi dengan gangguan pola tidur menggunakan terapi murottal
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir yang berjudul “Penerapan
Terapi Murottal Ar-Rahman Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Keluarga
Dengan Hipertensi Di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang”. Proyek Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Diploma Tiga (D3) pada Program Studi Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan.Penyusunan Proyek Akhir ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1.Dr. Nur Izzah, S.Kep.,M.Kes selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan.
2.Herni Rejeki, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan dan selaku dosen
pembimbing KTI yang selalu memberikan motivasi dan saran selama proses
pembuatan karya tulis ilmiah ini.
3.Siti Rofiqoh, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An selaku Ketua Program Studi Diploma Tiga
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan.
4.Dwi Fijianto,M.kep selaku dosen penguji II yang telah meluangkan waktu,
memberikan saran dan nasehat, pada proses karya tulis ilmiah ini.
5.Bapak Tolani dan Ibu Taslihah tercinta, yang senantiasa mendo’akan,
memberikan kasih sayang, cinta, kesabaran, perhatian, motivasi, semangat, dan
dukungan baik secara moral maupun materil yang tiada hentinya kepada penulis
Penulis menyadari bahwa adanya kekurangan, keterbatasan dalam pengetahuan,
kemampuan dan pengalaman yang dimiliki sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu mohon kritik dan saran penulis
harapkan demi sempurnanya Karya Tulis Ilmiah.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT .............................................................................................................. v
1.3 Tujuan........................................................................................................ 3
Keperawatan ...................................................................................... 4
vii
2.1.1 Pengertian Hipertensi......................................................................... 5
viii
3.3 Fokus studi .............................................................................................. 28
ix
4.2.5 Evaluasi Keperawatan ..................................................................... 52
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 59
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Penderita Hipertensi di Jawa tengah pada tahun 2018 sebanyak 8,2%, penduduk
yang mengkonsumsi obat antihipertensi sebanyak 8,6% (Riskesdas,2018). Di
Kabupaten Pemalang pada tahun 2015 angka prevalensi hipertensi mencapai
18,63% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016). Pada tahun 2018 tercatat
13,96 % penduduk mengalami hipertensi (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2019),
dan 583 orang pada tahun 2018 (Dinkes Kabupaten Pemalang,2018).
Faktor yang dapat mempengaruhi tekananan darah yaitu kualitas dan
kuantitas tidur. Hasil dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
oleh Liu et al (2016) menyatakan bahwa gangguan tidur lebih banyak dialami oleh
penderita hipertensi dibandingkan seseorang dengan tekanan darah normal, bila
diidentifikasi dengan kuesioner PSQI. Gangguan tidur termasuk insomnia telah
dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah dan risiko hipertensi dalam beberapa
penelitian observasional epidemiologis (Kripke, Garfinkel and Wingard, 2002;
Morin et al., 2006; Phillips and Mannino, 2007; Calhoun and Harding, 2010;
Palagini et al., 2013; Calhoun, 2017; Alfi and Yuliwar, 2018). Banyak bukti
menunjukkan bahwa kurang tidur dikaitkan dengan sejumlah hasil kesehatan
termasuk hipertensi (Phillips and Mannino, 2007; Javahari et al., 2008; Li et al.,
2017.
Berbagai terapi telah dikembangkan untuk mengatasi gangguan tidur,
misalnya audio terapi dengan mendengarkan murottal sehingga timbul rasa
nyaman. Seseorang yang diperdengarkan murottal dapat merasa rileks dengan
dalam dan mendapatkan ketenangan jiwa. Pengaruh pemberian terapi murottal
pada lanjut usia telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Kesimpulan yang
diperoleh yaitu mendengarkan murottal Al-Qur’an efektif menurunkan tingkat
insomnia lanjut usia (Suwanto, Basri, A. H., & Umalekhoa, M, 2016). Ketenangan
jiwa hingga 98% dapat timbul dengan mendengarkan Al-Qur’an. (Fatimah, F. S.,
& Noor, Z, 2015).
Pemberian murattal Al-Qur‟an surat Ar-Rahman dapat memberikan
perasaan tenang yang dapat membantu lansia untuk tidur (Firdaus, Santoso, 2018).
Sejalan dengan penelitian Febiyanti, Komarudin (2017) bahwa mendengarkan
murattal AlQur‟an surat Ar-Rahman dapat memberikan rasa optimis, damai,
3
kualitas tidur
c. Dilaksanakannya tindakan keperawatan terapi murottal Surat Ar-
Rahman pada dua keluarga dengan masalah kualitastidur
d. Dilaksanakannya evaluasi dari penerapan terapi murottal Surat Ar-
Rahman pada dua keluarga dengan masalah kualitas tidur.
1.4 ManfaatPenulisan
Manfaat penelitian ini antara lain;
1.4.1.Bagi Keluarga
Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bagian
keperawatan tentang terapi murotal terhadap kualitas tidur pada keluarga
penderita hipertensi.
1.4.2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan dan Teknologi Keperawatan
sebagai bahan informasi dalam Ilmu Keperawatan yang berfokus pada asuhan
keperawatan pada pasienhipertensi
1.4.3. Bagi Penulis
Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan referensi bagi penelitian
selanjutnya.
1.4.4. Bagi Tenaga Keperawatan
Tenaga Keperawatan mampu menerapkan terapi murottal terhadap tingkat
kualitas tidur pada penderita hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
tahap pertama adalah peningkatan hormon diuretik dan rasa haus, ADH
diproduksi di kelenjar hipotalamus dan bekerja di ginjal dalam pengaturan
osmolalitas dan peningkatan frekuensi urin. Peningkatan ADH, dapat
menyebabkan sedikit ekskresi urin yang dikeluarkan oleh tubuh sehingga berubah
menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya sehingga untuk mengencerkannya
volume cairan ekstraselulerakan ditingkatkan dengan cara mengambil cairan dari
intraseluler, sehingga terjadi peningkatan volume darah yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Tahap ke dua adalah menstimulasi sekresi aldesteron
dan korteks adrenal. Aldesteron merupakan hormon yang mengatur volume cairan
ekstrseluler, sedangkan aldesteron dapat untuk mengurangi garam yang akan
diencerkan dan meningkatkan volume cairan ekstraseluler sehingga dapat
meningkatkan volume tekanan darah (Pranata dan Ekoprabowo,2017).
2.1.4.Klasifikasi
Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. 2016), klasifikasi
hipertensi klinis berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu :
Tabel 2.1 Klasifikasi derajat hipertensi secara klinis
No Kategori Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg
)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120-129 80-84
3. High Normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
5. Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
6. Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
7. Grade 3 (berat) 180-209 100-119
8. Grade 4 (sangat berat) ≥210 ≥210
d. kejang dapat pada ibu hamil dengan preeklamps, bayi yang lahir dapat
memiliki berat lahir kecil. Terjadi karena perfusi plasenta yang tidak
adekuat, kemudian dapat terjadi hipoksia dan asidosis apabila terjadi
kejang pada masa sebelum atau selama prosespersalinan.
2.2 Konsep Terapi Murottal
2.2.1 Pengertian Terapi Murotal Al Quran
Hadi, Wahyuni dan Purwaningsih dalam Zahrofi (2013) menjelaskan terapi
murotal Al Quran adalah terapi bacaan Al Quran yang merupakan terapi religi
dimana seseorang dibacakan ayat-ayat Al Quran selama beberapa menit atau jam
sehingga memberikan dampak positif bagi tubuh seseorang. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh (Fitriyatun Iis, 2014) dan (Handayani dkk, 2014)
mengenai terapi murotal Al Quran, diperoleh rentang waktu pemberian terapi
murotal Al Quran dilakukan selama 11-15menit.
2.2.2. Manfaat Terapi Murotal Al Quran
Manfaat tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
a) Menurunkan kecemasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Zahrofi, dkk 2013) dan
(Zanzabiela dan Alphianti, 2014) menunjukkan bahwa pemberian
pengaruh terapi murotal Al Quran memiliki pengaruh terhadap tingkat
kecemasan responden. Pada penelitian tersebut responden yang diberikan
terapi murotal Al Quran memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah
daripada pasien yang tidak diberikan terapi.
b) Menurunkan perilaku kekerasan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Widhowati SS, 2010) ini
menunjukkan bahwa penambahan terapi audio dengan murottal surah Ar
Rahman pada kelompok perlakuan lebih efektif dalam menurunkan
perilaku kekerasan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak
mendapatkan terapi audio tersebut.
c) Mengurangi tingkat nyeri
Terapi murotal Al Quran terbukti dapat menurunkan tingkat nyeri. Hal ini
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2013) dan
10
Artinya : Maka nikmat Tuhanmu manakah yang hendak kalian dustakan? (Q.S
Ar- Rahman ayat: 28)
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dengan Hipertensi sebagai berikut:
2.3.1.Pengkajian
a. Identitas klien
1) Identitas klien
Meliputi : Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah
sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
2) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status
hubungan dengan pasien
b. Keluhan utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan
impotensi.
c. Riwayat Kesehatan
Sekarang Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan
pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang menyerta
biasanya : sakit kepala , pusing, penglihatan buram, mual ,detak jantung
tak teratur, nyeri dada.
1) Riwayat kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit jantung,
penyakit ginjal, stroke. Penting untuk mengkaji mengenai riwayat
pemakaian obat- obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi
terhadap jenis obat.
12
1) Gejala:
a) Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/
katup dan penyakit serebro vaskuler
b) Episodepalpitasi
2) Tanda:
a) Peningkatan tekanandarah
c) Murmur stenosisvulvular
d) Distensi venajugularis
f. Integritas ego
g. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau riwayat penyakit
ginjal pada masa yang lalu.
h. Makanan /cairan
Gejala : a) Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol b) Mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini
(meningkat/turun) c) Riwayat penggunaan diuretic
Tanda:a)Berat badan normal atau obesitas b)Adanya edema c)Glikosuria
d) Neurosensori
Gejala : a) Keluhan pening / pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital
(terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
b) Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan abur,epistakis)
Tanda : a) Status mental, perubahan keterjagaanm orientasi, pola/ isi
bicara, efek, proses piker b) Penurunan kekuatan genggaman tangan
i. Nyeri /ketidak nyamanan
Gejala : angina ( penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung), sakit
kepala
j. Pernapasan
k. Keamanan
l. Rencana pemulangan
Bantuan dengan pemantau diri tekanan darah/ perubahan dalam terapi obat
2.3.2. Diagnosa keperawatan
Menurut Sihombing, helen 2016) Diagnosakeperawatan yang dapat muncul pada
klien dengan hipertensi adalah:
1.Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada asuhan keperawatan dengan
hipertensi adalah:
a. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Faktor menua dan keadaan
lingkungan yang tidak nyaman ditandai dengan klien sering terbangun
pada saat tidur dan tidur tidaknyenyak.
b. Kurangnya pengetahuan tentang rematik berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi tentangrematik.
c. Nyeri akut akibat proses inflamasi pada kaki berhubungan dengan
terjadinya nyeri pada kaki ditandai dengan rasa kesemutan dan nyeri
padapersendian.
2. Penerapan prioritas dibutuhkan untuk penanganan pasien dalam
pengobatanadalah:
No. Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat Masalah
Tidak/Kurang sehat 3
Ancaman kesehatanKedaan 2 1
sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat
diubah
Mudah 2
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk
dicegah
15
Tinggi 3
1
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
𝑆𝑘𝑜r X Bobot
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑡𝑒r𝑡i𝑛𝑔𝑔i
diklasifikasikan sebagai gelombang alfa, beta, teta dan delta (Guyton &Hall,dalam
(Wahab, 2017) ).
Berdasarkan berbagai penjelasan diatas, dapatlah disimpulkan bahwa kualitas
tidur ialah persepsi tentang parameter tidur diantaranya adalah berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk tertidur, frekuensi terbangun pada malam hari, total waktu
tidur di malam hari dan kepulasan tidur, serta gangguan tidur yang dialami dan
cara mengatasinya. Tidur yang baik akan memberikan efek yang baik pada
kehidupan seseorang, baik secara fisik maupun mental. Bahkan telah dijelaskan
pula diatas, keadaaan kurang tidur dalam jangka waktu yang panjang dapat
mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, menjaga kualitas tidur adalah suatu hal
yang
2.4.2 Dampak Kualitas Tidur
Setiap orang memiliki jumlah tidur yang berbeda-beda. Banyak yang menyatakan
bahwa kualitas tidur jauh lebih penting dari pada jumlah waktu tidur. Beberapa
orang bahkan mengabaikan waktu tidur dengan berbagai alasan. Namun beberapa
hasil penelitian membuktikan bahwa jumlah tidur yang optimal yang dibutuhkan
seseorang adalah berkisar tujuh setengah sampai dengan sembilan jam sehari.
Selain karena sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik, tidur juga mempengaruhi
kondisi mental seseorang, tidur yang kurang dapat mempengaruhi suasana hati
seseorang (Webb, dalam (ULFIANA,2018)).
Menurut Hidayat dalam (Wahab, 2017) , kualitas tidur seseorang dikatakan baik
apabila tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami
masalah dalam tidurnya. Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi
tanda fisik dan tanda psikologis. Di bawah ini akan dijelaskan apa saja tanda fisik
dan psikologis yangdialami.
1)Tanda fisik
Ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva
kemerahan dan mata terlihat cekung), kantuk yang berlebihan (sering menguap),
tidak mampu untuk berkonsentrasi (kurang perhatian), terlihat tanda-tanda
keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing.
2)Tanda psikologis
22
Menarik diri, apatis dan respon menurun, merasa tidak enak badan, malas
berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan
atau pendengaran, kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan
menurun.
2.4.3 Tahapan Tidur
Sejak adanya alat EEG (Electroencephalograph), maka aktivitas- aktivitas di
dalam otak dapat direkam dalam suatu grafik. Alat ini juga dapat memperlihatkan
fluktuasi energi (gelombang otak) pada kertas grafik. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan dengan bantuan alat elektroensefalogram (EEG), elektro-okulogram
(EOG), dan elektromiogram (EMG) diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu
gerakan mata tidak cepat (non-rapid eye movement-NREM) dan gerakan mata
cepat (rapid eye movement-REM) (Kozier,2010).
1.Tidur REM (Rapid EyeMovement-REM)
Tidur REM biasanya kembali terjadi sekitar setiap 90 menit dan berlangsung
selama 5 sampai 30 menit. Tidur REM tidak setenang tidur NREM dan mimpi
paling sering terjadi selama tidur REM (Kozier,2010).
2.Tidur NREM (Non-Rapid EyeMovement-NREM)
Tidur NREM juga disebut sebagai tidur gelombang lambat karena gelombang
otak orang yang sedang tidur lebih lambat dibandingkan gelombang alfa dan beta
orang yang sedang bangun atau terjaga (Kozier, 2010). Tidur NREM dibagi
menjadi empat tahap :
a.Tahap I : Tahap tidur sangat ringan. (Kozier,2010)
b.Tahap II : Tahap tidur ringan dan selama tahap ini proses tubuh terus menerus
menurun. (Kozier,2010).
c.Tahap III : Denyut jantung dan frekuensi pernapasan, serta tubuh lain, terus
menurun karena dominasi sistem saraf parasimpatik. Orang yang tidur menjadi
lebih sulit bangun (Kozier,2010).
d.Tahap IV : Menandai tidur yang dalam, disebut tidur delta. Denyut jantung dan
frekuensi pernapasan orang yang tidu rmenurun sebesar20% sampai 30%
dibandingkan denyut jantung dan frekuensi pernapasan selama terjaga (Kozier,
2010).
23
(Buysse et al., dalam (Jumiarni, 2018)). Atau dengan kata lain, setiap komponen
dalam PSQI mengukur secara khusus aspek-
aspek yang ada dalam skala ini.
PSQI itu sendiri didesain dengan beberapa tujuan, yaitu untuk menyediakan
pengukuran kualitas tidur yang reliabel, valid, dan terstandardisasi; untuk
memperoleh gambaran antara kualitas tidur yang baik dan kualitas tidur yang
buruk; untuk menyediakan sebuah skala yang mudah digunakan, baik untuk
pengisian oleh subjek penelitian ataupun klinisi dan peneliti untuk
menginterpretasinya; untuk memperoleh gambaran terhadap macam-macam
gangguan tidur yang berpengaruh bagi kualitas tidur. Tujuan PSQI yang mendasar
adalah mengukur kualitas tidur selama sebulan terakhir dan mengklasifikasikan
sebagai kualitas tidur yang baik atau buruk.
Aitem PSQI itu sendiri didapatkan dari tiga sumber utama, yaitu pengalaman
klinis dari pasien penderita gangguan tidur, tinjauan kembali dari beberapa
kuesioner kualitas tidur yang dilaporkan dalam beberapa literatur, dan uji coba
intrument itu sendiri selama 18 bulan (Buysse et al, dalam (Jumiarni, 2018)).
PSQI mengukur kualitas tidur selama sebulan terakhir, yang terdiri dari postsleep
inventories (yang hanya mengukur tidur pada malam sebelumnya) dan survey
type questionnaires (yang mengukur kesulitan tidur dalam jangka waktu satu
tahun sebelumnya dan bahkan bisalebih).
PSQI terdiri dari 19 pertanyaan untuk diri sendiri dan 5 pertanyaan yang
ditanyakan pada teman sekamar atau teman seranjang. 5 pertanyaan terakhir
digunakan hanya untuk kepentingan klinis sehingga tidak masuk dalam skoring
secara keseluruhan dari PSQI. 19 pertanyaan untuk diri sendiri dapat mengukur
berbagai macam faktor yang mempengaruhi kualitas tidur itu sendiri, termasuk
estimasi durasi tidur, latensi, frekuensi tidur dan gangguan tidur. 19 aitem
pertanyaan tersebut dikelompokkan dalam 7 komponen, yang setiap
komponennya memiliki bobot skala 0-3. Kesemua komponen tersebut
dijumlahkan menjadi skor global yang memiliki range 0-21, apabila semakin
tinggi skor global mengindikasikan kualitas tidur yang buruk (Bussye et al, dalam
(Jumiarni, 2018)).
26
Hasil dalam pengukuran keseluruhan adalah 0-21 yang diperoleh dari 7 komponen
penilaian diantaranya kualitas tidur secara subyektif (subjective sleep quality),
waktu yang diperlukan untuk memulai tidur (sleep latency), lamanya waktu tidur
(sleep duration), efisiensi tidur (habitual sleep efficiency), gangguan tidur yang
sering dialami pada malam hari (sleep disturbance), penggunaan obat untuk
membantu tidur (using medication), dan gangguan tidur yang sering dialami pada
siang hari (daytime disfunction). semakin tinggi skor nilai maka akan semakin
buruk kualitas tidurnya. Seseorang dikatakan memiliki kualitas tidur baik apabila
skor nilai 1-5, ringan 6-7, sedang 8-14 dan kualitas tidur buruk jika skor nilai
mencapai 15-21.
2.4.KerangkaTeori
Faktor Internal
Tingkat Stress
Kecemasan Jenis
Kelamin
Usia
Outcome
Faktor Eksternal
Insomnia pada Tidur Nyenyak/Deep
Lingkungan Hipertensi Sleep
Obat-Obatan
dan Zat lain
Penyakit Mental
dan Fisik
Terapi Murottal al-Qur’an
27
METODE PENELITIAN
Metode studi kasus merupakan suatu upaya untuk meneliti dan memahami
masalah, pengobatan, dan pencegahan, serta masalah-masalah. Tujuan metode
studi kasus adalah untuk mengetahui gambaran, hubungan pemecahan maslaah
dan melihat akibat dari suatu masalah.
3.1.Rancangan Studi Kasus
Rancangan karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus rancangan studi kasus ini
menggunakan pendekatan deskriptif tujuanya untuk menjelaskan gambaran
tentang suatu masalah yang berhubungan dengan kesehatan (Riyanto,2017).
Rancangan studi kasus yang akan penulis lakukan adalah penerapan terapi
murottal surat Ar-rahman.
3.2.Subyek studi kasus
Subyek studi kasus ini adalah 2 keluarga yang mengalami masalah hipertensi di
Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
3.3.Fokus studi
Fokus studi kasus ini adalah penderita hipertensi dengan kriteria sebagai berikut:
a.Kriteria Inklusi
1.Bersedia menjadi keluargakelolaan
2.Tekanan darah lebih dari 140/90mmHg
3.Mengkonsumsi obat hipertensi
4.Mengalami gangguan tidur dengan terbangun di malam hari sebanyak 7x/ lebih.
5.Usia Lansia
6.Beragama islam
b.Kriteria Eksklusi
1.Tidak Mengalami Gangguan Pendengaran
2.Lansia tidak dalam perawatan khusus
3.Mengkonsumsi Obat Tidur
3.4 Definisi operasional studi
Menurut Notoatmodjo (2018) Definisi operasional adalah definisi yang berguna
untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati
28
29
NO Jadwal Sep Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni
2021 2021 2021 2021 2022 2022 2022 2022 2022 2022
1 Pembuatan
proposal
2 Ujian
proposal
3 Revisi
proposal
4 Pengambil
an kasus
5 Pembuatan
Laporan
6 Ujian
7 Revisi
2. Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti menjelaskan prosedur kepada pasien dan keluarga.
b. Meminta persetujuan pasien dan keluarga menjadi responden.
c. Jika keluarga menyetujuinya maka salah saty keluarga menanda
tangani informed consent.
d. Melakukan pengkajian kepada pasien.
e. Membuat rencana keperawatan yang akan dilakukan kepada
pasien dan keluarga.
f. Membuat rencana keperawatan yang akan dilakukan kepada
pasien keluarga dengan masalah hipertensi
g. Melakukan implentasi yaitu telah di rencanakan dengan
menerapkan terapi murottal sesuaiSOP
3. Tahap Penyelesaian/Akhir
a. Pengkajian hasil analisis data.
b. Menyusun hasil penelitian dilanjutkan membuat kesimpulan dan
saran untuk peneliti selanjutnya.
c. Melakukan presentasi hasil penelitian.
d. Melakukan revisi laporan.
Instrumen yang digunakan pada studi kasus ini meliputi:
- Alat Ukur skala adaptasi dari Pittsburgh Sleep Quality Index
(PSQI).
- Lembar persetujuan menjadi responden
- Heandphone
- MP3 (murottal surat Ar rahman)
3.7 Pengolahan data dan Penyajian data
3.7.1 Pengolahan Data
1. Mengumpulkan data yang diperoleh berdasarkan, pengkajian,
observasi dan pemeriksaanfisik.
2. Memasukkan data ke analisa data untuk mendapatkan
dignosakeperawatan
3. Menentukan rencana keperawatan sesuai dengan kriteria hasil
33
4.1.Hasil Penelitian
Hasil kasus yang telah dilakukan 2 keluarga yaitu Ny.T dan Tn.M dengan
masalah keperawatan hipertensi yang mengalami gangguan pola tidur. Hasil kasus
meliputi pengkajian, perumusan diagnosis, keperawatan, perencanaan, dan
tindakan keperawatan serta evaluasi.
4.1.1. Pengkajian Keluarga I dan Keluarga II
Keluarga I
Pengkajian dilakukan pada hari Senin 09 Mei 2022 pada jam 10.00 wib pada
keluarga Ny.T Di Desa Asemdoyong. Dari hasil wawancara diperoleh data
identitas klien yaitu nama Ny.T, umur 79 tahun, alamat Desa Asemdoyong
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang , pendidikan terakhir Sekolah Dasar,
klien beragama islam, klien dirumah tinggal bersama anaknya yaitu Ny.N, umur
41 tahun. Ny.T memiliki 4 anak, keempat anaknya sudah menikah, Type keluarga
Ny.T adalah single family karena suami Ny.T sudah meninggal, ketiga anaknya
sudah meninggalkan rumah karena menikah, bekerja, seluruh anggota keluarga
beragama islam, pendapatan keluarga Ny.T dihasilkan dari anaknya sebesar
Rp.2.000.000,- perbulan. Saat ini keluarga Ny.T berada pada pada tahap
perkembangan keluarga anak usia dewasa. Tugas perkembangan Ny.T yang belum
terpenuhi adalah memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar. Riwayat single
family keluarga Ny.T adalah Ny.T menderita hipertensi, Riwayat keluarga
sebelumnya ibu dari Ny.T mempunyai darah tinggi, Ny.T mengeluh sering
terbangun dimalam hari dan sering merasa pusing jika banyak beraktivitas. Fungsi
kesehatan keluarga belum mengetahui cara pencegahan dan penanganan dari
masalah kesehatan yang di alaminya.kesehatan yang dialami anggota keluarganya,
keluarga belum mengetahui cara pencegahan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dan keluarga sudah mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti
puskesmas untuk memeriksakan anggota keluarga yang sakit.Stres dan koping
pada keluarga Ny.T adalah stres jangka panjang karena memikirkan kematian.
35
36
Hasil dari pemeriksaan fisik pada tanggal 09 Mei 2022 12.00 didapatkan data TD:
160/100 mmHg, N:83x/menit, S:36,2oC, RR: 21x/menit, klien tampak lesu ,turgor
kulit munurun.
Keluarga II
Pengkajian dilakukan pada hari Senin, 9 Mei 2022 pada pukul 14.30 WIB pada
pasien yang bernama Tn.M yang berusia 60 tahun, berjenis kelamin perempuan.
Keluarga pasien bernama Ny.K yang berusia 63 tahun dan hubungan keluarga
dengan pasien yaitu istri. Dari hasil wawancara diperoleh data identitas klien yaitu
Tn.M, umur 60 tahun, yang memiliki Pendidikan terakhir SMA, klien beragama
islam. Type keluarga Tn.M adalah keluarga kecil karena Tn.M tinggal serumah
dengan istri dan pasiennya yang belum menikah, seluruh keluarganya beragama
islam. Pendapatan Tn.M berasal dari berjualan sembako di rumah. Riwayat
keluarga inti Tn.M meruapakan penderita Hipertensi, Tn.M mengeluh Susah tidur
sering terbangun dimalam hari.Saat ini keluarga telah mengetahui cara
pencegahan dan penanganan dari masalah kesehatan yang dialaminya, sehingga
keluarga sudah bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti puskemas untuk
pemeriksaan anggota keluarganya yang sakit. Tn. M dan Ny. K sama-sama
mengalami gangguan tidur. Mereka tidak pernah melakukan aktivitas olahraga.
Keseharian dari Tn. M yaitu hanya beristrahat di kursi maupun di tempat tidur,
beliau tidak memiliki kegiatan yang khusus dan untuk Ny.K berperan sebagai ibu
rumah tangga. Fungsi kesehatan keluarga yang belum terpenuhi adalah keluarga
belum mengetahui akibat dan belum mengerti cara pencegahan dan penanganan
penyakit. Stres dan koping pada keluarga Tn.M adalah stres jangka panjang yang
harus memikirkan kedua tinggal jauh dari rumahnya yaitu sedang bekerja di luar
negeri dan 4 tahun tidak pernah pulang. Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan
data TD: 185/90 mmHg, N: 82x/menit, menit, S: 36,0 ºC, RR: 22x/menit,klien
tampak lemas dan kelelahan.
37
hari 2x dalam seminggu kepanasan di malam hari tidak pernah dalam satu bulan
terakhir. Pernah mimpi buruk 1 x dalam seminggu. Terasa nyeri 2x dalam
seminggu hal ini dikarenakan menurut keluarga pasien salah satunya disebabkan
karena penyakit stroke. Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
menggunakan obat tidur 3x dalam seminggu. Selama sebulan terakhir,seberapa
sering anda mengantuk ketika melakukan aktivitas di siang hari 3 x dalam
seminggu. Selama satu bulan terakhir, berapa banyak masalah yang anda dapatkan
dan seberapa antusias anda selesaikan permasalahan tersebut tergolong cukup
kecil. Selama bulan terakhir, bagaimana anda menilai kepuasan tidur anda yang
cukup buruk.
4.1.3. Diagnosa Keperawatan
Keluarga I
Berdasarkan hasil pengkajian yang sudah dilakukan, penulis merumuskan
diagnosa keperawatan gangguan pola tidur dan nyeri . Diagnosa gangguan pola
tidur yang didukung oleh:data subjektif diperoleh adalah Ny.T mengatakan
kesulitan tidur dan sering terbangun.Data Objektif yang di dapatkan adalah Skor
PSQI 17 (tidur buruk),klien tampak lesu.
Diagnosa Nyeri yang didukung oleh: data subjektif yang diperoleh adalah Ny.T
mengatakan P: ketika banyak beraktivitas, Q: dipukul pukul ,R: belakang kepala,
S: 5, T: hilang-timbul. Data objektif yang didapatkan adalah TD: 160/100 mmHg,
N:83x/menit, S:36,2oC, RR: 20x/menit, klien tampak memegangi daerah belakang
kepala.
Diagnosa Ansietas didukung oleh data subyektif: klien mengatakan cemas karena
ingat dengan kematian dan terhadap penyakitnya , data obyektif: klien tampak
cemas, dan sedih.
Prioritas diagnosa keperawatan sesuai skorsing
39
Masalah 1
dirasakan dg
tidak ada upaya
Masalah tidak
0
dirasakan
2)Nyeri
NO KRITERIA SKORE BOBOT SKORE PEMBENARAN
Masalah 1
dirasakan dg
tidak ada upaya
Masalah tidak
0
dirasakan
3)Ansietas
NO KRITERIA SKORE BOBOT SKORE PEMBENARAN
2.Keluarga II
Berdasarkan hasil pengkajian yang sudah dilakukan, penulis merumuskan
diagnosa keperawatan Gangguan pola tidur dan Nyeri Diagnosa Gangguan pola
tidur didukung oleh: data subjektif: klien mengatakan susah tidur, tidur 2-3 jam/
hari, klien mengatakan lemas, dan data obyektif: skor PSQI 17 (tidur buruk) klien
tampak lemas, terlihat lingkaran hitam dibawah mata.Diagnosa Nyeri didukung
oleh: Data subjektif yang diperoleh adalah Tn.M.mengatakan P: ketika kelelahan,
Q: dipukul pukul , R: seluruh kepala , S: 6, T: hilang- timbul. Data objektif yang
didapatkan adalah TD: 185/90 mmHg, N:83x/menit, S:36,oC, RR: 23x/menit,
klien tampak lemas.
Prioritas diagnosa keperawatan sesuai skorsing
43
2) Nyeri
NO KRITERIA SKORE BOBOT SKORE PEMBENARAN
1 Sifatmasalah 1 3/3x1=1 Klien mengeluh
Skala:Aktual 3 sakit pada
Resiko 2 belakang kepala
Potensial 1
2 Kemungkinan 2 1/2x2=1 Klien istirahat
masalah apabila
dapat diubah 2 kepalanya terasa
Skala:Mudah 1 pusing
Sebagian 0
Sulit
3 Potensial 1 3/3x1=1 Potensial masalah
Masalah Tn.M terhadap
Nyeri cukup
tinggi
untukdicegah
Skala:Tinggi 3
Sedang 2
Rendah 1
drinya sendiri untuk mengurangi gangguan pola tidur,5) TUK 5;keluarga dapat
kontrol lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi gangguan pola tidurnya,6)
TUK 6;keluarga dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti di puskesmas
dan klinik terdekat
2)Nyeri
Rencana keperawatan yang disusun untuk diagnisa nyeri adalah: 1) TUK
memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi (pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, komplikasi dan pencegahan serta pengobatan secara farmakologis dan
nonfarmakologis), lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, 2) TUK 2; klien
dapat melakukan tindakan yang mengurangi nyeri yaitu dengan cara
nonfarmakologis dengan teknik relaksasi nafas dalam, 3) TUK 3; klien dapat
merawat dirinya sendiri yaitu dengan cara pencegahan dan penanganan Hipertensi
dengan terapi relaksasi nafas dalam, 4) TUK 4; Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti kebisingan dan keramaian, 5) TUK 5; klien dapat
memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti di pukesmas dan klinik terdekat
2)Ansietas
Rencana keperawatan yang disusun untuk diagnosa Ansietas adalah: 1) TUK 1;
mengkaji penyebab timbulnya kecemasan pada klien, 2) TUK 2; klien dapat
memilih dan memutuskan tindakan yang akan dilakukan untuk mengurangi
cemas, 3) TUK 3; klien dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi kecemasan, 5) TUK 5; klien dapat memanfaatkan
fasilitias kesehatan seperti di puskesmas dan klinik terdekat
46
.
4.1.5 Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan
Keluarga I
Pertemuan Pertama, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu: 1)
melakukan pengkajian
Pertemuan Kedua,penulis melakukan implementasi keperawatan
yaitu:1)Memonitor tekanan darah 2)melakukan edukasi pentingnya pola tidur
yang adekuatseta makanan dan minuman yang mengganggu tidur,Hasil evaluasi
yang didapatkan data subyektif keluarga klien mengatakan sudah paham tentang
edukasi yang diberikan , data obyektif yang didapatkan klien tampak paham TD:
160/90 mmHg.
Pertemuan Ketiga,penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu:
1)observasi tekanan darah 2) memodifikasi lingkungan 4)mengajarkan terapi
murottal surah Ar-Rahman untuk meningkatkan kualitas tidur. Hasil evaluasi yang
didapatkan data subyektif keluarga klien mengatakan masih sering terjaga di
malam hari data obyektif yang didapatkan klie tampak lesu TD: 160/90 mmHg.
Pertemuan Kempat ,penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu:
1)observasi tekanan darah 2) memberikan terapi murottal surah Ar-Rahman untuk
meningkatkan kualitas tidur. Hasil evaluasi yang didapatkan data subyektif
keluarga klien mengatakan belum bisa tidur nyenyak , data obyektif yang
didapatkan klie tampak lelah TD: 150/80 mmHg.
Pertemuan kelima, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu: 1)
observasi tekanan darah 2) memberikan terapi murottal surah Ar-Rahman untuk
meningkatkan kualitas tidur.Hasil evaluasi yang didapatkan data obyektif yang
didapatkan klien, klien nampak lebih rileks TD: 140/80 mmHg.
Pertemuan keenam, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu: sama
halnya dengan sebelumnya dilakukan terapi murottal surah Ar-Rahman untuk
meningkatkan kualitas tidur. Hasi implementasi dan evaluasi subyektif keluarga klien
mengatakan bisa tertidur semalam, data diatas didapatkan data subyektif keluarga
klien mengatakan bisa tidur lelap, data obyektif yang didapatkan klien, klien
47
nampak lebih tenang TD: 130/80mmHg. Dari data subyektif dan data obyektif
diatas masalah keluarga teratasi sebagaian
pada pertemuan ketujuh, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu
monitor klien melakukan terapi keluarga klien mendengarkan terapi murottal
surah Ar-Rahman setiap kali merasa susah tidur . Hasil implementasi dan evaluasi
diatas didapatkan data subyektif keluarga klien mengatakan pola tidur sudah
membaik dan merasa sangat terbantu , data obyektif yang didapatkan klien, klien
nampak lebih rileks dan sehat dari sebelumnya TD: 130/80mmHg, Dari data
subyektif dan data obyektif diatas masalah keluarga teratasi pertahankan
intervensi: anjurkan keluarga klien melakukan terapi murottal surah Ar-Rahman
secara mandiri dirumah dengan kelurga, anjurkan keluarga untuk mengontrol pola
makan klien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang asin-asin. Kemudian
didapatkan hasil pada saat dilakukan pengawasan pada hari ke 7 hingga 14
didapatkan hasil akhir yaitu 120/80mmHg Skor PSQI 7
Keluarga II
Pertemuan Pertama, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu:1)
melakukan pengkajian
Pertemua Kedua,penulis melakukan implementasi keperawatan
yaitu:1)observasi tekanan darah 2)melakukan edukasi pentingnya pola idur yang
adekuat dan makanan minuman mempengruhi pola tidur ,Hasil evaluasi yang
didapatkan data subyektif keluarga klien mengatakan sudah mengerti tentang
pentingnya tidur dan makaanan dan minuman yang mempengaruhi pola tidur, data
obyektif yang didapatkan klie tampak lesu TD: 185/90 mmHg.
Pertemuan Ketiga,penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu: 1)
observasi tekanan darah 2) mengajarkan keluarga dan klien melakukan terapi
murottal surah Ar-Rahman untuk.Hasil evaluasi yang didapatkan data subyektif
keluarga klien mengatakan klien belum bisa tidur nynyak data obyektif yang
didapatkan klie tampak lesu TD: 185/90 mmHg.
Pertemuan Kempat,penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu: 1)
observasi tekanan darah 2) memberikan terapi murottal surah Ar-Rahman untuk
meningkatkan kualitas tidur. Hasil evaluasi yang didapatkan data subyektif
48
keluarga klien mengatakan bisa tidur siang , data obyektif yang didapatkan klie
tampak lelah TD: 180/90 mmHg.
Pertemuan kelima, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu:
1) observasi tekanan darah 2) monitor keluarga dan klien melakukan murottal
surah Ar-Rahman untuk meningkatkan kualitas tidurHasil evaluasi yang
didapatkan data subyektif keluarga klien mengatakan pusing sudah berkurang,
data obyektif yang didapatkan klien, klien nampak lebih tenang TD:
180/90mmHg.
Pertemuan keenam, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu: sama
halnya dengan sebelumnya dilakukan terapi murottal surah Ar-Rahman untuk
meningkatan kualitas tidur Hasi implementasi dan evaluasi diatas didapatkan data
subyektif keluarga klien mengatakan rasa lelah berkurang , data obyektif yang
didapatkan klien, klien nampak lebih rileks TD: 175/90mmHg. Dari data
subyektif dan data obyektif diatas masalah keluarga teratasi sebagaian lanjutkan
intervensi: observasi tekanan darah, berikan teknik relaksasi nafas dalam dan
terapi murottal surah Ar-Rahman yang ada dihanphonenya.
Pertemuan ketujuh, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu monitor
klien melakukan terapi dan anjurkan keluarga klien mendengarkan terapi murottal
surah Ar-Rahman setiap kali merasa susah tidur. Hasil implementasi dan evaluasi
diatas didapatkan data subyektif keluarga klien mengatakan senang karena tidur
tercukupi pada awal sebelum diberikan perlakukan dan klien mengatakan sudah
beberapa hari belakangan ini telah menjaga pola makannya serta juga dilakukan
terapi untuk penyakit strokenya, klien nampak lebih rileks dan sehat dari
sebelumnya TD akhir yaitu: 170/80mmHg. Dari data subyektif dan data obyektif
diatas bahwa terapi murottal dapat meningkatkan kualitas tidur jika dilakukan
secara rutin dan selalu menjaga makanan yang diberian kepada pasien. Kemudian
didapatkan hasil pada saat dilakukan pengawasan pada hari ke 7 yaitu didapatkan
170/90mmHg,.hingga hari ke 14 didapatkan hasil akhir yaitu 160/80mmHg skor
PSQI 8.
49
4.2. Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
Studi kasus hasil penelitian diatas mengungkapkan bahwa tentang pengaruh terapi
murottal dalam terhadap hipertensi telah membuktikan bahwa kedua klien yang
diberikan terapi tersebut efektif untuk meningkatkan kualitas tidur pada keluarga
dengan hipertensi di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
Penerapan yang dilakukan sesuai dengan jurnal milik Riskiana Ayu Safitri, Terapi
Murottal Surah Ar-Rahman adalah suatu aktivitas fisik yang dilakukan untuk
menurunkan gangguan pola tidur. Hal ini diperkuat penelitian Ricky Yanto Iksan
(2020) menunjukkan bahwa setelah respoden diberikan Murottal Surah Ar-
Rahman 1 kali dapat mengurangi gangguan pola tidur. Terapi murottal Al-Qur’an
Surah Ar-Rahman Adalah membawa gelombang suara dan mendorong otak untuk
memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptida ketika diperdengarkan.
Molekul tersebut akan mempengaruhi reseptor-reseptor dalam tubuh sehingga
hasilnya tubuh merasa nyaman dan rileks. Penelitian ini juga didukung oleh
penelitian Kartini dkk (2016), pemberian terapi murottal terhadap penurunan
tekanan darah pada ibu hamil preeklamsi yang diuji menggunakan Uji Paired
Sample T Test, mendapatkan hasil P value = 0,000 [p<α (α=0,05)], sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum
dan sesudah diberikan terapi murrotal.
Lantunan Al-Quran dapat mengaktifkan hormoneendorphin, menurunkan
hormon-hormon stress, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan
tegang, meningkatkan perasaan rileks, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah serta memperlambat detak jantung, denyut nadi,
pernapasan, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernapasan yang lebih lambat
atau lebih dalam sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran
yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik (Mahmudi, 2011 dalam
Kartini dkk, 2016).Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada klien I dan
klien II sama- sama mengeluh kesulitan tidur dan sering terjaga dimalam hari
serta perubahan tekanan darah diatas normal, dan pada klien I skore PSQI 17
(tidur buruk) dan klien II dengan skore PSQI 18 (tidur buruk). Serta hasil
50
wawancara pada responden dengan kuesioner pola tidur PSQI, masalah yang
sering mengganggu tidur responden sehingga menyebabkan kualitas tidurnya
buruk adalah tidak dapat tidur selama 30 menit atau lebih, pergi ke kamar mandi
pada malam hari, rasa sakit di badan atau pegal-pegal, batuk, merasa kepanasan
atau kedinginan, dan tidur terlalu malam atau bangun pagi terlalu cepat karena
harus mempersiapkan untuk berjualan makanan di pagi hari, bangun tengah
malam untuk mengisi tandon air yang hanya keluar lancar pada malam hari, ada
pula yang bekerja dengan sistem shift sehingga pola tidur mereka tidak teratur.
Kelebihan terapi murottal Al Qur’an dengan tempo yang lambat serta harmonis
lantunan Al Qur’an dapat menurunkan hormon stres, mengaktifkan hormon
endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari
rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut
nadi, dan aktivitas gelombang otak (Nadhifatus, 2018). Mendengarkan lantunan
Al-Quran memiliki hasil yang sama seperti mendengarkan terapi musik santai
dalam hal patofisiologi mekanisme rangsangan auditori. Sistem limbik serebral
(aksis hipotalamus-hipofisi-adrenal dan kompleks amygladoid) memediasi
keterlibatan audio melalui jalur sistem pendengaran ke area pendengaran,
khususnya jalur sarah (sirkuit emosi). Rangsangan audio membangkitkan
tanggapan psikofisiologis karena pengaruhnya pada sistem limbik yang mungkin
merangsang sekresi beberapa hormon seperti serotonin, dopamin, dan atau
norepinefrin pada sinapsis, akhirnya melepaskan stres. Rangsangan audio Al-
Quran berfungsi sebagai pedoman hidup seorang muslim. Audio AlQuran
memiliki efek dalam mensekresi hormon-hormon (Pramesona, Taneepanichskul,
2018).
Suara murottal ini akan mengaktifkan dan mengendalikan sraf otonom.
Saraf otonom tersebut mempunyai dua sistem saraf yaitu saraf simpatis dan saraf
parasimpatis. Sistem saraf simpatis berfungsi untuk mempersyarafi jantung dan
memperlambat detak jantung, sedangkan saraf parasimpatis sebaliknya. Kedua
sistem saraf ini mempengaruhi relaksasi atau ketenangan. Relaksasi atau
ketenangan tersebut menjadikan midbrain akan melepaskan serotonin,
51
5.1 Kesimpulan
Terdapat pengaruh terapi murottal surat ar-rahman untuk meningkatkan kualitas
tidur dan penurunan tekanan darah pada keluarga dengan hipertensi di Desa
Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
Uraian pada bab ini telah dipaparkan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
1.Pengkajian
Pengkajian yang penulis dapatkan dari keluarga klien I dan klien II mengeluh
sering terjaga di malam hari dan tidak bisa tidur siang.
2.Diagnosa keperawatan
Tersusun diagnosa yang sama yaitu ganguan pola tidur dan nyeri pada klien I dan
II didapat dari hasil screening skor PSQI yang dilakukan, serta diagnosa ansietas
pada klien I didapat dari hasil data subyektif .
3.Intervensi
Intervensi pada klien I dan klien II berfokus untuk meningkatkan kualitas tidur.
Pemberian intervensi yang diberikan yaitu terapi murotal Al-Qur’an surat Ar-
rahman.
4.Implementasi
` Implementasi yang sudah penulis lakukan kepada keluarga klien I dan klien II
yaitu memonitor tanda-tanda vital, melakukan edukasi pentingnya pola tidur yang
adekuat dan makanan minuman mempengaruhi pola tidur, mengkaji skor PSQI,
mengajarkan dan memberikan terapi murotal Al-Qur’an surat Ar-rahman.
5.Evaluasi
Asuhan keperawatan yang penulis telah lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
terapi murotal Al-Qur’an surat Ar-rahman dalam efektif menurunkan nyeri.
Didapatkan hasil klien I yang awalnya skor PSQI 17 (tidur buruk ).meningkat
menjadi 7 (tidur ringan) serta tekanan darah yang awalnya: 160/90 mmHg turun di
hari ke7 dan dihari ke 14 didapatkan hasil 120/80 mmHg sedangkan untuk klien II
54
55
hasil screening PSQI awalnya 18 (tidur buruk) meningkat menjadi 8(tidur sedang)
dan tekanan darah awalnya: 185/90 mmHg menjadi 170/90mmHg pada hari ke 7
kemudian dilanjutkan pada hari ke 8 hingga 14 yaitu pendampingan kepada
keluarga pasien dan didapatkan hasil pada hari ke 14 yaitu 160/80 mmHg. Pada
klien 1 dan II dengan diagnosa gangguan pola tidur didapat dari data subyektif
klien mengatakan gangguan pola tidur sudah mulai berkurang dan setelah
perlakukan klien mulai dapat tidur dengan nyenyak.
5.2 Saran
1.Bagi Profesi Keperawatan.
Intervensi mendengarkan murrotal perlu digunakan dan dikembangkan bukan
hanya untuk penderita hipertensi, tetapi juga untuk klien lainnya yang
membutuhkan pendekatan dalam menghadapi tingkat emosional yang tinggi.
Intervensi mendengarkan murrotal sebagai intervensi yang dapat mengendalikan
emosi klien dapat digunakan sebagai salah satu tindakan mandiri keperawatan
untuk menguatkan spiritual klien. Pengkajian perawat yang selama ini fokus pada
aspek biologis, dapat ditingkatkan pada aspek spiritual sehingga kebutuhan klien
dapat terpenuhi secara holistik.
2.Bagi Keluarga
Dapat mengontrol hipertensi dengan gangguan pola tidur menggunakan terapi
murottal.
3.Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan jumlah sampel yang lebih banya
sehingga dapat menggambarkan secara luas.
DAFTAR PUSTAKA
Arnis, A. (2018). Hubungan Antara Kuantitas dan Kualitas Tidur Dengan Uji
Kompetensi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta I. Quality :
Jurnal Kesehatan, 12(2), 33–36. https://doi.org/10.36082/qjk.v12i2.45
Fina nurul azizah. (2021).Pengaruh relaksasi otot progresif dengan iringan audio
murottal qs.ar-rahman terhadap kadar serotonin dan skor sindrom
pramenstruasi,diambil dari :Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes,
Volume 12 ,Nomor 4, Oktober 2021
56
57
Handayani, & Udani, G. (2016). Kualitas tidur dan distress pada pasien kanker
yang menjalani kemoterapi. Jurnal Keperawatan, XII(1), 66–72.
Iksan, Ricky Riyanto; Eni Hastuti. 2020 Terapi Murotal Dalam Upaya
Meningkatkan Kualitas Tidur Lansia. Akademi Keperawatan Pelni Jakarta :
Jakarta . Jurnal Keperawatan Silampari Volume 3, Nomor 2, Juni 2020 E-
Issn: 2581-1975 P-Issn: 2597-7482 Doi: https://Doi.Org/10.31539/
Jks.V3i2.1091
Mujamil, J. A., Harini, R., & Fauziah, L. (2017). Pengaruh Mendengarkan Al-
Qur’an Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Mahasiswa Tingkat Akhir
Program Studi Sarjana Keperawatan Angkatan 2012 Di Stik Immanuel
Bandung. Jurnal Sehat Masada, Xi, 73–80.
Yusfar , Hani. 2021. Hubungan Perilaku Dzikir Dengan Kualitas Tidur Pada
Lanjut Usia Di Desa Campakamulya (Relationship Of Dhikr Behavior With
Sleep Quality Of The Elderly Age In Campakamulya Village). Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Bale Bandung : Bandung. Healthy Journal. Vol.
Ix No. 1 , Maret 2021. Issn 2339-1383.
59
Lampiran 1
Prosedur
NO PROSEDUR
Pre interaksi
Siapkan alat-alat
1
2 Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
3 Cuci tangan
Tahap orientasi
4 Beri salam dan panggil dengan namanya klien
5 Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
Tahap kerja
6 Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
7 Menanyakan keluhan utama klien
8 Jaga privasi. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
9 Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan
seperti relaksasi,stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
10 Menetapkan ketertarikan klien terhadap murottal
60
Sumber :
Lampiran 2
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?30 menit
Hari
g. Kepanasan di malam √
Hari
h. Mimpi buruk √
i. Terasa nyeri √
j. Alasan lain.......
6 Selama sebulan
terakhir, seberapa √
sering anda
menggunakan obat
Tidur
7 Selama sebulan √
terakhir,seberapa
sering anda
mengantuk ketika
melakukan aktivitas
di siang hari
64
i. Terasa nyeri √
j. Alasan lain.......
6 Selama sebulan
terakhir, seberapa √
sering anda
menggunakan obat
Tidur
7 Selama sebulan √
terakhir,seberapa
sering anda
mengantuk ketika
melakukan aktivitas
di siang hari
67
i. Terasa nyeri √
j. Alasan lain.......
6 Selama sebulan
terakhir, seberapa √
sering anda
menggunakan obat
Tidur
7 Selama sebulan √
terakhir,seberapa
sering anda
mengantuk ketika
melakukan aktivitas
di siang hari
Tidak Kecil Sedang Besar
Antusias
8 Selama satu bulan √
terakhir, berapa
banyak masalah yang
anda dapatkan dan
seberapa antusias
anda selesaikan
permasalahan
tersebut?
9. Selama bulan √
terakhir, bagaiman
anda menilai
kepuasan tidur anda?
h. Mimpi buruk √
i. Terasa nyeri √
j. Alasan lain.......
6 Selama sebulan
terakhir, seberapa √
sering anda
menggunakan obat
Tidur
7 Selama sebulan √
terakhir,seberapa
sering anda
mengantuk ketika
melakukan aktivitas
di siang hari
anda menilai
kepuasan tidur anda?
Lampiran 3
1. DATA KELUARGA
Nama kepala Ny.K Bahasa sehari-hari Jawa
76
Keluarga
Lanjutan
No Nama Penampilan Status kesehatan Riwayat Analisa masalah
umum saat ini penyakit kesehatan individu
alergi
1 Ny.T Bersih,tidak Ny.T Tidak Hipertensi
rapih,tampak mengatakan ada
lesu dan lemah kurang istirahat
baik siang
maupun malam
karena sering
merasakan
pusing di bagian
belakang kepala
2 Tn.E Bersih,rapih Tn.E Tidak -
mengatakan ada
merasa sehat
hanya sering
merasa pegal
pegal karena
aktivitas
pekerjaan yang
berat
78
Keterangan
: Laki-laki
: perempuan
: meninggal dunia
: pasien
79
e.Kebiasaan sehari-hari
4.Aspek Psikis
a.Sikap dan perasaan terhadap proses menua
NyT bersikap baik dan menyadari serta menerima terhadap proses menua
b.Stresor dan koping :Jika Sedang banyak fikiran Ny.T Sholat dan mengaji
c.Konsep diri :baik
d.Keadaan emosi (marah, sedih, senang, bencidll) : labil
5. Pola Persepsi (sensori)
a.Penglihatan : tidak
b.Pendengaran : baik
c.Penciuman baik
d.Pengecapan baik
e.Perabaan : terasa
6.Aspek Spiritual
a.Keteraturan ibadah :Ny.T selalu mengerjakan sholat 5 waktu secara munfarid
dirumah
b.Keaktifan dalam kegiatan keagamaan :Ny.T mengatakan mengikuti pengajian
hanya seminggu sekali dan diantarkan oleh anaknya
c.Kesiapan dalam menghadapi kehilangan pasangan & kematian:Ny.T kehilangan
suaminya 7th yang lalu dan sudah ikhlas
d.Persepsi masalah kesehatan berdasarkan agama dan keyakinan : Ny.T
mengatakan percaya bahwa sehat sakit datang nya dari Allah Swt
81
7.Pemeriksaan Fisik.
a.Tanda vital
b.Status gizi : BB;57kg
TB:150cm
c.Dokumen penunjang : KMS, laboratorium, radiologis dll.
d.Pengobatan : Amplodihipine 1X 5mg
e.Pemeriksaan fisik :
-Sistem pendengaran : telinga simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran
baik
-Sistem penglihatan : mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva an anemis,sklera
kekuningan, fungsi kornea baik,penglihatan buram, refleks pupil isokor, visus
normal, tidak memakai kacamata
-Sistem kardiovaskuler:
-Sistem pernafasan :
Inspeksi : Bentuk dada normochest , Pola napas normal Palpasi : tidak ada
keluhan
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler/ tidak ada suara tambahan
-Sistem pencernaan : Pada abdomen
Inspeksi : bentuk datar dan simetris Palpasi : turgor baik
Perkusi : suara thympani Auskultasi : peristaltic usus normal
-Sistem genitourinaria : BAK 4-5x perhari
-Sistem hematologi : -
-Sistem musculoskeletal : pergerakan sendi baik tidak ada hemiparesis (
kelumpuhan), gangguan keseimbangan, dan tidak terpasang ROM
-Sistem endokrin/metabolik
-Sistem syaraf : penglihatan dan pendengaran menurun, lebih sensitive terhadap
perubahan suhu
-Sistem itegumen : bentuk kepala mesosephal, rambut beruban, kulit kepala
bersih, tidak ada sianosis ( kebiruan ), diaporesis (keringat berlebihan), luka, dan
kapiler refill time lebih dari 2 detik, wajah meringis dengan skala nyeri 6
82
Skor
Aktifitas
0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Mobilisasi di tempat tidur √
Pindah √
Ambulasi √
Naik Tangga √
Belanja √
Memasak √
Merapikan rumah √
Keterangan :
0 : mandiri
1 : menggunakan alat bantu/dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain.
3 : perlu bantuan orang lain dan alat bantu
4 : tergantung/tidak mampu
Continence √
Feeding √
Keterangan :
a. Skor = 0 (tergantung), 1 (mandiri)
Total = 0 (tergantung), 6 (mandiri)
b. Indek KATZ :
A Mandiri 6 akivitas
B = Mandiri 5 aktivitas
C = Mandiri, keculai mandi dan satu fungsi lain
D = Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan 1fungsi lain
E = Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting dan 1
fungsi lain
F = Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting, berpindah & 1 fungsi
lain
G = Tergantung pada orang lain untuk beraktivitas
Lainnya : jika tergantung 2 fungsi selain C,D,E,F.
Penilaian SPMSQ:
1.kesalahan 0-2 : fungsi intelektual utuh/baik
2.kesalahan 3-4 : fungsi intelektual ringan
3.kesalahan 5-7 : fungsi intelektual sedang
4.kesalahan 8-10: fungsi intelektual berat
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SMA
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek/lansia tidak
berpendidikan dan tdk terpapar informasi
membaik
APGAR keluarga
NO FUNGSI URAIAN SKOR
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 2
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu saya mengalami kesusahan
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 2
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya 2
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktifitas baru
4 Afektif Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 2
saya mengekspresikan efek dan berespons
terhadap emosi-emosi saya, seperti marah,
sedih dan mencintainya
5 Pemecahan Saya puas dengan cara keluarga (teman-tman) 2
saya menyediakan waktu bersama saya
88
3. Pencahayaan
89
ANALISA DATA
MASALAH
DATA
KEPERAWATAN
Data Subyektif (DS)
- Pasien mengatakan sudah lama mengalami
hipertensi
- Pasien mengatakan sering sakit kepala
Gangguan Pola tidur
- Pasien mengatakan kesulitan tidur dan sering
berhubungan dengan
terbangun
Hambatan lingkungan
Data Objektif (DO)
- Skor PSQI tanggal 9 mei 2022 :17 (tidur
buruk)
- TD:160/90 mmHg
- N:99 X/menit
96
- N:80 x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan Hambatan lingkungan
2. Nyeri Akut berhubungan agen cidera fisiologi
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khuus Kriteria Intervensi
Keperawatan
Gangguan pola Mengatasi Setelah dilakukan Setelah diberikan 1.Identifikasi pola
tidur gangguan pola intervensi 2x asuhan aktivitas dan tidur
tidur kunjungan (45 keperawatan 2.Identifikasi
menit) selama 14 kali faktor
1.keluarga kunjungan selama pengganggu tidur
mampu 45 menit (fisik dan /atau
mengontrol pola diharapkan pola psikologis)
makan klien tidur membaik 3.Observasi tanda
97
TD:160 /90
mmHg
O:
TD: 160/90
mmHg
-Klien
menedengrkan
mutrottal
dengan posisi
yang berbaring
dikasur
-klien
menikmatik
murottal yang di
berikan
-klien
mendengarka
n musik
hingga
selesai
101
O:
102
-TD:140/80
mmHg
-klien
mendengarkan
musik dengan
posisi berbaring
di kasur
- klien
menikmati musik
yang diberikan
sampai selesai
6 Sabtu,14 Mei Gangguan pola tidur 1. Mengobservasi S:klien
2022 tanda tanda vital mengatakan:
2. Memberikan terapi
-merasa nyaman
murottal untuk
dan rileks
memberikan efek
relaksasi O:
-TD 130/90
mmHg
- klien
menikmati musik
yang diberikan
sampai selesai
TD:130/80
mmHg
103
Keluarga II
1. DATA KELUARGA
Nama kepala Tn.E Bahasa sehari-hari Jawa
keluarga
106
Lanjutan
No Nama Penampilan Status kesehatan Riwayat Analisa masalah
umum saat ini penyakit kesehatanindividu
alergi
1 Tn.M Bersih,tidak Ny.T Tidak Hipertensi dan stroke
rapih,tampak mengatakan ada
lesu dan lemah kurang istirahat
baik siang
maupun malam
karena sering
merasakan
pusing di bagian
belakang kepala
2 Ny.K Bersih,rapih Tn.E Tidak -
mengatakan ada
merasa sehat
hanya sering
merasa kebas
kesemutan jika
aktivitas
pekerjaan yang
berat
108
Genogram
Keterangan
: Laki-laki
: perempuan
: meninggal dunia
; pasien
109
h. Kebutuhan dasar :
4.Aspek Psikis
a. Sikap dan perasaan terhadap proses menua Tn.M menerima segala yang
terjadi dalam proses menua
e. Perabaan : terasa
6. Aspek Spiritual
a. Keteraturan ibadah :Tn.M selalu mengerjakan sholat 5 waktu
secara munfarid dirumah
b. Keaktifan dalam kegiatan keagamaan :Tn.M mengatakan tidak
mengikuti pengajian karena keadaanya yang stroke
c. Kesiapan dalam menghadapi kehilangan pasangan &
kematian:Tn.M mengatakan siap jika kehilangan anggota barunya
d. Persepsi masalah kesehatan berdasarkan agama dan keyakinan
:Tn.M mengatakan percaya bahwa sehat sakit datang nya dari
Allah Swt
7. Pemeriksaan Fisik.
a. Tanda vital
b. Status gizi : BB;57kg TB:157cm
c. Dokumen penunjang : KMS, laboratorium, radiologis dll.
d. Pengobatan : Amplodihipine 1X 5mg
e. Pemeriksaan fisik :
-Sistem pendengaran : telinga simetris, tidak ada serumen, fungsi
pendengarankurang baik
-Sistem penglihatan : mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva an
anemis,sklera kekuningan, fungsi kornea baik,penglihatan baik,
refleks pupil isokor, visus normal, tidak memakai kacamata
-Sistem kardiovaskuler:
-Sistem pernafasan :
Inspeksi : Bentuk dada normochest , Pola napas normal Palpasi :
tidak ada keluhan
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler/ tidak ada suara tambahan
-Sistem pencernaan : Pada abdomen
Inspeksi : bentuk datar dan simetris Palpasi : turgor baik
Perkusi : suara thympani Auskultasi : peristaltic usus normal
112
Skor
Aktifitas
0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Mobilisasi di tempat tidur √
Pindah √
Ambulasi √
Naik Tangga √
Belanja √
Memasak √
Merapikan rumah √
113
Keterangan :
0 : mandiri
1 : menggunakan alat bantu/dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain.
3 : perlu bantuan orang lain dan alat bantu
4: tergantung/tidak mampu
Pengukuran pemenuhan kebutuhan dasar dengan Indek KATZ
Skor
Kebutuhan Dasar
0 1
Bathing √
Dressing √
Toileting √
Transferring √
Continence √
Feeding √
Keterangan :
a. Skor = 0 (tergantung), 1 (mandiri)
Total = 0 (tergantung), 6 (mandiri)
b. Indek KATZ :
A = Mandiri 6 akivitas
B = Mandiri 5 aktivitas
C = Mandiri, keculai mandi dan satu fungsi lain
D = Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan 1fungsi lain
E = Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting dan 1
fungsi lain
F = Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting, berpindah & 1 fungsi
lain
G = Tergantung pada orang lain untuk beraktivitas
Lainnya : jika tergantung 2 fungsi selain C,D,E,F.
114
Penilaian SPMSQ:
5. kesalahan 0-2 : fungsi intelektual utuh/baik
6. kesalahan 3-4 : fungsi intelektual ringan
7. kesalahan 5-7 : fungsi intelektual sedang
8. kesalahan 8-10: fungsi intelektual berat
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SMA
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek/lansia tdk
berpendidikan dan tdk terpapar informasi
115
APGAR keluarga
NO FUNGSI URAIAN SKOR
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 2
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu saya mengalami kesusahan
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 2
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
118
7. Tempat sampah Ya
Alasan:
Dirumah Tn.M terdapat 2 tempat 21. Memberantas jentik di rumah sekali
samapah 1 didalam rumh dan 1 di seminggu
depan perawat.
Ya
8. Penataan perabotan rumah Alasan:
22. Makan buah dan sayur setiap hari
Tertata dengan Ya
rapi,sesuaidengan Alasan:
penempatannya
23. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Rasio luas bangunan rumah dg
Tidak
jumlah anggota keluarga 8
Alasan: karena cepat lelah
m2/orang : Ya
Perhitungan : luas rumah dibagi 24. Anggota keluarga ada yang merokok
anggota keluarga Ada
Alasan:
ANALISA DATA
MASALAH
DATA
KEPERAWATAN
Data Subyektif Gangguan pola tidur
-Pengkajian nyeri
P:Tekanan darah tinggi
Q:Dipukul pukul
R:belakang kepala
S:6
T:hilang timbul
Data Obyektif
-Klien tampak meringis
-TTV:
TD:185/90 mmhg
S:37,ºc
N:80 x/mnt
126
P:22 x/mnt
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
TD: 185/90
mmHg
130
-klien
menikmati
murottal yang
di berikan
-klien
mendengarka
n musik
hingga
selesai
4 Kamis,12 Mei 20.30 Gangguan pola tidur 1. Mengobservas S:Klien
2022 wib i tanda tanda mengatakan
vital -Setelah
2. Memberikan diberikan terapi
terapi murottal murottal mulai
untuk mengantuk
memberikan efek O:
relaksasi -TD:180/90
mmHg
-klien
mendengarkan
musik dengan
posisi berbaring
di kasur
- klien menikmati
musik yang
diberikan sampai
selesai
131
O:
-TD:140/80
mmHg
-klien
mendengarkan
musik dengan
posisi berbaring
di kasur
- klien menikmati
musik yang
diberikan sampai
selesai
132
O:
-TD:120/80
mmHg
skor PSQI: 7
(kualitas tidur
baik)
A: Insomnia
teratasi
P: tindakan
dihentika
134
135
136
137
138
139