Anda di halaman 1dari 150

KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AR-RAHMAN UNTUK


MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR PADA KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI DI DESA ASEMDOYONG KECAMATAN TAMAN
KABUPATEN PEMALANG

Ela Dwi Safitri


201902010008

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
2022

i
PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AR-RAHMAN UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR PADA KELUARGA
DENGAN HIPERTENSI DI DESA ASEMDOYONG
KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelasaikan
Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiah Pekajangan Pekalongan

Ela Dwi Safitri


201902010008

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
2022

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Ela Dwi Safitri
NIM : 201902010008
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini benar-benar merupakan hasil dari karya tulis saya sendiri dan bukan
merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain (plagiasi), falsifikasi,
dan fabrikasi yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil plagiasi, falsifikasi, dan fabrikasi maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah oleh Ela Dwi Safitri NIM 201902010008 dengan judul
“Penerapan Terapi Murottal Ar-rahman untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pada
Keluarga dengan Hipertensi di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang” telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 15 Juni 2022 dan
telah dilakukan perbaikan.

Pekalongan, 27 Juli 2022


Dewan penguji

iii
ABSTRAK

Penerapan Terapi Murottal Terhadap Kualitas Penerapan Terapi Murottal


Surat Ar-rahman Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Keluarga
Dengan Hipertensi Di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang

Ela Dwi Safitri¹, Herni Rejeki²


Diploma Tiga Keperawatan FIKES UMPP

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah abnormal dan terjadi secara terus-
menerus yang sistoliknya diatas 140 dan diastoliknya diatas 90 mmHg.Gejala
yang paling sering muncul pada pasien hipertensi jika hipertensinya sudah
bertahun tahun dan tidak diobati antara lain seperti sakit kepala,
kelelahan,mual,muntah,sesak nafas,gelisah,pandangan menjadi kabur,serta
mengalami penurunan kesadaran.Tujuan dilakukan karya tulis ilmiah adalah
untuk meningkatkan kualitas tidur menggunakan terapi murottal surat ar-rahman
pada keluarga dengan hipertensi.Metode yang digunakan adalah asuhan
keperawatan dengan menerapkan terapi murottal surat ar-rahman.Hasil setelah
dilakukan terapi murottal selama 2 Minggu sehari 2 kali selama 15 menit pada
keluarga 1 terjadi peningkatan kualitas tidur dari skor PSQI 17 (tidur buruk)
menjadi 7 (skor ringan) serta terjadi penurunan tekanan darah dari 160/90 mmHg
menjadi 120 /80 mmHg dan pada keluarga 2 terjadi peningkatan kualitas tidur
dari skor PSQI 18 ( tidur buruk) menjadi 8 ( tidur sedang) serta terjadi penurunan
tekanan darah dari 185 /90 mmHg menjadi 160/80 mmHg.simpulannya adalah
Setelah dilakukan terapi murottal dapat meningkatkan kualitas tidur dan
penurunan tekanan darah bila dilakukan secara rutin. Saran bagi keluarga dapat
mengontrol hipertensi dengan gangguan pola tidur menggunakan terapi murottal

Kata kunci:Gangguan tidur ,kualitas tidur,hipertensi,terapi murottal surat ar-


rahman.

iv
ABSTRACT

Hypertension is an abnormal and persistent increase in blood pressure whose


systolic is above 140 and diastolic is above 90 mmHg. shortness of breath,
restlessness, blurred vision, and decreased consciousness. The purpose of
scientific writing is to improve sleep quality using Surat Ar-Rahman murottal
therapy in families with hypertension. The method used is nursing care by
applying Surat ArRahman murottal therapy The results after murottal therapy for
2 weeks a day 2 times a day for 15 minutes in family 1 there was an increase in
sleep quality from a PSQI score of 17 (bad sleep) to 7 (mild score) and a decrease
in blood pressure from 160/90 mmHg to 120/80 mmHg and in family 2 there was
an increase in sleep quality from the PSQI score of 18 (bad sleep) to 8 (moderate
sleep) and a decrease in blood pressure from 185/90 mmHg to 160/80 mmHg. The
conclusion is that after murottal therapy can improve sleep quality and decrease
blood pressure when done regularly. Suggestions for families is to control
hypertension with disturbed sleep patterns using murottal therapy.

Keywords: hypertension, murottal therapy,sleep disturbance,sleep quality, Surat


Ar-Rahman.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir yang berjudul “Penerapan
Terapi Murottal Ar-Rahman Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Keluarga
Dengan Hipertensi Di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang”. Proyek Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Diploma Tiga (D3) pada Program Studi Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan.Penyusunan Proyek Akhir ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1.Dr. Nur Izzah, S.Kep.,M.Kes selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan.
2.Herni Rejeki, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan dan selaku dosen
pembimbing KTI yang selalu memberikan motivasi dan saran selama proses
pembuatan karya tulis ilmiah ini.
3.Siti Rofiqoh, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An selaku Ketua Program Studi Diploma Tiga
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan.
4.Dwi Fijianto,M.kep selaku dosen penguji II yang telah meluangkan waktu,
memberikan saran dan nasehat, pada proses karya tulis ilmiah ini.
5.Bapak Tolani dan Ibu Taslihah tercinta, yang senantiasa mendo’akan,
memberikan kasih sayang, cinta, kesabaran, perhatian, motivasi, semangat, dan
dukungan baik secara moral maupun materil yang tiada hentinya kepada penulis
Penulis menyadari bahwa adanya kekurangan, keterbatasan dalam pengetahuan,
kemampuan dan pengalaman yang dimiliki sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu mohon kritik dan saran penulis
harapkan demi sempurnanya Karya Tulis Ilmiah.

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

ABSTRACT .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan........................................................................................................ 3

1.3.1 Tujuan umum..................................................................................... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................... 4

1.4.1 Bagi Keluarga .................................................................................... 4

1.4.2 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan dan Teknologi

Keperawatan ...................................................................................... 4

1.4.3 Bagi Penulis ....................................................................................... 4

1.4.4 Bagi Tenaga Keperawatan ................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 5

2.1Konsep Dasar Hipertensi ................................................................................ 5

vii
2.1.1 Pengertian Hipertensi......................................................................... 5

2.1.2 Etiologi .............................................................................................. 5

2.1.3 Patofisiologi ....................................................................................... 5

2.1.4 Klasifikasi .......................................................................................... 6

2.1.5 Tanda dangejala ................................................................................. 7

2.1.6 Penatalaksanaan ................................................................................. 7

2.1.7 Komplikasi ........................................................................................ 7

2.2Konsep Terapi Murottal.................................................................................. 9

2.2.1 Pengertian Terapi Murotal AlQuran .................................................. 9

2.2.2 Manfaat Terapi Murotal Al Quran ..................................................... 9

2.3Asuhan Kepera watan Keluarga Hipertensi .................................................. 11

2.3.1 Pengkajian ....................................................................................... 11

2.3.2 Diagnosa keperawatan ..................................................................... 14

2.3.3 Rencana keperawatan ...................................................................... 15

2.3.4 Implementasi keperawatan .............................................................. 16

2.4 Kualitas Tidur .............................................................................................. 19

2.4.1 Definisi KualitasTidur ..................................................................... 19

2.4.2 Dampak KualitasTidur .................................................................... 21

2.4.3 Tahapan Tidur.................................................................................. 22

2.4.4 Siklus Tidur ..................................................................................... 23

2.4.5 Pola Tidur Normal pada Lansia ....................................................... 24

2.5 Kerangka Konsep .................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 28

3.1 Rancangan Studi Kasus ........................................................................... 28

3.2 Subyek studi kasus .................................................................................. 28

viii
3.3 Fokus studi .............................................................................................. 28

3.4 Definisi operasional studi ........................................................................ 28

3.5 Tempat dan Waktu Karya TulisIlmiah .................................................... 31

3.6 Prosedur Pengumpulan Data dan Instrumen Studi Kasus Prosedur


pengumpulan data yang digunakan penulis dalam studi kasus ini
meliputi:................................................................................................... 31

3.7. Pengolahan data dan Penyajiandata ......................................................... 32

3.7.1 Pengolahan Data .............................................................................. 32

3.7.2 PenyajianData .................................................................................. 33

3.8. Etika dalam pelaksanaan studi kasus ....................................................... 33

3.8.1 Memperlakukan keluarga secarabaik .............................................. 33

3.8.2 Menjaga Identitas dan Informasi keluarga....................................... 33

3.8.3 Penelitian Dilakukan Secara Terbuka Atau Rahasia ....................... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 35

4.1 Hasil Penelitian........................................................................................ 35

4.1.1 Pengkajian Keluarga I dan Keluarga II ........................................... 35

4.1.2 Pengkajian kuisioner PSQI Keluarga I dan Keluarga II .................. 37

4.1.3 Diagnosa Keperawatan Keluarga I dan Keluarga II ........................ 38

4.1.4 Rencana Keperawatan ..................................................................... 44

4.1.5 Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan .......................................... 46

4.2 Pembahasan ............................................................................................. 49

4.2.1 Pengkajian ....................................................................................... 49

4.2.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................... 51

4.2.3 Intervensi Keperawatan ................................................................... 51

4.2.4 Implementasi Keperawatan ............................................................. 52

ix
4.2.5 Evaluasi Keperawatan ..................................................................... 52

4.3 Keterbatasan ............................................................................................ 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 54

5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 54

5.2 Saran ........................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 56

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 59

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hipertensi sangat berbahaya bagi lansia. Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan
pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak
(menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan
yang memadai. Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan
hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%. Hipertensi terjadi
pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-
64 tahun(55,2%).
Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan
Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah
kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka
kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Hipertensi
terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%),
umur 55-64 tahun (55,2%).Pada tahun 2017 data dari Riskesdas mengungkapkan
bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia terbesar 31,7%. Terdapat Sembilan
provinsi di Indonesia yang memiliki prevalensi hipertensi yang lebih dari
prevalensi nasional, salah satunya Jawa Tengah yaitu sebesar 37%. Kabupaten
pemalang merupakan salah satu kabupaten di Jawa tengah yang memiliki
prevalensi hipertensi lebih tinggi dari prevalensi nasional. Dari prevalensi
hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi
dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak
rutin minum obat. Tercatat 5,54 % penderita hipertensi di Indonesia rutin minum
obat, 32,3% tidak rutin minum obat dan 13,3% tidak minum obat
(Riskesdas,2018).
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak
mengetahui bahwa dirinya Hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.

1
2

Penderita Hipertensi di Jawa tengah pada tahun 2018 sebanyak 8,2%, penduduk
yang mengkonsumsi obat antihipertensi sebanyak 8,6% (Riskesdas,2018). Di
Kabupaten Pemalang pada tahun 2015 angka prevalensi hipertensi mencapai
18,63% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016). Pada tahun 2018 tercatat
13,96 % penduduk mengalami hipertensi (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2019),
dan 583 orang pada tahun 2018 (Dinkes Kabupaten Pemalang,2018).
Faktor yang dapat mempengaruhi tekananan darah yaitu kualitas dan
kuantitas tidur. Hasil dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
oleh Liu et al (2016) menyatakan bahwa gangguan tidur lebih banyak dialami oleh
penderita hipertensi dibandingkan seseorang dengan tekanan darah normal, bila
diidentifikasi dengan kuesioner PSQI. Gangguan tidur termasuk insomnia telah
dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah dan risiko hipertensi dalam beberapa
penelitian observasional epidemiologis (Kripke, Garfinkel and Wingard, 2002;
Morin et al., 2006; Phillips and Mannino, 2007; Calhoun and Harding, 2010;
Palagini et al., 2013; Calhoun, 2017; Alfi and Yuliwar, 2018). Banyak bukti
menunjukkan bahwa kurang tidur dikaitkan dengan sejumlah hasil kesehatan
termasuk hipertensi (Phillips and Mannino, 2007; Javahari et al., 2008; Li et al.,
2017.
Berbagai terapi telah dikembangkan untuk mengatasi gangguan tidur,
misalnya audio terapi dengan mendengarkan murottal sehingga timbul rasa
nyaman. Seseorang yang diperdengarkan murottal dapat merasa rileks dengan
dalam dan mendapatkan ketenangan jiwa. Pengaruh pemberian terapi murottal
pada lanjut usia telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Kesimpulan yang
diperoleh yaitu mendengarkan murottal Al-Qur’an efektif menurunkan tingkat
insomnia lanjut usia (Suwanto, Basri, A. H., & Umalekhoa, M, 2016). Ketenangan
jiwa hingga 98% dapat timbul dengan mendengarkan Al-Qur’an. (Fatimah, F. S.,
& Noor, Z, 2015).
Pemberian murattal Al-Qur‟an surat Ar-Rahman dapat memberikan
perasaan tenang yang dapat membantu lansia untuk tidur (Firdaus, Santoso, 2018).
Sejalan dengan penelitian Febiyanti, Komarudin (2017) bahwa mendengarkan
murattal AlQur‟an surat Ar-Rahman dapat memberikan rasa optimis, damai,
3

percaya diri dan ketenangan yang dapat merangsang hipotalamus untuk


menstimulasi kelenjar anterior pituitary sehingga dapat menurunkan sekresi
Adrenocorticotropic hormone (ACTH) yang menyebabkan sekresi hormon
kortisol menurun rasa nyeri dan kecemasan berkurang.
Peneliti ErytromisinC (2012) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan
insomnia dengan hipertensi yang telah dilakukannya dengan judul Hubungan
Antara Derajat Insomnia Dengan Derajat Hipertensi Pasien Rawat Jalan Di
Puskesmas Gubug I Kabupaten Grobogan. Hasil dari penelitia tersebut yaitu Ada
hubungan yang signifikan antara derajat hipertensi dengan derajat insomnia (p
value = 0,037 < 0,05) pasien rawat jalan di Puskesmas Gubug I Kabupaten
Grobogan. Tetapi belum adanya penelitian yang membahas tentang penerapan
terapi murottal untuk meningkatkan kualitas tidur pada keluarga dengan
hipertensi. Berdasarkan data di atas, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai “Penerapan Terapi Murottal Surat Ar-Rahman Untuk Meningkatkan
Kualitas Tidur Pada Keluarga Dengan Hipertensi Di Desa Asemdoyong
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang

1.2 Rumusan masalah


Apakah Penerapan Terapi Murottal Surat Ar-Rahman Dapat Meningkatkan
Kualitas Tidur Pada dua Keluarga Dengan Hipertensi Di Desa Asemdoyong
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang?
1.3 Tujuan
1.3.1.Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan Penerapan Terapi
Murottal Surat Ar-Rahman Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Keluarga
Dengan Hipertensi Di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang.
13.2. Tujuan Khusus
a. Dilakukannya pengkajian keperawatan pada dua keluarga dengan masalah
kualitas tidur
b. Dirumuskannya diagnosis keperawatan pada dua keluarga dengan masalah
4

kualitas tidur
c. Dilaksanakannya tindakan keperawatan terapi murottal Surat Ar-
Rahman pada dua keluarga dengan masalah kualitastidur
d. Dilaksanakannya evaluasi dari penerapan terapi murottal Surat Ar-
Rahman pada dua keluarga dengan masalah kualitas tidur.
1.4 ManfaatPenulisan
Manfaat penelitian ini antara lain;
1.4.1.Bagi Keluarga
Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bagian
keperawatan tentang terapi murotal terhadap kualitas tidur pada keluarga
penderita hipertensi.
1.4.2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan dan Teknologi Keperawatan
sebagai bahan informasi dalam Ilmu Keperawatan yang berfokus pada asuhan
keperawatan pada pasienhipertensi
1.4.3. Bagi Penulis
Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan referensi bagi penelitian
selanjutnya.
1.4.4. Bagi Tenaga Keperawatan
Tenaga Keperawatan mampu menerapkan terapi murottal terhadap tingkat
kualitas tidur pada penderita hipertensi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1.Konsep dasar Hipeertensi


2.1. 1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah abnormal dan terjadi secara
terus-menerus yang sistoliknya diatas 140 dan diastoliknya diatas 90 mmHg
yang disebabkan oleh faktor resiko (Wijaya dan Yessie MarizaPutri
KMB1,2013)
2.1. 2. Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Hipertensi essensial atauprimer
Penyebab hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui.
Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi esensial,
sedangkan sisanya 10% tergolong hipertensi sekunder.
b. HipertensiSekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain-lain
(Kemenkes RI, 2018).
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Nurarif A.H., & Kusuma H.,
2016) :
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan distolik lebih besar dari 160
mmHg da tekanan diastolik lebih rendah dari 90mmHg.
2.1. 3. Patofisiologi
Terbentuknya Angiotensin II oleh angiotensin 1 converting enzyme(ACE). ACE
memiliki peran penting dalam pengaturan tekanan darah, hormon renin yang akan
diubah menjadi angiotensin1,ACE yang terdapat diparu-paruakan mengubah
angiotensin 1 menjadi angiotensin II. Peningkatan tekanan darah melalui 2 tahap,

5
6

tahap pertama adalah peningkatan hormon diuretik dan rasa haus, ADH
diproduksi di kelenjar hipotalamus dan bekerja di ginjal dalam pengaturan
osmolalitas dan peningkatan frekuensi urin. Peningkatan ADH, dapat
menyebabkan sedikit ekskresi urin yang dikeluarkan oleh tubuh sehingga berubah
menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya sehingga untuk mengencerkannya
volume cairan ekstraselulerakan ditingkatkan dengan cara mengambil cairan dari
intraseluler, sehingga terjadi peningkatan volume darah yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Tahap ke dua adalah menstimulasi sekresi aldesteron
dan korteks adrenal. Aldesteron merupakan hormon yang mengatur volume cairan
ekstrseluler, sedangkan aldesteron dapat untuk mengurangi garam yang akan
diencerkan dan meningkatkan volume cairan ekstraseluler sehingga dapat
meningkatkan volume tekanan darah (Pranata dan Ekoprabowo,2017).
2.1.4.Klasifikasi
Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. 2016), klasifikasi
hipertensi klinis berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu :
Tabel 2.1 Klasifikasi derajat hipertensi secara klinis
No Kategori Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg
)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120-129 80-84
3. High Normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
5. Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
6. Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
7. Grade 3 (berat) 180-209 100-119
8. Grade 4 (sangat berat) ≥210 ≥210

Sumber : Tambayong dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016).


Menurut World Health Organization (dalam Noorhidayah,S.A. 2016)
a) Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140
7

mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90mmHg.


b) Tekanan darah perbatasan (border line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg
da n diastolik 91-94mmHg.
c) Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
2.1.5.Tanda dan gejala
Sebagian besar penderita hipertensi tidak menampakkan gejala hingga bertahun-
tahun. Gejala yang paling sering muncul pada pasien hipertensi jika hipertensinya
sudah bertahun-tahun dan tidak diobati antara lain seperti sakit kepala, kelelahan,
mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur, serta mengalami
penurunan kesadaran (Nurarif, 2015).
2.1.6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu penetalaksanaan dengan
terapi farmakologis dan non farmakologis.
a. Terapi farmakologis
Berbagai penelitian klinis membuktikan bahwa, obat anti hipertensi yang
diberikan tepat waktu dapat menurunkan kejadian stroke hingga 35-40 %,
infark miokard 20-25 %, dan gagal jantung lebih dari 50 %. Obat-obatan
yang diberikan untuk penderita hipertensi meliputi diuretik, angiotensin-
converting enzyme (ACE), Beta- blocker, calcium channel blocker (CCB),
dll. Diuretik merupakan pengobatan hipertensi yang pertama bagi
kebanyakan orang dengan hipertensi (Kementerian Kesehatan RI, 2013)
b. Terapi nonfarmakologis
1) Makan gizi seimbang Pengelolaan diet yang sesuai terbukti dapat
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Manajemen
diet bagi penderita hipertensi yaitu membatasigula,garam, cukup
buah, sayuran, makanan rendah lemak, usahakan makan ikan
berminyak seperti tuna, makarel dan salmon (Kementerian
Kesehatan RI, 2013).
2) Mengurangi berat badan Hipertensi erat hubungannya dengan
kelebihan berat badan. Mengurangi berat badan dapat menurunkan
8

tekanan darah karena mengurangi kerja jantung dan volume


sekuncup (Aspiani, 2015). Penderita hipertensi yang mengalami
kelebihan berat badan (obesitas) dianjurkan untuk menurunkan
berat badan hingga mencapai IMT normal 18,5 – 22,9 kg/m2 ,
lingkarpinggang
3) Pemberian terapi murottal
Terapi murottal adalah rekaman Ayat Al-Qur’an yang dilagukan
oleh seorang qori (pembaca Al-Qur’an), lantunan yang
mengandung suara manusia. Terapi murottal dapat menurunkan
tekanan darah karena dapat memproduksi zat kimia yang disebut
neuropeptide, terapi murottal dapat merangsang hipotalamus untuk
mengeluarkan hormon endorfin yaitu hormon yang membuat
perasaan bahagia. Rangsangan saraf otonom yang terkendali akan
menghambat pembentukan angiotensin yang dapat menurunkan
tekanan darah (Dwi Nuraini dkk,2017).
2.1.7. Komplikasi
Menurut (Pranata dan Eko prabowo,2017), komplikasi dari Hipertensiadalah:
a. Stroke terjadi akibat hemoragik tekanan tinggi di otak, stroke biasanya
terjadi pada hipertensi kronis yang arteri mengalirkan darah ke otak
mengalami penebalan, sehingga terjadi berkurangnya aliran darah ke otak.
Arteri otak mengalami aterosklerosis dapat melemah sehinga
meningkatkan terjadinya aneurisma.
b. Gagal ginjal terjadi karena adanya kerusakan pada kepiler glomerulus
ginjal. Glomerulus yang rusak akan mengakibatkan gangguanaliran
darah ke unit fungsional ginjal, rusaknya glomerulus berakibat pada
protein yang dapat keluar melalui urine sehingga tekanan osmotik koloid
plasma berkurang yang menyebabkan edema.
c. Kerusakan otak (Ensefalopati) terjadi pada hipertensi maligna, tekanan
yang tinggi menyebabkan peningkatan kapiler yang mengakibatkan cairan
masuk ke susunan saraf pusat. Neuron menjadi kolaps dan
menyebabkankematian.
9

d. kejang dapat pada ibu hamil dengan preeklamps, bayi yang lahir dapat
memiliki berat lahir kecil. Terjadi karena perfusi plasenta yang tidak
adekuat, kemudian dapat terjadi hipoksia dan asidosis apabila terjadi
kejang pada masa sebelum atau selama prosespersalinan.
2.2 Konsep Terapi Murottal
2.2.1 Pengertian Terapi Murotal Al Quran
Hadi, Wahyuni dan Purwaningsih dalam Zahrofi (2013) menjelaskan terapi
murotal Al Quran adalah terapi bacaan Al Quran yang merupakan terapi religi
dimana seseorang dibacakan ayat-ayat Al Quran selama beberapa menit atau jam
sehingga memberikan dampak positif bagi tubuh seseorang. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh (Fitriyatun Iis, 2014) dan (Handayani dkk, 2014)
mengenai terapi murotal Al Quran, diperoleh rentang waktu pemberian terapi
murotal Al Quran dilakukan selama 11-15menit.
2.2.2. Manfaat Terapi Murotal Al Quran
Manfaat tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
a) Menurunkan kecemasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Zahrofi, dkk 2013) dan
(Zanzabiela dan Alphianti, 2014) menunjukkan bahwa pemberian
pengaruh terapi murotal Al Quran memiliki pengaruh terhadap tingkat
kecemasan responden. Pada penelitian tersebut responden yang diberikan
terapi murotal Al Quran memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah
daripada pasien yang tidak diberikan terapi.
b) Menurunkan perilaku kekerasan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Widhowati SS, 2010) ini
menunjukkan bahwa penambahan terapi audio dengan murottal surah Ar
Rahman pada kelompok perlakuan lebih efektif dalam menurunkan
perilaku kekerasan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak
mendapatkan terapi audio tersebut.
c) Mengurangi tingkat nyeri
Terapi murotal Al Quran terbukti dapat menurunkan tingkat nyeri. Hal ini
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2013) dan
10

(Handayani dkk, 2014) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian


terapi murotal Al Quran terhadap tingkat nyeri. Pada kedua penelitian
tersebut kelompok yang diberikan terapi murotal Al Quran memiliki
tingkat nyeri yang lebih rendah dibandingkan kelompok yang tidak
diberikan terapi murotal AlQuran.
d) Meningkatkan kualitas hidup
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi dkk (2012) menunjukkan
perbedaan yang bermakna antara kualitas hidup responden sebelum dan
sesudah diberikan intervensi bacaan Al Quran secara murotal pada
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Pada kelompok intervensi,
kualitas hidup responden meningkatsetelah diberikan terapi murotal Al
Quran.
e) Efektif dalam perkembangan kognitif anak autis
Penelitian yang dilakkan oleh (Hady dkk, 2012) menyebutkan bahwa
terapi music murotal mempunyai pengaruh yang jauh lebih baik dariapada
terapi musik klasik terhadap perkembangan kognitif anak autis.
Dijelaskan oleh Thalhas (2004), dalam terapi murottal Al Qur’an diantaranya
menggunakan surah Ar-Rahman, yang terdiri dari 78 ayat dan terdapat dalam juz
27. Dengan susunan bahasa dialogis pada surah Ar-Rahman sehingga dapat
dimengerti oleh setiap pihak baik tingkat pendidikan tinggi maupun pendidikan
rendah, dapat dengan mudah dimengerti dan dipahami oleh kalangan anak-anak,
dewasa, maupun lansia. Secara implisit dan eksplisit hampir seluruh ayat dalam
surah ini menggambarkan sifat pemurah dan rahman Allah kepada hamba-
hambaNya, dengan menganugerahkan berbagai nikmat yang tak terhingga, baik
didunia atau pun di akhirat, yang terlihat atau pun yang tidak tampak. Dalam
surah Ar-Rahman ada 31 kali ayat dengan redaksi yang sama diulang-ulang
dengan maksud tertentu untuk memperkuat tentang adanya nikmat yang diberikan
Allah. Ayat tersebut yaitu
11

Artinya : Maka nikmat Tuhanmu manakah yang hendak kalian dustakan? (Q.S
Ar- Rahman ayat: 28)
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dengan Hipertensi sebagai berikut:
2.3.1.Pengkajian
a. Identitas klien
1) Identitas klien
Meliputi : Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah
sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
2) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status
hubungan dengan pasien
b. Keluhan utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan
impotensi.
c. Riwayat Kesehatan
Sekarang Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan
pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang menyerta
biasanya : sakit kepala , pusing, penglihatan buram, mual ,detak jantung
tak teratur, nyeri dada.
1) Riwayat kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit jantung,
penyakit ginjal, stroke. Penting untuk mengkaji mengenai riwayat
pemakaian obat- obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi
terhadap jenis obat.
12

2) Riwayat Kesehatan Keluarga


Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit hipertensi ,
penyakit metabolik, penyakit menular seperi TBC, HIV, infeksi
saluran kemih, dan penyakit menurun seperti diabetes militus,
asma, dan lain-lain
d. Aktivitas /istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton. 2)
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,takipnea
e. Sirkulasi

1) Gejala:
a) Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/
katup dan penyakit serebro vaskuler
b) Episodepalpitasi

2) Tanda:

a) Peningkatan tekanandarah

b) Nadi denyutan jelas dari karotis,ugularis,radialis, takikardia

c) Murmur stenosisvulvular

d) Distensi venajugularis

e) Kulit pucat,sianosis ,suhu dingin (vasokontriksiperifer)

f) Pengisian kapiler mungkin lambat /tertunda

f. Integritas ego

1) Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress


multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).

2) Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan perhatian,


tangisan meledak, otot uka tegang, menghela nafas, peningkatan
pola bicara.
13

g. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau riwayat penyakit
ginjal pada masa yang lalu.
h. Makanan /cairan
Gejala : a) Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol b) Mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini
(meningkat/turun) c) Riwayat penggunaan diuretic
Tanda:a)Berat badan normal atau obesitas b)Adanya edema c)Glikosuria
d) Neurosensori
Gejala : a) Keluhan pening / pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital
(terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
b) Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan abur,epistakis)
Tanda : a) Status mental, perubahan keterjagaanm orientasi, pola/ isi
bicara, efek, proses piker b) Penurunan kekuatan genggaman tangan
i. Nyeri /ketidak nyamanan
Gejala : angina ( penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung), sakit
kepala
j. Pernapasan

Gejala: a)Disnea yang berkaitan dari aktvitas/kerja takipne ortopne Dispnea


b) Batuk dengan / tanpa pembentukan sputum c) Riwayat merokok

Tanda : a) Distress pernapasan / penggunaan otot aksesori pernapasan b)


Bunyi napas tambahan (crakles/mengi) c) Sianosis

k. Keamanan

Gejala : gangguan koordinasi/ cara berjalan, hipotensi postural Pembelajaran /


penyuluhan

Gejala:Factor risiko keluarga: hipertensi,aterosklerosis,penyakit jantung,


diabetesmelli

Factor lain,seperti orang afrika-amerika, asia tenggara, penggunaan


14

pil KBatau hormone lain, penggunaanalcohol/obat.

l. Rencana pemulangan
Bantuan dengan pemantau diri tekanan darah/ perubahan dalam terapi obat
2.3.2. Diagnosa keperawatan
Menurut Sihombing, helen 2016) Diagnosakeperawatan yang dapat muncul pada
klien dengan hipertensi adalah:
1.Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada asuhan keperawatan dengan
hipertensi adalah:
a. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Faktor menua dan keadaan
lingkungan yang tidak nyaman ditandai dengan klien sering terbangun
pada saat tidur dan tidur tidaknyenyak.
b. Kurangnya pengetahuan tentang rematik berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi tentangrematik.
c. Nyeri akut akibat proses inflamasi pada kaki berhubungan dengan
terjadinya nyeri pada kaki ditandai dengan rasa kesemutan dan nyeri
padapersendian.
2. Penerapan prioritas dibutuhkan untuk penanganan pasien dalam
pengobatanadalah:
No. Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat Masalah
Tidak/Kurang sehat 3
Ancaman kesehatanKedaan 2 1
sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat
diubah
Mudah 2
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk
dicegah
15

Tinggi 3
1
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah

Dari tabel penerapan prioritas selanjutnya membuat skoring, skoring untuk


mengetahui tingkat kedaruratan pasien yang membutuhkan penanganan cepat atau
lambat

𝑆𝑘𝑜r X Bobot
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑡𝑒r𝑡i𝑛𝑔𝑔i

1. Tentukan angka dari dengan skor teringgi,contoh5,


2. Skor diambil dari skala prioritas dan dibagi dengan menentukan skorpada
masing-masing kriteria
3. Skor dibagi dengan angka tertinggi,
4. Dan kemudian dikalikan dengan bobot skor
5. Jumlahkan semua skor dari semua kriteria
2.3.3 Rencana keperawatan
Menurut Wijaya dan Yessie Mariza Putri (KMB1, 2013), rencana keperawatan
yang dapat dilakukan pada diagnosa dengan penyakit hipertensi, sebagai berikut:
1.Resiko tinggi penurunan curahjantung
Perencanaan yang dilakukan pada diagnosa penurunan curah jantung adalah: 1)
Pantau tekanan darah; 2)Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang; 3)
Anjurkan teknik relaksasi, 4) Pantau respon terhadap obat penurun tekanan darah;
5) Berikan terapi murottal.
16

2.Nyeri (sakit kepala)


Perencanaan yang dapat dilakukan pada diagnosa nyeri adalah: 1)Pertahankan
tirah baring, lingkungan yang tenang dan meminimalkan penerangan; 2)
Membatasi aktivitas;3) Hindari kebiasaan seperti merokok; 4) Berikan tindakan
nonfarmakologi seperti kompres es, posisi nyaman, berikan terapi murottal.
3.Potensial perubahan perfusi jaringan
Perencanaan yang dapat dilakukan pada diagnosa potensial perubahan perfusi
jaringan adalah: 1) Tinggikan tempat tidur; 2)Kaji tekanan darah; 3) Amati
adanya hipotensi mendadak; 4) Ukur masukan dan pengeluaran; 5) Hindari
kelelahan; 6) Berikan terapi murottal.
3.Kurang pengetahuan
Perencanaan yang dapat dilakukan pada diagnosa kurang pengetahuan adalah: 1)
Jelaskan sifat penyakit dan tujaun dari pengobatan; 2) Jelaskan pentingnya
lingkungan yang tenang; 3) Diskusikan tentang obat- obatan; 4) Diskusikan gejala
kambuh; 5) Diskusikan pentingnya menjaga berat badan; 6) Diskusikan
pentingnya diet rendah kalori, dan rendah natrium.
2.3.4. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
keperawatan. Tindakan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi
(Wartonah, 2015). Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,
strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Muryanti,
2017). Jenis Implementasi Keperawatan Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis
implementasi keperawatan, yaitu:
a.Independent
Implementations adalah implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk
membantu pasien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan,
misalnya: membantu dalam memenuhi activity daily living (ADL), memberikan
17

perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan yang terapeutik,


memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-kultural, dan
lain-lain.
b.Interdependen/Collaborative
Implementations adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim
keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam
hal 47 pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube
(NGT), dan lain-lain.
c.Dependent
Implementations Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi
lain, seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam
hal: pemberian nutrisi pada pasien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli
gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.
2.3.4. EvaluasiKeperawatan
Evaluasi adalah proses keberhasilan tindakan keperawatan yang membandingkan
antara proses dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan menilai efektif tidaknya
dari proses keperawatan yang dilaksanakan serta hasil dari penilaian keperawatan
tersebut digunakan untuk bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum
teratasi. Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan guna tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai
atau perlu pendekatan lain.
Evaluasi keperawatan mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan
tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pasien (Dinarti
&Muryanti, 2017) Menurut (Asmadi, 2008) terdapat 2 jenis evaluasi :
a.Evaluasi formatif(proses)
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan 48 dan hasil
tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan
keperawatan yang telah dilaksanaan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi
empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa
keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (perbandingan data
18

dengan teori) dan perencanaan. Komponen catatan perkembangan, antara lain


sebagai berikut: Kartu SOAP (data subjektif, dataobjektif, analisis/ assessment,
dan perencanaan/ plan)
Dapat dipakai untuk mendokumentasikan evaluasi dan pengkajian ulang. 1) S (
Subjektif ): data subjektif yang diambil dari keluhan klien, kecuali pada klien
yang afasia. 2) O (Objektif): data objektif yang siperoleh dari hasil observasi
perawat, misalnya tanda-tanda akibat penyimpangan fungsi fisik, tindakan
keperawatan, atau akibat pengobatan. 3) A (Analisis/assessment): Berdasarkan
data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis,
antisipasi diagnosis atau masalah potensial, dimana analisis ada 3, yaitu (teratasi,
tidak teratasi, dan sebagian teratasi) sehingga perlu tidaknya dilakukan tindakan
segera. Oleh karena itu, seing memerlukan pengkajian ulang untuk menentukan
perubahan diagnosis, rencana, dan tindakan. 4) P (Perencanaan/planning):
perencanaan kembali tentang pengembangan tindakan keperawatan, baik yang
sekarang maupun yang akan dating (hasil modifikasi rencana keperawatan)
dengan tujuan memperbaiki keadaan kesehatan klien. Proses ini berdasarkan
kriteria tujuan yang spesifik dan priode yang telahditentukan.
b.Evaluasi Sumatif(Hasil)
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas proses
keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai dan
memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode yang dapat
digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada akhir
pelayanan, menanyakan respon klien dan keluarga terkait pelayanan keperawatan,
mengadakan pertemuan pada akhir layanan. Adapun tiga kemungkinan hasil
evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan keperawatan pada tahap evaluasi
meliputi: 1) Tujuan tercapai/masalah teratasi jika klien menunjukan perubahan
sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan. 2) Tujuan tercapai
sebagian/masalah sebagian teratasi : jika klien menunjukan perubahan sebagian
dari kriteria hasil yang telah ditetapkan. 3) Tujuan tidak tercapai/masalah tidak
teratasi : jika klien tidak menunjukan perubahan dan kemajuan sama sekali yang
sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan dan atau bahkan
19

timbul masalah/diagnosa keperawatan baru.


2.4.Kualitas Tidur
2.4.1.Definisi Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang
tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu
dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah,
mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau
mengantuk (Hidayat, dalam (Arnis, 2018)). Kualitas tidur, menurut American
Psychiatric Association didefinisikan sebagai suatu fenomena kompleks yang
melibatkan beberapa dimensi. Buysse, Reynolds, Monk, et al berpendapat bahwa
kualitas tidur merupakan sebuah fenomena yang kompleks, yang mempunyai
beberapa dimensi (Arnis, 2018). Beberapa dimensi tersebut adalah:
1)Kualitas tidur subjektif
Kualitas tidur subjektif, yang baik atau buruk dapat dievaluasi dengan persepsi
tentang parameter tidur diantaranya adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk tertidur, frekuensi terbangun pada malam hari, total waktu tidur di malam
hari dan kepulasan tidur.
2)Masa laten tidur
Merupakan waktu yang dibutuhkan untuk jatuh tidur atau tertidur. Masa latensi
tidur yang normal biasanya kurang dari 15 menit .
3)Durasi tidur
Durasi tidur adalah lamanya tidur yang didapat pada malam hari. Durasi tidur
akan sangat dipengaruhi oleh masa perkembangan seseorang
4)Kebiasaan efisiensi tidur
Merupakan rasio antara waktu sebenarnya yang digunakan untuk tidur dengan
waktu yang dihabiskan di tempat tidur.
5)Gangguan tidur
Gangguan tidur sebenarnya bukanlah suatu penyakit melainkan gejala dari
berbagai gangguan fisik, mental dan spiritual. Pada orang normal, gangguan tidur
yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan- perubahan pada siklus tidur
biologisnya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah
20

tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat


mempengarui keselamatan diri sendiri atau orang lain.
1)Penggunaan obat-obat tidur
Penggunaan obat tidur memiliki fungsi untuk membantu seseorang agar mudah
untuk tertidur. Namun penggunaan obat-obatan tidur tidak sekedar membuat tidur
nyenyak, tetapi juga memiliki efek samping diantaranya gangguan kesehatan
kronis, depresi hingga kematian. Obat tidur akan menekan sistem pernafasan yang
akan memperburuk masalah pernafasan saat tidur. Selain itu, obat- obatan tersebut
juga bekerja pada sistem syaraf pusat sehingga mempengaruhi penilaian dan
suasana hati serta meningkatkan resiko bunuh diri.
2)Disfungsi di siang hari
Disfungsi di siang hari merupakan sebagian masalah yang ditimbulkan akibat
tidur yang kurang maupun tidak baik. Sebagai contoh mengalami masalah saat
berkendara di siang hari.
Persepsi mengenai kualitas tidur itu sangat bervariasi dan individual yang dapat
dipengaruhi oleh waktu yang digunakan untuk tidur pada malam hari atau
efesiensi tidur. Beberapa penelitian melaporkan bahwa efisiensi tidur pada usia
dewasa muda adalah 80- 90% (Dement,dalam (Pius & Herlina, 2019)). Di sisi
lain, Lai menyebutkan bahwa kualitas tidur ditentukan oleh bagaimana seseorang
mempersiapkan pola tidurnya pada malam hari seperti kedalaman tidur,
kemampuan tinggal tidur, dan kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis
(Wavy,dalam (Handayani & Udani,2016)).
Kualitas tidur yang baik dapat memberikan perasaan tenang di pagi hari,
perasaan energik, dan tidak mengeluh gangguan tidur. Hal tersebut dapat juga
dikatakan bahwa memiliki kualitas tidur baik sangat penting dan vital untuk hidup
sehat semua orang. Kualitas tidur seseorang dapat dianalisa melalui pemerikasan
laboraorium yaitu EEG yang merupakan rekaman arus listrik dari otak.
Perekaman listrik dari permukaan otak atau permukaan luar kepala dapat
menunjukkan adanya aktivitas listrik yang terus menerus timbul dalam otak. Ini
sangat dipengaruhi oleh derajat eksitasi otak sebagai akibat dari keadaan tidur,
keadaan siaga atau karena penyakit lain yang diderita. Tipe gelombang EEG
21

diklasifikasikan sebagai gelombang alfa, beta, teta dan delta (Guyton &Hall,dalam
(Wahab, 2017) ).
Berdasarkan berbagai penjelasan diatas, dapatlah disimpulkan bahwa kualitas
tidur ialah persepsi tentang parameter tidur diantaranya adalah berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk tertidur, frekuensi terbangun pada malam hari, total waktu
tidur di malam hari dan kepulasan tidur, serta gangguan tidur yang dialami dan
cara mengatasinya. Tidur yang baik akan memberikan efek yang baik pada
kehidupan seseorang, baik secara fisik maupun mental. Bahkan telah dijelaskan
pula diatas, keadaaan kurang tidur dalam jangka waktu yang panjang dapat
mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, menjaga kualitas tidur adalah suatu hal
yang
2.4.2 Dampak Kualitas Tidur
Setiap orang memiliki jumlah tidur yang berbeda-beda. Banyak yang menyatakan
bahwa kualitas tidur jauh lebih penting dari pada jumlah waktu tidur. Beberapa
orang bahkan mengabaikan waktu tidur dengan berbagai alasan. Namun beberapa
hasil penelitian membuktikan bahwa jumlah tidur yang optimal yang dibutuhkan
seseorang adalah berkisar tujuh setengah sampai dengan sembilan jam sehari.
Selain karena sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik, tidur juga mempengaruhi
kondisi mental seseorang, tidur yang kurang dapat mempengaruhi suasana hati
seseorang (Webb, dalam (ULFIANA,2018)).
Menurut Hidayat dalam (Wahab, 2017) , kualitas tidur seseorang dikatakan baik
apabila tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami
masalah dalam tidurnya. Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi
tanda fisik dan tanda psikologis. Di bawah ini akan dijelaskan apa saja tanda fisik
dan psikologis yangdialami.
1)Tanda fisik
Ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva
kemerahan dan mata terlihat cekung), kantuk yang berlebihan (sering menguap),
tidak mampu untuk berkonsentrasi (kurang perhatian), terlihat tanda-tanda
keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing.
2)Tanda psikologis
22

Menarik diri, apatis dan respon menurun, merasa tidak enak badan, malas
berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan
atau pendengaran, kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan
menurun.
2.4.3 Tahapan Tidur
Sejak adanya alat EEG (Electroencephalograph), maka aktivitas- aktivitas di
dalam otak dapat direkam dalam suatu grafik. Alat ini juga dapat memperlihatkan
fluktuasi energi (gelombang otak) pada kertas grafik. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan dengan bantuan alat elektroensefalogram (EEG), elektro-okulogram
(EOG), dan elektromiogram (EMG) diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu
gerakan mata tidak cepat (non-rapid eye movement-NREM) dan gerakan mata
cepat (rapid eye movement-REM) (Kozier,2010).
1.Tidur REM (Rapid EyeMovement-REM)
Tidur REM biasanya kembali terjadi sekitar setiap 90 menit dan berlangsung
selama 5 sampai 30 menit. Tidur REM tidak setenang tidur NREM dan mimpi
paling sering terjadi selama tidur REM (Kozier,2010).
2.Tidur NREM (Non-Rapid EyeMovement-NREM)
Tidur NREM juga disebut sebagai tidur gelombang lambat karena gelombang
otak orang yang sedang tidur lebih lambat dibandingkan gelombang alfa dan beta
orang yang sedang bangun atau terjaga (Kozier, 2010). Tidur NREM dibagi
menjadi empat tahap :
a.Tahap I : Tahap tidur sangat ringan. (Kozier,2010)
b.Tahap II : Tahap tidur ringan dan selama tahap ini proses tubuh terus menerus
menurun. (Kozier,2010).
c.Tahap III : Denyut jantung dan frekuensi pernapasan, serta tubuh lain, terus
menurun karena dominasi sistem saraf parasimpatik. Orang yang tidur menjadi
lebih sulit bangun (Kozier,2010).
d.Tahap IV : Menandai tidur yang dalam, disebut tidur delta. Denyut jantung dan
frekuensi pernapasan orang yang tidu rmenurun sebesar20% sampai 30%
dibandingkan denyut jantung dan frekuensi pernapasan selama terjaga (Kozier,
2010).
23

2.4.4 Siklus Tidur


Selama tidur individu, melewati tahap tidur NREM dan REM, siklus komplet
biasanya berlangsung sekitar 1,5 jam pada orang dewasa. Dalam siklus tidur
pertama, orang yang tidur melalui ketiga tahap pertama tidur NREM dalam total
waktu 20 sampai 30 menit. Kemudian, tahap IV dapat berlangsung sekitar 30
menit. Setelah tahap IV NREM, tidur kembali ke tahap III dan II sekitar 20 menit.
Setelah itu, terjadi tahap rem pertama, yang berlangsung sekitar 10 menit,
melengkapi siklus tidur pertama. Orang tidur biasanya mengalami empat sampai
enam siklus tidur selama 7-8 jam. Orang tidur yang dibangunkan di tahap
manapun harus memulai tahap I tidur NREM yang baru dan berlanjut ke seluruh
tahap tidur REM (Kozier, 2010).
2.4.3Pola Tidur Normal padaLansia
Kebutuhan tidur untuk lansia terus menurun, cukup 7 jam perhari. Demikian juga
jika telah mencapai lansia yaitu 60 tahun ke atas, kebutuhan tidur cukup 6 jam per
hari (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Kebutuhan tidur manusia tergantung pada
tingkat perkembangan. Tabel berikut merangkum kebutuhan tidur manusia
berdasarkan usia menurut Hidayat dalam (Nugroho, 2020).

Tabel 2. Kebutuhan Tidur Manusia


Usia Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan
0 – 1 bulan Bayi baru 14- 18 jam/ hari
1 bulan-18 bulan Masa Bayi 12- 14 jam/ hari
18 bulan-3 tahun Masa Anak 11- 12 jam/ hari

3 tahun-6 tahun Masa Pra Sekolah 11 jam/ hari


6 tahun-12 tahun Masa Sekolah 10 jam/ hari
12 tahun-18 tahun Masa Remaja 8,5 jam/ hari
18 tahun-40 tahun Masa Dewasa 7- 8 jam/ hari
40 tahun-60 tahun Masa Muda Paruh Baya 7 jam/ hari
60 ahun ke atas Masa Dewasa Tua 6 jam/ hari
24

2.4.5 Pengukuran Kualitas Tidur


Dalam penelitian ini, untuk mengukur kualitas tidur akan menggunakan skala
adaptasi dari Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Buysse et al. mendesain
suatu pengukuran kualitas tidur yang dikenal sebagai Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI). PSQI ini kemudian dikembangkan oleh University of Pittsburgh
untuk digunakan dalam berbagai penelitian. Alasan pemilihan PSQI untuk
mengukur kualitas tidur adalah dalam PSQI sangat mudah dimengerti dan
digunakan, terutama bagi subyek penelitian. PSQI memiliki kesamaan dengan
kuesioner lain, namun juga memiliki beberapa perbedaan. Pertama adalah jangka
waktu asesmen. Kebanyakan kuesioner kebiasaan tidur tidak menyebutkan jarak
waktu yang jelas, sehingga membuat kesulitan dalam menentukan genaralisasi.
PSQI mengukur kualitas tidur selama sebulan yang telah lalu dari seseorang,
sehingga secara berguna secara klinis dan informasi penelitian. Kedua, tipe
pertanyaan hampir sama dengan kebanyakan kuesioner lain, namun secara khusus
ada perbedaan mendasar. PSQI sama sekali tidak membahas proses mental
sebelum dan selama tidur dan juga komponen dalam PSQI lebih menampilkan
data empiris dan klinis, dari pada perhitungan statistik (Buysse et al., dalam
(Jumiarni, 2018)).Ketiga, metode skoring. Peneliti dapat mengetahui skor masing-
masing komponen yang merupakan bagian dari skor global yang digunakan untuk
menentukan kualitas tidur baik atau buruk. Selain itu, cara skoring sangat mudah
untuk dilakukan. Terakhir, PSQI didesain untuk pengukuran klinis secara umum,
bukan kepada pasien yang memang memiliki gangguan tidur ataupun gangguan
kesehatan lain. Selain itu, PSQI dapa digunakan untuk penelitian klinis dan studi
epidemiologi untuk mengindentifikasi masalah-masalah dalam kualitas tidur. Hal
ini memungkinkan PSQI dapat digunakan dalam penelitian yang mengungkap
hubungan kualitas tidur dengan variabel lain (Buysse et al., dalam (Jumiarni,
2018)).Dalam skala ini, terdapat 7 komponen atau aspek dari kualitas tidur. 7
komponen itu adalah kualitas tidur subjektif, masa laten tidur, durasi tidur,
kebiasaan efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat-obat tidur, dan
disfungsi di siang hari. PSQI memiliki koefisien reliabilitas 0.83, yang
mengindikasikan bahwa alat ini memiliki tingkat konsistensi internal yang tinggi
25

(Buysse et al., dalam (Jumiarni, 2018)). Atau dengan kata lain, setiap komponen
dalam PSQI mengukur secara khusus aspek-
aspek yang ada dalam skala ini.
PSQI itu sendiri didesain dengan beberapa tujuan, yaitu untuk menyediakan
pengukuran kualitas tidur yang reliabel, valid, dan terstandardisasi; untuk
memperoleh gambaran antara kualitas tidur yang baik dan kualitas tidur yang
buruk; untuk menyediakan sebuah skala yang mudah digunakan, baik untuk
pengisian oleh subjek penelitian ataupun klinisi dan peneliti untuk
menginterpretasinya; untuk memperoleh gambaran terhadap macam-macam
gangguan tidur yang berpengaruh bagi kualitas tidur. Tujuan PSQI yang mendasar
adalah mengukur kualitas tidur selama sebulan terakhir dan mengklasifikasikan
sebagai kualitas tidur yang baik atau buruk.
Aitem PSQI itu sendiri didapatkan dari tiga sumber utama, yaitu pengalaman
klinis dari pasien penderita gangguan tidur, tinjauan kembali dari beberapa
kuesioner kualitas tidur yang dilaporkan dalam beberapa literatur, dan uji coba
intrument itu sendiri selama 18 bulan (Buysse et al, dalam (Jumiarni, 2018)).
PSQI mengukur kualitas tidur selama sebulan terakhir, yang terdiri dari postsleep
inventories (yang hanya mengukur tidur pada malam sebelumnya) dan survey
type questionnaires (yang mengukur kesulitan tidur dalam jangka waktu satu
tahun sebelumnya dan bahkan bisalebih).
PSQI terdiri dari 19 pertanyaan untuk diri sendiri dan 5 pertanyaan yang
ditanyakan pada teman sekamar atau teman seranjang. 5 pertanyaan terakhir
digunakan hanya untuk kepentingan klinis sehingga tidak masuk dalam skoring
secara keseluruhan dari PSQI. 19 pertanyaan untuk diri sendiri dapat mengukur
berbagai macam faktor yang mempengaruhi kualitas tidur itu sendiri, termasuk
estimasi durasi tidur, latensi, frekuensi tidur dan gangguan tidur. 19 aitem
pertanyaan tersebut dikelompokkan dalam 7 komponen, yang setiap
komponennya memiliki bobot skala 0-3. Kesemua komponen tersebut
dijumlahkan menjadi skor global yang memiliki range 0-21, apabila semakin
tinggi skor global mengindikasikan kualitas tidur yang buruk (Bussye et al, dalam
(Jumiarni, 2018)).
26

Hasil dalam pengukuran keseluruhan adalah 0-21 yang diperoleh dari 7 komponen
penilaian diantaranya kualitas tidur secara subyektif (subjective sleep quality),
waktu yang diperlukan untuk memulai tidur (sleep latency), lamanya waktu tidur
(sleep duration), efisiensi tidur (habitual sleep efficiency), gangguan tidur yang
sering dialami pada malam hari (sleep disturbance), penggunaan obat untuk
membantu tidur (using medication), dan gangguan tidur yang sering dialami pada
siang hari (daytime disfunction). semakin tinggi skor nilai maka akan semakin
buruk kualitas tidurnya. Seseorang dikatakan memiliki kualitas tidur baik apabila
skor nilai 1-5, ringan 6-7, sedang 8-14 dan kualitas tidur buruk jika skor nilai
mencapai 15-21.
2.4.KerangkaTeori

Faktor Internal
Tingkat Stress
Kecemasan Jenis
Kelamin
Usia

Outcome
Faktor Eksternal
Insomnia pada Tidur Nyenyak/Deep
Lingkungan Hipertensi Sleep
Obat-Obatan
dan Zat lain
Penyakit Mental
dan Fisik
Terapi Murottal al-Qur’an
27

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Dimodifikasi dari Teori O’Brien (2014); Pieter (2011);


Potter & Perry (2005);Stuart, (2012)
2.5.Kerangka Konsep
Kerangka Konsep adalah susunan kostruksi logika yang dibuat untuk menjelaskan
setiap variabel yang diteliti. Tujuan adanya kerangka konsep adalah untuk
membuat fokus peneliti untuk lebih terararh sehungga memudahkan peneliti
dalam menyusun hipotesis penelitian serta memudhkan dalam mengidentifikasi
fungsi variabel penelitian tersebut (Pamungkas & Usman, 2017).

Variabel Independen Variabel Dependen


Terapi Murottal al-Qur’an Tingkat Insomnia
Pada Hipertensi

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Dimodifikasi dari Teori O’Brien (2014); Pieter (2011);


Potter & Perry (2005);Stuart, (2012

Berdasarkan kerangka konsep diatas, variabel independen yaitu terapi


murattalal-Qur’an,sedangkan variable dependennya adalah tingkat insomnia
BAB III

METODE PENELITIAN
Metode studi kasus merupakan suatu upaya untuk meneliti dan memahami
masalah, pengobatan, dan pencegahan, serta masalah-masalah. Tujuan metode
studi kasus adalah untuk mengetahui gambaran, hubungan pemecahan maslaah
dan melihat akibat dari suatu masalah.
3.1.Rancangan Studi Kasus
Rancangan karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus rancangan studi kasus ini
menggunakan pendekatan deskriptif tujuanya untuk menjelaskan gambaran
tentang suatu masalah yang berhubungan dengan kesehatan (Riyanto,2017).
Rancangan studi kasus yang akan penulis lakukan adalah penerapan terapi
murottal surat Ar-rahman.
3.2.Subyek studi kasus
Subyek studi kasus ini adalah 2 keluarga yang mengalami masalah hipertensi di
Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
3.3.Fokus studi
Fokus studi kasus ini adalah penderita hipertensi dengan kriteria sebagai berikut:
a.Kriteria Inklusi
1.Bersedia menjadi keluargakelolaan
2.Tekanan darah lebih dari 140/90mmHg
3.Mengkonsumsi obat hipertensi
4.Mengalami gangguan tidur dengan terbangun di malam hari sebanyak 7x/ lebih.
5.Usia Lansia
6.Beragama islam
b.Kriteria Eksklusi
1.Tidak Mengalami Gangguan Pendengaran
2.Lansia tidak dalam perawatan khusus
3.Mengkonsumsi Obat Tidur
3.4 Definisi operasional studi
Menurut Notoatmodjo (2018) Definisi operasional adalah definisi yang berguna
untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati

28
29

atau diteliti dan bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau


pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan
instrumen. Data kualitas tidur dapat diukur dengan menggunakan Pittsburgh sleep
quality index (PSQI). Kuesioner PSQI terdiri dari 9 pertanyaan. Skala pengukuran
menggunakan rating scale yaitu skor 0-3. Hasil dalam pengukuran keseluruhan
adalah 0-21 yang diperoleh dari 7 komponen penilaian diantaranya kualitas tidur
secara subyektif (subjective sleep quality), waktu yang diperlukan untuk memulai
tidur (sleep latency), lamanya waktu tidur (sleep duration), efisiensi tidur (habitual
sleep efficiency), gangguan tidur yang sering dialami pada malam hari (sleep
disturbance), penggunaan obat untuk membantu tidur (using medication), dan
gangguan tidur yang sering dialami pada siang hari (daytime disfunction).
semakin tinggi skor nilai maka akan semakin buruk kualitas tidurnya. Seseorang
dikatakan memiliki kualitas tidur baik apabila skor nilai 1-5, ringan 6-7, sedang 8-
14 dan kualitas tidur buruk jika skor nilai mencapai15-21.
Tabel. Definisi Operasional
Fokus Studi Definisi Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional
Kualitas Tidur kepuasan Data kualitas 1) Kualitas
seseorang lansia tidur dapat tidur baik
terhadap diukur dengan apabila skor
tidurnya, menggunakan nilai 1-5,
sehingga lansia Pittsburgh sleep 2) Ringan6-7,
tidak merasakan quality index 3) Sedang8-14
kelelahan, sering (PSQI). 4) Kualitas
menguap dan Kuesioner PSQI tidur buruk
mengantuk di terdiri dari 9 jika skor
pagi hari, pertanyaan. nilai
perasaan Dimensi mencapai
30

kelelahan, kuisioner 15-21.


gelisah, lesu, 1. Kualitas tidur
apatis, kehitaman subjektif
di sekitar mata, 2. Latensitidur
kelopak mata 3. Durasitidur
bengkak, 4. Efisiensi
konjungtiva kebiasaan tidur
merah, sering 5. Gangguan
menguap, tidur
gangguan tidur 6. Penggunaan
obat
7. Disfungsi di
sianghari
Terapi Murottal Terapi bacaan Al Memberikan
Quran yang terapi murotal 1) Dapattidur
merupakan terapi berupa surah Ar- 2) Tidak dapat
religi dimana rahman yang tidur.
seseorang dibawakan oleh
didengarkan ayat Muzammil
ayat Al Quran. Hasballah
dengan pitch 44
Hz, volume 60
desibel,
Selama10-15
menit dalam 2
kali sehari.
31

3.5 Tempat dan Waktu Karya Tulis Ilmiah


Penerapan terapi murottal pada studi kasus ini akan dilakukan di Desa
Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.Pelaksanaanya pada
bulan September 2021 sampai Juni 202

NO Jadwal Sep Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni
2021 2021 2021 2021 2022 2022 2022 2022 2022 2022

1 Pembuatan

proposal
2 Ujian

proposal
3 Revisi

proposal
4 Pengambil

an kasus
5 Pembuatan

Laporan
6 Ujian
7 Revisi

3.6 Prosedur Pengumpulan Data dan Instrumen Studi Kasus Prosedur


pengumpulan data yang digunakan penulis dalam studi kasus ini meliputi:
1. Tahap persiapan
a. Membuat proposal penelitian
b. Penulis mengurus permohonan surat izin dari Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
c. Penulis mengurus perizinan tempat yaitu di Desa Asemdoyong
,Pemalang kemudian ke keluarga pasien
d. Memilih pasien yang sesuai.
32

2. Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti menjelaskan prosedur kepada pasien dan keluarga.
b. Meminta persetujuan pasien dan keluarga menjadi responden.
c. Jika keluarga menyetujuinya maka salah saty keluarga menanda
tangani informed consent.
d. Melakukan pengkajian kepada pasien.
e. Membuat rencana keperawatan yang akan dilakukan kepada
pasien dan keluarga.
f. Membuat rencana keperawatan yang akan dilakukan kepada
pasien keluarga dengan masalah hipertensi
g. Melakukan implentasi yaitu telah di rencanakan dengan
menerapkan terapi murottal sesuaiSOP
3. Tahap Penyelesaian/Akhir
a. Pengkajian hasil analisis data.
b. Menyusun hasil penelitian dilanjutkan membuat kesimpulan dan
saran untuk peneliti selanjutnya.
c. Melakukan presentasi hasil penelitian.
d. Melakukan revisi laporan.
Instrumen yang digunakan pada studi kasus ini meliputi:
- Alat Ukur skala adaptasi dari Pittsburgh Sleep Quality Index
(PSQI).
- Lembar persetujuan menjadi responden
- Heandphone
- MP3 (murottal surat Ar rahman)
3.7 Pengolahan data dan Penyajian data
3.7.1 Pengolahan Data
1. Mengumpulkan data yang diperoleh berdasarkan, pengkajian,
observasi dan pemeriksaanfisik.
2. Memasukkan data ke analisa data untuk mendapatkan
dignosakeperawatan
3. Menentukan rencana keperawatan sesuai dengan kriteria hasil
33

yang telah ditentukan.


4. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah ditentukan, dimasukkan kedalam tabel
dan disertai responklien.
5. Melakukan evaluasi keperawatan untuk mendapatkan hasil dari
tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada dua subyek
hipertensi dengan pemberian terapi murota’al di Desa
Asemdoyong Kecamatan Taman KabupatenPemalang.
3.7.2 Penyajian Data
3.7.3 Penyajian data disajikan secara narasi yaitu menjelaskan hasil dari
pengkajian sanpai dengan evaluasi yang dilakukan pada dua
subyek hipertensi dengan pemberian terapi murottal di wilayah
Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Data
yang diperoleh berupa data subyektif dan obyektif yang didapatkan
dari klien, keluarga dan pemeriksaan fisik.
3.8 Etika dalam pelaksanaan studi kasus
Menurut Siswanto (2015), Masalah etika harus diperhatikan dalam
pembuatan penelitian karena penelitian berhubungan langsung dengan
manusia, masalah etika yang harus diperhatikan adalah:
3.8.1 Memperlakukan keluarga secara baik
Memposisikan responden atau partisipan sesuai dengan status
sosial dan kemampuan responden, menjaga hubungan baik dengan
responden agarreponden tidak merasa terganggu. Terdapat
responden merasa senang, namun terdapat respon yang dijadikan
informan karena terpaksa.
3.8.2 Menjaga Identitas dan Informasi keluarga
Penelitian tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan peneliti hanya menuliskan inisial atau kode pada lembar
pengumpulan data dan hasil penilitian, agar responden atau orang
lain tidak merasa terganggu.
34

3.8.3 Penelitian Dilakukan Secara Terbuka Atau Rahasia


Penelitian dapat dilakukan secara umum atau terbuka, semua orang
dapat mengenal kita atau mengetahui hal-hal yang kita lakukan,
sedangkan apabila dilakukan secara rahasia, tidak semua orang
menegtahui apa yang kita lakukan dan tidak diberitahukan ke
semua orang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian
Hasil kasus yang telah dilakukan 2 keluarga yaitu Ny.T dan Tn.M dengan
masalah keperawatan hipertensi yang mengalami gangguan pola tidur. Hasil kasus
meliputi pengkajian, perumusan diagnosis, keperawatan, perencanaan, dan
tindakan keperawatan serta evaluasi.
4.1.1. Pengkajian Keluarga I dan Keluarga II
Keluarga I
Pengkajian dilakukan pada hari Senin 09 Mei 2022 pada jam 10.00 wib pada
keluarga Ny.T Di Desa Asemdoyong. Dari hasil wawancara diperoleh data
identitas klien yaitu nama Ny.T, umur 79 tahun, alamat Desa Asemdoyong
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang , pendidikan terakhir Sekolah Dasar,
klien beragama islam, klien dirumah tinggal bersama anaknya yaitu Ny.N, umur
41 tahun. Ny.T memiliki 4 anak, keempat anaknya sudah menikah, Type keluarga
Ny.T adalah single family karena suami Ny.T sudah meninggal, ketiga anaknya
sudah meninggalkan rumah karena menikah, bekerja, seluruh anggota keluarga
beragama islam, pendapatan keluarga Ny.T dihasilkan dari anaknya sebesar
Rp.2.000.000,- perbulan. Saat ini keluarga Ny.T berada pada pada tahap
perkembangan keluarga anak usia dewasa. Tugas perkembangan Ny.T yang belum
terpenuhi adalah memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar. Riwayat single
family keluarga Ny.T adalah Ny.T menderita hipertensi, Riwayat keluarga
sebelumnya ibu dari Ny.T mempunyai darah tinggi, Ny.T mengeluh sering
terbangun dimalam hari dan sering merasa pusing jika banyak beraktivitas. Fungsi
kesehatan keluarga belum mengetahui cara pencegahan dan penanganan dari
masalah kesehatan yang di alaminya.kesehatan yang dialami anggota keluarganya,
keluarga belum mengetahui cara pencegahan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dan keluarga sudah mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti
puskesmas untuk memeriksakan anggota keluarga yang sakit.Stres dan koping
pada keluarga Ny.T adalah stres jangka panjang karena memikirkan kematian.

35
36

Hasil dari pemeriksaan fisik pada tanggal 09 Mei 2022 12.00 didapatkan data TD:
160/100 mmHg, N:83x/menit, S:36,2oC, RR: 21x/menit, klien tampak lesu ,turgor
kulit munurun.
Keluarga II
Pengkajian dilakukan pada hari Senin, 9 Mei 2022 pada pukul 14.30 WIB pada
pasien yang bernama Tn.M yang berusia 60 tahun, berjenis kelamin perempuan.
Keluarga pasien bernama Ny.K yang berusia 63 tahun dan hubungan keluarga
dengan pasien yaitu istri. Dari hasil wawancara diperoleh data identitas klien yaitu
Tn.M, umur 60 tahun, yang memiliki Pendidikan terakhir SMA, klien beragama
islam. Type keluarga Tn.M adalah keluarga kecil karena Tn.M tinggal serumah
dengan istri dan pasiennya yang belum menikah, seluruh keluarganya beragama
islam. Pendapatan Tn.M berasal dari berjualan sembako di rumah. Riwayat
keluarga inti Tn.M meruapakan penderita Hipertensi, Tn.M mengeluh Susah tidur
sering terbangun dimalam hari.Saat ini keluarga telah mengetahui cara
pencegahan dan penanganan dari masalah kesehatan yang dialaminya, sehingga
keluarga sudah bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti puskemas untuk
pemeriksaan anggota keluarganya yang sakit. Tn. M dan Ny. K sama-sama
mengalami gangguan tidur. Mereka tidak pernah melakukan aktivitas olahraga.
Keseharian dari Tn. M yaitu hanya beristrahat di kursi maupun di tempat tidur,
beliau tidak memiliki kegiatan yang khusus dan untuk Ny.K berperan sebagai ibu
rumah tangga. Fungsi kesehatan keluarga yang belum terpenuhi adalah keluarga
belum mengetahui akibat dan belum mengerti cara pencegahan dan penanganan
penyakit. Stres dan koping pada keluarga Tn.M adalah stres jangka panjang yang
harus memikirkan kedua tinggal jauh dari rumahnya yaitu sedang bekerja di luar
negeri dan 4 tahun tidak pernah pulang. Hasil dari pemeriksaan fisik didapatkan
data TD: 185/90 mmHg, N: 82x/menit, menit, S: 36,0 ºC, RR: 22x/menit,klien
tampak lemas dan kelelahan.
37

4.1.2 Pengkajian kuisioner PSQI Keluarga I dan Keluarga II


Keluarga I
Wawancara pada keluarga klien pertama didapatkan hasil yaitu biasanya pasien
tidur pukul 22.00 atau 23.00 gitu tetapi tidurnya hanya sebentar nnanti kebangun
lagi dan tidak bisa tidur. Kalau tidur lelap banget tidak bisa kecuali meggunakan
obat tidur. Untuk bangun pagi itu pukul 3 karena untu bersiap siap sholat subuh.
Bias tidur tiap malam sekitar 1 jam-2 jam dan itu tidak tentu.Tidak mampu
tertidur selama 30 menit sejak berbaring selama 3x seminggu. Terbangun ditengah
malam atau dini hari terjadi kurang lebih 2 x dalam seminggu. Terbangun untuk
ke kamar mandi termasuk 2 x seminggu.d. Sulit bernafas dengan baik tidak pernah
dalam satu bulan terakhir. Batuk atau mengorok 1 x dalam seminggu. Kedinginan
di malam hari 2x dalam seminggu kepanasan di malam hari tidak pernah dalam
satu bulan terakhir. Pernah mimpi buruk 1 x dalam seminggu. Terasa nyeri 3x
dalam seminggu hal ini dikarenakan salah satunya asam urat. Selama sebulan
terakhir, seberapa sering anda menggunakan obat tidur 3 x dalam seminggu.
Selama sebulan terakhir,seberapa sering anda mengantuk ketika melakukan
aktivitas di siang hari 3 x dalam seminggu. Selama satu bulan terakhir, berapa
banyak masalah yang anda dapatkan dan seberapa antusias anda selesaikan
permasalahan tersebut tergolong cukup kecil. Selama bulan terakhir, bagaiman
anda menilai kepuasan tidur anda yang Cukup buruk.
Keluarga II
Wawancara pada keluarga klien pertama didapatkan hasil yaitu biasanya pasien
tidur pukul 21.00 terkadang juga pasien dapat tertidur pukul 00.00 gitu tetapi
tidurnya hanya sebentar nnanti kebangun lagi dan nggak bias tidur. Kalau tidur
lelap banget tidak bisa kecuali meggunakan obat tidur. Untuk bangun pagi itu
pukul 2 soalnya mau sholat subuh. Bisa tidur tiap malam sekitar 1 jam-2 jam dan
itu tidak tentu. Tidak mampu tertidurjam dan itu tidak tentu. Tidak mampu tertidur
selama 30 menit sejak berbaring selama 2x seminggu. Terbangun ditengah malam
atau dini hari terjadi kurang lebih 1x dalam seminggu. Terbangun untuk ke kamar
mandi termasuk 2 x seminggu. Sulit bernafas dengan baik tidak pernah dalam satu
bulan terakhir. Batuk atau mengorok 3x dalam seminggu. Kedinginan di malam
38

hari 2x dalam seminggu kepanasan di malam hari tidak pernah dalam satu bulan
terakhir. Pernah mimpi buruk 1 x dalam seminggu. Terasa nyeri 2x dalam
seminggu hal ini dikarenakan menurut keluarga pasien salah satunya disebabkan
karena penyakit stroke. Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
menggunakan obat tidur 3x dalam seminggu. Selama sebulan terakhir,seberapa
sering anda mengantuk ketika melakukan aktivitas di siang hari 3 x dalam
seminggu. Selama satu bulan terakhir, berapa banyak masalah yang anda dapatkan
dan seberapa antusias anda selesaikan permasalahan tersebut tergolong cukup
kecil. Selama bulan terakhir, bagaimana anda menilai kepuasan tidur anda yang
cukup buruk.
4.1.3. Diagnosa Keperawatan
Keluarga I
Berdasarkan hasil pengkajian yang sudah dilakukan, penulis merumuskan
diagnosa keperawatan gangguan pola tidur dan nyeri . Diagnosa gangguan pola
tidur yang didukung oleh:data subjektif diperoleh adalah Ny.T mengatakan
kesulitan tidur dan sering terbangun.Data Objektif yang di dapatkan adalah Skor
PSQI 17 (tidur buruk),klien tampak lesu.
Diagnosa Nyeri yang didukung oleh: data subjektif yang diperoleh adalah Ny.T
mengatakan P: ketika banyak beraktivitas, Q: dipukul pukul ,R: belakang kepala,
S: 5, T: hilang-timbul. Data objektif yang didapatkan adalah TD: 160/100 mmHg,
N:83x/menit, S:36,2oC, RR: 20x/menit, klien tampak memegangi daerah belakang
kepala.
Diagnosa Ansietas didukung oleh data subyektif: klien mengatakan cemas karena
ingat dengan kematian dan terhadap penyakitnya , data obyektif: klien tampak
cemas, dan sedih.
Prioritas diagnosa keperawatan sesuai skorsing
39

1) Gangguan Pola tidur


NO KRITERIA SKORE BOBOT SKORE PEMBENARAN

1 Sifat masalah 1 3/3x1=1 Ny.Tmemgatakan


Skala: Aktual 3 sering merasakam
Resiko 2 kepala bagian
Potensial 1 belakang terasa
berat dan kesulitan
tidur saat
melakukan
aktivitas terlalu
berlebihan
2 Kemungkinan 2 1/2x2=1 Ny.T mengatakan
masalah dapat susah susah
diubah
Skala: Mudah 2 mudah untuk tidak
Sebagian 1 melakukan
Sulit 0 aktivitas
berlebihan karena
sudah terbiasa
3 Potensial 1 3/3x1=1 Potensial masalah
masalah Ny.T terhadap
Untuk dicegah 3 gangguan pola
Skala: Tinggi 2 tidir cukup tinggi
Sedang Rendah 1
4 Menonjolnya 1 2/2x1=1 Masalah
masalah Skala: gangguan pola
Masalah 2 tidur terhadap
dirasakan dg ada Ny.T harus segera
Upaya diatasi.
40

Masalah 1
dirasakan dg
tidak ada upaya
Masalah tidak
0
dirasakan

JUMLAH SKOR Skor/skor tertinggixbobot 4

2)Nyeri
NO KRITERIA SKORE BOBOT SKORE PEMBENARAN

1 Sifat masalah 1 3/3x1=1 Ny.T mengeluh


Skala: Aktual 3 sakit pada belakang
Resiko 2 kepala
Potensial 1
2 Kemungkinan 2 0/2x2=0 Ny.T istirahat
masalah dapat apabila kepalanya
diubah 2 terasa pusing
Skala: Mudah 1
Sebagian 0
Sulit
3 Potensial 1 3/3x1=1 Ny.T masih
masalah sering makan
Untuk dicegah 3 makanan asin
Skala: Tinggi 2
Sedang Rendah 1
4 Menonjolnya 1 2/2x1=1 Ny.T mengatakan
masalah Skala: apabila pusing
Masalah 2 klien hanya
dirasakan dg ada istirahat
Upaya
41

Masalah 1
dirasakan dg
tidak ada upaya

Masalah tidak
0
dirasakan

JUMLAH SKOR Skor/skor tertinggixbobot 3

3)Ansietas
NO KRITERIA SKORE BOBOT SKORE PEMBENARAN

1 Sifat masalah 1 2/3x1=2/ Ny.T mengatakan


Skala: Aktual 3 3 takut akan kematian
Resiko 2 dan cemas pada
Potensial 1 penyakitnya
2 Kemungkinan 2 ½ x2=1 Ny.T mengatakan
masalah dapat kecemaasan yang
diubah dialaminya susah
2
Skala: Mudah susah mudah untuk
1
Sebagian diubah karena
0
Sulit selalu dipikirnya
menjelang sholat
dan tidur
3 Potensial 1 1/3x1=1/ Potensial masalah
masalah untuk 3 terhadap
dicegah kecemasan Ny.T
3
Skala: Tinggi tinggi untuk
2
Sedang dicegah
1
Rendah
42

4 Menonjolnya 1 2/2x1=1 Ny.T berusaha


masalah Mengatasi masalah
Skala: 2 kecemasan
Masalah
dirasakan dg 1
ada upaya
Masalah 0
dirasakan dg
tidak ada upaya
Masalah tidak
Dirasakan
JUMLAH SKOR Skor/skor tertinggixbobot 3

2.Keluarga II
Berdasarkan hasil pengkajian yang sudah dilakukan, penulis merumuskan
diagnosa keperawatan Gangguan pola tidur dan Nyeri Diagnosa Gangguan pola
tidur didukung oleh: data subjektif: klien mengatakan susah tidur, tidur 2-3 jam/
hari, klien mengatakan lemas, dan data obyektif: skor PSQI 17 (tidur buruk) klien
tampak lemas, terlihat lingkaran hitam dibawah mata.Diagnosa Nyeri didukung
oleh: Data subjektif yang diperoleh adalah Tn.M.mengatakan P: ketika kelelahan,
Q: dipukul pukul , R: seluruh kepala , S: 6, T: hilang- timbul. Data objektif yang
didapatkan adalah TD: 185/90 mmHg, N:83x/menit, S:36,oC, RR: 23x/menit,
klien tampak lemas.
Prioritas diagnosa keperawatan sesuai skorsing
43

1) Gangguan pola tidur


NO KRITERIA SKORE BOBOT SKORE PEMBENARAN
1 Sifatmasalah 1 3/3x1=1 Tn.M
Skala:Aktual 3 mengatakan
Resiko 2 susah tidur
Potensial 1

2 Kemungkinan 2 1/2x2=1 Masalah dapat


masalah dapat sebagian diubah
diubah dengan mengontrol
Skala: Mudah 2 lingkungan
Sebagian 1
Sulit 0
3 Potensial 1 3/3x1=1 Potensial masalah
masalah untuk Ny.T
dicegah Skala: 3 terhadap gangguan
Tinggi 2 pola
Sedang 1 tidir cukup
Rendah tinggi

4 Menonjolnya 1 2/2 x1=1 Masalah


masalah Skala: Gangguan pola
Masalah tidur yanf
dirasakan 2 dirasakan Tn.M
dgada upaya harus diatasi
Masalah 1
dirasakan dg
tidak ada 0
upaya Masalah
tidakdirasakan

JUMLAH SKOR Skor/skor tertinggixbobot


5
44

2) Nyeri
NO KRITERIA SKORE BOBOT SKORE PEMBENARAN
1 Sifatmasalah 1 3/3x1=1 Klien mengeluh
Skala:Aktual 3 sakit pada
Resiko 2 belakang kepala
Potensial 1
2 Kemungkinan 2 1/2x2=1 Klien istirahat
masalah apabila
dapat diubah 2 kepalanya terasa
Skala:Mudah 1 pusing
Sebagian 0
Sulit
3 Potensial 1 3/3x1=1 Potensial masalah
Masalah Tn.M terhadap
Nyeri cukup
tinggi
untukdicegah
Skala:Tinggi 3
Sedang 2
Rendah 1

4 Menonjolnya 1 2/2x1=1 Klien


masalah mengatakan
Skala: apabila pusing
Masalah 2 klien hanya
dirasakan dg istirahat
ada upaya
Masalah 1
dirasakan dg
tidak ada
upaya
Masalahtidak 0
Dirasakan
JUMLAH SKOR Skor/skor tertinggixbobot 4

4.1.4 Rencana Keperawatan Keluarga I dan Keluarga II


1)Gangguan pola tidur
Rencana keperawatan yang disusun untuk diagnosa gangguan pola tidur adalah:1)
TUK 1; keluarga mampu mengontrol pola makan klien,2) TUK 2; Keluarga
mampu jelaskan pentingnya tidur yang adekuat,3)TUK 3; klien dapat memilih
tindakan untuk nmengatasi gangguan pola tidur,4) TUK 4;klien dapat merawat
45

drinya sendiri untuk mengurangi gangguan pola tidur,5) TUK 5;keluarga dapat
kontrol lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi gangguan pola tidurnya,6)
TUK 6;keluarga dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti di puskesmas
dan klinik terdekat
2)Nyeri
Rencana keperawatan yang disusun untuk diagnisa nyeri adalah: 1) TUK
memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi (pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, komplikasi dan pencegahan serta pengobatan secara farmakologis dan
nonfarmakologis), lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, 2) TUK 2; klien
dapat melakukan tindakan yang mengurangi nyeri yaitu dengan cara
nonfarmakologis dengan teknik relaksasi nafas dalam, 3) TUK 3; klien dapat
merawat dirinya sendiri yaitu dengan cara pencegahan dan penanganan Hipertensi
dengan terapi relaksasi nafas dalam, 4) TUK 4; Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti kebisingan dan keramaian, 5) TUK 5; klien dapat
memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti di pukesmas dan klinik terdekat
2)Ansietas
Rencana keperawatan yang disusun untuk diagnosa Ansietas adalah: 1) TUK 1;
mengkaji penyebab timbulnya kecemasan pada klien, 2) TUK 2; klien dapat
memilih dan memutuskan tindakan yang akan dilakukan untuk mengurangi
cemas, 3) TUK 3; klien dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi kecemasan, 5) TUK 5; klien dapat memanfaatkan
fasilitias kesehatan seperti di puskesmas dan klinik terdekat
46

.
4.1.5 Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan
Keluarga I
Pertemuan Pertama, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu: 1)
melakukan pengkajian
Pertemuan Kedua,penulis melakukan implementasi keperawatan
yaitu:1)Memonitor tekanan darah 2)melakukan edukasi pentingnya pola tidur
yang adekuatseta makanan dan minuman yang mengganggu tidur,Hasil evaluasi
yang didapatkan data subyektif keluarga klien mengatakan sudah paham tentang
edukasi yang diberikan , data obyektif yang didapatkan klien tampak paham TD:
160/90 mmHg.
Pertemuan Ketiga,penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu:
1)observasi tekanan darah 2) memodifikasi lingkungan 4)mengajarkan terapi
murottal surah Ar-Rahman untuk meningkatkan kualitas tidur. Hasil evaluasi yang
didapatkan data subyektif keluarga klien mengatakan masih sering terjaga di
malam hari data obyektif yang didapatkan klie tampak lesu TD: 160/90 mmHg.
Pertemuan Kempat ,penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu:
1)observasi tekanan darah 2) memberikan terapi murottal surah Ar-Rahman untuk
meningkatkan kualitas tidur. Hasil evaluasi yang didapatkan data subyektif
keluarga klien mengatakan belum bisa tidur nyenyak , data obyektif yang
didapatkan klie tampak lelah TD: 150/80 mmHg.
Pertemuan kelima, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu: 1)
observasi tekanan darah 2) memberikan terapi murottal surah Ar-Rahman untuk
meningkatkan kualitas tidur.Hasil evaluasi yang didapatkan data obyektif yang
didapatkan klien, klien nampak lebih rileks TD: 140/80 mmHg.
Pertemuan keenam, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu: sama
halnya dengan sebelumnya dilakukan terapi murottal surah Ar-Rahman untuk
meningkatkan kualitas tidur. Hasi implementasi dan evaluasi subyektif keluarga klien
mengatakan bisa tertidur semalam, data diatas didapatkan data subyektif keluarga
klien mengatakan bisa tidur lelap, data obyektif yang didapatkan klien, klien
47

nampak lebih tenang TD: 130/80mmHg. Dari data subyektif dan data obyektif
diatas masalah keluarga teratasi sebagaian
pada pertemuan ketujuh, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu
monitor klien melakukan terapi keluarga klien mendengarkan terapi murottal
surah Ar-Rahman setiap kali merasa susah tidur . Hasil implementasi dan evaluasi
diatas didapatkan data subyektif keluarga klien mengatakan pola tidur sudah
membaik dan merasa sangat terbantu , data obyektif yang didapatkan klien, klien
nampak lebih rileks dan sehat dari sebelumnya TD: 130/80mmHg, Dari data
subyektif dan data obyektif diatas masalah keluarga teratasi pertahankan
intervensi: anjurkan keluarga klien melakukan terapi murottal surah Ar-Rahman
secara mandiri dirumah dengan kelurga, anjurkan keluarga untuk mengontrol pola
makan klien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang asin-asin. Kemudian
didapatkan hasil pada saat dilakukan pengawasan pada hari ke 7 hingga 14
didapatkan hasil akhir yaitu 120/80mmHg Skor PSQI 7
Keluarga II
Pertemuan Pertama, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu:1)
melakukan pengkajian
Pertemua Kedua,penulis melakukan implementasi keperawatan
yaitu:1)observasi tekanan darah 2)melakukan edukasi pentingnya pola idur yang
adekuat dan makanan minuman mempengruhi pola tidur ,Hasil evaluasi yang
didapatkan data subyektif keluarga klien mengatakan sudah mengerti tentang
pentingnya tidur dan makaanan dan minuman yang mempengaruhi pola tidur, data
obyektif yang didapatkan klie tampak lesu TD: 185/90 mmHg.
Pertemuan Ketiga,penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu: 1)
observasi tekanan darah 2) mengajarkan keluarga dan klien melakukan terapi
murottal surah Ar-Rahman untuk.Hasil evaluasi yang didapatkan data subyektif
keluarga klien mengatakan klien belum bisa tidur nynyak data obyektif yang
didapatkan klie tampak lesu TD: 185/90 mmHg.
Pertemuan Kempat,penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu: 1)
observasi tekanan darah 2) memberikan terapi murottal surah Ar-Rahman untuk
meningkatkan kualitas tidur. Hasil evaluasi yang didapatkan data subyektif
48

keluarga klien mengatakan bisa tidur siang , data obyektif yang didapatkan klie
tampak lelah TD: 180/90 mmHg.
Pertemuan kelima, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu:
1) observasi tekanan darah 2) monitor keluarga dan klien melakukan murottal
surah Ar-Rahman untuk meningkatkan kualitas tidurHasil evaluasi yang
didapatkan data subyektif keluarga klien mengatakan pusing sudah berkurang,
data obyektif yang didapatkan klien, klien nampak lebih tenang TD:
180/90mmHg.
Pertemuan keenam, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu: sama
halnya dengan sebelumnya dilakukan terapi murottal surah Ar-Rahman untuk
meningkatan kualitas tidur Hasi implementasi dan evaluasi diatas didapatkan data
subyektif keluarga klien mengatakan rasa lelah berkurang , data obyektif yang
didapatkan klien, klien nampak lebih rileks TD: 175/90mmHg. Dari data
subyektif dan data obyektif diatas masalah keluarga teratasi sebagaian lanjutkan
intervensi: observasi tekanan darah, berikan teknik relaksasi nafas dalam dan
terapi murottal surah Ar-Rahman yang ada dihanphonenya.
Pertemuan ketujuh, penulis melakukan implementasi keperawatan yaitu monitor
klien melakukan terapi dan anjurkan keluarga klien mendengarkan terapi murottal
surah Ar-Rahman setiap kali merasa susah tidur. Hasil implementasi dan evaluasi
diatas didapatkan data subyektif keluarga klien mengatakan senang karena tidur
tercukupi pada awal sebelum diberikan perlakukan dan klien mengatakan sudah
beberapa hari belakangan ini telah menjaga pola makannya serta juga dilakukan
terapi untuk penyakit strokenya, klien nampak lebih rileks dan sehat dari
sebelumnya TD akhir yaitu: 170/80mmHg. Dari data subyektif dan data obyektif
diatas bahwa terapi murottal dapat meningkatkan kualitas tidur jika dilakukan
secara rutin dan selalu menjaga makanan yang diberian kepada pasien. Kemudian
didapatkan hasil pada saat dilakukan pengawasan pada hari ke 7 yaitu didapatkan
170/90mmHg,.hingga hari ke 14 didapatkan hasil akhir yaitu 160/80mmHg skor
PSQI 8.
49

4.2. Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
Studi kasus hasil penelitian diatas mengungkapkan bahwa tentang pengaruh terapi
murottal dalam terhadap hipertensi telah membuktikan bahwa kedua klien yang
diberikan terapi tersebut efektif untuk meningkatkan kualitas tidur pada keluarga
dengan hipertensi di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
Penerapan yang dilakukan sesuai dengan jurnal milik Riskiana Ayu Safitri, Terapi
Murottal Surah Ar-Rahman adalah suatu aktivitas fisik yang dilakukan untuk
menurunkan gangguan pola tidur. Hal ini diperkuat penelitian Ricky Yanto Iksan
(2020) menunjukkan bahwa setelah respoden diberikan Murottal Surah Ar-
Rahman 1 kali dapat mengurangi gangguan pola tidur. Terapi murottal Al-Qur’an
Surah Ar-Rahman Adalah membawa gelombang suara dan mendorong otak untuk
memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptida ketika diperdengarkan.
Molekul tersebut akan mempengaruhi reseptor-reseptor dalam tubuh sehingga
hasilnya tubuh merasa nyaman dan rileks. Penelitian ini juga didukung oleh
penelitian Kartini dkk (2016), pemberian terapi murottal terhadap penurunan
tekanan darah pada ibu hamil preeklamsi yang diuji menggunakan Uji Paired
Sample T Test, mendapatkan hasil P value = 0,000 [p<α (α=0,05)], sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum
dan sesudah diberikan terapi murrotal.
Lantunan Al-Quran dapat mengaktifkan hormoneendorphin, menurunkan
hormon-hormon stress, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan
tegang, meningkatkan perasaan rileks, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah serta memperlambat detak jantung, denyut nadi,
pernapasan, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernapasan yang lebih lambat
atau lebih dalam sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran
yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik (Mahmudi, 2011 dalam
Kartini dkk, 2016).Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada klien I dan
klien II sama- sama mengeluh kesulitan tidur dan sering terjaga dimalam hari
serta perubahan tekanan darah diatas normal, dan pada klien I skore PSQI 17
(tidur buruk) dan klien II dengan skore PSQI 18 (tidur buruk). Serta hasil
50

wawancara pada responden dengan kuesioner pola tidur PSQI, masalah yang
sering mengganggu tidur responden sehingga menyebabkan kualitas tidurnya
buruk adalah tidak dapat tidur selama 30 menit atau lebih, pergi ke kamar mandi
pada malam hari, rasa sakit di badan atau pegal-pegal, batuk, merasa kepanasan
atau kedinginan, dan tidur terlalu malam atau bangun pagi terlalu cepat karena
harus mempersiapkan untuk berjualan makanan di pagi hari, bangun tengah
malam untuk mengisi tandon air yang hanya keluar lancar pada malam hari, ada
pula yang bekerja dengan sistem shift sehingga pola tidur mereka tidak teratur.
Kelebihan terapi murottal Al Qur’an dengan tempo yang lambat serta harmonis
lantunan Al Qur’an dapat menurunkan hormon stres, mengaktifkan hormon
endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari
rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut
nadi, dan aktivitas gelombang otak (Nadhifatus, 2018). Mendengarkan lantunan
Al-Quran memiliki hasil yang sama seperti mendengarkan terapi musik santai
dalam hal patofisiologi mekanisme rangsangan auditori. Sistem limbik serebral
(aksis hipotalamus-hipofisi-adrenal dan kompleks amygladoid) memediasi
keterlibatan audio melalui jalur sistem pendengaran ke area pendengaran,
khususnya jalur sarah (sirkuit emosi). Rangsangan audio membangkitkan
tanggapan psikofisiologis karena pengaruhnya pada sistem limbik yang mungkin
merangsang sekresi beberapa hormon seperti serotonin, dopamin, dan atau
norepinefrin pada sinapsis, akhirnya melepaskan stres. Rangsangan audio Al-
Quran berfungsi sebagai pedoman hidup seorang muslim. Audio AlQuran
memiliki efek dalam mensekresi hormon-hormon (Pramesona, Taneepanichskul,
2018).
Suara murottal ini akan mengaktifkan dan mengendalikan sraf otonom.
Saraf otonom tersebut mempunyai dua sistem saraf yaitu saraf simpatis dan saraf
parasimpatis. Sistem saraf simpatis berfungsi untuk mempersyarafi jantung dan
memperlambat detak jantung, sedangkan saraf parasimpatis sebaliknya. Kedua
sistem saraf ini mempengaruhi relaksasi atau ketenangan. Relaksasi atau
ketenangan tersebut menjadikan midbrain akan melepaskan serotonin,
51

enkhephalin, betaendorphin dan zat lainnya ke dalam sirkulasi (Nafi’ah, Dewi,


2016).Menurut Ludyaningrum, (2016) beberapa responden yang mempunyai pola
tidur buruk juga disebabkan karena sedang ada masalah yang membuat selalu
kepikiran dan membuatnya menjadi stress sehingga mengganggu kualitas tidur
nya menjadi tidak nyenyak. Dr. Susan Redline yang merupakan salah satu peneliti
senior dari Case Western Reserve mengatakan bahwa orang yang mempunyai
gangguan tidur baik pada usia muda maupun tua perlu diberikan perhatian khusus
oleh dokter ahli jantung karena dianggap sebagai salah satu faktor risiko
hipertensi. Kualitas dan kuantitas tidur dapat memengaruhi proses hemostasis dan
bila proses ini terganggu maka dapat menjadi salah satu faktor meningkatnya
penyakit kardiovaskuler.Pola tidur adalah faktor risiko hipertensi yang masih bisa
dikendalikan, oleh karena itu pola tidur yang baik sangat penting untuk
mempertahankan kesehatan seseorang, bukan hanya terbatas pada mengurangi
kebiasaan buruk seperti merokok, minum alkohol, dan modifi kasi gaya hidup
dalam hal pengaturan diet dan olah raga saja, namun juga optimalisasi kualitas
dan kuantitas tidur. Sangatlah penting untuk memantau dan mengontrol pola tidur
mulai dari sekarang sebagai bagian dari meningkatkan kesehatan dan mengurangi
risiko terjadinya hipertensi.
4.2.2 Diagnosa Keperawatan
Studi kasus pada kedua keluarga memunculkan diagnosa keperawatan yang sama
yaitu gangguan pola tidur .Diagnosa gangguan pola tidur didukung oleh:data
subyektif yang didapat pada Klien I mengtakan kesulitan tidur serimg terbangun
,sering sakit kepala . Data obyektif yang didapatkan adalah Skore PSQI: 17
(tidur buruk), TD:160/80 mmHg,N:99 x/menit.
Pada klien II yaitu diagnosa gangguan pola tidur. Diagnosa gangguan pola tidur
didukung oleh: Data subyektif yang didapat adalah Tn.M mengatakan sering
lemas ,tidak pernah tidur siang hanya tiduran ,jika sudah terbangun sulit tidur lagi
,sering sakit kepala . Data obyektif yang didapatkan adalah Skore PSQI : 17 (tidur
buruk),TD:180/90 mmHg
4.2.3 Intervensi Keperawatan
Penulis menyusun rencana keperawatan dengan gangguan pola tidur . Tujuan
52

diharapkan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 kali


kunjungan dan 7 kali pendampingan masalah gangguan pola tidur pada klien
dapat teratasi dengan kriteria hasil melaporkan bahwa dengan kesulitan sulit tidur
dari menurun menjadi membaik ,keluhan terjaga menurun, manajemen terapi
murotal Al-Qu’an surat Ar-rahman dapat memberikan efek relaksasi sebelum
tidur.
Rencana keperawatan yang disusun untuk diagnosa gangguan pola tidur adalah: 1)
TUK 1; Keluarga dapat merawat klien agar gangguan tidur teratasi 2) TUK 2;
klien dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan kualitas tidur yaitu
dengan cara terapi murotal Al-Qu’an surat Ar-rahman, 3) TUK 3; klien dapat
merawat dirinya sendiri yaitu dengan cara mengatur pola tidur , 4) TUK 4;
Memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi kenyamanan.
4.2.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yang sudah penulis lakukan pada dua kasus dengan
klien hipertensi adalah pemberian terapi murotal Al-Qur’an surat Ar- rahman
dalam yang dilakukan selama 15 menit, 2 kali sehari pada siang dan malam.
Menurut Widyastuti (2015) pemberian terapi murottal Al-Qur’an selama 15 menit
memberikan efek terapeutik ,dimana dengan durasi 15-30 menit dapat
memberikan efek relaksasi.
Hasil didapatkan pada klien I dan klien II terjadi peningkatan kualitas tidur yang
baik , klien I yang awalnya Skore PSQI 17 (Tidur buruk ) terjadi penurunan Skore
PSQI yaitu 7 (tidur sedang), klien II yang awalnya Skore PSQI 17 (Tidur buruk )
terjadi penurunan Skore PSQI yaitu 8 (tidur sedang).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Oktora, Dkk ,(2016) di unit
rehabilitasi sosial dewanta Cilacap, mengatakan bahwa terapi murottal Al-Qur’an
memiliki pengaruh yang bermaknsa terhadap kualitas tidur.
4.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dari Implementasi yang penulis lakukan pada kedua keluarga
dengan lansia yang mengalami gangguan pola tidur selama 7 kali
pertemuan.Terapi murottal berdasarkan mekanisme kerjanya merupakan suatu
terapi suara yang berupa efek psikologis dan neurologis dimana dengan lantunan
53

irama tersebut mampu memperbaiki fisiologis syaraf untuk meningkatkan


mekanisme tubuh dan dapat meningkatkan kualitas tidur lansia
(Oktora,dkk,2016). Penerapan terapi murottal Al-Qur’an surat Ar-rahman pada
asuhan keperawatan lansia dengan gangguan tidur yang diterapkan pada dua klien
ini memberikan hasil akhir sama yaitu kualitas tidur kedua klien menjadi baik
karena klien dan keluarga dapat bekerjasama. Hasil screening PSQI klien I
meningkat Dari 17 menjadi 7 ,Skor PSQI klien II meningkat dari 18 menjadi 8.
Serta terjadi penurunan tekanan darah dari pada klien I dari 160/80 mmHg
menjadi 120/80 mmHg dan pada klien II dari 185/90 mmHg menjadi 160/80
mmHg
4.3 Keterbatasan
Keterbatasan yang penulis dapatkan pada keluarga I yaitu keluarga I yaitu waktu
hari ke 8 sampai dengan 14 hanya dilakuakan pendampingan memberikan terapi
murotal Al-Qur’an secara mandiri dirumah dengan keluarga karena terhalang
praktik dirumah sakit.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Terdapat pengaruh terapi murottal surat ar-rahman untuk meningkatkan kualitas
tidur dan penurunan tekanan darah pada keluarga dengan hipertensi di Desa
Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
Uraian pada bab ini telah dipaparkan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
1.Pengkajian
Pengkajian yang penulis dapatkan dari keluarga klien I dan klien II mengeluh
sering terjaga di malam hari dan tidak bisa tidur siang.
2.Diagnosa keperawatan
Tersusun diagnosa yang sama yaitu ganguan pola tidur dan nyeri pada klien I dan
II didapat dari hasil screening skor PSQI yang dilakukan, serta diagnosa ansietas
pada klien I didapat dari hasil data subyektif .
3.Intervensi
Intervensi pada klien I dan klien II berfokus untuk meningkatkan kualitas tidur.
Pemberian intervensi yang diberikan yaitu terapi murotal Al-Qur’an surat Ar-
rahman.
4.Implementasi
` Implementasi yang sudah penulis lakukan kepada keluarga klien I dan klien II
yaitu memonitor tanda-tanda vital, melakukan edukasi pentingnya pola tidur yang
adekuat dan makanan minuman mempengaruhi pola tidur, mengkaji skor PSQI,
mengajarkan dan memberikan terapi murotal Al-Qur’an surat Ar-rahman.
5.Evaluasi
Asuhan keperawatan yang penulis telah lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
terapi murotal Al-Qur’an surat Ar-rahman dalam efektif menurunkan nyeri.
Didapatkan hasil klien I yang awalnya skor PSQI 17 (tidur buruk ).meningkat
menjadi 7 (tidur ringan) serta tekanan darah yang awalnya: 160/90 mmHg turun di
hari ke7 dan dihari ke 14 didapatkan hasil 120/80 mmHg sedangkan untuk klien II

54
55

hasil screening PSQI awalnya 18 (tidur buruk) meningkat menjadi 8(tidur sedang)
dan tekanan darah awalnya: 185/90 mmHg menjadi 170/90mmHg pada hari ke 7
kemudian dilanjutkan pada hari ke 8 hingga 14 yaitu pendampingan kepada
keluarga pasien dan didapatkan hasil pada hari ke 14 yaitu 160/80 mmHg. Pada
klien 1 dan II dengan diagnosa gangguan pola tidur didapat dari data subyektif
klien mengatakan gangguan pola tidur sudah mulai berkurang dan setelah
perlakukan klien mulai dapat tidur dengan nyenyak.
5.2 Saran
1.Bagi Profesi Keperawatan.
Intervensi mendengarkan murrotal perlu digunakan dan dikembangkan bukan
hanya untuk penderita hipertensi, tetapi juga untuk klien lainnya yang
membutuhkan pendekatan dalam menghadapi tingkat emosional yang tinggi.
Intervensi mendengarkan murrotal sebagai intervensi yang dapat mengendalikan
emosi klien dapat digunakan sebagai salah satu tindakan mandiri keperawatan
untuk menguatkan spiritual klien. Pengkajian perawat yang selama ini fokus pada
aspek biologis, dapat ditingkatkan pada aspek spiritual sehingga kebutuhan klien
dapat terpenuhi secara holistik.
2.Bagi Keluarga
Dapat mengontrol hipertensi dengan gangguan pola tidur menggunakan terapi
murottal.
3.Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan jumlah sampel yang lebih banya
sehingga dapat menggambarkan secara luas.
DAFTAR PUSTAKA

Anah, M. N. (2016). Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Kemampuan


Komunikasi Anak Autis Di Sekolah Luar Biasa Negeri (Slbn) 1 Bantul
Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Ambarwati, Rini. 2017. Tidur, Irama Sirkardian Dan Metabolisme Tubuh.


Surabaya: Prodi D Iii Keperawatan Soetomo Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Vol. X No 1 April 2017. Issn 1979 – 8091.

Arnis, A. (2018). Hubungan Antara Kuantitas dan Kualitas Tidur Dengan Uji
Kompetensi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta I. Quality :
Jurnal Kesehatan, 12(2), 33–36. https://doi.org/10.36082/qjk.v12i2.45

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang. 2020. Proyeksi Penduduk Kabupaten


Pemalang Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin, 2010-2020.
Https://Pemalangkab.Bps.Go.Id/Statictable/2015/03/18/44/Proyeksi
Penduduk-Kabupaten-Pemalang-Menurut-Kelompok-Umur-Dan-Jenis-
Kelamin-2010-2020.Html

Efi Riyanti. 2018. Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an irama Nahawand


Terhadap kualitas Tidur Lansia di Kelurahan Bangetayu Kulon Semarang.
Semarang: Universitas Islam Sultan agung

Faisal Mahlufi . 2016. Pengaruh Terapi Murotal Terhadap Kualitas Tidur


Penderita Insomnia Pada Lanjut Usia (Lansia) Di Kecamatan Pontianak
Tenggara Tahun 2016. Pontianak : Universitas Tanjungpura.

Firdaus 1 , Rahmadaniar Aditya Putri 2 , Andini Hardiningrum. 2020. The Effect


Of Listening To Quran Recitation On Social-Emotional Development In
Pre-School Children During Covid-19 Pandemic. Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya: Surabaya. Jurnal Of Health Science – Volume 14 Nomor
02 (2021) E-Issn: 2477-3948

Fina nurul azizah. (2021).Pengaruh relaksasi otot progresif dengan iringan audio
murottal qs.ar-rahman terhadap kadar serotonin dan skor sindrom
pramenstruasi,diambil dari :Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes,
Volume 12 ,Nomor 4, Oktober 2021

Hakim, L. (2012). Terapi Qur’ani Untuk Menyembuhkan Dan Rizki Tak


Terduga. Jakarta: Link Consulting.

56
57

Harlinawati. (2013). Konsep dan proses keperawatan keluarga (p. 104).

Handayani, & Udani, G. (2016). Kualitas tidur dan distress pada pasien kanker
yang menjalani kemoterapi. Jurnal Keperawatan, XII(1), 66–72.

Iksan, Ricky Riyanto; Eni Hastuti. 2020 Terapi Murotal Dalam Upaya
Meningkatkan Kualitas Tidur Lansia. Akademi Keperawatan Pelni Jakarta :
Jakarta . Jurnal Keperawatan Silampari Volume 3, Nomor 2, Juni 2020 E-
Issn: 2581-1975 P-Issn: 2597-7482 Doi: https://Doi.Org/10.31539/
Jks.V3i2.1091

Jumiarni. (2018). perbandingan kualitas tidur menggunakan skala pittsburgh sleep


quality index (psqi)pada pasien gangguan cemas yang mendapat terapi
benzodiazepin jangka panjang dan jangka pendek. universitas hasanuddin.

Ksyukriana1 ,Khidri Alwi 2 , Rahmawati Ramli. 2020. Pengaruh Terapi Murottal


Al-Qur’an Terhadap Tingkat Insomnia Pada Lanjut Usia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Usuku Wakatobi. Window Of Nursing Journal, Vol. 01 No. 01
(Juni, 2020) : 174 – 182. Jakarta : Universitas Muslim Indonesia.

Mujamil, J. A., Harini, R., & Fauziah, L. (2017). Pengaruh Mendengarkan Al-
Qur’an Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Mahasiswa Tingkat Akhir
Program Studi Sarjana Keperawatan Angkatan 2012 Di Stik Immanuel
Bandung. Jurnal Sehat Masada, Xi, 73–80.

Nurani, Rahmawati Dian, Erna Richmawati, Dan Nurchayati. 2019. Efektifitas


Terapi Muottal Al-Qur’an Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien
Hemodialisa. Journal Health Of Studies. Vol 3 No. 2. Pp.78-85. Issn 2549-
3345 78

Pius, E. S., & Herlina, S. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kualitas Tidur Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis Di Rumah Sakit Tarakan Jakarta. Jurnal Keperawatan Widya
Gantari Indonesia, 3(1). https://doi.org/10.52020/jkwgi.v3i1.1081

Sasongko Priyo Dwi Oktora1 , Iwan Purnawan2 , Deny Achiriyati. 2016.


Pengaruh Terapi Murottal Al Qur’an Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di
Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap Jurusan Keperawatan.
Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jurnal
Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal Of Nursing), Volume 11,
No.3, November 2016) 168
58

Ulfiana, N. (2018). hubungan penggunaan media sosial dengan kejadian insomnia


pada mahasiswa jurusan keperawatan. uin alauddin Makassar

Wahab, A. (2017). Hubungan Kualitas Tidur Dengan Migren Pada Mahasiswa


Angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin. Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanudin, 1–68.

Yusfar , Hani. 2021. Hubungan Perilaku Dzikir Dengan Kualitas Tidur Pada
Lanjut Usia Di Desa Campakamulya (Relationship Of Dhikr Behavior With
Sleep Quality Of The Elderly Age In Campakamulya Village). Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Bale Bandung : Bandung. Healthy Journal. Vol.
Ix No. 1 , Maret 2021. Issn 2339-1383.
59

Lampiran 1

‘’STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR“


Terapi
Murottal” Kompetensi : Pemberian
Terapi Murottal
Persiapan alatdan bahan :
1. Handphone
2. MP3
3. Alat-alat yang sesuai

Prosedur
NO PROSEDUR

Pre interaksi
Siapkan alat-alat
1
2 Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
3 Cuci tangan

Tahap orientasi
4 Beri salam dan panggil dengan namanya klien
5 Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
Tahap kerja
6 Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
7 Menanyakan keluhan utama klien
8 Jaga privasi. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
9 Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan
seperti relaksasi,stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
10 Menetapkan ketertarikan klien terhadap murottal
60

11 Pilih pilihan surat murottal


12 Bantu anak untuk memilih posisi yang nyaman.
13 Batasi stimulasi eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan
telepon selama mendengarkan murottal
14 Dekatkan handphone dan perlengkapan dengan klien
15 Pastikan tape handphone dan perlengkapan dalam kondisi baik.
16 Pastikan volume sesuai dan tidak terlalu keras.

17 Hindari menghidupkan musik dan meninggalkannya dalam waktu yang lama.


18 Hindari stimulasi musik setelah nyeri/luka kepala akut.
19 Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan
seperti relaksasi,stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
20 Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan
seperti relaksasi,
stimulasi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit.
21 Menetapkan ketertarikan klien terhadap murottal
Terminasi
22 Evaluasi hasil kegiatan (kenyamananklien)

23 Simpulkan hasil kegiatan

24 Berikan umpan balik positif


25 Kontrak pertemuan selanjutnya
26 Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
27 Bereskan alat-alat
28 Cuci tangan
Dokumentasi
61

Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan


- Nama Px, Umur, Jenis kelamin,dll
- Keluhanutama
- Tindakan yang dilakukan (terapimurottal)
29 - Lamatindakan
- Jenis terapi murottal yangdiberikan
- Reaksi selama, setelah terapi pemberian terapimusik
- Respon pasien.
- Namaperawat
- Tanggal pemeriksaan

Sumber :

Efi Riyanti. 2018. Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an irama


Nahawand Terhadap kualitas Tidur Lansia di Kelurahan
Bangetayu Kulon Semarang. Semarang: Universitas Islam
Sultan agung.
62

Lampiran 2

KUESIONER KUALITAS TIDUR


Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
Pre test

Nama Klien :Ny.T Tanggal :9 Mei 2022


1. Pukul berapa biasanya anda mulai tidur malam?22.00/23.00

2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?30 menit

3. Pukul berapa anda biasanya bangunpagi?03.00

4. Berapa lama anda tidur dimalamhari?1-2 jam

5. Seberapa sering Tidak pernah 1x 2x ≥ 3x


masalah masalah dalam Seminggu Seminggu Seminggu
dibawah ini sebulan (1) (2) (3)
mengganggu tidur terakhir (0)
anda?
a. Tidak mampu tertidur √
selama 30 menit sejak
berbaring
b. Terbangun ditengah √
malam atau dini hari
c. Terbangun untuk ke √
kamar mandi
d. Sulit bernafas dengan √
Baik
e. Batuk atau mengorok √
f. Kedinginan di malam √
63

Hari

g. Kepanasan di malam √
Hari
h. Mimpi buruk √
i. Terasa nyeri √
j. Alasan lain.......

6 Selama sebulan
terakhir, seberapa √
sering anda
menggunakan obat
Tidur
7 Selama sebulan √
terakhir,seberapa
sering anda
mengantuk ketika
melakukan aktivitas
di siang hari
64

Tidak Kecil Sedang Besar


Antusias
8 Selama satu bulan √
terakhir, berapa
banyak masalah yang
anda dapatkan dan
seberapa antusias
anda selesaikan
permasalahan
tersebut?
Sangat Baik Cukup Cukup Sangat
(0) Baik(1) buruk (2) Buruk (3)
9. Selama bulan √
terakhir, bagaiman
anda menilai
kepuasan tidur anda?
Skor :17 (tidur buruk)
Sumber : (Jumiarni, 2018)

Jumiarni. (2018). Perbandingan Kualitas Tidur Menggunakan Skala


Pittsburgh Sleep Quality Index (Psqi)Pada Pasien Gangguan
Cemas Yang Mendapat Terapi Benzodiazepin Jangka Panjang
Dan Jangka Pendek. Universitas Hasanuddi
65

KUESIONER KUALITAS TIDUR


Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
Post test

Nama Klien :Ny.T Tanggal :20 Mei 2022


1.Pukul berapa biasanya anda mulai tidur malam?20.00/20.30
2.Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?20 menit
3.Pukul berapa anda biasanya bangunpagi?04.30
4.Berapa lama anda tidur dimalam hari?6-7 jam

5. Seberapa sering Tidak pernah 1x 2x ≥ 3x


masalah masalah dalam Seminggu Seminggu Seminggu
dibawah ini sebulan (1) (2) (3)
mengganggu tidur terakhir (0)
anda?
a. Tidak mampu tertidur √
selama 30 menit sejak
Berbaring
b. Terbangun ditengah √
malam atau dini hari
c. Terbangun untuk ke √
kamar mandi
d. Sulit bernafas dengan √
Baik
e. Batuk atau mengorok √
f. Kedinginan di malam √
Hari
g. Kepanasan di malam √
Hari
h. Mimpi buruk √
66

i. Terasa nyeri √
j. Alasan lain.......

6 Selama sebulan
terakhir, seberapa √
sering anda
menggunakan obat
Tidur
7 Selama sebulan √
terakhir,seberapa
sering anda
mengantuk ketika
melakukan aktivitas
di siang hari
67

Tidak Kecil Sedang Besar


Antusias
8 Selama satu bulan √
terakhir, berapa
banyak masalah yang
anda dapatkan dan
seberapa antusias
anda selesaikan
permasalahan
tersebut?
Sangat Baik Cukup Cukup Sangat
(0) Baik(1) buruk (2) Buruk (3)
9. Selama bulan √
terakhir, bagaiman
anda menilai
kepuasan tidur anda?
Skor :7(tidur ringan)
Sumber : (Jumiarni, 2018)

Jumiarni. (2018). Perbandingan Kualitas Tidur Menggunakan Skala


Pittsburgh Sleep Quality Index (Psqi)Pada Pasien Gangguan Cemas
Yang Mendapat Terapi Benzodiazepin Jangka Panjang Dan Jangka
Pendek. Universitas Hasanuddin.
68

KUESIONER KUALITAS TIDUR

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)


Pre test
Nama Klien:Tn.M Tanggal:9 Mei 2022
1.Pukul berapa biasanya anda mulai tidur malam?21.00
2.Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?1 Jam
3.Pukul berapa anda biasanya bangunpagi?02.00
4.Berapa lama anda tidur dimalamhari?1-2 jam

5. Seberapa sering Tidak pernah 1x 2x ≥ 3x


masalah masalah dalam Seminggu Seminggu Seminggu
dibawah ini sebulan (1) (2) (3)
mengganggu tidur terakhir (0)
anda?
a. Tidak mampu tertidur √
selama 30 menit sejak
berbaring
b. Terbangun ditengah √
malam atau dini hari
c. Terbangun untuk ke √
kamar mandi
d. Sulit bernafas dengan √
Baik
e. Batuk atau mengorok √
f. Kedinginan di malam √
Hari
g. Kepanasan di malam √
Hari
h. Mimpi buruk √
69

i. Terasa nyeri √
j. Alasan lain.......

6 Selama sebulan
terakhir, seberapa √
sering anda
menggunakan obat
Tidur
7 Selama sebulan √
terakhir,seberapa
sering anda
mengantuk ketika
melakukan aktivitas
di siang hari
Tidak Kecil Sedang Besar
Antusias
8 Selama satu bulan √
terakhir, berapa
banyak masalah yang
anda dapatkan dan
seberapa antusias
anda selesaikan
permasalahan
tersebut?
9. Selama bulan √
terakhir, bagaiman
anda menilai
kepuasan tidur anda?

Skor :18 (tidur buruk)


70

Sumber : (Jumiarni, 2018)


Jumiarni. (2018). Perbandingan Kualitas Tidur Menggunakan Skala Pittsburgh
Sleep Quality Index (Psqi)Pada Pasien Gangguan Cemas Yang Mendapat Terapi
Benzodiazepin Jangka Panjang Dan Jangka Pendek. Universitas Hasanuddin.
71

KUESIONER KUALITAS TIDUR

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)


Post test

Nama Klien :Tn.M Tanggal:20 Mei 2022


1.Pukul berapa biasanya anda mulai tidur malam?22.00/23.00
2.Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?30 menit
3.Pukul berapa anda biasanya bangunpagi?03.00
4.Berapa lama anda tidur dimalamhari?1-2 jam

5. Seberapa sering Tidak pernah 1x 2x ≥ 3x


masalah masalah dalam Seminggu Seminggu Seminggu
dibawah ini sebulan (1) (2) (3)
mengganggu tidur terakhir (0)
anda?
a. Tidak mampu tertidur √
selama 30 menit sejak
Berbaring
b. Terbangun ditengah √
malam atau dini hari
c. Terbangun untuk ke √
kamar mandi
d. Sulit bernafas dengan √
Baik
e. Batuk atau mengorok √
f. Kedinginan di malam √
Hari
g. Kepanasan di malam √
Hari
72

h. Mimpi buruk √
i. Terasa nyeri √
j. Alasan lain.......

6 Selama sebulan
terakhir, seberapa √
sering anda
menggunakan obat
Tidur
7 Selama sebulan √
terakhir,seberapa
sering anda
mengantuk ketika
melakukan aktivitas
di siang hari

Tidak Kecil Sedang Besar


Antusias
8 Selama satu bulan √
terakhir, berapa
banyak masalah yang
anda dapatkan dan
seberapa antusias
anda selesaikan
permasalahan
tersebut?
Sangat Baik Cukup Cukup Sangat
(0) Baik(1) buruk (2) Buruk (3)
9. Selama bulan √
terakhir, bagaiman
73

anda menilai
kepuasan tidur anda?

Skor :8 (tidur sedang)


Sumber : (Jumiarni, 2018)
Jumiarni. (2018). Perbandingan Kualitas Tidur Menggunakan Skala Pittsburgh
Sleep Quality Index (Psqi)Pada Pasien Gangguan Cemas Yang Mendapat Terapi
Benzodiazepin Jangka Panjang Dan Jangka Pendek. Universitas Hasanuddin.
74

Lampiran 3

PENGUKURAN TEKANAN DARAH KLIEN I


Nama: Ny. T Umur: 79 Tahun

Hari/tgl Senin,9 Selasa, 10 Rabu, 11 Kamis, Jumat,13 Sabtu,1 Minggu, Minggu,


Mei Mei 2022 Mei 2022 12 Mei Mei 2022 4 15 20
2022 2022 Mei 2022 Mei 2022 Mei 2022
Tekanan 160/90 160/90 160/90 150/80 140/80 130/90 130/80 120/80
Darah MmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg
(sebelum)
Tekanan 160/90 160/90 150/80 140/80 130/90 130/80 130/80 120/80
Darah MmHg MmHg MmHg MmHg MmHg MmHg MmHg MmHg
(sesudah)

PENGUKURAN TEKANAN DARAH KLIEN 2

Nama: Tn. M Umur: 60 Tahun

Hari/tgl Senin,9 Selasa, 10 Rabu, 11 Kamis, Jumat,13 Sabtu,1 Minggu,1 Minggu,


Mei Mei 2022 Mei 2022 12 Mei Mei 2022 4 5 20
2022 2022 Mei 2022 Mei 2022 Mei 2022
Tekanan 185/90 185/90 185/90 180/90 180/90 175/90 170/90 160/80
Darah mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg
(sebelum)

Tekanan 185/90 185/90 180/80 180/90 175/90 170/80 160/80 150/80


Darah MmHg MmHg MmHg MmHg MmHg MmHg MmHg MmHg
(sesudah)
75

PENGKAJIAN LANSIA DI KELUARGA


A. Pengkajian Terhadap Keluarga
A. Data Umum
1. Identitas
a.Nama Klien :Ny T
b.Umur :79 Tahun
c.Jenis kelamin :Perempuan
d.Agama :Islam
e.Status perkawinan :Menikah
f.Pendidikan Terakhir :SD
g.Pekerjaan :IRT
h.Nama KK :Ny.T
i.Umur KK :79 Tahun
j.Pendidikan KK :SD
k.Pekerjaan KK :IRT
l.Alamat :Asemdoyong
m.Komposisi keluarga:

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


Fasilitas Yankes Puskesmas Desa No. register
Nama perawat yg Ela Dwi Safitri Tanggal pengkajian Senin,09 Mei 2022
mengkaji

1. DATA KELUARGA
Nama kepala Ny.K Bahasa sehari-hari Jawa
76

Keluarga

Alamat rumah dan Desa Asemdoyong Jarak yankes 2M


telp Rt 07/Rw terdekat
01,Kec.Taman
Kab.Pemalang
Agama dan suku Islam san Jawa Alat transportasi Sepeda Motor

N Na Hub. Um J Su Pendidi Pekerj Status TTV Status Alat


o ma Dg ur K ku kan aan gizi (TD,S,N,P) imunis bantu/
KK terakhir saat ini (BB, asi pro
TB, dasar tesa
IMT)
1 Ny. KK 79 P Ja SD IRT BB;57k TD:160/90 Lengk Ton
T Th wa g mmhg ap gkat
TB:150 S:36,9ºc kruk
cm N:80 x/mnt ketia
IMT: P:20 x/mnt k
25,3
2 Tn. Mena 45T L Ja SMP Nelaya BB TD:140/90 Lengk Tidak
E ntu H wa n 70kg mmhg ap meng
TB:160 S:36,9ºc gun
cm N:90 x/mnt akan
IMT:27 P:22 x/mnt
,3
3 Ny. Anak 41 P Ja SMP IRT BB:48 TD:130/90 Lengk Tidak
N Th wa Kg mmhg ap meng
TB:150 S:36,7ºc gun
cm N:89 x/mnt akan
IMT: P:22 x/mnt
21,3
77

4 An. Cucu 12 P Ja SD Pelajar BB:38 TD:90/60m Lengk Tidak


B Th wa Kg mhg ap meng
TB:140 S:36ºc gun
cm N:88 x/mnt akan
IMT: P:20 x/mnt
19,4

Lanjutan
No Nama Penampilan Status kesehatan Riwayat Analisa masalah
umum saat ini penyakit kesehatan individu
alergi
1 Ny.T Bersih,tidak Ny.T Tidak Hipertensi
rapih,tampak mengatakan ada
lesu dan lemah kurang istirahat
baik siang
maupun malam
karena sering
merasakan
pusing di bagian
belakang kepala
2 Tn.E Bersih,rapih Tn.E Tidak -
mengatakan ada
merasa sehat
hanya sering
merasa pegal
pegal karena
aktivitas
pekerjaan yang
berat
78

3 Ny.N Bersih ,kurang Ny.N Tidak -


rapih mengatakan ada
tidak memiliki
keluhan apapun
saat ini
4 An.B Bersih, rapih An.B Tidak -
mengatakan ada
tidak memiliki
keluhan apapun
saat ini
Genogram

Keterangan
: Laki-laki
: perempuan
: meninggal dunia
: pasien
79

B.Pengkajian Individu (klien lansia)


2.Riwayat Kesehatan
a.Riwayat kesehatan masa lalu :Klien mengatakan tidak menjaga pola makan
sering mengkonsumsi makanan yang asin asin dan juga daging daging serta jeroan
,klien mengatakan sering merasa pusing dan ketika periksa dokter mengatakan
klien memiliki tekanan darah tinggi.
b.Riwayat kesehatan sekarang :Ny.T mengatakan sering merasa pusing jika
banyak beraktivitas paling sering di rasakan pada malam hari sehingga klien
sering terbangun di malam hari dan
c.Riwayat penyakit keturunan :Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit
keturunan yaitu hipertensi yaitu ialmarhumah ibu
d.Persepsi tentang sehat-sakit :Ny.T mengatakan mengetahui tubuhnya sedang
sakit
e.Perubahan fungsi tubuh :
f.Kebiasaan olah raga :Ny.T mengatakan tidak tidak pernah olahraga
g.Kekuatan fisik :
h.Kebutuhan dasar :
-Nutrisi : Frekuensi makan 2x sehari
-Eliminasi : Bab 1x/hari
-Kebersihan diri :Kien terlihat kotor
-Istirahat dan tidur :tidur malam :1-2 jam
Tidur Siang ;Tidak bisa tidur siang
-Sexualitas :Ny.T memiliki 3 orang anak yang sudah berkeluarga
3.Aspek Sosial (Apgar Keluarga)
a.Komunikasi (bicara) : Lancar ,Ny.T biasa bekomunikasi dengan orang lain tanpa
ragu
b.Hubungan dengan keluarga dan teman : Ny.T membina hubungan baik dengan
keluarga maupun teman
c.Kemampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari : Ny.T untuk melakukan
aktifitas sehari hari dibantu oleh anaknya
d.Aktifitas sosial dan hobi ;Ny.T mengikuti pengajian di masjid dan memiliki
80

e.Kebiasaan sehari-hari

PAGI SIANG SORE MALAM


Sholat subuh Sholat dzuhur dan sholat ashar Ny.T Sholat menonton
,membantu anak makan duduk bersantai di TV
jualan teras rumah

4.Aspek Psikis
a.Sikap dan perasaan terhadap proses menua
NyT bersikap baik dan menyadari serta menerima terhadap proses menua
b.Stresor dan koping :Jika Sedang banyak fikiran Ny.T Sholat dan mengaji
c.Konsep diri :baik
d.Keadaan emosi (marah, sedih, senang, bencidll) : labil
5. Pola Persepsi (sensori)
a.Penglihatan : tidak
b.Pendengaran : baik
c.Penciuman baik
d.Pengecapan baik
e.Perabaan : terasa
6.Aspek Spiritual
a.Keteraturan ibadah :Ny.T selalu mengerjakan sholat 5 waktu secara munfarid
dirumah
b.Keaktifan dalam kegiatan keagamaan :Ny.T mengatakan mengikuti pengajian
hanya seminggu sekali dan diantarkan oleh anaknya
c.Kesiapan dalam menghadapi kehilangan pasangan & kematian:Ny.T kehilangan
suaminya 7th yang lalu dan sudah ikhlas
d.Persepsi masalah kesehatan berdasarkan agama dan keyakinan : Ny.T
mengatakan percaya bahwa sehat sakit datang nya dari Allah Swt
81

7.Pemeriksaan Fisik.
a.Tanda vital
b.Status gizi : BB;57kg
TB:150cm
c.Dokumen penunjang : KMS, laboratorium, radiologis dll.
d.Pengobatan : Amplodihipine 1X 5mg
e.Pemeriksaan fisik :
-Sistem pendengaran : telinga simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran
baik
-Sistem penglihatan : mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva an anemis,sklera
kekuningan, fungsi kornea baik,penglihatan buram, refleks pupil isokor, visus
normal, tidak memakai kacamata
-Sistem kardiovaskuler:
-Sistem pernafasan :
Inspeksi : Bentuk dada normochest , Pola napas normal Palpasi : tidak ada
keluhan
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler/ tidak ada suara tambahan
-Sistem pencernaan : Pada abdomen
Inspeksi : bentuk datar dan simetris Palpasi : turgor baik
Perkusi : suara thympani Auskultasi : peristaltic usus normal
-Sistem genitourinaria : BAK 4-5x perhari
-Sistem hematologi : -
-Sistem musculoskeletal : pergerakan sendi baik tidak ada hemiparesis (
kelumpuhan), gangguan keseimbangan, dan tidak terpasang ROM
-Sistem endokrin/metabolik
-Sistem syaraf : penglihatan dan pendengaran menurun, lebih sensitive terhadap
perubahan suhu
-Sistem itegumen : bentuk kepala mesosephal, rambut beruban, kulit kepala
bersih, tidak ada sianosis ( kebiruan ), diaporesis (keringat berlebihan), luka, dan
kapiler refill time lebih dari 2 detik, wajah meringis dengan skala nyeri 6
82

8.Kemandirian dan Ketergantungan

Pengukuran aktifitas sehari-hari (ADL)

Skor
Aktifitas
0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Mobilisasi di tempat tidur √
Pindah √
Ambulasi √
Naik Tangga √
Belanja √
Memasak √
Merapikan rumah √

Keterangan :
0 : mandiri
1 : menggunakan alat bantu/dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain.
3 : perlu bantuan orang lain dan alat bantu
4 : tergantung/tidak mampu

Pengukuran pemenuhan kebutuhan dasar dengan Indek KATZ


Skor
Kebutuhan Dasar
0 1
Bathing √
Dressing √
Toileting √
Transferring √
83

Continence √
Feeding √

Keterangan :
a. Skor = 0 (tergantung), 1 (mandiri)
Total = 0 (tergantung), 6 (mandiri)
b. Indek KATZ :
A Mandiri 6 akivitas
B = Mandiri 5 aktivitas
C = Mandiri, keculai mandi dan satu fungsi lain
D = Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan 1fungsi lain
E = Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting dan 1
fungsi lain
F = Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting, berpindah & 1 fungsi
lain
G = Tergantung pada orang lain untuk beraktivitas
Lainnya : jika tergantung 2 fungsi selain C,D,E,F.

SHORT PORTABLE MENTAL QUESTIONARE (SPMSQ)


Skore
+ - NO Pertanyaan Jawaban
√ 1 Tanggal berapa hari ini? Lupa
√ 2 Hari apa sekarang? (hari, tanggal, bulan, tahun) Senin,bulan
Mei 2022
√ 3 Apa nama tempat ini? Rumah saya
4 Berapa nomor telepon anda? Tidak punya
√ 4a Dimana alamat anda (tanyakan bila klien tidak punya Asemdoyong
nomor telepon)
√ 5 Berapa umur anda? 79 Tahun
84

√ 6 Kapan anda lahir? Lupa hanya


ingat tahun
√ 7 Siapa presiden Indonesia sekarang? Jokowi
√ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya? SBY
√ 9 Siapa nama kecil ibu anda? Sariah
√ 10 20 dikurangi 3 berapa? Dan seterusnya menurun Tidak tahu
Jumlah kesalahan total 3

Penilaian SPMSQ:
1.kesalahan 0-2 : fungsi intelektual utuh/baik
2.kesalahan 3-4 : fungsi intelektual ringan
3.kesalahan 5-7 : fungsi intelektual sedang
4.kesalahan 8-10: fungsi intelektual berat

 Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
 Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SMA
 Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek/lansia tidak
berpendidikan dan tdk terpapar informasi

INVENTARIS DEPRESI BECK


SKORE URAIAN
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidakbahagia dimana saya tidak dapt menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya merasa sedih (√)
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
85

membaik

2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan


1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan(√)
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami, istri)
2 Hidup saya seperti melihat kebelakang, semua yang saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya merasa gagal(√)
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas(√)
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-banar bersalah(√)
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri(√)
G. Membahayakan Diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak merasa mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri
sendiri (√)
86

H. Menarik Diri dari Sosial


3 Saya telah kehilangan semua minat saya kepada orang lain dan tidakpeduli
pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya kepada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat kepada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat kepada orang lain(√)
I. Keragu – raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan(√)
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek/tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam
penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua/tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari sebelumnya
(√)
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak merasa melakukan pekerjaan sama sekali (√)
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu (√)
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
87

3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali


2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya (√)
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya

Total :8 (depresi sedang)


Penilaian:
0-4 : tidak depresi/depresi minimal
5-7 : depresi ringan
8-15 : depresi sedang
>16 : depresi berat

APGAR keluarga
NO FUNGSI URAIAN SKOR
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 2
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu saya mengalami kesusahan
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 2
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya 2
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktifitas baru
4 Afektif Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 2
saya mengekspresikan efek dan berespons
terhadap emosi-emosi saya, seperti marah,
sedih dan mencintainya
5 Pemecahan Saya puas dengan cara keluarga (teman-tman) 2
saya menyediakan waktu bersama saya
88

3. DATA PENUNJANG KELUARGA

Rumah dan sanitasi lingkungan PHBS di Rumah Tangga

1. Kondisi rumah 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


(jika ada ibu nifas)
Jenis bangunan Ny.T bersifat
Ya/tidak
permanen dengan status
Alasan:
kepemilikan rumah sendiri dengan
2. Memberi ASI ekslusif (jika ada bayi)
luas 9x5 m2, lantai keramik,
Ya/tidak
memiliki 2 kamar tidur, 1 kamar
mandi/wc, 1 dapur dan 1 ruang Alasan:
tamu.
3. Menimbang balita tiap bulan (jika ada balita
2. Ventilasi
Ya/tidak

Ventilasi di rumah Ny.T baik Alasan:


dengan 4 jendela di ruang tamu dan
memiliki ventilasi udara di setiap 4. Menggunakan air bersih untuk makan minum
ruangan.

3. Pencahayaan
89

Pencahayaan Ny.T mengunakan 1 Ya


lampu di setiap ruangan dan Alasan :
pencahayaan mencukupi. 5. Menggunakan air bersih untuk membersihkan
diri
4. Saluran pembuangan limbah
Ya
Pembuangan limbah/sampah ada di Alasan:
belakang rumah di kumpulkan 6. Membuang sampah pada tempatnya
kemudian di buang di TPA atau Ya
menunggu truk pembuangan Alasan:
sampah
7. Menjaga kebersihan lingkungan rumah
5. Sumber air bersih
Ya
Alasan:
Sumber air bersih Ny.T adalah
PAM air desa dengan pembayaran
8. Mengkonsumsi menu seimbang setiap hari
setiap bulan sekali.
Ya
6. Jamban memenuhi syarat Alasan:

Jamban di Ny.T memenuhi syarat 9. Memberantas jentik di rumah sekali


dengan air bersih yang mengalir, seminggu
jarak septic tank dengan sumber air
Ya
10 m.
Alasan:
7. Tempat sampah 10. Makan buah dan sayur setiap hari
Ya
Tempat sampah di rumah Ny.T Alasan:
berjumlah 4 yang diletakkan di
depan rumah 1, dapur 1, kamae 1 11. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
dan belakang rumah 1, sampah Tidak
dikumpulkan kemudian di buang di Alasan: karena cepat lelah
TPA atau menunggu truk sampah.
90

8. Penataan perabotan rumah


12. Anggota keluarga ada yang merokok
Perabot rumah tertata dengan rapi
Ada
9. Rasio luas bangunan rumah dg
Alasan:
jumlah anggota keluarga 8
m2/orang : Ya

Perhitungan : luas rumah dibagi


anggota keluarga
91

4. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS


PEMELIHARAAN ANGGOTAKELUARGA

1 Adakah perhatian keluarga terhadap anggotanya yang Ada


menderita sakit

Jelaskan : jika salah satu keluarga ada yang sakit maka


salah satu anggota keluarga selalu siap siaga untuk
membawa ke pelayanan kesehatan terdekat
2 Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yg Ya
dialami anggota dalam keluarganya

Jelaskan : anggota keluarga yang sakit selalu menceritakan


keluhannya sehingga keluarga mengetahui masalah
kesehatan yg dialami anggota keluarga

3 Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan Ya


yang dialami anggota dalam keluarganya

Jelaskan : penyakit dalam keluarga yang sering muncul


adalah tekanan darah tinggi dan masalah lambung yang
sudah dianggap biasa penyebabnya
4 Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah Ya
kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya

Penjelasan : keluarga mengetahui tanda dan gejala yang


dialami anggota dalam keluarga seperti pusing dan nyeri
di bagian perut
5 Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan Tidak
yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak
diobati/dirawat

Penjelasan : keluarga tidak terlalu memahami dampak dari


92

masalah kesehatan jika tidak diobati

6 Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang Petugas kesehatan


masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya

Jelaskan : jika ada masalah kesehatan anggota keluarga


selalu pergi ke pelayanan kesehatan desa untuk
berkonsultasi
7 Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang Perlu berobat ke
dialami anggota keluarganya pelayanan kes.

Jelaskan : keluarga selalu pergi berobat jika terdapat


masalah kesehatan
8 Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan Ya
yang dialami anggota keluarganya secara aktif

Jelaskan : aktif meningkatan upaya kesehatan keluarga


dengan selalu menyediakan asupan gizi seimbang dan
siaga apabila ada anggota keluarga sakit
9 Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan Tidak
masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya

Jelaskan : jika ada anggota keluarga sakit hanya di bawa


ke yankes tanpa tahu kebutuhan pengobatan dari masalah
kesehatan yang dialami anggota keluarga
10 Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota Tidak
keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya

Jelaskan : keluarga kurang memahami cara merawat


anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialami
93

11 Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah Tidak


kesehatan yang dialami anggota keluarganya

Jelaskan : keluarga tidak memahami cara pencegahan


masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya
12 Apakah keluarga mempu memelihara atau memodifikasi Ya
lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga
yang mengalami kesehatan

Jelaskan : keluarga mempu memelihara atau memodifikasi


lingkungan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan
dan menjaga ketenangan saat ada anggota keluarga yang
sakit
13 Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan Ya
sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya

Jelaskan : keluarga mampu memanfaatkan sumber di


masyarakat seperti ketika diberikan nasihat atau masukan
dan menerima obat herbal seperti kunyit , jahe, dll
94

5. HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN


KELUARGA

Kunjungan pertama (K-1) Kunjungan keempat (K-5.)


Perawat: Perawat:
-Pasien dan keluarga menerima kedatangan -mengobservasi tanda tanda vital
dan tindakan keperawatan dari perawat
-mengajarkan terapi non farmakologi:terapi
-Perawat mengkaji data keluarga dan murottal
pasien dan pasien memberikan informasi
mengenai masalah kesehatannya dan
menerima renacana keperawatan
Kunjungan kedua (K-2) Kunjungan keenam (K-6)
Perawat: Perawat:
-Melakukan pendidikan kesehatan -mengobservasi tanda tanda vital
mengenai pentingnya tidur yang adekuat
-mengajarkan terapi non farmakologi:terapi
dan makanan minuman mengganggu tidur
murottal
-observasi tanda tanda vital
Kunjungan ketiga (K-3) Kunjungan ketjuh (K-7)
Perawat: Perawat:
-mengobservasiobservasi tanda tanda vital -mengobservasi tanda tanda vital

-mengajarkan terapi non farmakologi:terapi -mengajarkan terapi non farmakologi:terapi


murottal murottal
95

Kunjungan keempat (K-4.) Kunjungan kedelapan sampai kunjungan


Perawat: ketiga belas (K-8 sampai K-13)
-mengobservasi tanda tanda vital Perawat:

-mengajarkan terapi non farmakologi:terapi -memonitor terapi non farmakologi:terapi


murottal murottal

- Mengevaluasi tidur klien pada malam


sebelumnya
Kunjungan keempat belas (K-14.)

- Mengobservasi tanda tanda vital


- Memonitor tingkat kemandirian
keluarga melakukan terapi murottal
- Mengscreening skor PSQI

ANALISA DATA

MASALAH
DATA
KEPERAWATAN
Data Subyektif (DS)
- Pasien mengatakan sudah lama mengalami
hipertensi
- Pasien mengatakan sering sakit kepala
Gangguan Pola tidur
- Pasien mengatakan kesulitan tidur dan sering
berhubungan dengan
terbangun
Hambatan lingkungan
Data Objektif (DO)
- Skor PSQI tanggal 9 mei 2022 :17 (tidur
buruk)
- TD:160/90 mmHg
- N:99 X/menit
96

Data Subyektif (DS) Nyeri Akut berhubungan


- Pasien mengeluh nyeri pada agen cidera biologis
- Belakang kepala, nyeriseperti dipukul pukul
- Pengkajian nyeri
P:Tekanan darah tinggi
Q:Dipukul pukul
R:belakang kepala
S:5
T:hilang timbul
- Paling sering dirasakan pada malam hari
Data Obyektif (DO)
- Klien tampak memijat belakang kepala
- TD:160/90 mmHg

- N:80 x/menit

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan Hambatan lingkungan
2. Nyeri Akut berhubungan agen cidera fisiologi

RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khuus Kriteria Intervensi
Keperawatan
Gangguan pola Mengatasi Setelah dilakukan Setelah diberikan 1.Identifikasi pola
tidur gangguan pola intervensi 2x asuhan aktivitas dan tidur
tidur kunjungan (45 keperawatan 2.Identifikasi
menit) selama 14 kali faktor
1.keluarga kunjungan selama pengganggu tidur
mampu 45 menit (fisik dan /atau
mengontrol pola diharapkan pola psikologis)
makan klien tidur membaik 3.Observasi tanda
97

2.Keluarga dengan kriteria tanda vital


mampu jelaskan hasil : 4.Edukasi
pentingnya tidur 1.Keluhan sulit pentingnya pola
yang adekuat, tidur dari tidur yang
3.klien dapat menurun menjadi adekuat
memilih tindakan membaik 5.Anjurkan untuk
untuk nmengatasi 2.Keluhan seing menghindari
gangguan pola terjaga menurun makanan dan
tidur, 3.Keluhan pola minumam
4.klien dapat tdiru berubah mengganggu
merawat drinya menurun tidur
sendiri untuk 4.Keluhan 6.Modifikasi
mengurang i istirahattidak lingkungan
gangguan pola cukup menurun 7.Berikam terpi
tidur, murottal untuk
5.keluarga dapat memberikan efek
kontrol relaksasi
lingkungan
sekitar yang dapat
mempenga ruhi
gangguan pola
tidurnya,
6.keluarga dapat
memanfaat
kan pelayanan
kesehatan seperti
di puskesmas dan
klinik terdekat
98

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Hari/Tanggal Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1 Senin,09 Mei 10.00 Gangguan pola tidur 1. Mengidentifikasi S:Klien
2022 pola aktivitas dan mengataka
tidur n:
2. Memgidentifikasi
faktor pengganggu Pasien
tidur (fisik dan /atau mengatakan
psikologis) keluhan
3. Mengobservasi susahtidur
tanda tanda vital berkurang,
seringterjaga
dimalam hari
berkurang,
tidak puas
tidur,dan
mampu
tidurempat
jam
-aktivitas sehari
hari yaitu
membantu
berjualan
anaknya
-kaki sering
sakit dan kepala
seringpusing
O:
99

TD:160 /90
mmHg

2 Selasa.10 10.00 Gangguan pola tidur 1. Mengobservas S:Klien


Mei2022 wib i tanda tanda mengataka
vital n
2. Edukasi :
pentingnya pola -akan
tidur yang adekuat mematuhi
3. Menganjurkan saran tersebut
untuk -mulai besok
menghindari akan mrncoba
makanan dan tidur setiap jam
minumam 20.00 wib
mengganggu O:
tidur 160/90 mmHg
100

3 Rabu,11 Mei 12.00 Gangguan pola tidur 1. Mengbservasi S:Klien


2022 wib tandatanda vital mengataka
2. Modifikasi n:
lingkungan
-sudah nyaman
3. Memberikam terpi
murottal untuk -lantunan
memberikan efek suratnya bagus
relaksasi dan
menenenangkan

O:

TD: 160/90
mmHg

-Klien
menedengrkan
mutrottal
dengan posisi
yang berbaring
dikasur

-klien
menikmatik
murottal yang di
berikan

-klien
mendengarka
n musik
hingga
selesai
101

4 Kamis,12 Mei 12.00 Gangguan pola tidur 1. Mengobservas S:Klien


2022 wib i tanda tanda mengatakan
vital -Setelah
2. Memberikan diberikan terapi
terapi murottal murottal mulai
untuk mengantuk
memberikan efek
relaksasi O:
-TD:150/80
mmHg
-klien
mendengarkan
musik dengan
posisi berbaring
di kasur
- klien
menikmati
musik yang
diberikan sampai
selesai
5 Juma’at ,13 Mei 10.00 Gangguan pola tidur 1. Mengobservasi S:Klien
2022 wib tanda tanda vital mengatakan

2. Memberikan terapi -musik yang


murottal untuk diberikan
memberikan efek membuat klien
relaksasi merasa rilek

O:
102

-TD:140/80
mmHg

-klien
mendengarkan
musik dengan
posisi berbaring
di kasur

- klien
menikmati musik
yang diberikan
sampai selesai
6 Sabtu,14 Mei Gangguan pola tidur 1. Mengobservasi S:klien
2022 tanda tanda vital mengatakan:
2. Memberikan terapi
-merasa nyaman
murottal untuk
dan rileks
memberikan efek
relaksasi O:

-TD 130/90
mmHg

- klien
menikmati musik
yang diberikan
sampai selesai

TD:130/80
mmHg
103

7 Minggu,15 Mei 12.00 Gangguan pola tidur 1. Mengobservasi S:klien


2022 wib tanda tanda vital mengatakan
-merasa nyaman
2. Memberikan terapi
dengan pola tidur
murottal untuk
O:
memberikan efek
-TD:130 /80
relaksasi
mmHg
-klien
mendengarkan
musik dengan
posisi berbaring
di kasur
- klien tampak
memejamkan
mata
8 Senin,16-19 12.00 Gangguan pola tidur 1. Memonitor S:
Mei 2022 wib keluarga -keluarga klien
melakukan terapi mengatakan telah
murottal melaksanakan
2. Mengevaluasi tidur terapi murottal
klien pada malam O:
Sebelumnya -Keluarga
tampak koperafif
104

9 Minggu,22 12.00 Gangguan pola tidur 1. Mengobserva S:Keluarga


Mei202 si tanda tanda mengatakan
vital -Sangat terbantu
2. dengan terapi
3. Memonitor murottal
tingkat -klien merasa
kemandirian puas dengan pola
keluarga tidur selama 2
melakukan minggu ini
terapi murottal O:
4. Mengscrening -TD:120/80
skorPSQI mmHg
skor PSQI: 8
(kualitas tidur
baik)
A: Insomnia
teratasi
P: tindakan
dihentika
105

Keluarga II

PENGKAJIAN LANSIA DI KELUARGA

A. Pengkajian Terhadap Keluarga


B. Data Umum
1.Identitas
a.Nama Klien :Tn.M
b.Umur :60 Tahun
c.Jenis kelamin :Laki Laki
d.Agama :Islam
e.Status perkawinan :Menikah
f.Pendidikan Terakhir :SMA
g.Pekerjaan :Wiraswasta
h.Nama KK :Tn.M
i.Umur KK :60 Tahun
j.Pendidikan KK :SMA
k.Pekerjaan KK :Wiraswasta
l.Alamat :Asemdoyong
m.Komposisi keluarga :

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA


Fasilitas Yankes Puskesmas Desa No. Register
Nama perawat yg Ela Dwi Safitri Tanggal pengkajian Senin,09 Mei 2022
mengkaji

1. DATA KELUARGA
Nama kepala Tn.E Bahasa sehari-hari Jawa
keluarga
106

Alamat rumah dan Desa Asemdoyong Jarak yankes 2M


telp Rt 07/Rw terdekat
01,Kec.Taman
Kab.Pemalang
Agama dan suku Islam san Jawa Alat transportasi Sepeda Motor

Data anggota keluarga


N N Hu Um J Su Pendidi Pekerja Status TTV Status Alat
o a b. ur K ku kan an saat gizi (TD,S,N,P) imunis bantu/pro
m Dg terakhir ini (BB, asi tesa
a KK TB, dasar
IMT)
1 T KK 60 P Ja SMA Wirasw BB;50 TD:185/90 Lengk Tidak
n Th wa asta kg mmhg ap menggun
. TB:155 S:36,9ºc akan
M cm N:89 x/mnt
IMT: P:20 x/mnt
20,8
T N Istri 57T L Ja SD IRT BB TD:140/90 Lengk Tidak
y h wa 70kg mmhg ap menggun
. TB:160 S:36,9ºc akan
K cm N:90 x/mnt
IMT: P:22 x/mnt
27,3
3 T Anak 33 P Ja SMP Nelayan BB:55 TD:120/90 Lengk Tidak
n Th wa Kg mmhg ap menggun
. TB:165 S:36,7ºc akan
A cm N:89 x/mnt
IMT: P:22 x/mnt
20,2
107

4 N Men 20 P Ja SD IRT BB:38 TD:90/60 Lengk Tidak


y antu Th wa Kg mmhg ap menggun
. TB:140 S:36ºc akan
S cm N:88 x/mnt
IMT: P:20 x/mnt
19,4

Lanjutan
No Nama Penampilan Status kesehatan Riwayat Analisa masalah
umum saat ini penyakit kesehatanindividu
alergi
1 Tn.M Bersih,tidak Ny.T Tidak Hipertensi dan stroke
rapih,tampak mengatakan ada
lesu dan lemah kurang istirahat
baik siang
maupun malam
karena sering
merasakan
pusing di bagian
belakang kepala
2 Ny.K Bersih,rapih Tn.E Tidak -
mengatakan ada
merasa sehat
hanya sering
merasa kebas
kesemutan jika
aktivitas
pekerjaan yang
berat
108

3 Tn.A Bersih ,kurang Ny.N Tidak -


rapih mengatakan ada
tidak memiliki
keluhan apapun
saat ini
4 Ny.S Bersih, rapih An.Bmengatakan Tidak -
tidak memiliki ada
keluhan apapun
saat ini

Genogram

Keterangan
: Laki-laki
: perempuan
: meninggal dunia
; pasien
109

B.Pengkajian Individu (klien lansia)


2.Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan masa lalu :Klien mengatakan sudah 2 tahun mengalami
stroke

b. Riwayat kesehatan sekarang :Tn.M T mengatakan nyeri kepala pada


bagian tengkuk leher

c. Riwayat penyakit keturunan :Tn.M mengatakan mempunyai riwayat


penyakit keturunan yaitu hipertensi yaitu bapak
d. Persepsi tentang sehat-sakit :Tn. mengatakan jika sakit datang ke
pelayanan kesehatan .
e. Perubahan fungsi tubuh :Tn.M mengatakan energinya telah berkurang
seiringbertambahnya usia
f. Kebiasaan olah raga :Tn.M mengatakan jika pagi jalan jalan disekitar
rumah dan berjemurselama 10 menit.
g. Kekuatan fisik : Tn.M mengatakan jika berjalan kaki diseret seret dan
harus dibantu

h. Kebutuhan dasar :

i. Nutrisi : Frekuensi makan 3x sehari

j. Eliminasi : Bab 1x/hari

k. Kebersihan diri :Kien terlihat kotor tidak terawat


l. Istirahat dan tidur :tidur malam :1-2 jam
m. Tidur Siang ;Tidak bisa tidur siang

n. Sexualitas :Tn M .memiliki 2 orang anak ,anak pertama sudah


menikah ,anak kedua belum menikah

3.Aspek Sosial (Apgar Keluarga)


a. Komunikasi (bicara) : Tn.M tidak lancar berbicara karena bibir merot dan
pelo
b. Hubungan dengan keluarga dan teman : Tn.M membina hubungan baik
110

dengan keluargamaupun teman.


c. Kemampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari : Tn.M untuk
melakukan aktifitassehari hari dibantu oleh istrinya
d. Aktifitas sosial dan hobi ;Tn.M sering mengobrol dan kumpul
dengan tetangga sekitarrumahnya
e. Kebiasaan sehari-hari

PAGI SIANG SORE MALAM


Sholat Sholat sholat ashar Sholat isya
subuh ,jalan dzuhur dan Tn.M duduk ,nonton tv
jalan makan bersantai di langsung
disekitar menonton tv teras rumah beristirahat
rumahnya,
Dan
berjemur

4.Aspek Psikis
a. Sikap dan perasaan terhadap proses menua Tn.M menerima segala yang
terjadi dalam proses menua

b. Stresor dan koping :Tn.M selalui menyesuaikan diri untuk


menghindari stress denganbercerita dengan anak atau cucu apabila
sedang kepikiran
c. Konsep diri :Tn.M menanamkan rasa menerima dan percaya diri dalam
proses menua
d. Keadaan emosi (marah, sedih, senang, bencidll) : Emosi naik turun (tidak
stabil)

5. Pola Persepsi (sensori)


a. Penglihatan : tidak
b. Pendengaran : baik
c. Penciuman baik
d. Pengecapan baik
111

e. Perabaan : terasa
6. Aspek Spiritual
a. Keteraturan ibadah :Tn.M selalu mengerjakan sholat 5 waktu
secara munfarid dirumah
b. Keaktifan dalam kegiatan keagamaan :Tn.M mengatakan tidak
mengikuti pengajian karena keadaanya yang stroke
c. Kesiapan dalam menghadapi kehilangan pasangan &
kematian:Tn.M mengatakan siap jika kehilangan anggota barunya
d. Persepsi masalah kesehatan berdasarkan agama dan keyakinan
:Tn.M mengatakan percaya bahwa sehat sakit datang nya dari
Allah Swt
7. Pemeriksaan Fisik.
a. Tanda vital
b. Status gizi : BB;57kg TB:157cm
c. Dokumen penunjang : KMS, laboratorium, radiologis dll.
d. Pengobatan : Amplodihipine 1X 5mg
e. Pemeriksaan fisik :
-Sistem pendengaran : telinga simetris, tidak ada serumen, fungsi
pendengarankurang baik
-Sistem penglihatan : mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva an
anemis,sklera kekuningan, fungsi kornea baik,penglihatan baik,
refleks pupil isokor, visus normal, tidak memakai kacamata
-Sistem kardiovaskuler:
-Sistem pernafasan :
Inspeksi : Bentuk dada normochest , Pola napas normal Palpasi :
tidak ada keluhan
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler/ tidak ada suara tambahan
-Sistem pencernaan : Pada abdomen
Inspeksi : bentuk datar dan simetris Palpasi : turgor baik
Perkusi : suara thympani Auskultasi : peristaltic usus normal
112

-Sistem genitourinaria : BAK 4-5x perhari


-Sistem hematologi : -
-Sistem musculoskeletal : pergerakan sendi baik tidak ada
hemiparesis ( kelumpuhan), gangguan keseimbangan, dan tidak
terpasang ROM
-Sistem endokrin/metabolik
-Sistem syaraf : penglihatan dan pendengaran menurun, lebih
sensitive terhadap perubahan suhu
-Sistem itegumen : bentuk kepala mesosephal, rambut beruban,
kulit kepala bersih, tidak ada sianosis ( kebiruan ), diaporesis
(keringat berlebihan), luka, dan kapiler refill time lebih dari 2
detik, wajah meringis dengan skala nyeri 6

8. Kemandirian dan Ketergantungan

Pengukuran aktifitas sehari-hari (ADL)

Skor
Aktifitas
0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Mobilisasi di tempat tidur √
Pindah √
Ambulasi √
Naik Tangga √
Belanja √
Memasak √
Merapikan rumah √
113

Keterangan :
0 : mandiri
1 : menggunakan alat bantu/dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain.
3 : perlu bantuan orang lain dan alat bantu
4: tergantung/tidak mampu
Pengukuran pemenuhan kebutuhan dasar dengan Indek KATZ
Skor
Kebutuhan Dasar
0 1
Bathing √
Dressing √
Toileting √
Transferring √
Continence √
Feeding √

Keterangan :
a. Skor = 0 (tergantung), 1 (mandiri)
Total = 0 (tergantung), 6 (mandiri)
b. Indek KATZ :

A = Mandiri 6 akivitas
B = Mandiri 5 aktivitas
C = Mandiri, keculai mandi dan satu fungsi lain
D = Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan 1fungsi lain
E = Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting dan 1
fungsi lain
F = Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting, berpindah & 1 fungsi
lain
G = Tergantung pada orang lain untuk beraktivitas
Lainnya : jika tergantung 2 fungsi selain C,D,E,F.
114

SHORT PORTABLE MENTAL QUESTIONARE (SPMSQ)


Skore
+ - NO Pertanyaan Jawaban
√ 1 Tanggal berapa hari ini? 9 mei
√ 2 Hari apa sekarang? (hari, tanggal, bulan, tahun) Senin,9 mei
bulan Mei 2022
√ 3 Apa nama tempat ini? Rumah
4 Berapa nomor telepon anda? Tidak punya
√ 4a Dimana alamat anda (tanyakan bila klien tidak punya Asemdoyong
nomor telepon)
√ 5 Berapa umur anda? 60 Tahun
√ 6 Kapan anda lahir? 1962
√ 7 Siapa presiden Indonesia sekarang? Jokowi
√ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya? SBY
√ 9 Siapa nama kecil ibu anda? Sariah
√ 10 20 dikurangi 3 berapa? Dan seterusnya menurun 18
Jumlah kesalahan total 0

Penilaian SPMSQ:
5. kesalahan 0-2 : fungsi intelektual utuh/baik
6. kesalahan 3-4 : fungsi intelektual ringan
7. kesalahan 5-7 : fungsi intelektual sedang
8. kesalahan 8-10: fungsi intelektual berat
 Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
 Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SMA
 Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek/lansia tdk
berpendidikan dan tdk terpapar informasi
115

INVENTARIS DEPRESI BECK


SKORE URAIAN
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidakbahagia dimana saya tidak dapt menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya merasa sedih (√)
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
Membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan(√)
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami, istri)
2 Hidup saya seperti melihat kebelakang, semua yang saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya merasa gagal(√)
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas(√)
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-banar bersalah(√)
F. Tidak menyukai diri sendiri
116

3 Saya benci diri saya sendiri


2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri(√)
G. Membahayakan Diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak merasa mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri
sendiri (√)
H. Menarik Diri dari Sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya kepada orang lain dan tidakpeduli
pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya kepada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat kepada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat kepada orang lain(√)
I. Keragu – raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan(√)
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek/tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam
penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua/tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari sebelumnya
(√)
K. Kesulitan Kerja
117

3 Saya tidak merasa melakukan pekerjaan sama sekali (√)


2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu (√)
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya (√)
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya
Total :8 (depresi sedang)
Penilaian:
0-5 : tidak depresi/depresi minimal
5-8 : depresi ringan
8-15 : depresi sedang
>16 : depresi berat

APGAR keluarga
NO FUNGSI URAIAN SKOR
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 2
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu saya mengalami kesusahan
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 2
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
118

3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya 2


menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktifitas baru
4 Afektif Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 2
saya mengekspresikan efek dan berespons
terhadap emosi-emosi saya, seperti marah,
sedih dan mencintainya
5 Pemecahan Saya puas dengan cara keluarga (teman-tman) 2
saya menyediakan waktu bersama saya

3. DATA PENUNJANG KELUARGA

Rumah dan sanitasi lingkungan PHBS di


1.Kondisi rumah Rumah
Jenis rumah Tn.M bersifat permanen Tangga
dengan status kepemilikan rumah
sendiri dengan, memiliki 2 kamar 13. Persalinan ditolong oleh tenaga
tidur, 1 kesehatan (jika ada ibu nifas)
kamar mandi/wc, 1 dapur dan 1 ruang Ya/tidak
tamu. Alasan:
14. Memberi ASI ekslusif (jika ada bayi)
2. Ventilasi
Ya/tidak
Alasan:
Ventilasi di rumah Tn.M baik dengan
3 jendela di ruang tamu dan
15. Menimbang balita tiap bulan (jika ada balita
memiliki ventilasi udara di setiap
Ya/tidak
ruangan.
Alasan:
3. Pencahayaan
16. Menggunakan air bersih untuk makan
Pencahayaan Tn.T kalau siang hari minum
119

menggunakan sinar matahari Ya


langsung dan ketika malam hari Alasan :
menggunakan lampu,dan setiap satu 17. Menggunakan air bersih untuk
ruangan terdapat satu lampu membersihkan diri
Ya
4. Saluran pembuangan
Alasan:
18. Membuang sampah pada tempatnya
Pembuangan limbah/sampah ada di
Ya
depan rumah dan diambil petugas
Alasan:
setiap sore

5. Sumber air bersih 19. Menjaga kebersihan lingkungan rumah


Ya
Sumber air bersih Tn.M adalah PAM Alasan:
air desa dengan pembayaran setiap
bulan sekali. 20. Mengkonsumsi menu seimbang setiap
hari
6. Jamban memenuhi syarat

Jamban di Tn.M memenuhi syarat


dengan air bersih yang mengalir,
jarak septic tank dengan sumber air
20 m.
120

7. Tempat sampah Ya
Alasan:
Dirumah Tn.M terdapat 2 tempat 21. Memberantas jentik di rumah sekali
samapah 1 didalam rumh dan 1 di seminggu
depan perawat.
Ya
8. Penataan perabotan rumah Alasan:
22. Makan buah dan sayur setiap hari
Tertata dengan Ya
rapi,sesuaidengan Alasan:
penempatannya
23. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Rasio luas bangunan rumah dg
Tidak
jumlah anggota keluarga 8
Alasan: karena cepat lelah
m2/orang : Ya

Perhitungan : luas rumah dibagi 24. Anggota keluarga ada yang merokok
anggota keluarga Ada
Alasan:

4. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS


PEMELIHARAAN ANGGOTA KELUARGA

1 Adakah perhatian keluarga terhadap anggotanya yang Ada


menderita sakit

Jelaskan : ketika ada anggota keluarga yang sakit, diberi


perhatian, merawat dan mensuport untuk segera sembuh
dan sehat
121

2 Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yg Ya


dialami anggota dalam keluarganya

Jelaskan : anggota keluarga yang sakit selalu menceritakan


keluhannya sehingga keluarga mengetahui masalah
kesehatan yg dialami anggota keluarga

3 Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan Ya


yang dialami anggota dalam keluarganya

Jelaskan : penyakit dalam keluarga yang sering muncul


adalah tekanan darah tinggi dan masalah lambung yang
sudah dianggap biasa penyebabnya
4 Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah Ya
kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya

Penjelasan : Keluarga mengetahui penyebab masalah


kesehatan yang dialami Tn.M, kurangnya istirahat,
kecapean sehingga menyebabkan pusing dan nyeri leher
bagian belakang
5 Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan Tidak
yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak
diobati/dirawat

Penjelasan : keluarga tidak terlalu memahami dampak dari


masalah kesehatan jika tidak diobati
6 Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang Petugas kesehatan
masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya

Jelaskan : ketika ada masalah kesehatan pada anggota


keluarga, maka akan segera dibawa ke pelayanan
kesehatan terdekat, jika tidak diperlukan dibawa ke
pelayanan kesehatan maka akan mencari informasi dari
122

internet dan dari tetangga terdekat

7 Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang Perlu berobat ke


dialami anggota keluarganya pelayanan kes.

Jelaskan : keluarga selalu pergi berobat jika terdapat


masalah kesehatan
8 Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan Ya
yang dialami anggota keluarganya secara aktif

Jelaskan : aktif meningkatan upaya kesehatan keluarga


dengan selalu menyediakan asupan gizi seimbang dan
siaga apabila ada anggota keluarga sakit
9 Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan Tidak
masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya

Jelaskan : jika ada anggota keluarga sakit hanya di bawa


ke yankes tanpa tahu kebutuhan pengobatan dari masalah
kesehatan yang dialami anggota keluarga
10 Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota Ya
keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya

Jelaskan : dengan memperhatikan pola makan, pola


istirahat dan pola aktivitasnya

11 Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah Tidak


kesehatan yang dialami anggota keluarganya

Jelaskan : keluarga tidak memahami cara pencegahan


masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya
123

12 Apakah keluarga mempu memelihara atau memodifikasi Ya


lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga
yang mengalami kesehatan

Jelaskan : anggota keluarga mampu memelihara


lingkungan yang mendukung kesehatan anggota
keluarganya
13 Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan Ya
sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya
Jelaskan : keluarganya mampu memanfaatkan sumber di
masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatannya

5. HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN


KELUARGA

Kunjungan pertama (K-1) Kunjungan keempat


Perawat: (K-5.)Perawat:
-Pasien dan keluarga menerima kedatangan -mengobservasi tanda tanda vital
dan tindakan keperawatan dari perawat
-mengajarkan terapi non
-Perawat mengkaji data keluarga dan farmakologi:terapimurottal
pasien dan pasien memberikan informasi
mengenai masalah kesehatannya dan
menerima renacana keperawatan
Kunjungan kedua (K-2) Kunjungan keenam
Perawat: (K-6)Perawat:
-Melakukan pendidikan kesehatan -mengobservasi tanda tanda vital
mengenai pentingnya tidur yang adekuat
-mengajarkan terapi non
dan makanan minuman mengganggu tidur
farmakologi:terapimurottal
-observasi tanda tanda vital
124

Kunjungan ketiga (K-3) Kunjungan ketjuh


Perawat: (K-7)Perawat:
-mengobservasiobservasi tanda tanda vital -mengobservasi tanda tanda vital

-mengajarkan terapi non farmakologi:terapi -mengajarkan terapi non


murottal farmakologi:terapimurottal

Kunjungan keempat (K-4.) Kunjungan kedelapan sampai


Perawat: kunjungan ketiga belas (K-8 sampai K-
-mengobservasi tanda tanda vital 13)
Perawat:
-mengajarkan terapi non farmakologi:terapi
murottal -memonitor terapi non
farmakologi:terapimurottal

- Mengevaluasi tidur klien pada


malamsebelumnya
Kunjungan keempat belas (K-14.)

- Mengobservasi tanda tanda vital


- Memonitor kemandirian
keluargamelakukan terapi
murottal
- Mengscreening skor PSQI
125

ANALISA DATA
MASALAH
DATA
KEPERAWATAN
Data Subyektif Gangguan pola tidur

- Klien mengatakan sering terbangun saat tengah


malam Karena rasa nyeri di kepala ,tangan
-klien mengatakan sering merasa lemas
Data Obyektif
-klien tampak lemas

-terdapat kelopak mata tampak hitam


-Skor PSQI 18 (tidur buruk)
TD:180 /90 mmHg
Data Subyektif Nyeri Akut berhubungan
agen cidera fisiologis
- Pasien mengatakan nyeri pada kepala

-Pengkajian nyeri
P:Tekanan darah tinggi
Q:Dipukul pukul
R:belakang kepala
S:6

T:hilang timbul
Data Obyektif
-Klien tampak meringis

-TTV:

TD:185/90 mmhg
S:37,ºc
N:80 x/mnt
126

P:22 x/mnt

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan


2. Nyeri Akut berhubungan agen cidera fisiologis

RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khuus Kriteria Intervensi


Keperawatan
Gangguan pola Mengatasi Setelah dilakukan Setelah diberikan 1.Identifikasi pola
tidur gangguan pola intervensi 2x asuhan aktivitas dan tidur
tidur kunjungan (45 keperawatan 2.Identifikasi
menit) selama 14 kali faktor
1.keluarga kunjungan selama pengganggu tidur
mampu 45 menit (fisik dan /atau
mengontrol pola diharapkan pola psikologis)
makan klien tidur membaik 3.Observasi tanda
2.Keluarga dengan kriteria tanda vital
mampu jelaskan hasil : 4.Edukasi
pentingnya tidur 1.Keluhan sulit pentingnya pola
yang adekuat, tidur dari tidur yang
3.klien dapat menurun menjadi adekuat
memilih tindakan membaik 5.Anjurkan untuk
untuk nmengatasi 2.Keluhan seing menghindari
gangguan pola terjaga menurun makanan dan
127

tidur, 3.Keluhan pola minumam


4.klien dapat tdiru berubah mengganggu
merawat drinya menurun tidur
sendiri untuk 4.Keluhan 6.Modifikasi
mengurang i istirahattidak lingkungan
gangguan pola cukup menurun 7.Berikam terpi
tidur, murottal untuk
5.keluarga dapat memberikan efek
kontrol relaksasi
lingkungan
sekitar yang dapat
mempenga ruhi
gangguan pola
tidurnya,
6.keluarga dapat
memanfaat
kan pelayanan
kesehatan seperti
di puskesmas dan
klinik terdekat
128

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Hari/Tanggal Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1 Senin,09 Mei 15.00 Gangguan pola tidur 1. Mengidentifikasi S:Klien
2022 pola aktivitas dan mengataka
tidur n:
2. Mengidentifikasi -Klien tidak bisa
faktor pengganggu tidur tidur hanya
tidur (fisik dan /atau 4 jam dalam
psikologis) sehari
3. Mengobservasi -mata perih
tanda tanda vital -mempunyai
hipertensi
sudahlama
O:
-
TD:185 /90
mmHg
-klien
tampak
lemas
-kelopak
mata
menghitam
129

2 Selasa.10 15.00 Gangguan pola tidur 1. Mengobservas S:Klien


Mei2022 wib i tanda tanda mengataka
vital n
2. Edukasi :
pentingnya pola -akan
tidur yang mematuhi
adekuat saran tersebut
3. Menganjurkan -mulai besok
untuk akan mrncoba
menghindari tidur setiap jam
makanan dan 20.00 wib
minumam O:
mengganggu 185/90 mmHg
tidur
3 Rabu,11 Mei 20.30 Gangguan pola tidur 1. Mengbservasi S:Klien
2022 wib tanda tanda mengataka
vital n:
2. Modifikasi
-sudah nyaman
lingkungan
3. Memberikam -lantunan
terapi murottal surat sangat
untuk memberikan bagus
efek relaksasi O:

TD: 185/90
mmHg
130

-klien
menikmati
murottal yang
di berikan

-klien
mendengarka
n musik
hingga
selesai
4 Kamis,12 Mei 20.30 Gangguan pola tidur 1. Mengobservas S:Klien
2022 wib i tanda tanda mengatakan
vital -Setelah
2. Memberikan diberikan terapi
terapi murottal murottal mulai
untuk mengantuk
memberikan efek O:
relaksasi -TD:180/90
mmHg
-klien
mendengarkan
musik dengan
posisi berbaring
di kasur
- klien menikmati
musik yang
diberikan sampai
selesai
131

5 Juma’at ,13 Mei 20.30 Gangguan pola tidur 1. Mengobservasi S:Klien


2022 wib tanda tanda vital mengatakan

2. Memberikan terapi -musik yang


murottal untuk diberikan
memberikan efek membuat klien
relaksasi merasa rileks

O:

-TD:140/80
mmHg

-klien
mendengarkan
musik dengan
posisi berbaring
di kasur

- klien menikmati
musik yang
diberikan sampai
selesai
132

6 Sabtu,14 Mei 20.00 Gangguan pola tidur 1. Mengobservasi S:klien


2022 tanda tanda vital mengatakan:
2. Memberikan terapi
murottal untuk -merasa nyaman
memberikan efek dan rileks
relaksasi O:
-TD 175/90
mmHg
- klien menikmati
musik yang
diberikan sampai
selesai
TD:130/80
mmHg

7 Minggu,15 Mei 20.00 Gangguan pola tidur 1. Mengobservasi S:klien


2022 wib tanda tanda vital mengatakan
2. Memberikan terapi -merasa nyaman
murottal untuk dengan pola tidur
memberikan efek O:
relaksasi -TD:170 /80
mmHg
-klien
mendengarkan
musik dengan
posisi berbaring
di kasur
- klien tampak
memejamkan
mata

8 Senin,16-19 21.00 Gangguan pola tidur 1. Memonitor S:


Mei 2022 wib keluarga -keluarga klien
melakukan terapi mengatakan telah
murottal melaksanakan
2. Mengevaluasi terapi murottal
tidur klien pada -klien
malam mengatakan bisa
sebelumnya tidur
O:
-Keluarga
tampak koperafif
133

9 Minggu,22 Mei 12.00 Gangguan pola tidur 1. Mengobservasi S:Keluarga


202 tanda tanda vital mengatakan
2. Memonitor tingkat -Sangat terbantu
kemandirian dengan terapi
keluarga melakukan murottal
terapimurottal -klien
untukmemberikan mengatakan
efek relaksasi merasa badan
3. Mengscreening tidak lesu karena
skor PSQI tidur tercukupi

O:
-TD:120/80
mmHg
skor PSQI: 7
(kualitas tidur
baik)
A: Insomnia
teratasi
P: tindakan
dihentika
134
135
136
137
138
139

Anda mungkin juga menyukai