Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.K DENGAN DBD


(DEMAM BERDARAH DENGUE) DI KLINIK PRIMA HUSADA”

Nama : ANISSA

NIS : 1718.10.09

SMK MEILIA MEDIKA

PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN

TAHUN 2019
HALAMANPENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Industri dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada


Pasien Ny. K dengan demam berdarah dengue di Klinik Prima Husada”

Telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing Penguji

Ns.Lastuti Purwaningsih.S.Kep Heni Safitri,SKM

Mengetahui :

Kepala Sekolah SMK Meilia Medika

Ns. Lastuti Purwaningsih, S.Kep

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, rahmat, serta hidayahNya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan kegiatan prakerin di Klinik prima husada dan Puskesmas beji dan
juga telah selesai dalam menyusun laporan prakerin dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP NY.K DENGAN DIAGNOSA DBD
Maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai bentuk
pertanggung jawaban penyelesaian tugas dan kelengkapan bukti belajar. Laporan
ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ns. Lastuti Purwaningsih S.Kep, selaku Kepala Sekolah SMK Meilia
Medika
2. Bapak Syarif Hidayatullah S.Pd.I, selaku Ketua Program Prakerin
3. Ibu Ns. Lastuti Purwaningsih S.Kep, selaku Guru Pembimbing di Klinik
Prima Husada
4. Ibu Heni Safitri SKM, selaku Guru Pembimbing di Puskesmas Beji
5. Bapak, Ibu Guru, serta karyawan SMK MEILIA MEDIKA
6. Kedua Orang Tua
Kami meminta maaf atas ketidak sempurnaanya dan juga memohon kritik
dan saran agar bisa lebih baik lagi dalam membuat karya tulis ini. Harapan kami
mudah-mudahan apa yang tersusun ini bisa memberikan manfaat untuk yang
membacanya.

Depok, 16 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN ................................................................................................................. i

KATA PENGATAR .......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.1.1Gambaran Umum RS/Klinik................................................................................ 1
1.1.2 Struktur Organisasi RS/Klinik ............................................................................ 5
1.1.3 Kegiatan Lahan Praktek ...................................................................................... 6
1.2.1 Tujuan Pelaksanaan Prakerin .............................................................................. 7
1.2.2 Tujuan Pembuatan Laporan ............................................................................................... 7
BAB II. PROSES PELAKSANAAN
2.1 Laporan Pendahuluan ................................................................................................... 8
2.2 Proses Kerja .................................................................................................................. 16
2.2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Klien ........................................................ 16
2.2.2 Asuhan Keperawatan Klien ................................................................................ 18
BAB III. TEMUAN
3.1 Keterlaksanaan asuhan keperawatan ............................................................................. 26
3.2 Manfaat yang dirasakan ................................................................................................ 27
3.3 Pengembangan/Tindak Lanjut ...................................................................................... 27
BAB IV. PENUTUP .......................................................................................................... 28
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 28
4.2 Saran .............................................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 29

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................... 30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut definisi dirumukan oleh WHO, kesehatan adalah :”a state of


complete physical mental, and social well being and not merely the absance of
disease of infirmity”. Adalah keadaan sejahtera fisik, mental, sosial, tanpa ada
keluhan sma sekali (cacat atau sakit).
World Health Organization (WHO)(1995) memperkirakan populasi didunia
yang berisiko terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD)mencapai 2,5-3
miliar terutama yang tinggal didaerah perkotaan di negara tropis dan subtropis.
Saat ini diperkirakan juga ada 50 juta infeksi dengue yang terjadi di seluruh dunia
setiap tahun. Diperkirakan untuk Asia Tenggara (ASEAN) terdapat 100 juta kasus
demamdengue (DD) dan 500.000 kasus demam berdarah dengue (DBD)yang
memerlukan perawatan dirumah sakit, dan 90% penderitanya anak-anak usia
kurang dari 15 tahun dan jumlah kematian oleh penyakit demam berdarah dengue
(DBD)mencapai 5% dengan perkiraan 25.000 kematian setiap tahunnya (WHO,
2011).
Data dari seluruh dunia, Asia menempati urutan pertama dalam jumlah
penderita demam berdarah dengue (DBD)setiap tahunnya. Sementara itu, sejak
terhitung dari tahun 1968 hingga 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai
negara dengan kasus demam berdarah dengue (DBD)tertinggi di Asia Tenggara
dan tertinggi nomor dua di dunia setelah Thailand (Depkes, 2010)
Data dari seluruh depok Jumlahnya dari tahun ke tahun berbeda. Tahun 2016
sebanyak 2.834 kasus. Tahun 2017 sebanyak 535 kasus. Tahun 2018 sebanyak
892 kasus, satu diantaranya meninggal. Untuk tahun 2019 sampai dengan akhir
Januari 2019 sebanyak 436 kasus.
2

Data dari seluruh indonesia Berdasarkan data internal Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit (P2P), pada tahun 2015, penderita demam berdarah di 34
provinsi di Indonesia sebanyak 129.179 orang, dimana 1.240 diantaranya
meninggal dunia.
Salah satu klinik di depok yaitu klinik prima husada terdapat 70% kasus
dengan diagnosa(DBD). Data tersebut di dapatkan dari hasil pengamatan penulis
selama melaksanakan praktik kerja industri.
Praktik kerja indrustri adalah adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan
pembelajaran yang dilaksanakan didunia usaha atau dunia industri yang relevan
dengan dengan kompetensi (kemampuan) siswa sesuai bidangnya.

1.1.1. Gambaran Umum Klinik


A. Sejarah Klinik Prima Husada

Klinik Utama Rawat Inap Prima Husada pada mulanya berawal dari apotek
dan klinik umum 24 jam di bawah Yayasan Prima Husada yang didirikan pada
tahun 1994 atas prakarsa dari kumpulan dokter spesialis dan apoteker. Lokasi dari
klinik ini berada di lingkungan perumahan masyarakat ekonomi menengah atas,
yang sangat pesat perkembangannya, sehingga menuntut perkembangan
pelayanan kesehatan yang lebih lengkap dan bermutu, maka pada tahun 1997,
ditingkatkan menjadi Klinik dan Rumah Bersalin Prima Husada.
Dengan berjalannya waktu serta untuk mengatur pertumbuhan bisnis
kesehatan yang sangat cepat bertumbuh maka pemerintah menertibkan peraturan
menteri kesehatan tentang klinik dengan PERMENKES No. 028 Tahun 2011
yang menyatakan bahwa klinik dibagi menjadi dua, yaitu Klinik Pratama dan
Klinik Utama. Klinik Pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan
pelayanan medik dasar baik umum maupun khusus, sedangkan Klinik Utama
merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau
pelayanan medik dasar dan spesialistik.
Sesuai dengan jumlah dan komposisi SDM, sarana, dan prasarana, serta
operasional, maka Klinik dan Rumah Bersalin Prima Husada tersebut ditingkatkan
menjadi Klinik Utama Rawat Inap Prima Husada dengan nomor izin :
3

445.9/04/SIKURI/BPMP2T/I/2013 yang beroperasi di bawah PT. Berkah Prima


Husadatama. Secara kepemilikan hampir 75 % dari saham PT. Berkah Prima
Husadatama dimiliki oleh keluarga sedangkan sisanya dimiliki oleh dokter-dokter
yang berpraktek di klinik ini dengan tujuan agar semua dokter diharapkan
berpartisipasi untuk mengembangkan klinik.

B. Visi dan Misi Klinik


Visi :
Agar menjadi pilihan utama para pelanggan
Misi :
a) Memberikan pelayanan yang berkualitas kepada seluruh pelanggan
b) Ramah tamah dan kekeluargaan
c) Pelanggan merasa seperti di rumah sendiri
Tujuan :
a) Internal : Dengan meningkatnya profitabilitas dari perusahaan maka akan
meningkatkan pula kesejahteraan para pemegang saham dan seluruh
karyawan
b) Eksternal : Menjadi mitra pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat
C. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
a) Rawat Jalan Umum
1. Gawat Darurat 24 jam
2. Poliklinik umum
b) Rawat Jalan Spesialis
1. Spesialis Anak
2. Spesialis Kebidanan dan Kandungan
3. Spesialis Kulit dan Kelamin
4. Spesialis THT
c) Rawat Jalan Gigi
1. Gigi Umum
2. Konservasi Gigi
3. Spesialis Prosthodontist
4

d) Paket Persalinan
1. Persalinan Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan
2. Persalinan Dokter Umum
3. Persalinan Bidan
e) Penunjang Diagnostik
1. Laboratorium
2. USG Kebidanan
f) Pelayanan Fisioterapi
g) Pelayanan Imunisasi
h) Pelayanan Perawatan Wajah ( Facial, Peeling, dan Magic Peel )
i) Fasilitas Ruang Perawatan
1. VIP ( 1 kamar )
2. Kelas I ( 1 kamar 2 tempat tidur )
3. Kelas II ( 2 kamar 2 tempat tidur
4. Kelas III ( 1 kamar 2 tempat tidur )
j) Ambulance 24 jam
k) Apotik Prima Husada 24 jam
5

1.1.2. STRUKTUR ORGANISASI

RUPS

DEWAN KOMISARIS

KOMITE MEDIK DIREKTUR SISTEM PENGAWASAN


INTERNAL

DIVISI RUMAH BERSALIN DIVISI DIVISI KEUANGAN & UMUM


FARMASI

BIDAN FARMASI
ASIST. APOTEKER & HRD & GA
JURU RESEP
PERAWAT HRD
GUDANG
PENUNJANG MEDIS CLEANING
KASIR SEKURITI
PENGADAAN MEDIK
PENGADAAN MEDIK RESEPSIONIS

PENGADAAN NON MEDIK

KEUANGAN

AKUNTANSI

KEUANGAN

ADMINISTRASI

MARKETING

PERPAJAKAN
6

1.1.3 Kegiatan Lahan Praktik

Pelaksanaan kegiatan prakerin dilaksanakan pada tanggal 07 januari 2019


hingga 07 februari 2019. Di klinik prima husada dengan ketentuan pembagian
jadwal sift sebagai berikut:
a. Shift pagi pada pukul 07.00 s.d 14.00 WIB
b.Shift siang dimulai pada pukul 14.00 s.d 20.00 WIB
c. Shift malam dimulai pada pukul 21.00 s.d 07.00 WIB
Selama prakerin di Klinik Prima Husada saya berada di ruangan UGD,
Pendaftaran, Laboratorium, Poli anak, Poli THT dan Poli Kebidanan.

Alur Kegiatan :

PENDAFTARAN

UGD

POLI UMUM POLI SPESIALIS LABORATORIUM FISIOTERAPI

APOTIK
7

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Pelaksanaan Prakerin

Secara umum praktek kerja industri bertujuan untuk member gambaran


kepada siswa/i pada saat bekerja, baik itu disuatu perusahaan ataupun disuatu
lembaga instansi. Sedangkan secara khususnya antara lain :

1. Dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu pengetahuan pada


masing-masing siswa / i.
2. Melatih keterampilan yang dimiliki siswa/i sehingga dapat bekerja dengan
baik.
3. Melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika yang
baik serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
4. Menambah kreatifitas siswa/i agar dapat mengembangkan bakat yang
terdapat dalam dirinya.
5. Memberikan motivasi sehingga siswa/siswi bersemangat dalam meraih
cita-cita mereka.
6. Melatih siswa/i agar dapat membuat suatu laporan yang terperinci dari apa
saja yang mereka kerjakan selama praktek kerja industri.

1.2.2 Tujuan Pembuatan Laporan

1. Sebagai bukti tertulis bahwa siswa telah melaksanakan prakerin.


2. Agar siswa mampu mengembangkan dasar-dasar teori yang didapatkan
dari sekolah yang berhubungan dengan hasil prakerin.
3. Siswa dapat menuangkan pikiran ke dalam tulisan yang dapat diuji
keilmihannya.
8
BAB II

PROSES PELAKSANAAN
2.1 Laporan Pendahuluan

1. Pengertian
Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus Dengue. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang hidup di
wilayah tropis dan subtropis. Diperkirakan terdapat setidaknya 50 juta kasus
demam berdarah di seluruh dunia tiap tahunnya. (Tjin Willy, 2018 )
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. Demam berdarah DBD dulu disebut
penyakit “break-bone” karena kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot di mana
tulang terasa retak.

2. Etiologi
DBD diketahui disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan RNA
virus dengan nukleokapsid ikosahedral dan dibungkus oleh lapisan kapsul lipid.
Virus ini termasuk kedalam kelompok arbovirus B, famili Flaviviridae, genus
Flavivirus. Flavivirus merupakan virus yang berbentuk sferis, berdiameter 45-60
nm, mempunyai RNA positif sense yang terselubung, bersifat termolabil, sensitif
terhadap inaktivasi oleh dietil eter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu
70oC4,7. Virus dengue mempunyai 4 serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3,
DEN 4.

3. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan
viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di
hipotalamus sehingga menyebabkan ( pelepasan zat bradikini, serotinin, trombin,
Histamin) terjadinya: peningkatan suhu. Selain itu viremia menyebabkan
pelebaran pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan perpindahan cairan
9

dan plasma dari intravascular ke intersisiel yang menyebabkan hipovolemia .


Trombositopenia dapat terjadi akibat dari, penurunan produksi trombosit sebagai
reaksi dari antibodi melawan virus (Murwani, 2011).
Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik kulit
seperti petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini mengakibatkan adanya
kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme hemostatis secara
normal. Hal tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan jika tidak tertangani
maka akan menimbulkan syok. Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-
8 hari (Soegijanto, 2006).
Menurut Ngastiyah (2005) virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aedes aeygypty. Pertama tama yang terjadi adalah viremia yang
mengakibatkan penderita menalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot pegal
pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik bintik merah pada kulit,
hiperemiatenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi pembesaran kelenjar
getah bening, pembesaran hati ( hepatomegali). Kemudian virus bereaksi dengan
antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibodi. Dalam sirkulasi dan akan
mengativasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan akan di lepas
C3a dan C5a dua peptida yang berdaya untuk melepaskan Histamin dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding
kapiler pembuluh darah yang mengakibtkan terjadinya pembesaran plasma ke
ruang ekstraseluler .
Pembesaran plasma ke ruang eksta seluler mengakibatkan kekurangan volume
plasma, terjadi hipotensi , hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan
renjatan(syok).
10

4.PATHWAY

4. Manifestasi klinis

Gejala demam berdarah, antara lain adalah demam, nyeri perut, muntah, dan
tubuh lemas. Penderita demam berdarah juga mengalami perdarahan, seperti pada
hidung, gusi, atau di bawah kulit, sehingga tampak seperti memar. Darah juga bisa
terdapat dalam urine, feses, atau muntah. Segera cari pertolongan medis, bila
timbul sesak napas atau keringat dingin.
Sedangkan demam dengue adalah bentuk ringan dari infeksi virus Dengue.
Sama halnya dengan demam berdarah, demam dengue dimulai dengan gejala
demam. Gejalanya muncul 4-7 hari sejak gigitan nyamuk, dan bisa berlangsung
selama 10 hari. Sejumlah gejala demam dengue meliputi:
11

 Suhu badan tinggi yang bisa mencapai 40 derajat Celcius atau lebih.
 Sakit kepala berat
 Nyeri pada sendi, otot, dan tulang.
 Hilang nafsu makan.
 Nyeri pada bagian belakang mata.
 Mual dan muntah.
 Pembengkakan kelenjar getah bening.
 Ruam kemerahan (muncul sekitar 2-5 hari setelah demam).

5. Komplikasi

a. Ensefalopati Dengue
Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang
berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD yang
tidak disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia, hiponatremia,
atau perdarahan, dapat menjadi penyebab terjadinya ensefalopati. Melihat
ensefalopati DBD bersifat sementara, maka kemungkinan dapat juga
disebabkan oleh trombosis pembuluh darahotak, sementara sebagai akibat
dari koagulasi intravaskular yang menyeluruh. Dilaporkan bahwa virus
dengue dapat menembus sawar darah otak. Dikatakan pula bahwa keadaan
ensefalopati berhubungan dengan kegagalan hati akut.Pada ensefalopati
cenderung terjadi udem otak danalkalosis, maka bila syok telah teratasi
cairan diganti dengan cairan yang tidak mengandung HC03- dan jumlah
cairan harus segera dikurangi. Larutan laktat ringer dektrosa segera ditukar
dengan larutan NaCl (0,9%) : glukosa (5%) = 1:3.
Untuk mengurangi udem otak diberikan dexametason 0,5 mg/kg BB/kali
tiap 8 jam, tetapi bila terdapat perdarahan saluran cerna sebaiknya
kortikosteroid tidak diberikan. Bila terdapat disfungsi hati, maka diberikan
vitamin K intravena 3-10 mg selama 3 hari, kadar gula darah diusahakan >
80 mg. Mencegah terjadinya peningkatan tekanan intrakranial dengan
mengurangi jumlah cairan (bila perlu diberikan diuretik), koreksi asidosis dan
elektrolit.Perawatan jalan nafas dengan pemberian oksigen yang adekuat. Untuk
mengurangi produksi amoniak dapat diberikan neomisin dan laktulosa.
12

Usahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan (misalnya antasid,


anti muntah) untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati. Transfusi
darah segar atau komponen dapat diberikan atas indikasi yang tepat. Bila perlu
dilakukan tranfusi tukar. Pada masa penyembuhan dapat diberikan asam amino
rantai pendek.

b. Kelainan ginjal
Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai
akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai sindrom
uremik hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah gagal ginjal maka
setelah syok diobati dengan menggantikan volume intravaskular, penting
diperhatikan apakah benar syok telah teratasi dengan baik. Diuresis
merupakan parameter yang penting dan mudah dikerjakan untuk mengetahui
apakah syok telah teratasi. Diuresis diusahakan > 1 ml / kg berat badan/jam.
Oleh karena bila syok belum teratasi dengan baik, sedangkan volume cairan
telah dikurangi dapat terjadi syok berulang. Pada keadaan syok berat sering
kali dijumpai akute tubular necrosis, ditandai penurunan jumlah urin dan
peningkatan kadar ureum dan kreatinin.

c. Udema paru
Udem paru adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat
pemberian cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari sakit ketiga
sampai kelima sesuai panduan yang diberikan, biasanya tidak akan
menyebabkan udem paru oleh karena perembesan plasma masih terjadi.
Tetapi pada saat terjadi reabsorbsi plasma dari ruang ekstravaskuler, apabila
cairan diberikan berlebih (kesalahan terjadi bila hanya melihat penurunan
hemoglobin dan hematokrit tanpa memperhatikan hari sakit), pasien akan
mengalami distress pernafasan, disertai sembab pada kelopak mata, dan
ditunjang dengan gambaran udem paru pada foto rontgen dada. Komplikasi
demam berdarah biasanya berasosiasi dengan semakin beratnya bentuk demam
berdarah yang dialami, pendarahan, dan shock syndrome. Komplikasi paling
serius walaupun jarang terjadi adalah sebagai berikut:
13

1. Dehidrasi
2. Pendarahan
3. Jumlah platelet yang rendah
4. Hipotensi
5. Bradikardi
6. Kerusakan hati

6. Pemeriksaan diagnostic

Langkah - langkah diagnose medik pemeriksaan menurut (Murwani, 2011):


1. Pemeriksaan hematokrit (Ht) :
ada kenaikan bisa sampai 20%, normal: pria 40-50%; wanita 35-47%
Laboratorium H2TL:
-Hematokrit :38-54%
-Hemaglobin :12,1-15,1 g/dl
-Trombosit :150.000-400.000 ribu/mm3
-Leukosit :4500-10.000/mm3
2. Uji torniquit:
caranya diukur tekanan darah kemudian diklem antara tekanan systole
dan diastole selama 10 menit untuk dewasa dan 3-5 menit untuk
anak-anak. Positif ada butir-butir merah (petechie) kurang 20 pada
diameter 2,5 inchi.
3. Tes serologi (darah filter) :
ini diambil sebanyak 3 kali dengan memakai kertas saring (filter paper)
yang pertama diambil pada waktu pasien masuk rumah sakit, kedua
diambil pada waktu akan pulang dan ketiga diambil 1-3 mg setelah
pengambilan yang kedua. Kertas ini disimpan pada suhu kamar sampai
menunggu saat pengiriman.
4. Isolasi virus:
bahan pemeriksaan adalah darah penderita atau jaringanjaringan untuk
penderita yang hidup melalui biopsy sedang untuk penderita yang
meninggal melalui autopay. Hal ini jarang dikerjakan.
14

7. Penatalaksanaan

Untuk penderita tersangka DBD sebaiknya dirawat dikamar yang bebas


nyamuk (berkelambu) untuk membatasi penyebaran.Perawatan kita berikan
sesuai dengan masalah yang ada pada penderita sesuai dengan beratnya
penyakit.
a. Derajat I:
terdapat gangguan kebutuhan nutrisi dan keseimbangan elektrolit karena
adanya muntah, anorexsia. Gangguan rasa nyaman karena demam, nyeri
epigastrium, dan perputaran bola mata.Perawat: istirahat baring, makanan lunak
(bila belum ada nafsu makan dianjurkan minum yang banyak 1500-
2000cc/hari), diberi kompre dingin, memantau keadaan umum, suhu, tensi,
nadi dan perdarahan, diperiksakan Hb, Ht, dan thrombosit, pemberian obat-
obat antipiretik dan antibiotik bila dikuatirkan akan terjadi infeksi sekunder
b. Derajat II:
peningkatan kerja jantung adanya epitaxsis melena dan hemaesis.Perawat:
bila terjadi epitaxsis darah dibersihkan dan pasang tampon sementara, bila
penderita sadar boleh diberi makan dalam bentuk lemak tetapi bila terjadi
hematemesis harus dipuaskan dulu, mengatur posisi kepala dimiringkan agar
tidak terjadi aspirasi, bila perut kembung besar dipasang maag slang, sedapat
mungkin membatasi terjadi pendarahan, jangan sering ditusuk, pengobatan
diberikan sesuai dengan intruksi dokter, perhatikan teknik-teknik pemasangan
infus, jangan menambah pendarahan, tetap diobservasi keadaan umum, suhu,
nadi, tensi dan pendarahannya, semua kejadian dicatat dalam catatan
keperawatan, bila keadaan memburuk segera lapor dokter.
c. Derajat III:
terdapat gangguan kebutuhan O2karena kerja jantung menurun, penderita
mengalami pre shock/ shock. Perawatan: mengatur posisi tidur penderita,
tidurkan dengan posisi terlentang denan kepala extensi, membuka jalan nafas
dengan cara pakaian yang ketat dilonggarkan, bila ada lender dibersihkan dari
mulut dan hidung, beri oksigen, diawasi terus-meneris dan jangan ditinggal
pergi, kalau pendarahan banyak (Hb turun) mungkin berikan transfusi atas izin
15

dokter, bila penderita tidak sadar diatur selang selin perhatian kebersihan kulit
juga pakaian bersih dan kering.

Ada 2 macam pemberantasan vektor antara lain :


a. Menggunakan insektisida
Yang lazim digunakan dalam program pemberantasan demam berdarah dengue
adalah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan temephos (abate)
untuk membunuh jentik (larvasida). Cara penggunaan malathion ialah dengan
pengasapan atau pengabutan. Cara penggunaan temephos (abate) ialah dengan
pasir abate ke dalam sarang-sarang nyamuk aedes yaitu bejana tempat
penampungan air bersih, dosis yang digunakan ialah 1 ppm atau 1 gram abate SG
1 % per 10 liter air.
b. Tanpa insektisida
Caranya adalah: Menguras bak mandi, tempayan dan tempat
penampungan air minimal 1 x seminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya 7
– 10 hari); Menutup tempat penampungan air rapat-rapat; Membersihkan
halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang
16

2.2 Proses Kerja


2.2.1 Konsep Dasar Asuhan Kepeerawatan Klien

A.Definisi
Asuhan keperwatan adalah serangkaian proses yang sistematis mulai dari tahap
pengkajian sampai dengan evaluasi yang bertujuan untuk memberikan
pelayananan kepada pasien dalam uasaha memperbaiki maupun memelihara
derajat kesehatan pasien yang didasari teori keperawatan.

B. Tujuan asuhan keperawatan


Tujuan penerapan keperawatan bagi klien,antara lain:
1.mempertahankan kesehatan klien
2.mencegah sakit yang lebih parah atau penyebaran penyakit atau komplikasi
Penyakit.
3.mengembalikan fungsi maksimal tubuh

C. Manfaat asuhan keperawatan


Penerapan proses keperawatan dalam sumber asuhan keperawatan kepada klien
memberi beberapa manfaat,antara lain:
1. Menggambarkan otonomi dan tanggung jawab perawat
2.Mengembangkan keterampilan teknis dan intelektual perawat
3.Meningkatkan rasa solidaritas dan rasa kesatuan perawat
4.Menghasilkan praktik keperawatan yang profesional

D.Tahap tahap asuhan keperawatan


Ada 5 tahap dimana tahap-tahap tidak dapat dipisahkan dan saling
berhubungan.berikut ini mengenai tahap tahap dalam proses keperawatan.
1.pengkajian
2.diagnosa keperawatan
3.intervensi(perencanaan)
4.implementasi(tindakan)
5.evaluasi
17

E.Standar asuhan keperawatan


Standar Asuhan Keperawatan secara resmi telah diberlakukan untuk diterapkan
di seluruh rumah sakit melalui SK Direktur Jenderal Pelayanan Medik No.
YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993. Standar asuhan keperawatan terdiri dari :
Standar I : Pengkajian keperawatan.
Standar II : Diagnosa keperawatan.
Standar III : Perencanaan keperawatan.
Standar IV : Intervensi keperawatan.
Standar V : Evaluasi keperawatan.
Standar VI : Catatan asuhan keperawatan.

2.2.2 Asuhan keperawatan klien

Nama pasien : Ny.k Ruang rawat : Mawar


Umur : 35 tahun tanggal masuk RS : 20 januari 2019
Jenis kelamin : Perempuan tanggal keluar RS : 23 januari 2019
Alamat : Jl.Matahari
A.Pengkajian
Pasien Ny.K datang ke Klinik Prima Husada pada tanggal 20 Januari 2019 dengan
keluhan Demam naik turun ±5 Hari, mual, mutah dan lemas. Dengan pemeriksan
fisik:
TTV
TD: 130/80 mmHg
S: 38ᶱC
N: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
18

DS DO
1. Pasien mengatakan demam
1. 1. Pasien tampak pucat
naik turun ± 5 hari 2. 2. TTV
2. Pasien mengatakan mual dan TD: 130/80 mmHg
muntah 4x sehari S: 38ᶱC
3. Pasien mengatakan nyeri N: 80 x/menit
abdomen dibagian ulu hati RR: 20 x/menit
3. Hasil laboratorium H2TL
Hemoglobin: 13,8 g/dl
Hematokrit: 42%
Trombosit: 121.000*ribu/mm3
Leukosit: 2.300*/mm3

B.Analisa data

No. Tanggal Data Masalah Etiologi


Keperawatan
1. Minggu Ds :
20/01/20191. -Pasien mengatakan
demam naik turun ± 5
hari
Do: Peningkatan Proses
1. -Tubuh klien terasa suhu tubuh terjadinya
hangat penyakit
2. -suhu tubuh 38°c
3. -kulit nampak
kemerahan
19

2. Minggu Ds:
20/01/2019 a.pasien mengatakan
mual dan muntah
b.pasien mengatakan
mual dan muntah sejak 3 Gangguan
hari dan hari ini sudah nutrisi kurang Kurangnya
4x dari intake nutrisi
Do: kebutuhan
a.mukosa bibir pasien tubuh
kering
b.pasien tampak lemas
c. konjungtiva tampak
pucat

3. Minggu Ds:
20/01/2019 Pasien mengatakan
lemas
Do:
1. Pasien nampak lemas
Pasien berbaring di Imobilisasi Gangguann
tempat tidur aktivitas
Hasil laboratorium sehari-
H2TL seharib/d
Hemoglobin: 13,8 g/dl kelemahan
Hematokrit: 42% tubuh
Trombosit:121.000*ribu/
mm3
Leukosit: 2.300*/mm3
20

C.PRIORITAS DIAGNOSA
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses terjadinya penyakit
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan kurangan intake
nutrisi
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kelemahan tubuh

D.INTERVENSI

Tgl Diagnosa Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi


Jam Keperawatan
20/01/2019 Peningkatan Setelah dilakukan 1. Observasi suhu
(11.50) suhu tubuh Tindakan keperawatan tubuh untuk
berhubungan 1x24jam mengetahui
dengan dengan Demam berkurang dan perkembangan klien
proses terjadinya menghilangkan dengan 2. Anjurkan banyak
penyakit kriteria hasil: minum air putih
 Suhu tubuh dalam 3. Anjurkan kompres
rentan normal dengan air hangat
37°c 4. 5. Atur lingkungan
 Nadi dan respirasi yang nyaman
dalam rentan
5. Lakukan kolaborasi
normal dalam pemberian obat
( aspirin)
21

Gangguan Setelahh dilakukan  observasi status


nutrisi kurang Tindakan keperawatan nutrisi pasien
dari kebutuhan 3x24 jam perubahan  anjurkan pasien
tubuh status nutrisi kurang dari untuk makan sedikit
berhubungan kebutuhan tubuh dapat tapi sering
dengan teratasi dengan kriteria:  lakukan kolaborasi
kurangnya  pemenuhan nutrisi dengan dokter untuk
intake nutrisi Pasien terpenuhi  pemberian obat
 tidak terjadi mual mual(ondansetron)
dan muntah  lakukan kolaborasi
 pasien dapat dengan ahli gizii
menghabiskan untuk pemberian
satu porsi makan makanan
Gangguan rasa Setelahh dilakukan 1. Bantu lah klien
nyaman Tindakan keperawatan untuk memenuhi
berhubungan 3x24 jam lemas dapat kebutuhan aktivitas
kelemahan teratasi dengan kriteria: sehari hari
tubuh 1. Klien dapat 2. Catat hasil
melakukan aktivitas laboratotium H2TL
sesuai kemampuan 3. Anjurkan untuk
2. Kebutuhan istirahat banyak istirahat
klien dapat terpenuhi 4. Anjurkan banyak
minum air putih
5. Atur lingkungan
yang nyaman
22

E.Implementasi

No Tgl Diagnosa Implementasi


Jam
1 20/01/2019 Peningkatan 1. Mengobservasi suhu tubuh untuk
(12.00) suhu tubuh mengetahui perkembangan klien
berhubungan 2. Menganjurkan banyak minum air putih
dengan proses 3. Menganjurkan kompres dengan air
terjadinya hangat
penyakit 4. Mengatur lingkungan yang nyaman
5. Melakukan kolaborasi dalam pemberian
obat( aspirin)
2 20/01/2019 Gangguan  Mengkolaborasi status nutrisi pasien
(12.00) nutrisi kurang  Menganjurkan pasien untuk makan
dari kebutuhan sedikit tapi sering
tubuh  Melakukan kolaborasi dengan dokter
berhubungan untuk pemberian obat mual
dengan (ondansetron)
kurangnya  Melakukan kolaborasi dengan ahli gizii
intake nutrisi untuk pemberian makanan
3 20/01/2019 Gangguan rasa 1. Membantu klien untuk memenuhi
(13.30) nyaman kebutuhan aktivitas sehari harI
berhubungan 2. Mencatat hasil laboratorium H2TL
dengan 3. Menganjurkan untuk banyak istirahat
kelemahan 4. meganjurkan banyak minum
tubuh 5. mengantur lingkungan yang nyaman
23

F. Evaluasi

Hari/Tgl Diagnosa Evaluasi


Jam
Senin, 21 Peningkatan suhu S: Pasien mengatakan sudah tidak demam
Januari 2019 tubuh berhubungan O: -Kulit pasien sudah tidak nampak
(06.00) dengan dengan kemerahan
proses terjadinya -TTV :
penyakit TD : 120/80 mmHg
S : 37°C
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

Gangguan nutrisi S: pasien mengatakan masih mual tetapi


kurang dari tidak muntah
kebutuhan tubuh O: - Mukosa bibir pasien masih tampak
berhubungan dengan kering
kurangnya intake -Konjungtiva pasien masih tampak pucat
nutrisi -Pasien masih tampak terlihat lemas
- pasien makan ½ porsi
-TTV :
TD : 120/80 mmHg
S : 37°C
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
A: Masalah belum terasi
24

P: Intervensi dilanjutkan

Gangguan rasa S: -Pasien mengatakan badan masih terasa


nyaman lemas
berhubungan -Pasien mengatakan sudah bisa
kelemahan tubuh melakukan pergerakan walaupun masih sulit
O: Pasien masih tanpak terlihat lemas
Hasil Laboratorium:
Hemoglobin: 13.8 g/dl
Hematokrit: 42%
Trombosit: 121.000*ribu/mm3
Leukosit: 2.300*/mm3
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

Hari/Tgl Diagnosa Evaluasi


Jam
Selasa, 22 Peningkatan suhu S: Pasien mengatakan sudah tidak demam
Januari tubuhber hubungan O: -Kulit pasien sudah tidak nampak
2019 dengan dengan proses kemerahan
Hari ke-2 terjadinya penyakit -TTV :
(06.00) TD : 120/80mmHg
S : 37°C
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
A: Masalah sudah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Gangguan nutrisi S: pasien mengatakan sudah tidah mual


kurang dari kebutuhan dan muntah
tubuh berhubungan O: - Mukosa bibir pasien sudah lembab
dengan kurangnya -Konjungtiva pasien sudah kembali
25

intake nutrisi normal


-Pasien sudah tidak terlihat lemas
-TTV :
TD : 120/80 mmHg
S : 37°C
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
A: Masalah sudah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Gangguan rasa S: -Pasien mengatakan sudah tidak lemas
nyaman berhubungan -Pasien mengatakan sudah bisa
dengan kelemahan melakukan aktivitas seperti biasa
tubuh O: Pasien sudah terlihat lebih segar
Hasil laboratorium:
Hemoglobin: 31.1 g/dl
Hematokrit: 40%
Trombosit: 146.000*ribu/mm3
Leukosit: 3.800*/mm3
A: Masalah sudah teratasi
P: Intervensi dihentikan
BAB III

TEMUAN

3.1 Keterlaksanaan Asuhan Keperawatan ( faktor pendukung dan

Penghambat)

Pada pelaksanaan asuhan keperawatan pasien Ny.K dengan kasus DBD di Klinik
Prima Husada ditemukan:
A. Faktor Pendukung
1. Pemeriksaan pada pasien Ny.K dilakukan sesuai dengan standar operasional
klinik
2. Pelayanan kesehatan pada pasien Ny.K dilakukan dengan cepat dan tanggap
3. Obat-obatan yang diberikan lengkap dan dapat mengatasi keluhan pasien Ny.K
dengan baik
4. Observasi rutin keadaan pasien Ny.K dilakukan dengan intensif dan tepat waktu
B. Faktor Penghambat
1. pada saat tindakan kompres hangat tidak memakai buli-buli hanya memakai
washlap, dikarenakan keterbatasan fasilitas
2. Pengumpulan data objektif pada saat pengkajian kurang lengkap seperti tidak
dilakukannya riwayat sakit sebelumnya
3. Pemeriksaan laboratoium tidak dilakukan setiap hari keterbatasan biaya pasien
4. Keadaan ruangan pasien kurang rapi dan bersih
5. Saran dan prasarana kurang lengkap
28

3.2 Manfaat yang dirasakan

A. Manfaat bagi siswa


1. Menjalin kerja sama yang baik antar rekan kerja.
2. Meningkatkan rasa percaya diri yang akan mendorong untuk
meningkatkan keahlian dan keterampilan.
3. Menambah wawasan tentang dunia keperawatan.
4. Mengetahui karakteristik pelayanan kesehatan dirumah sakit dan klinik.
5. Melatih dan mengembangkan sumber daya manusia melalui sarana dan
fasilitas yang terdapat dalam dunia industri terkait guna memenuhi
kebutuhan akan tenaga.
B.Manfaat bagi sekolah
1. Menjadikan lulusan yang siap kerja dan kompeten di bidang keperawatan
2. Mengikat kerjasama yang baik antar pihak sekolah dan rumah sakit atau
klinik yang terkait
3. Meningkatkan mutu siswa dalam bidang keperawatan

3.3 Pengembangan/Tindak lanjut

1. Mempratikkan teori dan praktik yang didapatkan disekolah dalam dunia


kerja
2. Menambah wawasan dalam dunia kerja
3. Meningkatkan rasa tanggung jawab
4. Akan meningkatkan lagi di sekolah sesuai dengan apa yang telah
didapatkan di dunia usaha dan industri
5. Akan mengamalkan apa yang didapatkan ditempat praktik kepada teman-
teman dan masyarakat lingkungan sekitar
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah mengikuti kegiatan PRAKERIN ini di dapatkan kesimpulan :


1. Dapat membandingkan teori yang didapat di sekolah dengan praktik di klinik
2. Dapat mengalaman nyata dalam menangani permasalahan yang dihadapi dunia
kerja dan menumbuhkan rasa tanggung jawab profesi
3. Mengenal dan mengetahui secara langsung tentang klinik sebagai salah satu
penerapan disiplin dan pengembangan karier
4. Menambah wawasan baru tentang ilmu keperawatan
5. Dapat mengukur seberapa jauh kemampuan keperawatan yang dimiliki
6. Dapat meningkatkan keterampilan dalam tindakan keperawatan

4.2 Saran
Untuk melengkapi laporan ini saya akan menyampaikan beberapa saran yang
mungkin dapat membantu mengisi kekurangan-kekurangan yang ada, antara lain
sebagai berikut:
A. Bagi siswa atau siswi
1. Menjaga nama baik sekolah dan mematuhi peraturan yang ada ditempat prakerin
2. Utamakan keselamatan kerja dengan menggunakan apd
3. Kuasai terlebih dahulu teori sebelum melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
4. Gunakan waktu prakerin dengan dengan sebaik-baiknya
5. Menerapkan etika keperawatan di lingkungan prakerin dengan baik
6. Tidak bemalas-malasan pada saat prakerin
7. Menunjukan sikap bertanggung jawab dan kerja sama tim dengan baik
30

B. Bagi sekolah
1. Sebaiknya siswa atau siswi yang akan di terjunkan ke lapangan untuk mengikuti
prakerin dibekali terlebih dahulu mengenai pekerjaan yang akan dilakukan
ditempat prakerin
2. Pembimbing diharapkan agar lebih memperhatikan siswa atau siswi saat praktek
di lahan praktek, setidaknya seminggu sekali melihat kegiataan siswa atau siswa
dilapangan
3. Diharapkan agar waktu PKL diperpanjang agar siswa atau siswi dapat menambah
wawasan lebih luas lagi tentang ilmu keperawatan secara langsung
4. Diharapakan sebelum PKL siswa atau siswi diberi bimbingan untuk lebih banyak
pembelajaran praktek dibandingkan dengan teori
5. Diharapkan agar guru-guru selalu memberikan motivasi dan member keringanan
pada siswa atau siswi yang sedang prakerin
C. Lahan praktik
Klinik Prima Huasada lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,
melakukan perbaikan/pembaruan fasilitas serta sanitasi lingkungan agar lebih baik
lagi, dan perataan pelayanan terhadap semua golongan baik yang mampu dan
tidak mampu
DAFTAR PUSTAKA

Willy,TJin. 2016.” Gelaja demam berdarah”alodokter.


Soegeng,Soegijanto.“Pengelolaan kasus demam berdarah dengue di bagian ilmu
kesehatan” FK UNAIR/RS dr. sutomo Surabaya.
Pengelolaan pasien demam berdarah dengue. Dapartemen Kesehatan RI, Jakarta
1996.
Soertaryo,“pengeloaan kasus demam berdarah dangue Bagian Ilmu Kesehatan”
FK UGM/RS dr.Sardjito,Jogyakarta. Dipersentasikan pada lokakarya
tatalaksanaan DBD, subdit Abrovirus Dit. PPM & PLP Depkes RI, Cibogo,
September1998.
https://www.scribd.com/document/366894793/Lp-Demam-Dengue
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai