Anda di halaman 1dari 28

INSULIN‐SENSITISING DRUGS (METFORMIN,

ROSIGLITAZONE, PIOGLITAZONE, D ‐CHIROINOSITOL)


FOR WOMEN WITH POLYCYSTIC OVARY SYNDROME,
OLIGO AMENORRHOEA AND SUBFERTILIT Y

Dina Aulia Eka rahma Khairida


Diup Gusnia Eka Supardinata
Oleh :
Diyas Riyantika Eka Zulha Marlyana
Efendi Emie Mahdalena Kelompok 6
Eka Handayani Ericha Yuli Astutik
APA ITU PCOS?

Polycistic Ovary Syndrome (PCOS) adalah kelainan


endokrin pada wanita usia produktif. Ditandai dengan ovulasi
yang jarang atau tidak ada, serta kadar androgen dan insulin
(hiperinsulinemia) yang tinggi ( Balen 2014)
PATOFISIOLOGI PCOS
GEJALA DAN PENYEBAB PCOS

Wanita
Hiperandrogenisme
resistensi insulin
obesitas
APAKAH PCOS BERHUBUNGAN DENGAN
PENYAKIT DM DAN KARDIOVASKULER?

 Wanita dengan PCOS juga berisiko mengalami masalah


metabolisme, seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan
kadar kolesterol tinggi. Kadar insulin yang tinggi dianggap
berperan dalam PCOS dan umumnya lebih buruk pada kondisi
obesitas. Hiperinsulinaemia terjadi akibat resistensi insulin
dan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit
kardiovaskular dan diabetes mellitus. Agen sensitisasi insulin
seperti metformin mungkin efektif dalam mengobati
anovulasi terkait PCOS.
INSULIN‐SENSITISING DRUGS

 Adalah obat yang dapat meningkatkan sensitivitas


insulin akibat resistensi insulin.
 Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh
tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik
karena terganggunya respon sel tubuh terhadap
insulin.
AGEN-AGEN INSULIN‐SENSITISING DRUGS

 biguanid (Metformin),
 thiazolidinediones (troglitazone, pioglitazone dan
rosiglitazone)
 D-chiro-inositol (masih dalam penelitian)
REKOMENDASI PENGOBATAN
1. Metformin vs Plasebo (tanpa pengobatan)
2. Metformin vs clomiphene citrat
3. Metformin + Clomiphene citrate vs Clomiphene
citrate
4. Rosiglitazone vs Plasebo (tanpa pengobatan)
5. Pioglitazone vs Plasebo (tanpa pengobatan)
6. D-chiro vs Plasebo (tanpa pengobatan)
Metformin VS Plasebo
MEKANISME METFORMIN
METFORMIN VS PLASEBO

1 . Live bir th rate ( -)


2. Adverse events
Dibandingkan dengan plasebo atau non terapi, penggunaan metformin
berisiko meningkatkan reaksi gastrointestinal, yaitu mual muntah
3. Clinical pregnancy rate
metformin terlihat lebih baik daripada plasebo atau non terapi pada
semua wanita PCOS
4. Ovulation rate
metformin lebih baik dibandingkan dengan plasebo dalam memperbaiki
jumlah ovulasi pada semua wanita PCOS, baik yang non obesitas maupun
obesitas.
5. Menstrual frequency ( -)
6. Miscarriage rate
tidak ada perbedaan antara metformin dibandingkan plasebo atau tanpa
terapi dalam hal jumlah kelahiran hidup dan jumlah kehamilan gugur
7. Multiple pregnancy rate ( -)
Metformin VS
Chomiphene Citrate
MEKANISME CHLOMIPHENE CITRATE
METFORMIN VS CHOMIPHENE CITRATE

1 . Live birth rate


Dipengaruhi oleh berat badan, bila IMT >30kg/m2 lebih baik
digunakan penggunaan Chloramphine citrate. Bila IMT <30-
32kg/m2 lebih baik digunakan metformin.
2. Adverse events
Data tidak tersedia
3. Clinical pregnancy rate
Pada wanita yang mengalami obesitas akan mengalami
peningkatan ovulasi dengan terapi penggunaan chlomiphene
citrate
4. Ovulation rate
Pada wanita tidak mengalami obesitas tingkat kehamilan lebih
tinggi dengan menggunakan metformin dibandingkan dengan
menggunakan chlomiphene citrate.
METFORMIN VS CHOMIPHENE CITRATE

5. Menstrual frequency
Data tidak ditemukan

6. Miscarriage rate
Data tidak ditemukan

7. Multiple pregnancy rate


Data tidak ditemukan
Metformin + Clomiphene
citrate VS Clomiphene citrate
METFORMIN + CLOMIPHENE CITRATE VS
CLOMIPHENE CITRATE

1. Live birth rate


tidak ada perbedaan jumlah kelahiran hidup antara kombinasi
metforminklomifen dibandingkan dengan klomifen tunggal pada
semua wanita PCOS, baik yang obesitas maupun yang non
obesitas
2. Adverse events
kombinasi metformin-klomifen secara signifikan lebih banyak
mengalami mual muntah dan reaksi gastrointestinal lainnya
dibandingkan dengan kelompok yang hanya menggunakan
klomifen tunggal
3. Clinical pregnancy rate
dikombinasikan dengan klomifen sitrat, ada bukti bahwa
metformin memiliki efek yang menguntungkan pada tingkat
kehamilan dibandingkan dengan klomifen sitrat saja.
METFORMIN + CLOMIPHENE CITRATE VS
CLOMIPHENE CITRATE

4. Ovulation rate
klomifen dan metformin lebih baik daripada klomifen tunggal
dalam meningkatkan jumlah ovulasi untuk semua wanita PCOS
(18 RCT, jumlah siklus=3265; OR 1 ,74, 95%CI 1 ,50 -2,00).
Akan tetapi, studi tersebut heterogen (berbeda-beda), kecuali
studi pada wanita PCOS yang resisten klomifen
5. Menstrual frequency
Data tidak tersedia untuk hasil ini
6. Miscarriage rate
kemungkinan keguguran mungkin lebih besar dengan terapi
kombinasi daripada ketika clomiphene citrate digunakan
sendiri
METFORMIN + CLOMIPHENE CITRATE VS
CLOMIPHENE CITRATE
7. Multiple pregnancy rate
Tidak ada bukti konklusif perbedaan antara metformin yang
dikombinasikan dengan klomifen sitrat versus klomifen sitrat
saja
Thiazolidinedione vs Plasebo

4.1. rosiglitazone vs plasebo


4.2. pioglitazone vs plasebo
MEKANISME KERJA
THIAZOLIDINEDIONE
 Thiazolidinedione (TZD): TZD (rosiglitazone, pioglitazone)
berikatan dan mengaktifasi reseptor peroxisome proliferator-
activating-gamma. Selanjutnya terjadi perbaikan sensitivitas
insulin dan penurunan kadar glukosa hepatik. Selain itu TZD juga
daapt memperbaiki fungsi sel beta sehingga dapat mengontrol
kadar gula darah. Pada penelitian Prospective Pioglitazone Clinical
Trial in Macrovascular Events (PROACTIVE), ternyata Pioglitazone
dapat menurunkan cardiovascular event.
PENGARUH ROSIGLITAZONE
TERHADAP PCSO
 Peningkatan insulin dapat mempengaruhi tindakan igf1.
Faktanya insulin menurunkan produksi igfbp3 di hati, oleh
karena itu kadar igf1 yang bebas dapat meningkatkan dan
mempengaruhi fungsi ovarium. Efek ini dapat memperbaiki
pola menstruasi menjadi normal. Dan pengobatan ini Dapat
selama tiga bulan memperbaiki stimulasi ovarium
PIOGLITAZONE VS PLASEBO

 Pioglitazone terbukti memperbaiki pola menstruasi tetapi


bagaimana peran pioglitazone pada pasien PCOS masih
belum banyak diketahui, bagaimana peningkatan rasio
hormon luteinizing dan follicle stimulating pada pasien PCOS
belum diketahui.
D-Chiro vs Plasebo
D-CHIRO VS PLASEBO

 D-chiro Inositol (DCI) adalah hexahydroxycychlohexanes


dengan rumus molekul yang sama dengan glukosa inositol
dimasukkan ke dalam membran sel sebagai fosfatidiliMI,
yang merupakan prekursor inositol trifosfat (insP3). InsP3
adalah messenger kedua untuk banyak hormon termasuk
insulin dan fouucle-stimulating hormone (FSH). Kerusakan
pada saluran ini dapat menyebabkan gangguan pensinyalan
insulin dan menyebabkan resistensi insulin termasuk sindrom
ovarium polikistik PCOS.

 D-Chiro Inositol meningkatkan dosis pemberian semakin


memburuk oosit dan respon ovarium dimana oosit merupakan
faktor yang mempengaruhi peluang kehamilan.
 DCI negatif mempengaruhi kualitas oosit. Memang,
meningkatkan DCI dosis semakin memburuk kualitas oosit
dan respon ovarium pada non -obesitas dan non insulin wanita
PCOS tahan.
 DCI tinggi (selalu lebih rendah dari MI) yang hadir hanya
dalam jaringan penyimpanan glikogen (lemak, hati dan otot),
sementara tingkat yang sangat rendah dari DCI merupakan
ciri khas dari jaringan yang memiliki penggunaan glukosa
yang tinggi, mungkin karena mereka perlu “ memiliki status
energi tinggi ”( otak dan jantung)
Jika dosis DCI ditingkatkan maka dapat semakin memburuk
kualitas oosit dan respon ovarium pada non-obesitas dan non
insulin wanita PCOS. Adanya peningkatkan tersebut dapat
mempengaruhi oosit dan kualitas dari embrio.
Hasil serupa telah diperoleh dengan memperlakukan PCOS
wanita dijadwalkan untuk IVF dengan metformin, 500 mg tiga
kali per hari.
Metformin menurunkan jumlah folikel dominan, oosit diambil,
dan oosit MII, meskipun peningkatan IU gonadotropin diberikan.
Baillargoen et al. menunjukkan bahwa metformin
meningkatkan pelepasan insulin-dirangsang dari DCI-
phosphoglycans. Maka dari itu, dapat disimpulkanbahwa
metformin mempromosikan sintesis glikogen dan selanjutnya
mengurangi statusnya energi ovarium melalui DCI
phosphoglycans
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai