Anda di halaman 1dari 25

PLAXIS 8.

2
Kasus-kasus permodelan Geoteknik, seperti turap, angker,
pondasi, terowongan dan lain-lain, dapat dianalisa dengan
menggunakan program PLAXIS 8.2. Banyak jenis-jenis analisa
yang ditawarkan oleh PLAXIS 8.2, seperti analisa penurunan
(settlement), momen lentur (bending moment), gaya geser
(shear force), gaya aksial (axial force), faktor keamanan (safety
factor) dan masih banyak lainnya. Perlu diketahui PLAXIS 8.2,
dalam proses perhitungannya, menggunakan metode elemen
hingga atau Finite Element Method (FEM), dan masih
menggunakan tinjauan dua dimensi. Sementara untuk Program
PLAXIS yang menawarkan pekerjaan yang ditinjau secara tiga
dimensi, masih dalam proses pembuatan.
Untuk mengasumsi permodelan tiga dimensi pada tampilan dua
dimensi, PLAXIS 8.2 memberikan fasilitas plane-strain dan axi-
symmetry. Menurut Potts dan Zdravković, perhitungan seperti
analisa dinding penahan, kestabilan lereng, pondasi tapak
menerus, secara umum memiliki satu dimensi yang sangat besar
dibandingkan dua lainnya.
PLAXIS 8.2 merupakan software yang menawarkan analisa terhadap
tanah dan batuan menggunakan Metode Elemen Hingga (Finite Element
Method/ FEM). PLAXIS 8.2 digunakan terutama pada kasus-kasus seperti
dinding penahan tanah (retaining walls), turap (sheet piles), terowongan
(tunnels), sumur (well), pondasi dangkal (shallow foundation), pondasi
tiang (pile), kestabilan lereng (slope stability) dan lain-lain.
Fasilitas-fasilitas yang membuat PLAXIS 8.2 layak digunakan adalah:
Pekerjaan analisa menjadi lebih cepat.
Kemudahan dalam penggunaan.
Dapat digunakan untuk menganalisa berbagai permasalahan dalam
geoteknik.
Input values, seperti parameter tanah (c, φ, γ, E, dll) dapat diubah
dengan mudah, sehingga memudahkan pengguna untuk melakukan
parametric studies.
Hasil yang diperoleh dari analisa dapat berbentuk gambar, tabulasi data
dan juga dapat berupa animasi 2D.
(Sumber: Potts dan
Zdravković, 1999)
Gambar 7a. Contoh kasus
plane-strain, 7b. Contoh
Gambar 3.14. Contoh kasus plane-strain Gambar 3.15. Contoh kasus axi-symmetry
kasus axi-symmetry
Dari gambar 3.16, ditunjukan bahwa jika beban dan perpindahan tegak lurus, dan
independen dari dimensi ini, maka setiap potongan melintang akan sama. Jika sumbu z dari
model geometri besar, dapat diasumsi bahwa bidang dari dimensi x-y pararel terhadap
sumbu z. Sehingga, perpindahan pada potongan melintang bidang sumbu x-y manapun,
sama dengan nol. Hal ini merupakan asumsi-asumsi untuk mendefinisikan kasus-kasus
plane-strain.
Sedangkan, untuk asumsi axi-symmetry biasanya diterapkan pada kasus-kasus pemodelan
yang memiliki sumbu rotasi yang simetris. Misalnya, beban seragam pada pondasi tapak
melingkar (circular footing), bekerja pada lapisan horizontal pada pondasi, dan memiliki
sumbu rotasional simetris terhadap sumbu vertikal pada pusat pondasi.
PROGRAM PLAXIS
Pada aplikasinya, ketika
PLAXIS 8.2 dibuka, akan
diperoleh dialog box yang
memberikan pengguna
pilihan asumsi pekerjaan
yaitu plane-strain atau axi-
symmetry. Dialog box yang
akan diperoleh adalah
sebagai berikut:
Dari kedua asumsi inilah
nama PLAXIS digunakan,
yang merupakan singkatan
dari PLane-strain dan
AXISymmetry.
PROSES PERHITUNGAN DENGAN PLAXIS

PLAXIS INPUT
• Tentukan kondisi MAT
• Tentukan asumsi model Plane strain atau
axisymmetry
• Gambar potongan 2D dari kasus
• Set material yang ada
• Generate mesh
PLAXIS CALCULATION
• Tentukan jenis perhitungan (FS, konsolidasi, plastic,
analisa dinamika)
• Pilih nodal yang akan diteliti
• Periksa apakah struktur aman?
PLAXIS OUTPUT
• Lihat hasil, baik dalam bentuk diagram, tabel
maupun gambar
SELESAI
CONTOH KASUS PONDASI TIANG

Pondasi yang digunakan


merupakan pondasi
tiang bor dengan
diameter, D = 0,6 m
dan kedalaman
penetrasi, L = 6 m.
Material yang
digunakan untuk
pondasi tiang bor ini
adalah beton K-225
yang dicetak ditempat
(cast-in situ) dengan
menggunakan
penulangan sengkang
spiral (Φ8-100) dan
tulangan pokok 12D16.
Pemodelan perencanaan untuk Pile A & B pada Plaxis v. 8.2
PLAXIS INPUT
Untuk penggambaran beban aksial
yang berupa beban titik digunakan
ikon perintah “Point load – load
system A”, , setelah ikon dipilih, kotak
dialog ini akan diperoleh. Langkah
selanjutnya adalah memasukan nilai
beban aksial pada Pile A yang bekerja
pada pile cap yaitu sebesar -
304,2836 kN, yang pada Plaxis akan
dibulatkan secara otomatis. Beban
aksial dilakukan dengan cara yang
sama hanya saja dengan ikon

“Point load – load system B”, .


PLAXIS INPUT

• Untuk menentukan material


digunakan ikon perintah
“Material Sets”, Untuk
menggambarkan profil tanah,
digunakan opsi “soil &
interfaces”, dan pada
perencanaan ini terdapat dua
profil tanah yang sudah
dijelaskan sebelumnya pada
Bab II. Data Perencanaan.
Untuk membuat cluster profil
tanah baru, klik ikon “new”,
lalu diperoleh kotak dialog
sebagai berikut.
PLAXIS INPUT
• Gambar ini menunjukan cara membuat
cluster profil tanah untuk jenis tanah pasir
berlanau, SM. Material model yang
digunakan adalah Mohr-Coulomb (MC),
pemilihan tipe material ini dikarenakan oleh
MC merupakan permodelan yang paling
sederhana dimana parameter kuat geser dan
elastisitas tanah yang dibutuhkan untuk
proses analisis merupakan parameter yang
paling familiar digunakan. Pemodelan MC
menggambarkan aproksimasi ordo tingkat
pertama pada prilaku tanah.

• Untuk input data bagian “general properties”


yang melibatkan berat isi tanah dimasukan
sesuai dengan data yang ada pada Bab II.
Data Perencanaan. Begitu juga dengan data
input untuk permeabilitas. Setelah kotak
dialog diatas diisi sesuai dengan data
perencanaan, klik ikon “next”.
PLAXIS INPUT
• Untuk parameter kekakuan
yaitu E dan ν dimasukan
sesuai dengan data yang
ada, begitu juga dengan
parameter kuat geser c dan
φ. Sementara nilai modulus
geser G dan Eoed dan nilai
kecepatan Vs dan Vp akan
dihitung secara otomatis
oleh Plaxis. Setelah
pengaturan ini selesai, klik
ikon “next”.
PLAXIS INPUT

• Untuk pengaturan interfaces diatas,


dipilih opsi “Rigid”.

• Untuk profil material tanah yang lain,


dilakukan dengan cara yang sama.
Langkah selanjutnya adalah asumsi
struktur pondasi, tie-beam dan pile
cap, yang dalam hal ini digunakan
opsi “Plates”. Perlu dipertimbangkan
bahwa pada pekerjaan analisa kali ini
digunakan pengaturan plane-strain
untuk mengasumsikan kondisi tiga
dimensi ke tampilan dua dimensi.
Adapun penjelasan tentang definisi
plane-strain sudah dijelaskan pada
Bab III. Tinjauan Pustak
PLAXIS INPUT
Elemen Mutu Beton f’c D b h Modulus Elastisitas, E
(MPa) (m) (m) (m) (Mpa) (kN/m2)
Tie-beam K – 350 35 - 0,30 0,45 2,7806 x 104 2,7806 x 107
Pile cap K – 350 35 - 1,20 0,60 2,7806 x 104 2,7806 x 107
P. tiang bor K – 225 22,5 0,60 - - 2,2294x14 4 2,2294x107
PLAXIS INPUT
• Setelah opsi “plate” dipilih, kotak dialog
seperti pada gambar 4.16 akan muncul,
langkah selanjutnya adalah memasukan
data sesuai dengan data yang
diperoleh. Berikut adalah data input
untuk struktur tie-beam.
• Pada gambar 4.16 juga terlihat nilai
“d” yang merupakan ekivalensi
ketebalan balok, nilai ini secara
otomatis dihitung oleh Plaxis. Nilai ini
juga dapat dijadikan nilai pengontrol
jika input data dilakukan dengan
benar
• Nilai “w” adalah ini berat isi beton
yang diambil sebesar 24 kN/m3
sedangkan “ν” adalah nilai angka
Poisson beton yang diambil 0,20
PLAXIS INPUT
• Untuk data input pile cap,
dikarenakan bentuknya sama, yaitu
bentuk balok, maka data input tidak
berbeda dengan tie-beam.
Sedangkan untuk data input pile,
perlu diperhatikan bahwa potongan
melintang pile adalah lingkaran,
sehingga perlu dilakukan ekivalensi
luasan bidang kontak silinder ke
luasan bidang kontak balok.
• Setelah semua pengaturan material
yang digunakan dalam analisa selesai,
hal penting lainnya adalah
membatasi daerah analisa. Hal ini
dapat dilakukan dengan opsi
“standard fixities” atau ikon, ,
dimana ikon ini berfungsi untuk
membuat daerah analisa tidak
mengalami deformasi, baik secara
vertikal maupun horizontal.
Generate mesh

• Seperi yang dijelaskan pada Bab


III. Tinjauan Pustaka, mesh
merupakan bagian-bagian yang
lebih kecil, terdiri dari 15 nodal,
dan merupakan bagian yang akan
dianalisa pada perhitungan
elemen hingga. Jumlah mesh
menentukan tingkat ketelitian
hasil perhtiungan, dengan kata
lain semakin banyak mesh
semakin teliti hasil perhitungan.
Tetapi perlu dipertimbangkan
bahwa semakin banyak mesh
mengakibatkan bertambahnya
kapasitas file, dan proses
perhitungan menjadi lebih lama.
Untuk men-generate mesh, klik
ikon .
Tentukan kondisi MAT

• Setelah proses mesh generation


selesai, klik ikon untuk
menentukan kondisi muka air
tanah (MAT). Setelah itu klik ikon
“initial pore pressure”, , untuk
opsi analisa dimana terdapat
muka air tanah pada analisa.
Setelah itu untuk meletakan
muka air tanah klik ikon “phreatic
level”, , dimana pengaturan muka
air tanah dilakukan dengan cara
yang sama dengan cara
menggambar cluster. Langkah
berikutnya adalah
membangkitkan tekanan air yang
dapat dilakukan dengan ikon
“generate water pressure”, .
Plaxis input

• Langkah berikutnya adalah


membangkitkan tekanan awal
yang dapat dilakukan dengan
mengklik ikon, , dan setelah itu
klik ikon, , maka akan
diperoleh kotak dialog “K0
procedure” seperti dibawah ini
dan nilai ΣM-weight diisi
dengan nilai 1 yang
menandakan faktor pengali
untuk material tanah.
• Setelah itu klik ikon “OK”
sehingga diperoleh tampilan
seperti berikut:
Tekanan air pori
Plaxis Calculation
• Tahap perhitungan pada Plaxis
hanya dapat ditempuh apabila
model telah digambar dengan
benar, mesh telah dibangkitkan
dan tekanan air tanah telah
dibangkitkan. Plaxis Calculation
terdiri dari 4 tab utama yaitu
General, Parameters, Multipliers
dan Preview.

• Gambar ini menunjukan


pengaturan untuk perhitungan
“struktur” dimana dalam
perhitungan ini diasumsikan
bahwa pile cap, tie-beam dan
pondasi tiang dipasang. Tipe
perhitungan adalah “plastic”
yang berarti bahwa yang ditinjau
adalah kestabilan struktur dan
tanah..
Plaxis Calculation
• Gambar ini menunjukan tab
parameters dimana pada tab ini
dapat dilihat opsi “control
parameter” yang menunjukan
“additional step” yang dapat
diatur mulai dari nilai 0 sampai
1000. Sedangkan pada opsi
“itterative procedure” dipilih
“standard setting” dan pada opsi
“loading input” dipilih “staged
construction”, yang berarti
pemasangan struktur secara
bertahap. Juga dapat digunakan
untuk mensimulasikan
peningkatan pembebanan
secara bertahap, perubahan
distribusi tekanan air pada tanah
atau perubahan material tanah
yang menunjukan perbaikan
tanah (soil improvement).
Plaxis Calculation
• Gambar ini menunjukan
bahwa struktur tie-beam dan
pile cap sudah diaktifkan
sehingga akan dilibatkan
dalam perhitungan. Sementara
struktur pondasi tiang bagian
kiri sudah diaktifkan dan
bagian kanan sudah diaktifkan.
Dapat terlihat jelas bahwa
bagian struktur yang telah
diaktifkan berwarna biru
terang sementara struktur
yang belum diaktifkan
berwarna abu-abu pudar.
Beban A juga belum diaktifkan,
dan akan diaktifkan pada fase
berikutnya. Pastikan bahwa
stuktur pondasi tiang, pile cap
dan tie-beam telah diaktifkan
semuanya.
Plaxis Calculation
• memilih nodal yang akan
ditinjau oleh Plaxis dengan
cara mengklik ikon perintah
select point for cu
• Gambar ini menunjukan
pemilihan nodal untuk kurva
perpindahan vs beban. Jika
diperhatikan secara seksama,
pada setiap mesh dapat
terlihat 15 nodal yang sesuai
dengan pengaturan awal.
Pemilihan nodal di atas dapat
dibangkitkan dengan
mengklik ikon perintah select
nodes for load-displacement
curverves.
Nodal Yg Dipilih
Plaxis Output
• Plaxis Output merupakan fasilitas
yang memberikan hasil baik dalam
bentuk gambar, tabel ataupun
animasi 2D. Juga, output bisa
diperlihatkan untuk fase manapun,
hal ini sangat berguna terutama
pada kasus kenaikan beban aksial
dimana dapat dilihat perubahan
yang terjadi pada tanah dan
struktur pondasi.
• Gambar ini, menunjukan deformasi
mesh yang terjadi karena installasi
struktur pondasi tiang, pile cap dan
tie-beam yang diperuntukan untuk
menahan gaya aksial akibat
pembangunan lantai satu sebesar
Qv = -22,8083 kN. tampak nilai
extreme total displacement (total
perpindahan terbesar) sebesar
11,02 mm dengan skala 100 kali.
Penurunan

• Pada Plaxis v. 8.2 diberikan dari


opsi perpindahan yang ada pada
toolbar, dan untuk penurunan
diambil nilai perpindahan vertikal.
Seperti yang dijelaskan
sebelumnya, bahwa output dapat
diambil dari setiap fase
perhitungan yang dilakukan, tetapi
pada kasus kali ini nilai penurunan
yang diambil sebagai contoh
adalah pondasi tiang bor yang
menahan beban aksial pada lantai
lima.
• Berikut adalah tampilan peformasi
mesh pada Plaxis Output akibat
beban aksial pada lantai lima.
• Nilai total perpindahan terbesar
adalah 20,33 mm dengan skala 100
kali.

Anda mungkin juga menyukai