Anda di halaman 1dari 30

OLEH :

HJ. DWI RATNA SARI,S.KEP,.NS


 Keperawatan profesi tenaga
kesehatanpelayanan langsung kepada
individu,keluarga dan masyarakat.
 Tenaga profesional dlm menjlnkan &
melaksanakan keg praktek kep ilmu
pengetahuan dan teori kep yg dpt dipertgg jwbkan
 Ciri sebagai Profesi - Body of Knowledge
 Pel. Kes & Kep promotif,preventif,kuratif dan
rehabilitasi
 Dlm praktek kepinteraksi lgskonflik diri
sendiri dan penerima ,harus py Standar Profesi
dan Kode Etik Kep
 Adalah melakukan sesuatu di bawah
standar yang ditetapkan oleh aturan atau
hukum guna melindungi orang lain yang
bertentangan dengan tindakan –tindakan
yang tidak beralasan dan beresiko
melakukan kesalahan
(Leahy dan Kizilay, 1998)
 Adalah kegagalan untuk bersikap hati-hati
yang pada umumnya wajar dilakukan
seseorang dengan hati-hati dalam keadaan
tersebut (Guwandi 1994 dalam Ake 2000)
 Lebih bersifat ketidaksengajaan, kurang
teliti, kurang hati-hati, acug tak acuh,
sembrono, tidak peduli terhadap
kepentingan orang lain
 Bukan suatu pelanggaran hukum atau
kejahatan jika kelalaian itu tidak sampai
membawa kerugian atau cidera pada
orang lain dan orang itu dapat
menerimanya (Hanfiah&Amir,1999)
 Ceroboh dengan barang milik klien
 Mengabaikan panggilan klien
 Tidak melindungi klien dari kecelakaan
 Tidak/gagal melakukan instruksi
 Treatment dan pengobatan
 Gagal mengetahui/melaporkan tanda & gejala
 Tidak memperhatikan permintaan klien yang
mau meninggal
 Gagal memberikan pertolongan pertama
 Gagal melihat atau memindahkan
perlengkapan
 Gagal mengetahui bahaya dari suatu instruksi
 Perawat melakukan keg prakteknya yg sehrsnya
dilakukan tapi lalai atau tdk dilakukan sesuai
tingkatannya/dibawah standar
 Dapat disebut sebagai bentuk pelanggaran etik
ataupun bentuk pelanggaran hukum.
 Tergantung masalah kelalaian, dilihat sudut
pandang etik, hukum,manusianya ( pemberi
& penerima )
 ≠ dg Malpraktek , dlm mal praktek tdk ada
unsur kelalaian
Peningkatan kualitas praktek keperawatan
SPO dan SDM
 Sampurno,2005
Kelalaian (Negligence) dapat berupa :
 Omission : kelalaian u melakukan
sesuatu yg sehrsnya dilakukan,
Exc : mendokumentasikan hasil
kurve suhu, dll
 Commission : melakukan scr tdk
hati-hati
Exc : menjatuhkan peralatan saat
RL, dll
A. Malfeasance :
Tindakan yg melanggar hukum/tdktepat/tdk layak.
Exc : Pasien ditawarkan obat-obatan diluar therapi
dari dr
B. Misfeasance :
Tindakan Kep yg tepat tp dilakukan tdk sesuai
prosedur.
Exc : Cara psg Infus tdk dilakukan desinfeksi terlebih
dahulu.
C. Nonfeasance :
Tdk melakukan tindakan keperawatan yg mrpk
kewajibannya.
Exc : Tidak memasang pengaman TT
Perbuatan atau sikap tenaga kesehatan dianggap
lalai bila memenuhi 4 unsur yaitu :
1. Duty atau kewajiban
Tdk melakukan tind tertentu pada px atau situasi
tertentu. Exc : TTV, Pengkajian dll
2. Dereclition of duty atau penyimpangan
Exc : mencatat pengkajian
3. Damage atau kerusakan
kerugian terhdp pasien dan RS. Exc ; pengaman
TT
4. Direct cause relationship atau hub sebab akibat
Cara RL yg tidak baik dan benar dll
1. Undang-undang No. 23 th 1992Kesehatan,
bgn ke IX pasal 32
2. Undang-undang No. 8 th 1999 perlindungan
konsumen
3. Peraturan Menteri Kesehatan no.
159b/Men.Kes/II/1998 RS
4. Peraturan Menkes no 660/MenKes/SK/IX/1987
+ Dirjen Yanmed no.
105/Yanmed/RS.Umdik/Raw/I/88Standart
praktik Perawat di RS
5. Kepmenkes no 647/SK/IV/2000 direvisi SK
kepmenkes no.
1239/Menkes/SK/XI/2001Reg & Praktik
perawat
 Berfungsi dalam lingkup pendidikan,
uraian tugas dan area legislasi
 Ikuti prosedur dan kebijakan
 Amati dan pantau klien secara akurat
 Komunikasi dan catat perubahan
yang bermakna dan bahas dengan
dokter
 Periksa tiap instruksi yang
dipertanyakan klien
 Identifikasi klien sebelum melakukan
tindakan
 lindungi klien dari jatuh dan cidera
 Dokumentasi semua pengkajian dan
intervensi keperawatan secara akurat
 Minta bantuan dan supervisi dalam situasi
tidak siap
 Delegasikan tugas kepada seseorang yg
berpengetahuan dan ketrampilan untuk
melaksanakan
 Bina dan pertahankan hubungan baik
dengan klien
 Adalah kelalaian dari seorang dokter atau
perawat untuk menerapkan tingkat
ketrampilan dan pengetahuannya di dalam
memberikan pelayanan pengobatan dan
perawatan terhadap seorang pasien yang
lazim diterapkan dalam mengobati dan
merawat orang sakit atau terluka di
lingkungan wilayah yang sama (Guwandi
(1994) dikutip oleh Ake, 2003)
 Mal praktik merupakan batasan yang spesifik
dari kelalaian (negligence) yang ditujukan
pada seseorang yang telah terlatih atau
berpendidikan yang menunjukkan kinerjanya
sesuai bidang tugas atau pekerjaannya
 Adalah
suatu batasan yang digunakan untuk
menggambarkan kelalaian perawat dalam
melaksanakan kewajibannya
 Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak
boleh dilakukan oleh seorang tenaga
kesehatan
 Tidak melakukan apa yang seharusnya
dilakukan
 Melanggar suatu ketentuan berdasar undang-
undang yang berlaku
1. DUTY
Pada saat terjadi cidera, terkait dengan
kewajibannya, yaitu kewajiban
mempergunakan segal ilmu dan kepandaiannya
untuk menyembuhkan atau setidaknya
meringankan beban klien berdasar standar
profesi
2. Breach of Duty
Pelanggaran terjadi sehubungan dengan
kewajibannya, artinya menyimpang dari apa
yang seharusnya dilakukan menurut standar
profesi
3. Injury
Seseorang mengalami cidera (injury) atau
kerusakan (damage) yang dapat dituntut
secara hukum

4. Proximate cause
Pelanggaran terhadap kewajibannya
menyebabkan atau terkait dengan cidera
yang dialami pasien
1. Assessment errors
Termasuk kegagalan mengumpulkan data atau
informasi tentang klien secara adekuat atau
kegagalan mengidentifikasi informasi yang
diperlukan.
Misal : TTV, keluhan klien, hasil lab, dsb.

2. Planning errors
 Kegagalan mencatat masalah pasien dan
kelalaian menuliskannya dalam rencana
perawatan
 Kegagalan mengkomunikasikan secara efektif
rencana keperawatan yang telah dibuat
 Kegagalan memberikan askep secara
berkelanjutan yang disebabkan kurangnya
informasi yang diperoleh dari renpra
 Kegagalan memberikan instruksi yang dapat
dimengerti oleh klien
3. Intervention Errors
kegagalan dalam menginterpretasikan dan
melaksanakan tindakan kolaburasi
Kegagalan dalam melakukan askep secara
hati-hati
Kegagalan mencatat order dari dokter atau
penyelia
 Kesalahan terapi intra vena yang
menyebabkan flebitis
 Luka bakar pada klien terapi panas yang tidak
tepat pemantauannya
 Jatuh yang menyebabkan cidera pada klien
 Kesalahan menngunakan teknik aseptik
ketika diperlukan
 Kelahan menghitung spon, instrument atau
jarum dalam kasus operasi
 Berikah kasih sayang kepad klien. Layani keluarga
dan pasien denga jujur dan penuh rasa hormat
 Gunakan pengetahuan dalam proses keperawatan
 Tanyakan saran/pesan dokter apabila tidak jelas
 Tingkatkan kemampuan secara terus menerus
 Jangan melakukan tindakan yang belum Anda
kuasai
 Laksanakan askep berdasar model proses
keperawatan
 Catat rencana keperawatan dan respon pasien.
Catat sesegera mungkin
 Lakukan konsultasi dengan anggota tim lain
 Pelimpahan tugas secar bijaksana dan ketahui
lingkup masing-masing
1. PELANGGARAN ETIKA PROFESI
pelanggaran ini sepenuhnya tanggung jawab
organisasi profesi (Majelis kode Etik
Keperawatan)
2. SANGSI ADMINISTRASI
 Keppres No. 56 th 1995 dibentuk majelis
disiplin tenaga kesehatan (MDTK)
 UU No.23 tahun 1992 pasal 54 ayat 1 dan 2
Berbunyi :
Ayat (1) terhadap tenaga kesehatan yang
melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
melaksanakan profesinya dapat dikenakan
tindakan disiplin
• Ayat (2)
Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian
sebagaimana di maksud dalam ayat (1)
ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan
(MDTK)
KEANGGOTAAN MDTK
 Sarjana Hukum
 Ahli Kesehatan yang diwakili Organisasi profesi
 Ahli Agama
 Ahli Psikologi
 Ahli Sosiologi
• Pelanggaran hukum dapat bersifat pidana atau
perdata

• PERDATA
UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 PASAL 58
(1) setiap orang berhak menuntut ganti rugi
terhadap seseorang, tenaga kesehatan dan atau
penyelenggaraan kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya
(2) tututan ganti rugi sebagaiman dimaksud pada
ayt 1 tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang
melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan
gawat darurat
 Pasal32 UU kesehatan
(1) dalam keadaan darurat, fasilitas
pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta wajib memberikan
pelayanan kesehatan bagi penyelamatan
nyawa pasien dan pencegahan kecacatan
terlebih dahulu
(2) Dalam keadaan darurat, fasilitas
pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta dilarang menolak pasien
dan atau meminta uang muka
 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 bab XX
tentang ketentuan pidana
 PASAL 190
Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan atau
tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau
pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yg
dengan sengaja tdk memberikan pertolongan
pertama terhadap klien gawat darurat
sebagaimana dimaksud pasal 32 ayat 2 atau pasal
85 ayat 2 dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak
200.000.000,-
 UU No.8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen, pasal 61 dan 62
Pasal 61
Penentuan pidana dapat dilakukan terhadap
pelaku usaha adat atau pengurusnya

Pasal 62
Ayat (1)
Pelaku usaha yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8,
pasal 10, pasal 13 dan pasal 18 di pidana
dengan penjara paling lama 5 tahun atau
pidana dengan denda paling banyak Rp.
2.000.000.000,00 (dua miliarupiah)
Ayat (3)
Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan
luka berat, sakit berat, cacat tetap atau
kematian diberlakukan ketentuan pidana yang
berlaku

KESIMPULAN :
Proses terjadinya kelalaian atau mal praktek hrs
di lihat dahulu atas sikap & tindakan yg
dilakukan atau tdk dilakukan o/tenaga kep dg
standar praktek yg berlaku ssi tgg jwb dlm
praktek hrs mempunyai kompetensi baik.
GUNAKAN KEMAMPUAN & KETRAMPILANMU
DENGAN BAIK DAN HATI-HATI.
PATUHI SEMUA PERATURAN DAN STANDAR
PRAKTIK KEPERAWATAN YANG BERLAKU

KEEP SMILE AND OPTIMISTIC

Anda mungkin juga menyukai