4. Proximate cause
Pelanggaran terhadap kewajibannya
menyebabkan atau terkait dengan cidera
yang dialami pasien
1. Assessment errors
Termasuk kegagalan mengumpulkan data atau
informasi tentang klien secara adekuat atau
kegagalan mengidentifikasi informasi yang
diperlukan.
Misal : TTV, keluhan klien, hasil lab, dsb.
2. Planning errors
Kegagalan mencatat masalah pasien dan
kelalaian menuliskannya dalam rencana
perawatan
Kegagalan mengkomunikasikan secara efektif
rencana keperawatan yang telah dibuat
Kegagalan memberikan askep secara
berkelanjutan yang disebabkan kurangnya
informasi yang diperoleh dari renpra
Kegagalan memberikan instruksi yang dapat
dimengerti oleh klien
3. Intervention Errors
kegagalan dalam menginterpretasikan dan
melaksanakan tindakan kolaburasi
Kegagalan dalam melakukan askep secara
hati-hati
Kegagalan mencatat order dari dokter atau
penyelia
Kesalahan terapi intra vena yang
menyebabkan flebitis
Luka bakar pada klien terapi panas yang tidak
tepat pemantauannya
Jatuh yang menyebabkan cidera pada klien
Kesalahan menngunakan teknik aseptik
ketika diperlukan
Kelahan menghitung spon, instrument atau
jarum dalam kasus operasi
Berikah kasih sayang kepad klien. Layani keluarga
dan pasien denga jujur dan penuh rasa hormat
Gunakan pengetahuan dalam proses keperawatan
Tanyakan saran/pesan dokter apabila tidak jelas
Tingkatkan kemampuan secara terus menerus
Jangan melakukan tindakan yang belum Anda
kuasai
Laksanakan askep berdasar model proses
keperawatan
Catat rencana keperawatan dan respon pasien.
Catat sesegera mungkin
Lakukan konsultasi dengan anggota tim lain
Pelimpahan tugas secar bijaksana dan ketahui
lingkup masing-masing
1. PELANGGARAN ETIKA PROFESI
pelanggaran ini sepenuhnya tanggung jawab
organisasi profesi (Majelis kode Etik
Keperawatan)
2. SANGSI ADMINISTRASI
Keppres No. 56 th 1995 dibentuk majelis
disiplin tenaga kesehatan (MDTK)
UU No.23 tahun 1992 pasal 54 ayat 1 dan 2
Berbunyi :
Ayat (1) terhadap tenaga kesehatan yang
melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
melaksanakan profesinya dapat dikenakan
tindakan disiplin
• Ayat (2)
Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian
sebagaimana di maksud dalam ayat (1)
ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan
(MDTK)
KEANGGOTAAN MDTK
Sarjana Hukum
Ahli Kesehatan yang diwakili Organisasi profesi
Ahli Agama
Ahli Psikologi
Ahli Sosiologi
• Pelanggaran hukum dapat bersifat pidana atau
perdata
• PERDATA
UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 PASAL 58
(1) setiap orang berhak menuntut ganti rugi
terhadap seseorang, tenaga kesehatan dan atau
penyelenggaraan kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya
(2) tututan ganti rugi sebagaiman dimaksud pada
ayt 1 tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang
melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan
gawat darurat
Pasal32 UU kesehatan
(1) dalam keadaan darurat, fasilitas
pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta wajib memberikan
pelayanan kesehatan bagi penyelamatan
nyawa pasien dan pencegahan kecacatan
terlebih dahulu
(2) Dalam keadaan darurat, fasilitas
pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta dilarang menolak pasien
dan atau meminta uang muka
UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 bab XX
tentang ketentuan pidana
PASAL 190
Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan atau
tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau
pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yg
dengan sengaja tdk memberikan pertolongan
pertama terhadap klien gawat darurat
sebagaimana dimaksud pasal 32 ayat 2 atau pasal
85 ayat 2 dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak
200.000.000,-
UU No.8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen, pasal 61 dan 62
Pasal 61
Penentuan pidana dapat dilakukan terhadap
pelaku usaha adat atau pengurusnya
Pasal 62
Ayat (1)
Pelaku usaha yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8,
pasal 10, pasal 13 dan pasal 18 di pidana
dengan penjara paling lama 5 tahun atau
pidana dengan denda paling banyak Rp.
2.000.000.000,00 (dua miliarupiah)
Ayat (3)
Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan
luka berat, sakit berat, cacat tetap atau
kematian diberlakukan ketentuan pidana yang
berlaku
KESIMPULAN :
Proses terjadinya kelalaian atau mal praktek hrs
di lihat dahulu atas sikap & tindakan yg
dilakukan atau tdk dilakukan o/tenaga kep dg
standar praktek yg berlaku ssi tgg jwb dlm
praktek hrs mempunyai kompetensi baik.
GUNAKAN KEMAMPUAN & KETRAMPILANMU
DENGAN BAIK DAN HATI-HATI.
PATUHI SEMUA PERATURAN DAN STANDAR
PRAKTIK KEPERAWATAN YANG BERLAKU