Anda di halaman 1dari 48

DEMAM BERDARAH DENGUE

(LK-4A)

Bun Yurizali

Bagian Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah
PENDAHULUAN
O Penyakit infeksi yang endemis di daerah
tropis dan subtropis sepanjang tahun
O Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus virus dengue
O Virus dengue  RNA virus, genus
Flavivirus, Famili Flaviviridae
O 4 Serotipe : Den-1, Den-2, Den-3, Den-4
O Anak-anak dan dewasa
O Maret 2004 KLB 526 orang meninggal
(depkes)
3
4
5
6
Epidemiologi

 Masih merupakan masalah kesehatan utama di


Indonesia
 Tahun 2015, tercatat 126.675 kasus DHF di 34
Provinsi
 Kemenkes RI Insiden sampai Februari 2019
bertambah sebanyak 16.692 kasus dengan 169 orang
meninggal dunia
 Kasus terbanyak di wilayah Jatim, Jateng, NTT
 Mortalitas  2 % (1999)
 Vector  Nyamuk genus Aedes
 Kasus   Sanitasi lingkungan yang jelek
7
8
9
10
Peningkatan transmisi dipengaruhi oleh :
1. Vektor : perkembangbiakan vektor,
kebiasaan menggigit, kepadatan vektor
di lingkungan, transportasi vektor ke
tempat lain
2. Penjamu : penderita di
lingkungan/keluarga, mobilisasi dan
paparan terhadap nyamuk, usia dan
jenis kelamin
3. Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi
dan kepadatan penduduk
11
PATOGENESIS

Mekanisme imunopatologi :
1. Respon humoral
2. Limfosit T
3. Monosit dan makrofag
4. Aktivasi komplemen
12
Halstead 1973
Hipotesis secondary heterologous infection
DHF  Terinfeksi virus dengue dengan tipe yang
berbeda
Reinfeksi  reaksi amnestik antibodi 
Peningkatan kompleks imun yang tinggi

13
Kurane dan Ennin 1994
 Infeksi virus dengue  aktivasi makrofag 
fagositosis kompleks virus-antibodi  virus bereplikasi
di makrofag
 Makrofag terinfeksi  aktivasi Th dan Ts  limfokin
dan interferon gamma
 Interferon gamma  aktivasi monosit  sekresi
mediator inflamasi (TNFα, IL1, PAF, IL6 dan histamin)
 Mediator inflamasi  disfungsi endotel  kebocoran
plasma
 Kompleks virus-antibodi teraktivasi   C3a-C5a 
kebocoran plasma
14
Trombositopenia :
1. Supressi sumsum tulang
2. Dekstruksi sumsum tulang dan pemendekan masa
hidup trombosit

Koagulopati  Interaksi virus dan endotel  disfungsi


endotel
Aktivasi koagulopati melalui jalur ekstrinsik dan
intrinsik
16
GAMBARAN KLINIS

Manifestasi klinik :
1. Asimtomatik
2. Demam tidak khas
3. Demam dengue
4. Demam berdarah dengue
Fase demam 2-7 hari diikuti fase kritis 2-3 hari
(tidak
demam)  demam bifasik
17
DIAGNOSIS

Masa inkubasi dalam tubuh 4-6 hari (3-14 hari)


Timbul gejala prodromal yang tidak khas
 Nyeri kepala
 Nyeri tulang belakang
 Perasaan lelah

18
Demam akut selama 2-7 hari
Ditandai 2 atau lebih manifestasi klinis :
 Nyeri kepala
 Nyeri retro-orbital
 Mialgia/atralgia
 Ruam kulit
DEMAM DENGUE
 Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bendung
positif)
 Leukopenia
 Serologi dengue positif
19
DEMAM BERDARAH DENGUE

Demam atau riwayat demam akut 2-7 hari (bifasik)


Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan :
 Uji bendung positif
 Petekie, ekimosis, atau purpura
 Perdarahan mukosa (epitaksis, perdarahan gusi) atau
perdarahan ditempat lain (hematemesis atau melena)
 Trombositopenia (< 100.000/ul)

20
Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma
leakage (kebocoran
plasma)
 Peningkatan hematokrit >20% dibanding
standar sesuai umur dan jenis kelamin
 Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat
terapi cairan,
dibanding dengan nilai hematokrit sebelumnya
 Tanda kebocoran plasma : efusi pleura, asites,
hipoproteinemia
21
DERAJAT BERAT PENYAKIT DBD
Derajat berat penyakit DBD menurut WHO
(1997) dibagi menjadi 4 derajat :

 Derajat I
Demam mendadak tinggi dengan gejala lain yang
tidak jelas disertai perdarahan pada uji
bendungan
 Derajat II
Derajat I disertai dengan perdarahan spontan
biasanya pada bentuk perdarahan kulit atau
perdarahan lain
O Derajat III
Derajat II disertai tanda tanda dari kegagalan
sirkulasi ditandai denyut nadi kecil, cepat, lemah,
tekanan darah rendah, kulit terasa dingin/lembab
serta gelisah

O Derajat IV
Syok berat, ditandai : nadi lemah dan cepat,
tekanan nadi menyempit, kulit dingin dan lembab,
hipotensi
25
Laboratorium :
Laboratorium rutin :
Leukosit
 normal/menurun
 limfositosis relatif (>45%)
 limfosit plasma biru (>15%  fase syok 
Trombosit
 Trombositopenia pada hari ke 3-8
Hematokrit
 Peningkatan > 20% dari ht awal dimulai hari ketiga

26
Laboratorium khusus :
 Hemostasis (terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan
darah) PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP
 Protein/albumin  hipoproteinemia (kebocoran plasma)
 SGOT/SGPT meningkat
 Ureum/Kreatinin  gangguan fungsi ginjal
 Elektrolit  pemantauan pemberian cairan/tanda
kebocoran
 Gol darah dan cross match
 Imunoserologi  Ig M dan IgG terhadap dengue
 Uji HI  survailans
 NS1  Antigen NS1 demam hari 1-8
 Kultur virus (gold standar) 27
LABORATORIUM
O Imunoserologi :

O IgM : terdeteksi mulai hari ke 3-5,


meningkat sampai minggu ke 3,
menghilang setelah 60-90 hari
O IgG : pada infeksi primer terdeteksi pada
hari ke 14, Infeksi sekunder pada hari
ke 2
30
31
Radiologi
 Foto Rontgen dada posisi lateral dekubitus kanan 
Efusi
pleura
 USG Abdomen  efusi pleura dan asites

32
PENATALAKSANAAN
 Prinsip  pemeliharaan volume cairan

 Terapi adekuat  menurunkan angka


kematian < 1%
 Cairan IV  untuk cegah dehidrasi dan
hemokonsentrasi bermakna

33
Keluhan DBD
(Kriteria WHO 1997)

Hb,Ht, Hb,Ht N Hb,Ht N Hb,Ht 


Trombosit N Trombo 100.000-150.000 Trombo < 100.000 Trombo N/

Observasi Observasi
Rawat jalan Rawat jalan
Periksa Hb, Ht Periksa Hb, Ht RAWAT RAWAT
leuko,Trombo/24jam leuko,Trombo/24jam

34
Protokol 1. Penanganan tersangka DBD dewasa tanpa syok
Suspek DBD
Perdarahan spontan dan masif (-)
Syok (-)

Hb,Ht N Hb,Ht  10-20% Hb,Ht  > 20%


Trombo < 100.000 Trombo < 100.000 Trombo < 100.000
Infus kristaloid * Infus kristaloid*
Hb,Ht, Trombo tiap 24 jam Hb,Ht, Trombo tiap 12 jam**

Protokol pemberian cairan


DBD dengan Ht > 20%

*Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan


Rumus 1500 + 20 x (BB dalam kg – 20)
Contoh: BB 55kg  1500 + 20 x (55-20) = 2200 ml
** Pemantauan disesuaikan dengan fase/hari perjalan penyakit dan kondisi klinis
35

Protokol 2. Pemberian cairan pada suspek DBD dewasa dan


kondisi klinis
Defisit cairan 5%
PERBAIKAN TIDAK MEMBAIK
Terapi awal cairan iv
Ht dan frekw Ht,Nadi 
kristaloid 6-7 ml/kg/jam
nadi  TD  <20 mmHg
TD membaik Evaluasi 3-4 jam Produksi urin 
Produksi urin 

 Infus kristaloid Tanda vital dan HT  Infus kristaloid


5 ml/kg/jam memburuk 10 ml/kg/jam

PERBAIKAN TIDAK MEMBAIK


PERBAIKAN
 Infus kristaloid  Infus kristaloid
3 ml/kg/jam 15 ml/kg/jam

PERBAIKAN Kondisi memburuk


Tanda syok
Terapi cairan dihentikan 24-48 jam
PERBAIKAN Tatalaksana sesuai
36 protokol
Syok dan perdarahan
Protokol 3. Tatalaksana DBD dengan  HT > 20%
KASUS DBD
Perdarahan spontan dan masif : Epistaksis tidak terkendali
Hematemesis melena
Perdarahan otak

Syok (-)

Hb,Ht, Trombo,Leuko, Pemeriksaan hemostasis (KID)


Golongan darah, uji cocok serasi

KID (+) KID (-)


Transfusi komponen darah : Transfusi komponen darah :
PRC (Hb<10g/dl) PRC (Hb<10g/dl)
FFP FFP
TC (trombo<100.000) TC (trombo<100.000)
Heparinisasi 5000-10000/24jam drip Pemantauan Hb,Ht, Tromb tiap 4-6 jam
Pemantauan Hb,Ht, Tromb tiap 4-6 jam Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam
Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam kemudian
kemudian

Cek APTT tiap hari, target 1,5-2,5 kali kontrol


37

Protokol 4. Tatalaksana perdarahan spontan pada DBD d


38
39
KOMPLIKASI
1. Sepsis
2. Pneumonia
3. Hidrasi berlebihan yang menyebabkan
gagal jantung atau pernafasan
4. Perdarahan otak
5. Miokarditis dan gangguan konduksi
jantung
6. Sindrom syok dengue
SINDROM SYOK DENGUE

Seluruh kriteria DBD disertai


kegagalan
sirkulasi dengan manifestasi :
 Nadi cepat dan lemah
 Hipotensi
 Kulit dingin dan lembab
 Gelisah 41
Protokol 5. Penatalaksanaan sindrom renjatan dengue
Kristaloid guyur 10-20 ml/kgBB 20-30 menit
PERBAIKAN O2 2-4 l/mnt TETAP SYOK
AGD, Hb,Ht, Elektrolit, Ureum,Kreatinin Gol.Drh
Kristaloid Kristaloid
7 ml/kgBB/jam PERBAIKAN Guyur 20-0 ml/kgBB
20-30 mnt
Koloid 10-20ml/kgBB Ht 
PERBAIKAN Tanda vital/Ht  Tetes cepat 10-15 mnt TETAP SYOK
Ht 
Kristaloid Transfusi darah segar 10 ml/kgBB
Kembali ke awal
5 ml/kgBB/jam PERBAIKAN Dapat diulang sesuai kebutuhan

TETAP SYOK
PERBAIKAN
PERBAIKAN Koloid maks 30ml/kgBB
Kristaloid Koreksi gangguan TETAP SYOK
3 ml/kgBB/jam asam basa, elektrolit
hipoglikemia, anemia Pasang PVC
KID, infeksi sekunder
24-48 jam setelah Hipovolemik Normovolemik
syok teratasi tanda PERBAIKAN
vital/Ht stabil TETAP SYOK
Diuresis cukup Kristaloid dipantau
Kombinasi 10-15 mnt
koloid kristaloid Koreksi gangguan
Stop infus asam basa,
42 elektrolit
Inotropik hipoglikemia, anemia
PERBAIKAN
Vassopressor KID, infeksi sekunder
Bertahap vassopressor
Afterload
O Diperbolehkan pulang setelah hari ke 7 sakit:

O Tidak demam selama 24 jam tanpa obat


penurun panas
O Nafsu makan baik
O Klinis tampak semakin baik
O Hematokrit tetap stabil
O Tiga hari setelah syok teratasi
O Pernapasan berlangsung normal
O Jumlah trombosit > 50.000/mm3
Upaya Pengendalian DBD
O Mengupayakan pembudayaan PSN (Pemberantasan
Sarang Nyamuk) secara berkelanjutan
O Melakukan abatesasi tempat-tempat penampungan
air untuk mencegah perkembangan nyamuk Aedes
aegypti, sebagai vektor penularan DBD (1 sendok
abate untuk bak ukuran 1 m x 1 m x 1 m atau 10 mg
dalam 100 liter air)
O Penggunaan lotion anti nyamuk dan atau
penggunaan kelambu.
45
DIAGNOSIS BANDING
 Demam tifoid
 Campak
 Influenza
 Chikungunya
 Leptospirosis

46
KESIMPULAN
 Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
 Manifestasi klinis : demam 2-7 hari, nyeri
otot,nyeri sendi, leukopenia, ruam,
trombositopenia, diastesis hemoragis
 Terjadi perembesan plasma yang ditandai
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit
atau penumpukan cairan tubuh
 Terapi : pemeliharaan volume cairan tubuh

47
48

Anda mungkin juga menyukai