Anda di halaman 1dari 30

Tugas Presentasi

NOEVRYANTO SLAMET (9312220111152)


DESTY CHRISTIANTO (9312220111142)
Pengertian AMDAL
 AMDAL adalah singkatan dari analisis mengenai
dampak lingkungan.
 Dalam peraturan pemerintah no. 27 tahun 1999
tentang analisis mengenai dampak lingkungan
disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian
mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Tujuan AMDAL
 Mengidentifikasikan rencana usaha dan/atau kegiatan
yang akan dilakukan terutama yang berpotensi
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup.
 Mengidentifikasikan komponen-komponen
lingkungan hidup yang akan terkena dampak besar
dan penting.
 Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usahan
dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar
dan penting terhadap lingkungan hidup.
 Merumuskan RKL dan RPL
Fungsi AMDAL
 Bahan perencanaan pembangunan wilayah
 Membantu proses dalam pengambilan keputusan terhadap
kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau
kegiatan
 Memberikan masukan dalam penyusunan rancangan rinci teknis
dari rencana usaha dan/atau kegiatan
 Memberi masukan dalam penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
 Memberikan informasi terhadap masyarakat atas dampak yang
ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan
 Tahap pertama dari rekomendasi tentang izin usaha
 Merupakan Scientific Document dan Legal Document
 Izin Kelayakan Lingkungan
AMDAL RUMAH SAKIT
Pengertian Limbah Rumah Sakit
 Berdasarkan Depkes RI 1992, sampah dan limbah
rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan
penunjang lainnya.
Bentuk limbah atau sampah klinis berdasarkan
potensi bahaya yang ditimbulkannya
 Limbah benda tajam
 Limbah infeksius
 Limbah jaringan tubuh
 Limbah sitotoksik
 Limbah farmasi
 Limbah kimia
 Limbah radioaktif
 Limbah Plastik
Limbah benda tajam
 obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung
atau bagian menonjol yang dapat memotong atau
menusuk kulit seperti jarum hipodermik,
perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas,
pisau bedah.
 Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan
dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau
tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
Limbah infeksius
 Limbah yang berkaitan dengan pasien yang
memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan
intensif)
 Limbah laboratorium yang berkaitan dengan
pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang
perawatan/isolasi penyakit menular.
Limbah jaringan tubuh
 Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota
badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan
pada saat pembedahan atau otopsi.
Limbah sitotoksik
 bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama
peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi
sitotoksik. Limbah yang terdapat limbah sitotoksik
didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan
suhu diatas 1000oc
Limbah farmasi
 berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang
terbuang karena batch yang tidak memenuhi
spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-
obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh
masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh
institusi yang bersangkutan dan limbah yang
dihasilkan selama produksi obat-obatan.
Limbah kimia
 limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium,
proses sterilisasi, dan riset.
Limbah radioaktif
 bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset radio
nukleida.
 Limbah ini dapat berasal dari tindakan kedokteran
nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat
berbentuk padat, cair atau gas. Limbah cair yang
dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik
tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
Limbah plastik
 Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang
oleh klinik, rumah sakit dan sarana pelayanan
kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang
terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan
perlengkapan medis.
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap
kualitas lingkungan dan kesehatan
 Gangguan kenyamanan dan estetika, berupa warna
yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol,
eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organic, yang
menyebabkan estetika lingkungan menjadi kurang
sedap dipandang.
 Kerusakan harta benda, dapat disebabkan oleh garam-
garam yang terlarut (korosif dan karat) air yang
berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan
kualitas bangunan disekitar rumah sakit
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap
kualitas lingkungan dan kesehatan
 Gangguan/ kerusakan tanaman dan binatang, dapat
disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia,
pestisida, logam nutrient tertentu dan fosfor.
 Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat
disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus,
senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam berat
seperti Hg, Pb dan Cd yang bersal dari bagian
kedokteran gigi.
 Gangguan genetic dan reproduksi.
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap
kualitas lingkungan dan kesehatan
 Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik
akan menjadi tempat yang baik bagi vector penyakit
seperti lalat dan tikus.
 Insiden penyakit demam berdarah dengue meningkat
karena vector penyakit hidup dan berkembangbiak
dalam sampah kaleng bekas atau genangan air.
 Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme
akan menghasilkan gas-gas tertentu yang
menimbulkan bau busuk.
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap
kualitas lingkungan dan kesehatan
 Adanya partikel debu yang berterbangan akan
mengganggu pernafasan, menimbulkan pencemaran
udara yang akan menyebabkan kuman penyakit
mengkontaminasi peralatan medis dan makanan
rumah sakit.
 Apabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang
tidak saniter asapnya akan mengganggu pernafasan,
penglihatan dan penurunan kualitas udara.
PENYEBAB
Keadaan ini terjadi karena :
 Volume limbah yang dihasilkan melebihi kemampuan
pembuangannya.
 Beberapa di antara limbah berpotensi menimbulkan
bahaya apabila tidak ditangani dengan baik.
 Limbah ini juga akan menimbulkan pencemaran
lingkungan bila dibuang sembarangan dan akhirnya
membahayakan serta mengganggu kesehatan
masyarakat.
Pengolahan limbah
 Pengolahan limbah rumah sakit dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Yang diutamakan adalah
sterilisasi, yakni berupa pengurangan (reduce) dalam
volume, penggunaan kembali (reuse) dengan
sterilisasi lebih dulu, daur ulang (recycle) dan
pengolahan (treatment).
Limbah padat
 Golongan A :
1. Dressing bedah, swab dan semua limbah
terkontaminasi dari kamar bedah.
2. Bahan-bahan kimia dari kasus penyakit infeksi.
3. Seluruh jaringan tubuh manusia (terinfeksi maupun
tidak),
 Golongan B :
Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan
benda-benda tajam lainnya.
Limbah padat
 Golongan C :
Limbah dari ruang laboratorium dan postpartum
kecuali yang termasuk dalam golongan A.
 Golongan D :
Limbah bahan kimia dan bahan-bahan farmasi
tertentu.
 Golongan E :
Pelapis Bed-pan Disposable, urinoir, incontinence-pad,
dan stomach.
Pelaksanaan pengelolaan limbah
Penimbulan ( Pemisahan Dan Pengurangan )
 Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya
merupakan proses yang kontinyu yang
pelaksanaannya harus mempertimbangkan :
kelancaran penanganan dan penampungan sampah,
pengurangan volume dengan perlakuan pemisahan
limbah B3 dan non B3 serta menghindari penggunaan
bahan kimia B3, pengemasan dan pemberian label
yang jelas dari berbagai jenis sampah untuk efisiensi
biaya, petugas dan pembuangan. penampungan,
pengangkutan
Pelaksanaan pengelolaan limbah
 Penampungan
Penampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat
kuat, tidak mudah bocor atau berlumut, terhindar dari
sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak
overload.
Pelaksanaan pengelolaan limbah
 Pengangkutan internal
berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke
incinerator (pengolahan on-site).
Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong yang
sudah diberi label, dan dibersihkan secara berkala serta petugas
pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus.
 Pengangkutan eksternal
pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar (off-site).
Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat
dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk
memenuhi peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam
kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor.
KESIMPULLAN
 Keberagaman sampah/ limbah rumah sakit memerlukan
penanganan yang baik sebelum proses pembuangan.
Sebagian besar pengelolaan limbah medis rumah sakit
masih dibawah standar lingkungan karena umunya
dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
dengan sistem open dumping atau dibuang ke sembarang
tempat. Bila pengelolaan limbah tak dilaksanakan secara
saniter akan menyebabkan gangguan bagi masyarakat
disekitar rumah sakit dan pengguna limbah medis.
Penyakit dari limbah rumah sakit memasuki manusia
(host) melalui air, udara, makanan, alat atau benda dan
penyakit bisa ditularkan pada masyarakat sekitar, pemakai
limbah medis dan pengantar orang sakit.
SARAN
 Semestinya lingkungan rumah sakit menjadi tempat yang
mendukung bagi pemulihan kesehatan pasien sebagai
“environtment of care” dalam rangka “Patient Safety” yang
dicanangkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO. Oleh
karena itu rumah sakit harus bersih dan bebas dari sumber
penyakit.Kebersihan yang dimaksud adalah keadaan atau
kondisi yang bebas dari bahaya dan resiko minimal bagi
terjadinya infeksi silang.
 Rumah sakit juga harus menjadi contoh bagi masyarakat
untuk membudayakan kebersihan dan upaya peningkatan
kebersihan rumah sakit harus terus menerus dilaksanakan
dengan menggiatkan program supervise, monitoring dan
evaluasi agar kebersihan dapat dipertahankan dan
ditingkatkan dari waktu ke waktu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai