Anda di halaman 1dari 16

Presentasi jurnal kelompok 3

Asuhan keperawatan anak dengan


gangguan Hematologi AML pada
An.B di Ruang Melati RSUD AWS
Disusun oleh :
Nurhayati
Eka Septiani
Riska Kurniati
Anik Dianwati
Yayuk Vidiati
Vivien Amelia
Friskila Wulandari
Erma Yulita
LATAR BELAKANG Insiden LMA cukup
Tahun 2015 diperkirakan ada jarang namun
sekitar 20.820 kasus baru MLA di penymbang terbesar
seluruh dunia angka kejadian
Semua umur didunia
sebanyak 3,7 per
100.000 penduduk per
tahun kemudian
meningkat menjadi 4
per 100.000 per tahun
berdasarkan jumlah
Angka kejadian Angka kejadian di
kasus dan kematian
pada tahun 2008 AML Samarinda per
sampai 2012 tahun….

Di Amerika Prepalensi angka Keberhasialan pengobatan Kejadian infeksi yang banyak terjadi
kejadian LMA pada pria LMA di Indonesia masih pada anak dengan AML setelah
berusia >65 tahun lebih tinggi sangat renda bila dibandingkan kemoterapi mengalami mukositis
dari pada wanita >65 tahun laporan penelitian di Negara sehingga memberikan nyeri dan
namun tidak ditemukan lain, faktor yang berperan adanya inflamasi dan ulserasi pada
perbedaan insiden adalah infeksi berat atau sepsis memberan mukosa oral
berdasarkan jenis kelamin yang berdampak pada
pada pasien yang lebih muda kematian

Salah satu metode yang digunakan untuk


mengurangi mucositis berdasarkan
penelitian laiila fitrotuz zahroh, dkk adalah
pengaruh ekstrak lidah buaya (aloe vera)
terhadap penyembuhan ulserasi mukosa
mulut.
Penyebab sampai saat ini belum diketahui secara pasti, diduga Penanganan:
karena virus (virus onkogenik).faktor lain yang turut berperan: Pengobatan untuk menangani
1. faktor endogen komplikasi penyakit lainnya diberikan Komplikasi ;
faktor konstitusi seperti kelainan kromosom (resiko terkena AML
antibiotic, tranfusi darah. Gagal sum-
meningkat pada anak yg terkena Down Sindrom), herediter sum tulang
Kemoterapi
(kadangg-kadang dijumpai kasus leukemia pada kakak beradik
Terapi radiasi Infeksi
atau kembar satu telur
Operasi jarang digunakan untuk mengobati Koagulasi
1. Faktor eksogen
leukemia pada anak intravaskuler
sinarX,sinar radioaktif, hormone, bahan kimia (benzol, Arsen,
preparat sulfat), infeksi (virus dan bakteri) Transplastasi sel induk setelah radiasi diseminata (KID/DIC)
seluruh tubuh yang di kombinasikan dengan Splenomegali
kemoterapi berdosis tinggi Hepatomegali

Tanda dan gejala :


Terlihat lemas pucat
Kelelahan AML adalah salah satu jenis
Sesak napas, batuk leukemia dimana terjadi
Mual muntah dan hilang selera makan proliferasi neoplastik dari sel Pemeriksaan diagnostic
Mudah infeksi myeloid(ditemukannya sel Hitung DL (CBC)
Mudah perdarahan, memar tanpa alasan jelas, mieliod, granulosit, monosit Pungsi lumbal, untuk kaji keterlibatan SSP
gusi berdarah,mimisan immature yang berlebihan Foto thoraks untuk deteksi keterlibatan
Ruam pada kulit mediastinum , USG deteksi pembengkakan hati,
Sakit tenggorokan dan mulut kel get bening, limpa dan ginjal. CT scan melihat
Demam tinggi pembesaran limpa dan kel get bening
Sakit kepala Aspirasi sum-sum tulang belakang,
kejang ditemukannya 25 % sel blast memperkuat
Jarang terjadi sakit pada sendi dan tulang Tanda dan gejala lainnya
diagnosis
Penglihatan kabur Hipertrofi ginggiva
Pemindaian tulang dan survey kerangkan,
Pembengkakan kelenjar getah bening dileher, Kloroma spinal (lesi massa)
mengkaji keterlibatan tulang
Lesi nekrotik atau ulserosa perirekal
pangkal paha atau ketiak Pemindaian ginjal,hati dan limpa mengkaji
Hepatomegali dan splenomegali
infiltrate leukemik
Adanya bukti anemia, perdarahan dan infeksi
Jumlah trombosit, menunjukkan kapasitas
Peningkatan intra cranial karena infiltrasi
pembekuan
meningens : nyeri kakukuduk iritabilitas,letargi,
MK : muntah,edema pupil dan koma
1Ketidakseimbangan nutrisi Gejala SSP : kelemahan ekstremitas bawah,
kurang dari kebutuhan kesulitan berkemih, kesulitan belajar (khusus
2Risiko kekurangan volume cairan matematika dan hapalan karena efek lanjut dari
3Risiko infeksi terapi
4Nyeri
5Intoleran aktivitas
KONSEP TEORI AML
Tinjauan kasus
Pasien berinisial An. B usia 5 tahun MRS
dengan dx AML pro kemoterapi + ISPA
masuk dari poli sejak tanggal 09-09-
2019.

Pasien awalnya demam selama 2 hari dimulai pada tanggal 01/09/2019,


kemudian ibu bawa ke RS. A dan diberi obat oleh dokter, 2 hari kemudian
demam tidak ada perubahan akhirnya orang tua pasien membawa ke RS. D
dilakukan pemeriksaan darah dan diberi obat oleh dokter, Karena
keterbatasan alat dan ruangan yang terbatas pasien dirujuk ke RS. AWS dan
dirawat inap untuk pemeriksaan lanjut. Sebelumnya pasien pada tanggal 22
agustus dilakukan pemeriksaan BMP didapat hasil Acute Myeloid leukemia-
monoblastic type ( acute monoblastic leukemia/AML-M5a. Saran : leukemia
phenotyphing dan pada tanggal 23 agustus dilakukan pemeriksaan echo
hasilnya normal. Saat ini pasien dirawat sejak tanggal 09-09-2019 untuk
perbaikan ku sebelum tindakan kemoterapi

Keluhan utama saat dilkaji……..


Riwayat kehamilan dan persalinan :
Saat hamil ibu pasien berusia 42 tahun dan rutin memeriksakan
kehamilan setiap bulan di bidan, pasien lahir spontan menangis dengan
BB 3300 gr dan PB 40 cm setelah melahirkan tidak ada masalah pasca
melahirkan.
Saat kecil pasien sering terkena demam, batuk, pilek. Bila sakit ibu
pasien membawa ke puskesmas atau RS terdekat
Riwayat Tumbang :Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan
usianya.
Riwayat sosial :Pasien diasuh oleh kedua orang tua
Riwayat keluarga ;Keluarga pasien termasuk keluarga yang
berpenghasialan menengah kebawah
Lingkungan rumah sekitar : Padat penduduk
Keluarga tidak memiliki penyakit baik yang menular atau tidak menular
Pengkajian pola kesehatan :
Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan : pasien selalu dibawa ke
puskesmas atau RS bila sakit
nutrisi dan cairan :
saat ini pasien tidak dapat menelan karna sakit pada mulut dan tenggorokan bila
meneguk makanan cair atau susu.
Hanya 200 cc minuman yang diminum dalam waktu 24 jam secara bertahap.
Pada tanggal 24 paien puasa dan hanya mendapatkan nutrisi lewat parenteral .
Aktivitas :
pasien mudah lelah terkadang jalan masih sempoyongan pasien dibawa orang tua
hanya menggunakan kursi roda jika ingin keluar kamar, pasien lebih banyak
berada diatas tempat tidur.
Pola eliminasi :
BAK 3-4 kali/hari BAB/hari konsistensinya cair
Pola hubungan :
pasien kesulitan berkomunikasi karna sariawan dimulut namun ketika ditanya
pasien hanya mampu menjawab dengan bahasa nonverbal.
Koping atau tempramen dan disiplin yang diterapkan selama sakit, jika dokter
datang pasien selalu minta obat karna pasien ingin cepat sembuh biar bisa kembali
bermain.
Kognitif dan persepsi :
pasien merasa sedih karna tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.
Keadaan umum saat dikaji :
KU sedang terlihat lemah, composmentis mengeluh nyeri pada area mulut dan tenggorokan
dengan skala 6 didapat dengan pengkajian wong –baker faces pain rating scale. Keluhan lain
nyeri saat menelan minuman. ibu pasien mengatakan kehitaman pada bibir pasien ketika dua
hari setelah kempoterapi, yang awalnya hanya putih-putih disekitar mulut lama kelamaan jadi
berwarna kehitaman
Pada pemeriksaan TTV
TD Nadi RR Temp BB TB LK LLA
90/60 98x/me 29x/me 37,4°C BB MRS : 20 kg 107 50 17
mmHg nit nit BB saat ini : 19 kg cm cm cm

Pemeriksaan fisik berdasarkan data fokus:


Terdapat lesi kehitaman disekittar bibir, mukosa bibir kering, terdapat sariawan/stomatitis di
mulut bagian pipi dalam, tenggorokan sakit, gigi lengkap pada geraham bawah berlubang,
mucocitis dibibir atas dan bawah. oral hygene yang buruk.
Muskuloskletal :
Pasien mampu mengangkat kedua kaki dan tangan, hanya bila jalan masih sempoyongan.

Pemeriksaan diagnostic lainnya :


Echo : hasil normal
BMP : hasil didapat hasil Acute Myeloid leukemia-monoblastic type ( acute monoblastic
leukemia/AML-M5a. Saran : leukemia phenotyphing
ANALISA DATA

S : ibu pasien mengatakan kehitaman pada


bibir pasien ketika dua hari setelah
kempoterapi, yang awalnya hanya putih-putih
Program terapi dan cairan disekitar mulut lama kelamaan jadi berwarna
kehitaman
DO :
Infus D% ½ NS 1000 cc/24 jam Terdapat lesi kehitaman disekitar bibir
Infus Paracetamol 200mg/ 8 jam Mukosa bibir kering
Nystatin drop 3x1 tts Terdapat sariawan/stomatitis di mulut
Nebu ventolin 1 flash = Nacl 0,95 2 cc /12 jam
bagian pipi dalam
Salbutamol 2mg
NAC 200 mg mucocitis dibibir atas dan bawah
Cetirizine 2 mg
injeksi ondansentron 3x2mg MASALAH KEPERAWATAN
curliv syr 1x1 cth Perubahan membran mukosa oral b.d proses
Tranfusi PRC 200 cc 1 kolf peradangan (inflamasi)
Tranfusi Afaresis 150 ccc 3x selang 12 jam
Injeksi cefotaxime 3 x 500 mg/iv
Fluconazole 1x 40 mg Diagnosa lain yang muncul……….
Prebiotik 1x1
Diagnosa lainnya
• Nyeri berhubungan dengan kerusakan
membrane mukosa oral
• Hipertermi berhubungan dengan proses
peradangan (inflamasi)
• Gangguan komunikasi verbal berhubungan
dengan nyeri dimukosa
• Risiko kekurangan volume cairan berhubungan
dengan intake cairan kurang akibat proses
inflamasi
Intervensi dari dx. Perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan proses
peradangan (inflamasi)

Mandiri :
• Pantau aktivitas klien, cegah hal-hal yang memicu terjadinya stomatitis (oral hygene
yang buruk, kurang vitamin C, kondisi stress, makan/minum yang terlalu panas dan
pedas)
• Kaji adanya komplikasi akibat kerusakan membrane mukosa oral
• Berikan perawatan oral untuk mencegah infeksi. Beri salep oles bibir untuk
melembabkan mukosa bibir dan mencegah adanya lesi pada area bibir
• Anjurkan kumur dengan cairan antiseptic bebas alcohol yang menghilangkan kuman-
kuman dimulut sehingga bisa mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut
Kolaborasi:
Antibiotic digunakan untuk mengobati infeksi
Penkes :
Hindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada
rongga mulut
Ajarkan oral hygene yang baik, oral hygene yang baik bisa meminimalkan terjadinya
stomatitis
Observasi:
Catat adanya kerusakan membrane mukosa (bengkak, hiperemi/kemerahan)
•Terdapat lesi kehitaman disekitar
bibir
•Mukosa bibir kering Pengaruh Ekstra Daging Lidah
•Terdapat sariawan/stomatitis di Buaya (aloevera) terhadap
mulut bagian pipi dalam Penyembuhan Ulserasi Mukosa
•mucocitis dibibir atas dan bawah
Mulut pada Male Wistar Rats

Perubahan
membran mukosa Beri salep yang mengandung Hasil dilakukan intervensi
oral berhubungan ekstra lidah buaya pada
dengan proses bibir untuk melembabkan selama 3 hari
peradangan mukosa bibir dan mencegah menunjukkan ada
(inflamasi) adanya lesi pada area bibir pengaruh terhadap proses
penyembuhan luka
ulserasi mukosa mulut
Dilakukan pada An. B
intervensi
pemberian salep
yang mengandung Jurnal lainnya yang terkait
aloe vera 1x sehari …….
JURNAL TERKAIT PENELITIAN

THE EFFICACY OF ORAL ALOE VERA JUICE RADIATION INDUCED


MUCOSITIS IN HEAD AND NECK CANCER PATIENT: A DOUBLE-
BLIND PLACEBO-CONTROLLED STUDY
BY Putipin puataweepong, dkk (2009)

POTENTIAL PREVENTION: ALOE VERA MOUTHWASH MAY REDUCE


RADIATION-INDUCED ORAL MUCOSITIS IN HEAD AND NECK
CANCER PATIENT
BY AMIRHOSSEIN AHMADI , 2012
Sekitar mulut masih terdapat
lesi kehitaman, namun sudah
bisa sedikit buka mulut.
Terlihat lesi kehitaman
Sekitar mulut masih terdapat lesi
diarea sekitar bibir.
kehitaman, namun sudah bisa
Mukosa bibir kering
sedikit buka mulut dan bagian lesi
sulit membuka mulut
ada yang sudah terlepas.
Dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa ada
sedikit perubahan proses penyembuhan luka dari hari
pertama perlakuan sampai dengan hari ketiga
perlakuan yaitu lesi kehitaman disekitar bibir mulai
mengelupas

Dengan melihat derajat lesi baik menurut WHO


maupun NCI sebelum diberikan salep derajat
mukositis pada anak B adalah derajat 4 (Memerlukan
dukungan nutrisi enteral atau parenteral), setelah
diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari derajat
mukositis pada anak B turun menjadi derajat 2
(Eritema yang sangat nyeri, edema, atau ulkus, namun
masih bisa makan).
Kesimpulan dan saran
Menganalisa data yang didapatkan dan
menetapkan diagnosa keperawatan utama
yaitu perubahan mukosa oral b.d proses Bagi penulis
peradangan (inflamasi) dan kelompok Di harapkan dapat digunakan sebagai acuan
memilih intervensi perawatan mulut dengan menambah pengetahuan dan memperoleh
pemberian salep yang mengandung ekstrak pengalaman khususnya di bidang keperawatan
daging lidah buaya pada bibir pasien. Dalam anak
3 hari perlakuan di dapat bahwa ada sedikit
perubahan proses penyembuhan luka dari Bagi pelayanan Keperawatan
hari pertama perlakuan sampai dengan hari Perawatan Mulut dengan menggunakan salep
ketiga perlakuan yaitu lesi kehitaman yang mengandung ekstrak lidah buaya dapat
disekitar bibir mulai mengelupas menjadi pertimbangan bagi perawat dan tenaga
kesehatan lainnya dalam mengembangkan
Bahwa terdapat perbedaan yang signifikan penelitian di dunia keperawatan sebagai salah
antara rata-rata derajat lesi sebelum dan satu intervensi mandiri terhadap pasien anak
sesudah perlakuan. yang mengalami mukocitis pasca kemoterapi.
Sekian
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai