Anda di halaman 1dari 18

OTITIS MEDIA AKUT

Pembimbing :
Dr. Indri, Sp.THT-KL

Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati


SMF ILMU KESEHATAN THT-KL
RSUD Waled Kabupaten Cirebon
Periode Periode 30 september 2019 – 26 Oktober 2019
Anatomi Telinga
Telinga Tengah
Membran Timpani Tulang Pendengaran
Fisiologi Pendengaran
Otitis Media
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid.
Patofisiologi
Otitis Media Akut
Peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau seluruh
periosteum dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.
Etiologi Faktor Resiko
 Kuman penyebab utama OMA ialah  Serangan ISPA berulang
bakteri piogenik, seperti
 Infeksi tonsil dan adenoid
Streptococcus hemoliticus,
Staphylococcus aureus, dan  Rinitis dan sinusitis kronik
Pneumococcus.
 Alergi
 Penyebab lainnya : bakteri
haemophilus influenza, e.coli,  Lebih sering terjadi pada anak
Pseudomonas aeruginosa.
Epidemiologi
■ Insidens OMA pada anak laki-laki lebih tinggi dibanding
dengan anak perempuan
■ Peningkatan insidens pada bayi dan anak-anak kemungkinan
disebabkan : struktur dan fungsi tidak matang pada tuba
eustachius. Dan sistem imunologi rendah.
Patofisiologi

1. Oklusi Tuba 2. Pre Supurasi 3. Supurasi 4. Perforasi

5. Resolusi
Gejala Klinis
Gejala klinis OMA bergantung pada stadium penyakit serta umur
pasien
 Anak yang sudah dapat berbicara : nyeri telinga dan suhu tubuh yang
tinggi dan terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya.
 Anak yang lebih besar / dewasa : rasa nyeri, gangguan pendengaran dan
rasa penuh di telinga.
 Bayi dan anak kecil : demam tinggi (39,5°C → stadium supurasi), gelisah,
sulit tidur dan kadang anak sering memegang telinga yang sakit.
 Bila terjadi ruptur membran timpani : keluar sekret dan nyeri berkurang.
Pemeriksaan Fisik
■ otoskopi: otitis media serosa membrane timpani tampak berwarna
kekuningan sedangkan otitis media mukoid tampak kusam dan keruh.
Maleus tampak pendek, retraksi dan berwarna putih kapur. Air fluid level
tanda cairan serous di cavum timpani, pantulan cahaya yang
berkurang/menghilang
■ Penilaian Imobilitas membrane timpani dengan otoskop penumatik
dengan memberikan tekanan negative dan positif.
■ Rinoskopi
■ Pemeriksaan garpu tala
Pemeriksaan Penunjang
■ Radiologi: CT Scan atau MRI
■ Kultur untuk memastikan apakah otitis media serosa atau otitis
media supurativa tapi jarang dilakukan karena anemesis dan
pemeriksaan fisik sudah cukup sensitive dan spesifik.
Tatalaksana
Tergantung pada stadium penyakitnya
Secara umum :
 Obat tetes hidung HCl efedrin 0,5%
 Antibiotik
 Analgetik
 Antipiretik
 Cuci hidung dengan H2O2 3% selama 3-5 hari
 Miringitomi
Tatalaksana
Komplikasi
1. Mastoiditis akut
2. Meningitis
3. Extradural abses
4. Paresis Nervus Facialis
5. Labirintis
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai