BATUAN
KELOMPOK 1:
Translasi, rotasi, distorsi, dan dilation adalah reaksi batuan terhadap stress yang dihasilkan
oleh gaya. Gaya secara klasik didefinisikan sebagai sesuatu yang merubah, atau cenderung
untuk merubah, keadaan diam atau keadaan bergerak sebuah benda. Sir Isaac Newton,
melalui hukum gerak pertama, menggambarkan konsep gaya sebagai berikut : sebuah benda
dalam keadaan diam akan tetap diam dan sebuah benda yang bergerak akan tetap bergerak
dengan kecepatan konstan kecuali bila benda tersebut mengalami perubahan gaya (net
force), di mana perubahan gaya ini akan menyebabkan benda mengalami percepatan (atau
perlambatan). Perubahan gaya timbul jika gaya-gaya yang bekerja tidak setimbang.
Di dalam hukum gerak kedua, Sir Isaac Newton mendefinisikan gaya (F) sebagai :
F=m.a
GAYA SEBAGAI VEKTOR
Body force bekerja pada massa suatu benda, dan tergantung dari jumlah material di dalam benda
tersebut. Body force pada suatu benda tidak dipengaruhi oleh gaya-gaya yang terdapat pada
Surface force
^
S 1
perpendicular ^
S3 ^
to layer S2
strain yang dapat dikenali (strain markers), untuk kemudian hasilnya dijumlahkan untuk seluruh
Metoda kedua adalah dengan mengestimasi total shortening dan elongation berdasarkan
evaluasi terhadap geometri lipatan dan sesar, akan tetapi metoda ini sukar untuk diterapkan
Metoda yang ketiga adalah dengan mengasumsikan bahwa secara statistik strain untuk area yang
luas bersifat homogen, sehingga deformasi dari semua elemen struktur planar dan linear pada
keseluruhan area bersifat teratur dan merefleksikan orientasi dan besar finite strain total.
A B
S im p l e S h e a r P u re S h e a r
( N o n c o a x ia l S t r a i n ) ( C o a x ia l S tr a in )
Deformasi Pure Shear dan
L O
Simple Shear M
N
2 5 % F l a tte r in g
S3 M S3
+ 22º S1
Selama proses distorsi, sumbu strain ellipsoid
S1
biasanya mengalami perubahan orientasi dan dapat
berotasi (Gambar 2.12.a). Rotasi sumbu strain
ellipsoid selama deformasi disebut sebagai rotasi
3 0 % F l a tte r in g
eksternal, dan hal ini berbeda dengan rotasi internal + 31º S1 S3
S3
yang merupakan rotasi relatif garis terhadap sumbu
strain ellipsoid (Gambar 2.6). S1
S1
orientasi sumbu-sumbu utama strain ellipsoid tidak
berubah selama proses deformasi, deformasi tersebut
dinamakan coaxial strain, dan sering juga disebut
sebagai deformasi pure shear (Gambar 2.12.b).
Berdasarkan gambar 2.12 dapat dilihat bahwa pure
shear dan simple shear merupakan dua jenis Gambar 2.12.Deformasi progresif garis L dan M melalui
noncoaxial strain (A) (simple shear) dan deformasi
(anggota) yang khusus dari plane strain.
progresif garis N dan O melalui coaxial strain (A) (pure
shear) (Davis dan Reynolds, 1996).
Z
Strain Homogen
Terdapat tiga kasus khusus dalam strain homogen yang dapat dikenali Y
X
berdasarkan perbandingan sumbu-sumbu utama strain ellipsoid-nya (S1,
S2, S3). Pada umumnya, sumbu-sumbu utama ini tidak sama besar, di mana A
Z
S1 > S2 > S3 . Bentuk ketiga strain homogen yang dimaksud dapat dilihat
pada Gambar 2.13, dan dijelaskan sebagai berikut :
1. Extension pada sumbu simetri (S1 > S2 =S3), di mana strain jenis ini
melibatkan elongation pada sumbu S1 dan shortening yang sama Y
besar pada semua arah yang tegak lurus S1. Bentuk strain jenis ini X
2. Shortening pada sumbu simetri (S1 = S2 >S3), di mana strain jenis ini Z
k=
Cara yang paling umum dan mudah untuk menggambarkan dan membandingkan K=1
variasi keadaan strain adalah dengan menggunakan diagram Flinn (Gambar 2.14),
di mana ordinat a dan absis b merupakan perbandingan antara stretch-stretch
Simple Extension
Constrictional
utama yang didefinisikan sebagai berikut : Strain
^
S 1
a=
^
S2
in
Titik pangkal sumbu-sumbu koordinat diagram Flinn ditentukan pada (1, 1) karena
ra
St
e
a dan b tidak dapat bernilai kurang dari 1, sebagaimana dapat diturunkan dari
an
Flattering
Pl
Persamaan 2-15 dan 2-22. Setiap strain ellipsoid akan terplot sebagai sebuah titik Strain
pada diagram Flinn, untuk kemudian sebuah garis ditarik dari titik pangkal (1, 1) ke
titik strain ellipsoid tersebut. Garis ini memiliki gradien k yang didefinisikan Simple Flattering
1
sebagai berikut : 1 ^
K=0
S 2
b=
^3
S
Nilai k berguna untuk mengklasifikasikan jenis-jenis strain ellipsoid dengan volume Gambar 2.14. Diagram Flinn untuk
menggambarkan strain homogen (Twiss dan
konstan. Moores, 1992).
Deformasi Homogen dan A. Regional scale
Inhomogen
100 m
B. Outcrop scale
tubuh batuan yang terlipat akan memberikan gambaran distribusi strain 100 m
yang inhomogen.
D. Microscope scale
Thanks!
Any questions?