Fuji Herjayanti
Imas Ratnasari
Intan Elliana
Kelompok 4 – 3A Farmasi
31117018
31117020
31117021
M. Ikhlas P
M. Rommi F
Neiza Nabila
31117027
31117028
31117029
Ira Triani 31117022 Nida Nurfadhilah 31117030
Irna Kushernawati 31117023 Nur Ariel D 31117031
Jihaan Fauziyyah 31117024 Nurul Kamilah 31117032
Maulana Yusuf 31117025 Paras Layna Safa 31117033
M. Anjelin 31117026 Piranti 31117034
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Definsi Tuberkulosis (Tuberculosis, disingkat Tbc),
atau Tb (singkatan dari "Tubercle bacillus")
merupakan penyakit menular yang umum, dan
TBC dalam banyak kasus bersifat mematikan.
• Penyakit ini disebabkan oleh berbagai
strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium
tuberculosis (disingkat "MTb" atau "MTbc").
• Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, tetapi
juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya.
• Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang
dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau
menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara
• Infeksi TB umumnya bersifat asimtomatik dan laten.
Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten
yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila
Tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari 50% orang
yang terinfeksi bisa meninggal.
Epidemiologi
Kurang lebih sepertiga dari populasi dunia pernah terinfeksi
“M.tuberculosis.” Satu infeksi baru muncul setiap detik dalam skala
global.
Bagaimanapun, kebanyakan infeksi oleh “M. tuberculosis” tidak
menyebabkan penyakit TB, dan 90–95% dari infeksi tetap
asimptomatik.
Pada tahun 2007, diperkirakan ada 13,7 juta kasus kronis aktif.
Pada tahun 2010, terdapat 8,8 juta kasus baru TB yang didiagnosis,
dan 1,45 juta kematian, kebanyakan dari jumlah ini terjadi di negara-
negara berkembang. Dari seluruh 1,45 juta kematian, sekitar 0.35 juta
terjadi pada penderita yang juga terinfeksi HIV.
S c i e n c e T e c h n o l o g y E n g i n e e r i n g A r t s M a t h e m a t i c s
KLASIFIKASI TUBERKULOSIS
Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien tuberculosis
memerlukan suatu “definisi kasus” yang meliputi empat hal, yaitu:
Bakteriologi (hasil
Lokasi atau organ pemeriksaan dahak Riwayat pengobatan
tubuh yang sakit: secara mikroskopis): Tingkat keparahan TB sebelumnya: baru
paru atau ekstra BTA positif atau BTA penyakit: ringan atau atau sudah pernah
paru. negatif. berat. diobati.
KLASIFIKASI TUBERKULOSIS
Klasifikasi Berdasarkan Hasil Pemeriksaan
DAHAK Mikroskopis, yaitu pada TB Paru
Klasifikasi Berdasarkan 1) Tuberkulosis paru BTA positif
ORGAN Tubuh yang Terkena Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.
1) Tuberkulosis paru, yaitu tuberkulosis yang 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks
dadamenunjukkan gambaran tuberkulosis. 1 spesimen dahak SPS
menyerang jaringan (parenkim) paru, tidak hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif. 1 atau lebih spesimen
termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan
hilus. sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non OAT.
2) Tuberkulosis ekstra paru, tuberkulosis yang
menyerang organ tubuh lain selain paru, 2) Tuberkulosis paru BTA negatif
misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA positif. Kriteria
(pericardium), kelenjar limfe, tulang, persendian, diagnostik TB paru BTA negatif harus meliputi:
kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, a. Minimal 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif.
dan lain-lain. b. Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.
c. Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
d. Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi pengobatan
Klasifikasi Berdasarkan RIWAYAT
Pengobatan Sebelumnya
1) Kasus Baru, pasien yang BELUM PERNAH diobati
dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari
Klasifikasi Berdasarkan Tingkat satu bulan (4 minggu).
KePARAHan Penyakit.
2) Kasus Kambuh (Relaps), pasien TB yang sebelumnya
1) TB paru BTA negatif foto toraks positif dibagi berdasarkan pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah
tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis
ringan. Bentuk berat bila gambaran foto toraks kembali dengan BTA positif (apusan atau kultur).
memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas
(misalnya proses “ far advanced ” ), dan atau keadaan 3) Kasus Putus Berobat (Default/Drop Out/DO), pasien TB
umum pasien buruk. yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih
dengan BTA positif.
2) TB ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat
keparahan penyakitnya, yaitu: 4) Kasus Gagal (Failure), pasien yang hasil pemeriksaan
dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada
a. TB ekstra paru ringan, misalnya: TB kelenjar limfe, bulan kelima atau lebih selama pengobatan.
pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang
belakang), sendi, dan kelenjar adrenal. 5) Kasus Pindahan (Transfer In), pasien yang dipindahkan
dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan
b. TB ekstra-paru berat, misalnya: meningitis, milier, pengobatannya.
perikarditis peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB
tulang belakang, TB usus, TB saluran kemih dan alat 6) Kasus lain, semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan
kelamin. diatas. Dalam kelompok ini termasuk Kasus Kronik, yaitu
pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah
selesai pengobatan ulangan.
ETIOLOGI
• Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacteriumtuberculosis termasuk bakteri
gram positif dan berbentuk batang. Umumnya Mycobacterium tuberculosis menyerang
paru dan sebagian kecil organ tubuh lain.
• Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan terhadap asam pada pewarnaan, hal ini
dipakai untuk identifikasi dahak secara mikroskopis sehingga disebut sebagai basil tahan
asam (BTA).
• Mycobacterium tuberculosis cepat mati dengan matahari langsung, tetapi dapat bertahan
hidup pada tempat yang gelap dan lembab.
ETIOLOGI
• Sumber penularannya adalah ketika penderita tuberkulosis BTA positif pada waktu batuk
atau bersin. Penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet.
• Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama
beberapa jam. Droplet terhirup saluran pernafasan kuman tuberkulosis masuk ke
dalam tubuh kuman tuberkulosis menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya melalui
sistem peredaran darah, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian
tubuh lainnya.
• Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya.
• Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut.
• Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut
dianggap tidak menular.
FAKTOR- FAKTOR
Faktor umur
Prevalensi tuberkulosis paru tampak meningkat sesuai dengan
peningkatan umur. Pada wanita prevalensi TB mencapai max
umur 40 – 50 tahun Sedangkan pria prevalensi TB mencapai
umur 60 tahun.
Faktor Jenis Kelamin
Pada tahun 1996 jumlah penderita TB Paru laki-laki hampir dua
kali lipat dibandingkan jumlah penderita TB Paru pada wanita,
yaitu 42,34% pada laki-laki dan 28,9 % pada wanita.
Faktor Kebiasaan Merokok
Merokok meningkatkan resiko untuk terkena TB paru sebanyak
2,2 kali.
Faktor pekerjaan
Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu paparan
partikel debu di daerah terpapar akan mempengaruhi terjadinya
gangguan pada saluran pernafasan.
Pencahayaan
Untuk memperoleh cahaya cukup pada siang hari, diperlukan
luas jendela kaca minimum 20% luas lantai. Cahaya ini sangat
penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di
dalam rumah
PATOFISIOLOGI TBC
• Gejala utama TB Paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum, malaise, gejala
flu, demam derajat rendah, nyeri dada, dan batuk darah.
Waktu yang diperlukan sejak masuknya kuman TB hingga terbentuknya kompleks primer
secara lengkap disebut sebagai masa inkubasi TB. Masa inkubasi TB biasanya berlangsung
dalam waktu 4-8 minggu dengan rentang waktu antara 2-12 minggu. Dalam masa inkubasi
tersebut, kuman tumbuh hingga mencapai jumlah 103-104, yaitu jumlah yang cukup untuk
merangsang respons imunitas seluler.
Selama masa inkubasi, sebelum terbentuknya imunitas seluler, dapat terjadi penyebaran
limfogen dan hematogen. Pada penyebaran limfogen, kuman menyebar ke kelenjar limfe
regional membentuk kompleks primer. Sedangkan pada penyebaran hematogen, kuman TB
masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Adanya penyebaran
hematogen inilah yang menyebabkan TB disebut sebagai penyakit sistemik.
PENCEGAHAN TBC
1. Vaksinasi BCG
2. Kemoprofilaksis
PENGOBATAN TBC
Nama Obat Dosis Harian (mg/kgBB/hr) Efek Samping
<55kg:450mg/hari
Gastrointestinal, hepatitis,
Rifampisin >55kg:600 mg/hari
trombositopenia
10-20mg/kgbb/hari (anak)
10 mg Toksisitas hepar, artralgia,
Pyrazinamid
Dewasa 20-35mg/kg/hari gastrointestinal
Neuritis optik, penurunan visus,
Ethambutol 1000 mg hipersensitif,
gastrointestinal
Streptomisin 750 mg/hari intramuskular Ototoksik, nefrotoksik
OAT (Obat Anti Tuberkulosa)
Standar pengobatan di indonesia berdasarkan program P2TB paru:
Kategori 1
Untuk penderita baru BTA (+) dan BTA(-)/rontgen (+) diberikan dalam 2 tahap:
Tahap 1 : Rifampisin 450 mg, Etambutol 750 mg, INH 300 mg, Pirazinamid 1.500 mg, diberikan setiap hari selama 2
bulan pertama (60 kali).
Tahap 2: Rifampisin 450 mg, INH 600 mg, diberikan 3 kali seminggu selama 4 bulan (54 kali).
Kategori 2
Tahap 2: Obat tahap kedua diberikan hanya pada kasus resisten pengobatan.
Yang termasuk sebagai OAT tahap kedua antara lain: levofloksasin,moksifloksasin, etionamid, tiasetazon,kanamisin.