Anda di halaman 1dari 18

PROSTHODONSI DALAM

PANDANGAN ISLAM
Kelompok 8
• Adam Reza Pahlevi (31101700001)
• Assyifa Irwanto (31101700001)
• Berliana Kusuma W. (31101700001)
• Endah Kusumaningrum (31101700001)
• Hanikh Munfarida (31101700039)
• Muhammad Difa Althof (31101700001)
• Muhammad Henri I (31101700001)
• Ridho Rifkia Natsir (31101700001)
• Suprayogi Yoga P. (31101700001)
• Tantri Salavia Reisli (31101700084)
• Wiwik Dwi Astuti (31101700088)
• Prosthodontics is the “diagnosis, treatment
planning, rehabilitation, and maintenance of the
oral function, comfort, appearance, and health of
patients with clinical conditions associated with
missing or deficient teeth and/or oral and
maxillofacial tissues”

• by : American College of Prosthodontics


• Protesa : penggantian buatan atau tiruan yg
dilihat utk menggantikan salah satu bagian
tubuh yang hilang atau tidak ada sejak lahir
• Prostetik : seni dan ilmu pembuatan
pemasangan perawatan protesa

• by : Ensiklopedia Britannica, Inc.


• “Hidungnya terkena senjata pada peristiwa
perang Al-Kulab di zaman jahiliyah. Kemudian
beliau tambal dengan perak, namun hidungnya
malah membusuk. Kemudian Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam memerintahkannya untuk
menggunakan tambal hidung dari emas.” [HR.
An-Nasai 5161, Abu Daud 4232]
• “dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan
Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya”.
(An-Nisa’ :119)
• “Semoga Allah melaknat orang yang mentato,
yang minta ditato, yang mencabut alis, yang
minta dikerok alis, yang merenggangkan gigi,
untuk memperindah penampilan, yang
mengubah ciptaan Allah.” [HR. Bukhari 4886]
 “Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘kecuali
karena penyakit’ dzahir maksudnya bahwa keharaman
yang disebutkan, yaitu jika dilakukan untuk tujuan
memperindah penampilan, bukan untuk menghilangkan
penyakit atau cacat, karena semacam ini tidak haram.”
[Nailul Authar, 6/229]
• Larangan Nabi yang ada dalam semua hadits digunakan untuk larangan merubah
ciptaan Allah SWT yang dilakukan untuk berhias, menghilangkan tanda penuaan,
mengandung unsur penipuan dan juga memperlihatkan perbedaan dengan kaun kafir
yang sesuai dengan hadits riwayat Bukhari, “Sesungguhnya orang-orang Yahudi
tidak mau menyemir rambut, karena itu berbedalah kamu dengan mereka.” [Riwayat
Bukhari].
• Sedangkan untuk urusan tanam gigi yang dilakukan tidak karena kepentingan
berhias semata namun untuk kepentingan dan kebutuhan lain, maka kaedah ushul
fiqih yang dipergunakan adalah jalbul masaalih muqoddamun ala dar’il mafsadah.
• Ini membuktikan jika tanam gigi menurut Islam adalah diperbolehkan selama bukan
terbuat dari emas untuk penanaman gigi pada laki laki sebab hukum pria memakai
emas tidak diperbolehkan berhias dengan menggunakan emas. Sebaiknya, bahan
yang digunakan untuk implan gigi adalah bahan lain selain emas. Emas sendiri
hanya boleh dipergunakan dalam kondisi yang darurat seperti Rasulullah SAW yang
memperbolehkan hal ini pada saat gigi taringnya patah.
• Para ulama menegaskan bahwa tidak wajib mengambil benda asing yang
ada pada tubuh mayit. Makna tidak wajib, artinya keberadaan barang itu di
tubuh mayit, tidak memberikan dampak apapun bagi mayit. Keberadaan
benda itu, tidaklah menyebabkan si mayit menjadi tertahan amalnya atau
dia tidak tenang, atau keyakinan semacamnya.

• Pada prinsipnya melepas benda yang ada di jasad mayit tidak


diperbolehkan, kecuali jika ada 2 pertimbangan, misalnya karena nilainya
yang mahal atau karena benda yang ada di tubuh mayit itu najis.

• Jika dikhawatirkan akan merusak badan mayit, misalnya ketika gigi itu
diambil akan merusak rahang, maka gigi itu dibiarkan untuk dikubur
bersama mayit.” (as-Syarh al-Mumthi, 5/283).
• “Dalam kitab al-Fushul dinyatakan, jika ada orang yang butuh untuk
mengikat giginya dengan emas, kemudian giginya diberi kawat
emas. Atau dia butuh hidung emas, kemudian dia diberi hidung
emas lalu diikat, kemudian dia mati, maka tidak wajib dilepas dan
dikembalikan kepada pemiliknya. Karena melepasnya
menyebabkan menyayat mayat.” (al-Inshaf, 2/555).

• jika benda itu bernilai, maka boleh diambil, kecuali jika


dikhawatirkan akan merusak badan mayit
• Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bila menetapkan seorang
komandan sebuah pasukan perang yang besar atau kecil, beliau berpesan
kepadanya secara khususuntuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan berbuat baik kepada kaum muslimin yang bersamanya, lalu
beliau mengatakan: “Berperanglah dengan menyebut nama Allah, di jalan
Allah.Perangilah orang yang kafir terhadap Allah. Berperanglah, jangan
kalian melakukan ghulul (mencuri rampasan perang), jangan berkhianat,
jangan mencincang mayat, dan jangan pula membunuh anak-anak. Bila
kamu berjumpa dengan musuhmu dari kalangan musyrikin, maka ajaklah
kepada tiga perkara. Mana yang mereka terima, maka terimalah dari
mereka dan jangan perangi mereka. Ajaklah mereka kepada Islam, kalau
mereka terima maka terimalah dan jangan perangi mereka ” (HR. Muslim)
• “Aku keluar bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
mengantar jenazah, beliau duduk di pinggir kuburan dan kami pun
juga demikian. Lalu seorang penggali kubur mengeluarkan tulang
(betis atau anggota) dan mematahkannya (menghancurkannya).
Maka nabiShallallahu ‘alaihi wa Sallambersabda, “Jangan kamu
patahkan tulang itu. Kamu patahkan meski sudah meninggal sama
saja dengan kamu patahkan sewaktu masih hidup. Benamkanlah di
samping kuburan. (HR Malik, Ibnu Majah, Abu Daud dengan isnad
yang shahih)

Anda mungkin juga menyukai