Anda di halaman 1dari 14

“PEMERIKSAAN NEUROLOGIS EXTREMITAS

ATAS “

z KELOMPOK 3
ABDUL HARIS I MARSAOLY ( PO714241171001)
HASRIANI MANJE ( PO7142411710
MELISA AMALIA (PO7142411710
NURHAYATI USMAN (PO714241171030 )
NURSYAWATI (PO714241171032 )
NURUL ZASKIA (PO714241171034)
RENI ANDRIANI (PO714241171036 )
z
Persyarafan Extreminitas Superior
z
 Anamnesis B. Pemeriksaan
 1. Anamnesis Umum

 Identitas Pasien

 2. Anamnesis Khusus

 Sejak kapan mulai

 Sifat serta beratnya

 Lokasi serta penjalarannya

 Hubungannya dengan waktu (pagi, siang, malam, sedang tidur, waktu haid, sehabis makan
dan lain sebagainya)

 Keluhan lain yang ada hubungannya dengan keluhan tersebut

 Pengobatan sebelumnya dan bagaimana hasilnya

 Faktor yang membuat keluhan lebih berat atau lebih ringan

 Perjalanan keluhan, apakah menetap, bertambah berat, bertambah ringan, datang dalam
bentuk serangan, dan lain sebagainya
z
Pemeriksaan Fisik
 1. Pemeriksaan Umum

 Sensorium (kesadaran)
 Normal : kompos mentis

 Somnolen : : Keadaan mengantuk. Kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang. Somnolen disebut
juga sebagai letargi. Tingkat kesadaran ini ditandai oleh mudahnya pasien dibangungkan, mampu
memberi jawaban verbal dan menangkis rangsang nyeri.

 Sopor (stupor) : Kantuk yang dalam. Pasien masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat,
namun kesadarannya segera menurun lagi. Ia masih dapat mengikuti suruhan yang singkat dan
masih terlihat gerakan spontan. Dengan rangsang nyeri pasien tidak dapat dibangunkan sempurna.
Reaksi terhadap perintah tidak konsisten dan samar. Tidak dapat diperoleh jawaban verbal dari
pasien. Gerak motorik untuk menangkis rangsang nyeri masih baik.

 Koma – ringan (semi-koma) : Pada keadaan ini tidak ada respons terhadap rangsang verbal. Refleks
( kornea, pupil dsb) masih baik. Gerakan terutama timbul sebagai respons terhadap rangsang nyeri.
Pasien tidak dapat dibangunkan.

 Koma (dalam atau komplit) : Tidak ada gerakan spontan. Tidak ada jawaban sama sekali terhadap
rangsang nyeri yang bagaimanapun kuatnya.
z
Pemeriksaan Fisik

 Skala Koma Glasgow

 Membuka mata
 Spontan 4

 Terhadap bicara 3

 Dengan rangsang nyeri 2

 Tidak ada reaksi 1

 Respon verbal (bicara)


 Baik dan tidak ada disorientasi 5

 Kacau (“confused”) 4

 Tidak tepat 3

 Mengerang 2

 Tidak ada jawaban 1


z

 Respon motorik (gerakan)


Pemeriksaan Fisik
 Menurut perintah 6

 Mengetahui lokasi nyeri 5

 Reaksi menghindar 4

 Refleks fleksi (dekortikasi) 3

 Refleks ekstensi (deserebrasi) 2

 Tidak ada reaksi 1

 Tekanan darah

 Frekuensi nadi

 Frekuensi nafas

 Suhu

 Kepala dan Leher

 - Bentuk : simetris atau asimetris

 - Fontanella : tertutup atau tidak

 - Transiluminasi
z
Pemeriksaan Neurologis
 Memeriksa fungsi motorik

 pengamatan

  Gaya berjalan dan tingkah laku

  Simetri tubuh dan extermitas

  Kelumpuhan badan dab anggota gerak

 b. Gerakan volunter Yang di periksa adalah pasien atas pemeriksa, misalnya

  Mengangkat kedua tangan dan bahu

  Fleksi dan extensi artikulus kubiti

  Mengepal dan membuka jari tangan

  Mengankat kedua tungkai pada sendi panggul

  Fleksi dan ekstansi artikulus genu

  Plantar fleksi dan dorsal fleksi plantar kaki

  Gerakan jari-jari kaki


z
Pemeriksaan Neurologis

 …Lanjutan

 Palpasi

  Pengukuran besar otot

  Nyeri tekan

  Kontraktur

  Konsistensi (kekenyalan)

  Konsistensi otot yang meningkat : meningitis, kelumpuhan

  Konsitensi otot yanag menurun terdapat pada: kelumpuhan akibat lesi,


kelumpuhan akibat denerfasi otot
z
Pemeriksaan Neurologis

 Pemeriksaan Area sensori

 a. Menguji sensasi nyeri: dengan menggunakan Spatel lidah


yang di patahkan atau ujung kayu aplikator kapasdigoreskan
pada beberapa area kulit, Minta klien untuk bersuara pada saat
di rasakan sensasi tumpul atau tajam.

 b. Menguji sensai panas dan dingin: dengan menggunakan Dua


tabung tes, satu berisi air panas dan satu air dingin, Sentuh kulit
dengan tabung tersebut minta klien untuk mengidentifikasi
sensasi panas atau dingin.
z
Pemeriksaan Neurologis

 …Lanjutan

 c. Sentuhan ringan : dengan menggunakan Bola kapas atau lidi


kapas, Beri sentuhan ringan ujung kapas pada titik-titik berbeda
sepanjang permukaan kulit minta klien untuk bersuara jika
merasakan sensasi

 d. Vibrasi/getaran : dengan garputala, Tempelkan batang garpu


tala yang sedang bergetar di bagian distal sendi interfalang
darijari dan sendiinterfalang dari ibu jari kaki, siku, dan
pergelangantangan. Minta klien untuk bersuara pada saat dan
tempat di rasakan vibrasi.
z
Pemeriksaan Neurologis

 Refleks

 1. Reflek fisiologis

 a. Reflek bisep:

  Posisi:dilakukan dengan pasien duduk, dengan membiarkan lengan untuk beristirahat di


pangkuan pasien, atau membentuk sudut sedikit lebih dari 90 derajat di siku.

  Identifikasi tendon:minta pasien memflexikan di siku sementara pemeriksa mengamati dan


meraba fossa antecubital. Tendon akan terlihat dan terasa seperti tali tebal.

  Cara : ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m.biceps brachii, posisi
lengan setengah diketuk pada sendi siku.

  Respon : fleksi lengan pada sendi siku


z
Pemeriksaan Neurologis

b. Reflek trisep :

 - Posisi :dilakukan dengan pasien duduk. dengan Perlahan tarik lengan keluar dari tubuh pasien,
sehingga membentuk sudut kanan di bahu. atau Lengan bawah harus menjuntai ke bawah
langsung di siku

 - Cara : ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi

 - Respon : ekstensi lengan bawah pada sendi siku


z
Pemeriksaan Neurologis

 c. Reflek brachiradialis

 - Posisi: dapat dilakukan dengan duduk. Lengan bawah harus beristirahat longgar di pangkuan
pasien.

 - Cara : ketukan pada tendon otot brakioradialis (Tendon melintasi (sisi ibu jari pada lengan
bawah) jari-jari sekitar 10 cm proksimal pergelangan tangan. posisi lengan fleksi pada sendi siku
dan sedikit pronasi.

 - Respons: - flexi pada lengan bawah - supinasi pada siku dan tangan
z

 Thankyou…

Anda mungkin juga menyukai