Anda di halaman 1dari 23

Referat

Anemia pada kehamilan


Disusun Oleh : Anggi suryati
1102014025

Pembimbing
Dr. Mathius S Gasong., Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTERI & GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 29 JULI – 05 OKTOBER 2019
RS TK II MOH.RIDWAN MEURAKSA
ADALAH???

Anemia Pada Ibu Hamil kondisi dimana sel darah


merah menurun atau menurunnya hemaglobin,
sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk
kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin
menjadi berkurang selama kehamilan.

1. Normal : Kadar Hb dalam


darah ≥ 11 gr/dL
2. Anemia Ringan : Kadar Hb
anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan dalam darah 9 - 10 gr/dL
kadar haemoglobin dibawah 11 gr/dL pada trimester 3. Anemia sedang : kadar Hb
I dan III atau kadar <10,5 gr/dL pada trimester II dalam darah 7-8 gr/dL
(Saifuddin, 2002). 4. Anema berat : Kadar Hb
dalam darah < 7 gr/dL
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga
memicu peningkatan produksi eritropoetin. Akibatnya, volume
plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat.
Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi
yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan
eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin
(Hb) akibat hemodilusi.
Klasifikasi Anemia
• Anemia dalam kehamilan yang palig sering adalah anemia akibat kekurangan zat besi.
Anemia Zat Besi Kekurangan ini karena kurang masuknya unsur zat besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi
dan penggunaan terlalu banyaknya zat besi

Anemia Megaloblastik • Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folat

• Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat
Anemia Aplastik
sel-sel darah marah.

Anemia Hemolitik • Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat
< 120 hari.
Metabolisme zat besi
KELAINAN HEMORAGIK DALAM
KEHAMILAN

Kelainan Bawaan Kelainan di Dapat

 Penyakit von willbrand  Trombositopenia


 Trombositofenia gestasional
 Hemofilia  ITP ( purpura trombositopenik imun)
 Defisiensi Faktor XI  Trombositopenia aloimun
 Sindrom HELLP
 Kelainan koagulasi herediter dan DIC ( disseminated
intravascular coagulation)
 Trombofilia dalam kehamilan
 Tromboemboli vena dalam kehamilan
Faktor yang mempengaruhi
kejadian anemia pada ibu hamil

1. Umur Ibu

2. Kurang mengkonsumsi tablet FE

3. Frekuensi dan jarak kelahiran

4. Infeksi dan Penyakit


Tanda dan Gejala
1. Cepat lelah
2. Lesu
3. Mata berkunang - kunang
4. Pusing
5. Mudah pingsan
6. Sesak nafas saat beraktivitas atau berolahraga
berat
7. permukaan kulit dan wajah pucat
8. mual muntah lebih hebat dari hamil muda
9. Jantung berdebar – debar
10.Disphagia dan pembesaran kelenjar limpa
Apakah Dampak Anemia
pada Ibu dan janin

Pada 1. Keguguran. Pada 1. Abortus


Ibu 2. Partus prematurus.
3. Inersia uteri dan partus lama, ibu
Janin 2. Terjadi kematian intra uteri
lemah. 3. Persalinan prematuritas tinggi
4. Syok. 4. Berat badan lahir rendah
5. Infeksi intrapartum dan dalam 5. Kelahiran dengan anemia
nifas.
6. Dapat terjadi cacat bawaan
6. Kehilangansejumlah besar darah
7. Bila terjadi anemia gravis ( Hb 7. Bayi mudah mendapat infeksi sampai
dibawah 4 gr% ) terjadi payah kematian perinata
jantung yang bukan saja
menyulitkan kehamilan dan
persalinan tapi juga bisa fatal.
Anemia pada kehamilan

Feritin < 15 ug/L Feritin normal, CRP normal Feritin normal atau
meningkat . CRP
meningkat
Anemia defisensi besi makrositosis mikrositosis

Terapi oral 80-120 Defisiensi as. folat Anemia yg


mg/hari atau B12 ? Thallasemia diasosiasikan
dengan infeksi,
leukositosis dan
demam ?
Eletroforesa Hb
Retikulositosis, Hb Terapi sesuai
meningkat ?
Work-up infeksi dan
terapi sesuai. Cek
Thalassemia-B
ya ulang cadangan besi
saat infeksi sudah
disingkirkan
Teruskan sd
Hb normal
dan follow up
feritin
Tatalaksana
 Sesuai penyebab, derajat anemia, jarak dengan persalinan,
dan risiko tambahan (misalnya persalinan preterm)
 Defisiensi as. Folat: folat 1 mg/hari, biasanya disertai def.
besi : besi oral
 Defisiensi Vit. B12: vitamin B12 1000 mg/hari im 5-7 hari, 1
kali setiap bulan
 Def. Besi: besi elemental oral 80-160mg/hr
 Transfusi diberikan pada anemia berat dan jika
mengakibatkan dekompensasio kordis
TRANSFUSI DARAH

Transfusi darah adalah memasukkan sel darah merah (darah segar,


pack red cell) ke dalam tubuh melalui vena. Komponen darah yang
biasa ditransfusikan ke dalam tubuh seseorang adalah sel darah
merah,trombosit, plasma, sel darah putih
Uji yang Dilakukan Sebelum Transfusi
Darah
1. Pemeriksaan golong darah
2. Reaksi silang
Medium reaksi pada reaksi silang meliputi :
Tujuan pelaksanaan uji reaksi silang
salin (NaCL 0,85%), albumin (bovine albumin),
adalah sebagai berikut
dan Coomb’s (anti-human globulin). Ada dua
• Memastikan di dalam serum resipien
atau plasma donor tidak terdapat
jenis reaksi silang, yaitu:
antibody yang reaktif terhadap eritrosit • Reaksi silang mayor
donor atau resipien. • Reaksi silang minor
• Menghindari reaksi transfusi hemolitik.
• Memastikan efektivitas transfusi.
Jenis Transfusi Darah
Darah utuh (whole blood/WB)
ISI  Hematokrit 35-45%
 Tidak ada trombosit dan faktor koagulasi labil (V dan VIII) yang fungsional

Penyimpanan  Disimpan pada suhu 2-6°C di blood bank refrigerator


 Masa simpan 28 hari
 Darah harus sudah ditransfusikan kepada pasien dalam 30 menit setelah darah keluar dari blood bank refrigerator

Indikasi  Penggantian sel darah merah pada perdarahan akut disertai hipovolumia
 Transfusi tukar
 Pasien yang membutuhkan penggantian sel darah merah tetapi komponen PRC tidak tersedia.

Kontraindikasi  Anemia kronis


 Pasien gagal jantung

Cara transfusi  Golongan darah ABO dan Rh antara pasien dan donor harus
 kompatibel/cocok
 Tidak boleh menambahkan obat dalam kantong darah
 Transfusi 1 unit WB diselesaikan maksimal dalam 4 jam
Darah endap (Packed Red Cell-PRC)
Isi  Hematokrit 55-75%

Penyimpanan  Disimpan pada suhu 2-6°C di blood bank refrigerator


 Masa simpan 28 hari
 Darah harus sudah ditransfusikan kepada pasien dalam 30 menit
 setelah darah keluar dari blood bank refrigerator

Indikasi  Penggantian sel darah merah pada pasien anemia: -Hb<7 g/dL
 Hb <10 g/dL dengan gejala anemia dan atau tanda vital tidak stabil

Cara transfusi  Golongan darah ABO dan Rh antara pasien dan donor harus
kompatibel/cocok
 Tidak boleh menambahkan obat dalam kantong darah
 Transfusi 1 unit PRC diselesaikan maksimal dalam 4 jam
 Untuk memperlancar aliran transfusi, dapat ditambahkan normal saline (50-
100 mL) menggunakan set infuse Y-pattern
EFEK SAMPING/REAKSI TRANSFUSI

 Trombosit konsentrat 1. Komplikasi akut


 Fresh frozen plasma ( FFP)
2. Komplikasi lambat
 Cyro precipitate
Bagaimana pencegahan anemia
pada ibu hamil

1. Mengkonsumsi asupan zat besi yang cukup


untuk memenuhi kebutuhan tubuh,
contoh sayuran warna hijau, kacang –
kacangan, protein hewani, terutama hati.
2. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan
vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga dan
lain – lain yang dapat meningkatkan
penyerapan zat besi (Mei,2009).
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai