2000 26,700,906 47.5 12,147,262 21.6 5,008,292 8.9 12,409,142 22.1 56,265,602
2001 28,442,031 48.8 12,610,242 21.6 5,037,918 8.6 12,242,482 21.0 58,332,673
2002 28,836,717 48.7 12,259,498 20.7 6,548,939 11.0 11,622,937 19.6 59,268,091
2003 29,486,409 48.9 11,197,083 18.6 7,852,355 13.0 11,704,403 19.4 60,240,250
2004 32,571,546 50.4 13,494,758 20.9 6,796,916 10.5 11,787,354 18.2 64,650,250
2005 32,639,977 50.4 11,795,661 18.2 9,003,661 13.9 11,294,676 17.4 64,733,337
750
650
PERANAN MINYAK DAN
550
GAS BUMI DALAM APBN
450
Triliun Rupiah
350
250
150
50
Penerimaan Dalam Negeri Subsidi BBM PPh PNBP Migas PNBP Lainnya
ENERGI (FINAL) INDONESIA 2006 dan 2010
Sektor Rumah Tangga dan Komersial 2006 Sektor Rumah Tangga dan Komersial 2010
BBM
Batubara (Briket) 28.1%
BBM 0.1%
Batubara (Briket)
53.1% Biofuel (Biooil) BBG (Tabung) 1.2%
0.0% 1.5% Biofuel (Biooil)
BBG (Pipa) 3.7%
6.4%
Listrik LPG
36.1% 19.0%
BBG (Tabung)
0.0%
Listrik
LPG 40.1%
BBG (Pipa) 10.6%
0.1%
BBM (Premium)
46.5%
ENERGI (FINAL) INDONESIA 2006 dan 2010 (Lanjutan)
Sektor Industri 2006 Sektor Industri 2010
Listrik Listrik
Gas Gas 12,4%
13.1%
19.6% 20,4%
BBM
27,8%
Batubara
22.5% Batubara Biofuel
BBM 34,9% 3,1%
43.8%
LPG
LPG 1,4%
1.1%
Gas
Panas Bumi 8.3%
5.3%
BBM
2.7%
Biofuel
Hydro
0.8%
9.6%
Batubara Panas Bumi
46.2% Hydro 6.8%
7.8%
GLOBAL WARMING
&
DAMPAKNYA
EKOSISTEM GLOBAL TERANCAM
Energi yang
masuk
Energi yang Energi yang
dipantulkan keluar
Energi yang
terperangkap
karena GRK
Indonesia
Gas Rumah Kaca
Pembakaran Bahan Bakar
Carbon CO2
Lahan Pertanian
Bakteri anerobic CH4
Refrigerator CFCs
Secara normal bahwa alam kita mengandung gas rumah kaca
seperti N20, CH4 and CO2. Peningkatan gas rumah kaca terjadi
oleh karena aktivitas manusia di bumi (jumlah penduduk, ekonomi,
i n d u s t r i d a n e n e r g i )
Laju Deforestasi dan
Pemanasan Global
• Indonesia dengan luas hutan ketiga terbesar setelah
Brazil dan Zaire yaitu kawasan hutan yang mencapai
luasan sebesar 140,4 juta Ha maka diharapkan
Indonesia sebagai salah satu paru-paru bumi.
• Laju deforestasi hutan tropis di Indonesia
pada saat ini mencapai 1,1 juta Ha tiap
tahun. Deforestasi pada hutan tropis ini
menyumbang 20% peningkatan CO2 di
atmosfer bumi.
Intensitas Emisi CO2 Untuk Berbagai
Sumber Energi
CO2 Emission from Fossil Energy Consumption
120 Pembangkit Listrik Industri
Juta Ton Rumah Tangga & Komersial Transportasi
100 Lainnya
80
60
40
20
0
990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 000 001 002 003 004
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2
others
gas
oil
coal World War Ⅱ
Conc.ppm
Industrial revolution
Global Warming is Concern
Temperature increase of Globe Surface
0.8
0.4
0.0
-0.4
(measured by thermometer)
-0.8
1860 1880 1900 1920 1940 1960 1980 2000
From IPCC report 2001
Kenaikan Temperatur Permukaan Bumi
Global Warming
Inter correlated
Climate Change
Small Island submerged
A
Increasing Rainfall Floods, Landslides,
C Cultivation Schedule Change
T
Increasing Precipitation Drought, Food Security
Monas
Tanjung Priok
Soekarno-Hatta
Airport
Impact of
Temperature Rise
ANTISIPASI GLOBAL WARMING
DARI BATUBARA
DENGAN
PROGRAM
PENCAIRAN/penggasan
BATUBARA dengan energi nuklir
KEBIJAKAN PEMANFAATAN
BATUBARA NASIONAL
PROGRAM AKSI PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF
GASIFIKASI
SUMBER
BAHAN BAKAR PADAT
ENERGI LAIN
KOMPRESI BB BRIKET
• BATUBARA
• NABATI PENGERINGAN BIOMASSA
B. Teknis
1. Sumber daya batubara cukup besar, yaitu 61,3 milyar ton. Cadangan sebesar 19,3 milyar
ton. 60% (11,58 milyar ton) termasuk batubara peringkat rendah (lignite)
2. Teknologi sudah tersedia (Teknologi BCL)
3. Telah dilakukan Pre Feasibility Study oleh Pemerintah RI dan Jepang dengan hasil
memuaskan
Tenaga Air,
3.11%
Minyak Bumi,
51.66%
Batubara, 15.34%
Batubara, 34.6%
Hasil Penelitian
BPPT, TekMira & NEDO
Harga US$/bbl
Kapasitas
No Mulia Berau Banko
Produksi
(Kalsel) (Kaltim) (Sumsel)
1. Menko Perekonomian Mengkoordinasikan percepatan pelaksanaan penyediaan dan pemanfaatan batubara yang
dicairkan sebagai Bahan Bakar Lain.
4. Menteri Negara BUMN a. Mendorong BUMN bidang pertambangan batubara untuk mendukung
penyediaan bahan baku batubara yang dicairkan;
b. Mendorong BUMN bidang energi untuk meningkatkan pemanfaatan batubara
yang dicairkan sebagai Bahan Bakar Lain.
5. Menteri Perhubungan Mendorong peningkatan pemanfaatan batubara yang dicairkan sebagai Bahan
Bakar Lain di sektor transportasi.
6. Menteri Perindustrian Meningkatkan pengembangan produksi dalam negeri peralatan pengolahan bahan
baku batubara yang dicairkan dan mendorong pengusaha untuk mengembangkan
industri pencairan batubara.
7. Menteri Dalam Negeri Mengkoordinasikan pemerintah daerah dan jajarannya dalam pelaksanaan
kebijakan peningkatan penyediaan dan pemanfaatan batubara yang dicairkan
sebagai Bahan Bakar Lain.
8. Menteri Negara Risat dan Teknologi Mengembangkan teknologi, memberikan saran aplikasi pemanfaatan teknologi
pengolahan bahan baku dan pemanfaatan batubara yang dicairkan sebagai Bahan
Bakar Lain.
10. Bupati / Walikota a. Melaksanakan kebijakan untuk meningkatkan penyediaan batubara sebagai
bahan baku batubara yang dicairkan di daerahnya sesuai dengan
kewenangannya;
b. Melaksanakan sosialisasi pemanfaatan batubara yang dicairkan sebagai Bahan
Bakar Lain di daerahnya;
c. Melaporkan pelaksanaan instruksi ini kepada Gubernur.
SK Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
No. : Kep-11/M.Ekon/03/2007
Tugas Tim Koordinasi Energi Alternatif :
Implementation Body
Engineering Design Konstruksi
Tim Teknis
MoU Konsorsium
HoA untuk FS
PENCAPAIAN PROGRAM PENCAIRAN BATUBARA
2002:
Pre-feasibility study untuk pembangunan pabrik pencairan batubara skala komersil
di 3 lokasi (US$ 29/bbl), 1 ton batubara menghasilkan 1,8 bbl minyak
2006:
- Seminar Nasional (13 Juni)
- Roundtable Meeting I (1 agustus)& II (1 september) dan Ministerial Meeting.
Disepakati, pembangunan semikomersial 13.500 barel perhari segera
dilaksanakan
- Kesepakatan bersama antara DESDM dengan METI dalam percepatan
pembangunan pabrik pencairan batubara (Nov 28, 2006)
2007:
- Pembentukan Tim Teknis (SK MESDM No. 1640/K/73/MEM/2007): untuk
mendukung pembangunan pencairan batubara skala komersial
- “Business Dialogue on Coal Liquefaction”(22 mei): pembentukan konsorsium/
working group untuk mempercepat pembangunan pabrik pencairan skala
semikomersil kapasitas of 13.500 barel perhari berteknologi BCL
Anggota Working Group 11 perusahaan swasta: PT. Adaro Indonesia, PT.
Ilthabi Bara Utama, PT. Berau Indonesia, PT. Rekayasa Industri, PT.
Tambang Batubara Bukit Asam, PT. Bumi Resources, PT. DH. Power, PT.
PERTAMINA, PT. Jorong Barutama Greston, PT. Bayan Resources dan
AES Asia & Middle East.
Sekretaris General Working Group adalah Kaz Tanaka dari DH. Power.
PENCAPAIAN …(2007 LANJUTAN)