Anda di halaman 1dari 59

PENGARUH INDUSTRI

BATUBARA TERHADAP GLOBAL


WARMING DAN
ANTISIPASINYA

PROF. IR. YOHANNES SARDJONO, APU

DIREKTUR PUSAT STUDI ENERGI DAN LINGKUNGAN – STTL


PENELITI UTAMA BIDANG ENERGI DAN LINGKUNGAN – PTAPB - BATAN
email:gbianugerah@yahoo.com
Hp:081-5687-2588
Daftar Isi:
GLOBAL SUMBER ENERGI & BATUBARA
GLOBAL WARMING & DAMPAKNYA
ANTISIPASI GLOBAL WARMING DARI
BATUBARA – pencairan/penggasan
batubara dengan energi nuklir
KESIMPULAN
SUMBER ENERGI &BATUBARA
GLOBAL
Permintaan yang melonjak di
Cina, India, Amerika dan OECD
Pasokan yang penuh tantangan
Global “Peak Oil”
Hubungan Kebutuhan Energi &
Pertumbuhan Ekonomi
Jumlah penduduk dunia saat ini
adalah 6.5 milyard dan diproyeksikan
pada tahun 2050 mencapai 9.1
milyard.
Lebih dari seperempat penduduk
dunia hidup tanpa listrik.
Pertumbuhan ekonomi membawa
bertambahnya permintaan energi
Proyeksi Jumlah Penduduk Dunia
China’s upsurge in oil demand- India’s demand warming up – linked to growth in their
economies
• 2008 – 2010, Global oil production
predicted to reach its peak.

2008 ASPO 2004, Oil and Gas Liquids.


Konsumsi Global Energi Primer
Cadangan Terbukti Untuk Berbagai
Sumber Energi
CADANGAN ENERGI NASIONAL
(JANUARI 2006)
ENERGI FOSIL
SUMBER R/P
(TIDAK CADANGAN PRODUKSI (YEARS)
DAYA
TERBARUKAN)
MINYAK BUMI 86.9 billion bbl 9.1 387 million bbl 23
GAS BUMI 384.7 TSCF 185.8 2.95 TSCF 62
CBM (Gas Metan-B) 400 TSCF - - -
BATU BARA 57.8 billion Ton 19,3 132 Million Ton 146

ENERGI SUMBER KAPASITAS


DALAM MW UTILISASI
TERBARUKAN DAYA TERPASANG
AIR 845 Million BOE 75,670 MW 6,851,000 MWh 4,200 MW

GEOTHERMAL 219 Million BOE 27,000 MW 2,593,500 MWh 807 MW


MIKRO HIDRO 458.75 MW 458.75 MW 54 MW
BIOMASS 49,810 MW 302.4 MW
MATAHARI 4.8 kWh/m2/day 5 MW
ANGIN 9,287 MW 0.5 MW
URANIUM 24.112 Tons* 3 GW

*) Kalan , Kalimantan Barat


KONDISI PENYEDIAAN DAN
PEMANFAATAN
BAHAN BAKAR SAAT INI
• Penyediaan
– Total cadangan minyak mulai menurun dari 9,82 milyar barrel pada tahun 1999 menjadi 8,68
milyar barrel tahun 2006
– Lebih dari 90% dari jumlah lapangan minyak berproduksi sudah tua (mature). Dari 29
lapangan-lapangan eksisting terbesar (yang menghasilkan 70% total produksi nasional),
mengalami laju penurunan produksi sebesar 10%-30% (rata-rata 16%) per tahun dalam 10
tahun terakhir.
– Potensi sumber daya gas bumi sebesar 334,5 trilyun kaki kubik.
– Total cadangan gas naik 26% dari 134,53 TCF tahun 1999 menjadi 169,35 TCF tahun 2006,
dimana sekitar 30% merupakan cadangan yang masih sulit dikembangkan (a.l. Natuna).
– Produksi gas bumi dalam sepuluh tahun terakhir rata-rata lebih dari 8 BSCFD.
– Kapasitas kilang dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri, sehingga
masih membutuhkan impor BBM untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
– Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi masih terbatas
– Cadangan Operasional BBM terbatas
• Permintaan
– Pertumbuhan permintaan bahan bakar terus meningkat
– Harga BBM yang masih disubsidi
– Penggunaan BBM masih sangat dominan di berbagai sektor
Produksi BBM dalam negeri dalam kiloliter
2000 2001 2002 2003 2004 2005

Avgas 0 8,239 5,217 11,504 5,127 5,376

Avtur 1,342,152 1,370,560 1,497,835 1,701,873 1,783,203 1,699,082

Bensin 88 11,232,513 11,630,820 11,303,688 11,062,128 11,437,908 11,291,069

Minyak Tanah 9,205,551 9,220,711 9,000,800 9,310,418 9,034,375 8,541,573

Minyak Solar 15,248,497 15,252,708 15,031,205 15,026,889 15,684,520 15,046,627


Minyak Diesel 1,294,326 1,448,321 1,336,880 1,239,424 1,622,170 1,360,843

Minyak Bakar 5,164,562 5,578,856 5,946,553 15,386,55 4,922,976 4,412,583


Super TT 52,766 83,016 76,472 0 0 0

Premix-94 358,133 396,105 333,660 0 0 0

BB-2L 98,276 69,572 0 0 0 0

Pertamax Plus 0 0 0 78,842 48,199 68,662

Pertamax 0 0 0 416,694 482,916 270,261


TOTAL 43,996,175 45,058,907 44,532,311 44,234,286 45,021,395 42,696,076
Konsumsi BBM dalam negeri dalam kiloliter

Tahun Transportasi Industri Listrik Rumah TOTAL


Tangga
Vol % Vol % Vol % Vol %

2000 26,700,906 47.5 12,147,262 21.6 5,008,292 8.9 12,409,142 22.1 56,265,602

2001 28,442,031 48.8 12,610,242 21.6 5,037,918 8.6 12,242,482 21.0 58,332,673

2002 28,836,717 48.7 12,259,498 20.7 6,548,939 11.0 11,622,937 19.6 59,268,091

2003 29,486,409 48.9 11,197,083 18.6 7,852,355 13.0 11,704,403 19.4 60,240,250

2004 32,571,546 50.4 13,494,758 20.9 6,796,916 10.5 11,787,354 18.2 64,650,250

2005 32,639,977 50.4 11,795,661 18.2 9,003,661 13.9 11,294,676 17.4 64,733,337
750

650
PERANAN MINYAK DAN
550
GAS BUMI DALAM APBN
450
Triliun Rupiah

350

250

150

50

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006


(50)

Penerimaan Dalam Negeri Subsidi BBM PPh PNBP Migas PNBP Lainnya
ENERGI (FINAL) INDONESIA 2006 dan 2010
Sektor Rumah Tangga dan Komersial 2006 Sektor Rumah Tangga dan Komersial 2010
BBM
Batubara (Briket) 28.1%
BBM 0.1%
Batubara (Briket)
53.1% Biofuel (Biooil) BBG (Tabung) 1.2%
0.0% 1.5% Biofuel (Biooil)
BBG (Pipa) 3.7%
6.4%

Listrik LPG
36.1% 19.0%
BBG (Tabung)
0.0%
Listrik
LPG 40.1%
BBG (Pipa) 10.6%
0.1%

Sektor Transportasi 2006 Sektor Transportasi 2010


Biofuel (Bio- Biofuel (Bio-Oil) Biofuel (Bio- Biofuel (Bio-
Diesel) 0.0% BBG (Pipa) Biofuel (Bio- Etanol) Diesel)
0.0% 0.0% Etanol) 7.6% 0.4% Biofuel (Bio-Oil)
0.0% 1.9%
Listrik Listrik
0.0% 0.0%
BBG (Pipa)
1.4%
BBM (Minyak
BBM (Minyak Solar)
Solar) 42.3%
45.9%
BBM (Premium)
54.0%

BBM (Premium)
46.5%
ENERGI (FINAL) INDONESIA 2006 dan 2010 (Lanjutan)
Sektor Industri 2006 Sektor Industri 2010
Listrik Listrik
Gas Gas 12,4%
13.1%
19.6% 20,4%

BBM
27,8%

Batubara
22.5% Batubara Biofuel
BBM 34,9% 3,1%
43.8%
LPG
LPG 1,4%
1.1%

Sektor Pembangkit Listrik 2006 Sektor Pembangkit Listrik 2010


BBM
Gas
23.7%
14.3%

Biofuel Batubara Batubara-Hybrid


Batubara-Hybrid
0.9% 71.4% 2.2%
0.0%

Gas
Panas Bumi 8.3%
5.3%
BBM
2.7%
Biofuel
Hydro
0.8%
9.6%
Batubara Panas Bumi
46.2% Hydro 6.8%
7.8%
GLOBAL WARMING
&
DAMPAKNYA
EKOSISTEM GLOBAL TERANCAM

Energi yang
masuk
Energi yang Energi yang
dipantulkan keluar

Energi yang
terperangkap
karena GRK

Peningkatan Konsentrasi PEMANASAN


Gas Rumah Kaca (GRK) GLOBAL

Indonesia
Gas Rumah Kaca
Pembakaran Bahan Bakar
Carbon CO2

Lahan Pertanian
Bakteri anerobic CH4

Bahan Bakar Fosil NO2

Refrigerator CFCs
Secara normal bahwa alam kita mengandung gas rumah kaca
seperti N20, CH4 and CO2. Peningkatan gas rumah kaca terjadi
oleh karena aktivitas manusia di bumi (jumlah penduduk, ekonomi,
i n d u s t r i d a n e n e r g i )
Laju Deforestasi dan
Pemanasan Global
• Indonesia dengan luas hutan ketiga terbesar setelah
Brazil dan Zaire yaitu kawasan hutan yang mencapai
luasan sebesar 140,4 juta Ha maka diharapkan
Indonesia sebagai salah satu paru-paru bumi.
• Laju deforestasi hutan tropis di Indonesia
pada saat ini mencapai 1,1 juta Ha tiap
tahun. Deforestasi pada hutan tropis ini
menyumbang 20% peningkatan CO2 di
atmosfer bumi.
Intensitas Emisi CO2 Untuk Berbagai
Sumber Energi
CO2 Emission from Fossil Energy Consumption
120 Pembangkit Listrik Industri
Juta Ton Rumah Tangga & Komersial Transportasi
100 Lainnya

80

60

40

20

0
990 991 992 993 994 995 996 997 998 999 000 001 002 003 004
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2

• In 2004, Energy sector contributed roughly 280.31 Mt CO2 (Pusat


Informasi Energi, 2005), or around 80% of the total national emission
of CO2
• The total national emission of CO2 from all sectors increases
accordingly in correlation with the increase of fossil energy
consumption and population growth. The industry sector is the highest
contributor of CO2 emission.
CO2(GHG) Concentration and
Emission Rate Increasing

others
gas
oil
coal World War Ⅱ
Conc.ppm

Industrial revolution
Global Warming is Concern
Temperature increase of Globe Surface
0.8

0.4

0.0

-0.4

(measured by thermometer)
-0.8
1860 1880 1900 1920 1940 1960 1980 2000
From IPCC report 2001
Kenaikan Temperatur Permukaan Bumi
Global Warming

Inter correlated

Climate Change
Small Island submerged

Sea Level Rise Sea Water Intrusion

I Sea Temperature Rise Decreasing of Fish Production


M
P Air Temperature Rise Disease (Malaria, Dengue)

A
Increasing Rainfall Floods, Landslides,
C Cultivation Schedule Change
T
Increasing Precipitation Drought, Food Security

Increasing Tropical Typhoon Transportation

Water & Food Security


Jakarta 2050

Monas

Tanjung Priok

Soekarno-Hatta
Airport

Impact of
Temperature Rise
ANTISIPASI GLOBAL WARMING
DARI BATUBARA
DENGAN
PROGRAM
PENCAIRAN/penggasan
BATUBARA dengan energi nuklir
KEBIJAKAN PEMANFAATAN
BATUBARA NASIONAL
PROGRAM AKSI PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF

KELOMPOK KERJA PENCAIRAN BATUBARA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN


BALITBANG ESDM
LATAR BELAKANG
Kondisi energi nasional saat ini

Minyak bumi Batubara


Cadangan kecil
Kebutuhan meningkat versus Sumber daya banyak
Teknologi telah tersedia
Harga minyak dunia mahal
Pemanfaatan belum optimal

Batubara dapat menjadi (salah satu)


energi pengganti BBM,
a.l. melalui pencairan batubara
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 31/10/07
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

TAKSONOMI BAHAN BAKAR (BB)

SUMBER DAYA PROSES/PENGOLAHAN JENIS/BENTUK AKHIR BB

BAHAN BAKAR CAIR


MINYAK BUMI KILANG BBM BBH (Hybrid)
Gasoline
Diesel
Kerosene • BIOGASOLINE
Minyak Bakar • BIODIESEL
Minyak Diesel
Avgas
Avtur
KILANG BIO Bahan Bakar Lain
BBM SINTETIS

GAS METAN B BAHAN BAKAR GAS


(CBM) KILANG
 LPG
KOMPRESI  GAS KOTA
GAS BUMI
 CNG
LIKUIFAKSI
 GAS SINTETIS

GASIFIKASI

SUMBER
BAHAN BAKAR PADAT
ENERGI LAIN
KOMPRESI BB BRIKET
• BATUBARA
• NABATI PENGERINGAN BIOMASSA

Utamakan Keselamatan “Safety First” 19 © DJ MIGAS 2007


LATAR BELAKANG
A. Regulasi

• Peraturan Presiden No.5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional


• Instruksi Presiden No.2 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Batubara
yang Dicairkan sebagai Bahan Bakar Lain,
• Surat Keputusan Menko Perekonomian No: Kep-11/M.Ekon/03/2007 tentang
Tim Koordinasi Program Aksi Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Alternatif
• Surat Keputusan Deputi III Menko Perekonomian selaku Ketua Tim Koordinasi
Program Aksi Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Alternatif

B. Teknis

1. Sumber daya batubara cukup besar, yaitu 61,3 milyar ton. Cadangan sebesar 19,3 milyar
ton. 60% (11,58 milyar ton) termasuk batubara peringkat rendah (lignite)
2. Teknologi sudah tersedia (Teknologi BCL)
3. Telah dilakukan Pre Feasibility Study oleh Pemerintah RI dan Jepang dengan hasil
memuaskan

Perlu percepatan pembangunan


Pabrik Pencairan Batubara
Energi (Primer) Mix Saat Ini

Tenaga Air,
3.11%

SASARAN ENERGI MIX Panas Bumi,


1.32%
Gas Bumi,
NASIONAL 2025 28.57%

Minyak Bumi,
51.66%

Batubara, 15.34%

Energi Mix Tahun 2025


(Skenario BaU)
Energi Mix Tahun 2025
PLTA, 1.9%
(Sesuai Perpres No.
PLTMH, 0.1%
Minyak Bumi, 5/2006)
Panas Bumi, 20%
1.1%
Gas Bumi, 20.6%
Bahan Bakar Nabati
Gas Bumi, 30% (Biofuel), 5%

EBT, 17% Panas Bumi, 5%

Minyak Bumi, Biomasa, Nuklir, Air,


41.7% Surya, Angin, 5%
OPTIMALISASI
Batubara yang
PENGELOLAAN Dicairkan (Coal
ENERGI Batubara , 33%
Liquefaction), 2%

Batubara, 34.6%
Hasil Penelitian
BPPT, TekMira & NEDO

Harga US$/bbl
Kapasitas
No Mulia Berau Banko
Produksi
(Kalsel) (Kaltim) (Sumsel)

1 6,000 t/d 29.1 25.8 33.3

2 12,000 t/d 26.1 23.3 29.3


Hasil Penelitian
BPPT, TekMira & NEDO
1 Kapasitas produksi 12.000 ton/ hari

BBM Crude Sintetic Oil yang 55.000 barel/hari


2
dihasilkan
3 Total investasi US$ 2,4 Milyar

4 Harga produksi US$ 30/barel

5 Asumsi harga BBM US$ 60/barel

6 Selisih harga sebesar US$ 30/barel


7 Besar keuntungan = US$ 30/bbl
= US$ 1,65 juta/hari
= US$ 42,9 juta/bulan
= US$ 514,8 juta/tahun
8 BEP 5 tahun
TARGET PEMERINTAH
DALAM PENCAIRAN BATUBARA DAPAT
MENGURANGI SUBSIDI BBM SEBESAR 2% PER
TAHUN
ITEM SATUAN BBM BCL
Harga Jual Rp / Liter 4 500 4 500

Harga Rp / Liter 5 500 2 200


Ekonomi
Pemakaian Juta Kilo 68,6 -
2005 **) Liter
Subsitusi 2% Juta Kilo 1,4 1,4
Liter
Keuntungan Triliun Rp - 1,3 3,2
Per Tahun*)
*) Asumsi 1 US$ = Rp 9 500,- dan Harga Crude US$ 60 per Barrel
**) Sumber : Statistik Minyak dan Gas 2005 , Dep.ESDM, 2006
DAMPAK PROYEK
PENCAIRAN BATUBARA
TERHADAP MAKRO
EKONOMI
• Menjamin suplai BBM bagi proses produksi
dan penghematan devisa negara.
• Menekan pengeluaran subsidi BBM
• Sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi.
• Menciptakan lapangan kerja baru. (satu
plant memerlukan ± 850 pekerja)
TINDAK LANJUT
• Jaminan pasokan bahan baku (Batubara
Kalori Rendah);
• Kebijakan harga;
INPRES NO. 2/2006
Penugasan Sektoral
NO. INSTANSI LINGKUP TUGAS

1. Menko Perekonomian Mengkoordinasikan percepatan pelaksanaan penyediaan dan pemanfaatan batubara yang
dicairkan sebagai Bahan Bakar Lain.

2. Menteri Energi dan Sumber


Daya Minereal a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan penyediaan dan pemanfaatan batubara yang
dicairkan
sebagai Bahan Bakar Lain, yang antara lain memuat jaminan ketersediaan batubara yang
dicairkan serta jaminan kelancaran dan pemerataan distribusinya;
b. Menetapkan paket kebijakan insentif dan tarif bagi pengembangan batubara yang dicairkan
sebagai Bahan Bakar Lain dengan berkoordinasi dengan instansi terkait;
c. Menetapkan standar dan mutu Bahan Bakar Lain yang berasal dari batubara yang dicairkan;
d. Menjamin ketersediaan pasokan batubara sebagai bahan baku batubara yang dicairkan;
e. Menetapkan sistem dan prosedur untuk pengujian mutu Bahan Bakar Lain yang berasal dari
batubara yang dicairkan;
f. Menetapkan tata niaga batubara yang dicairkan sebagai Bahan Bakar Lain ke dalam sistem
tata
niaga Bahan Bakar Minyak;
g. Melaksanakan sosialisasi penggunaan batubara yang dicairkan sebagai Bahan Bakar Lain;
h. Mendorong pelaku usaha di bidang pertambangan batubara
untuk
menyediakan bahan baku batubara yang dicairkan
3. Menteri Keuangan Mengkaji peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dalam rangka
pemberian insentif dan keringanan fiskal untuk penyediaan dan pemanfaatan
batubara yang dicairkan sebagai Bahan Bakar Lain.

4. Menteri Negara BUMN a. Mendorong BUMN bidang pertambangan batubara untuk mendukung
penyediaan bahan baku batubara yang dicairkan;
b. Mendorong BUMN bidang energi untuk meningkatkan pemanfaatan batubara
yang dicairkan sebagai Bahan Bakar Lain.

5. Menteri Perhubungan Mendorong peningkatan pemanfaatan batubara yang dicairkan sebagai Bahan
Bakar Lain di sektor transportasi.

6. Menteri Perindustrian Meningkatkan pengembangan produksi dalam negeri peralatan pengolahan bahan
baku batubara yang dicairkan dan mendorong pengusaha untuk mengembangkan
industri pencairan batubara.

7. Menteri Dalam Negeri Mengkoordinasikan pemerintah daerah dan jajarannya dalam pelaksanaan
kebijakan peningkatan penyediaan dan pemanfaatan batubara yang dicairkan
sebagai Bahan Bakar Lain.
8. Menteri Negara Risat dan Teknologi Mengembangkan teknologi, memberikan saran aplikasi pemanfaatan teknologi
pengolahan bahan baku dan pemanfaatan batubara yang dicairkan sebagai Bahan
Bakar Lain.

9. Gubernur a. Melaksanakan kebijakan untuk meningkatkan penyediaan batubara sebagai


bahan baku batubara yang dicairkan di daerahnya sesuai dengan
kewenangannya;
b. Melaksanakan sosialisasi pemanfaatan batubara yang dicairkan sebagai Bahan
Bakar Lain di daerahnya;
c. Melaporkan pelaksanaan instruksi ini kepada Menteri Dalam Negeri.

10. Bupati / Walikota a. Melaksanakan kebijakan untuk meningkatkan penyediaan batubara sebagai
bahan baku batubara yang dicairkan di daerahnya sesuai dengan
kewenangannya;
b. Melaksanakan sosialisasi pemanfaatan batubara yang dicairkan sebagai Bahan
Bakar Lain di daerahnya;
c. Melaporkan pelaksanaan instruksi ini kepada Gubernur.
SK Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
No. : Kep-11/M.Ekon/03/2007
Tugas Tim Koordinasi Energi Alternatif :

1. Menyusun dan merumuskan kebijakan yang tepat, guna mendorong


sumber-sumber pertumbuhan energi alternatif;

2. Memberikan arahan dan masukan dalam perumusan kebijakan nasional


di bidang energi alternatif;

3. Melakukan langkah-langkah yang konkrit untuk mempercepat


penyediaan dan pemanfaatan energi alternatif melalui koordinasi dan
sinkronisasi penyusunan dan pelaksanaan penajaman kebijakan
penyediaan energi alternatif;

4. Meningkatkan koordinasi dengan seluruh instansi pemerintah


pusat/daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah,
dunia usaha, lembaga profesional, serta masyarakat dalam penyediaan
dan pemanfaatan energi alternatif;

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pengarah.


SK Deputi III Menko Perekonomian
No. : /D.III.M.EKON/03/2007
Tugas Tim Teknis Energi Alternatif :

1. Melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi program aksi


penyediaan dan pemanfaatan energi alternatif;

2. Menyiapkan kebutuhan Tim Koordinasi Program Aksi penyediaan


dan Pemanfaatan Energi Alternatif;

3. Menyiapkan keperluan administrasi Tim Koordinasi Program Aksi


penyediaan dan Pemanfaatan Energi Alternatif.
2005 2010 2015 2020 2025
2009 2013
13,500BD Semi-Commercial Plant 27,000 BD 1st Commercial Plant
Brown Coal (Investment: $1.3billion) (Total Investment:$2.1 billion)
Liquefaction 2014
2017

(BCL) Additional13,500 BD Plant


(Investment: $0.8billion) 2018
Process 2022

27,000 BD Commercial Plant


X 6 units(Investment: $9.6 billion)

Total Synthetic Oil 13,500 BD 27,000 BD 189,000 BD

Total Coal Demand 2.5million 5million 35million ton/year


Share of Synthetic Oil 0.74% 1.27% 7,59%
MILESTONE KONSTRUKSI PROTOTYPE
PENCAIRAN BATUBARA 13.500 BBL/HARI
Kajian Regulasi
Seminar Financing (kelayakan
RTM 1&2 pinjaman) etc. Produksi

2006 2007 2008-2012 2009 2013

Implementation Body
Engineering Design Konstruksi

Tim Teknis
MoU Konsorsium
HoA untuk FS
PENCAPAIAN PROGRAM PENCAIRAN BATUBARA
 2002:
Pre-feasibility study untuk pembangunan pabrik pencairan batubara skala komersil
di 3 lokasi (US$ 29/bbl), 1 ton batubara menghasilkan 1,8 bbl minyak
 2006:
- Seminar Nasional (13 Juni)
- Roundtable Meeting I (1 agustus)& II (1 september) dan Ministerial Meeting.
Disepakati, pembangunan semikomersial 13.500 barel perhari segera
dilaksanakan
 - Kesepakatan bersama antara DESDM dengan METI dalam percepatan
pembangunan pabrik pencairan batubara (Nov 28, 2006)
 2007:
- Pembentukan Tim Teknis (SK MESDM No. 1640/K/73/MEM/2007): untuk
mendukung pembangunan pencairan batubara skala komersial
 - “Business Dialogue on Coal Liquefaction”(22 mei): pembentukan konsorsium/
working group untuk mempercepat pembangunan pabrik pencairan skala
semikomersil kapasitas of 13.500 barel perhari berteknologi BCL
Anggota Working Group 11 perusahaan swasta: PT. Adaro Indonesia, PT.
Ilthabi Bara Utama, PT. Berau Indonesia, PT. Rekayasa Industri, PT.
Tambang Batubara Bukit Asam, PT. Bumi Resources, PT. DH. Power, PT.
PERTAMINA, PT. Jorong Barutama Greston, PT. Bayan Resources dan
AES Asia & Middle East.
Sekretaris General Working Group adalah Kaz Tanaka dari DH. Power.
PENCAPAIAN …(2007 LANJUTAN)

 Pertemuan antara anggota working group yang kedua telah


dilaksanakan di Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral Jakarta (Juli 13, 2007).
 Pada pertemuan tersebut telah disepakati bahwa lokasi
pembangunan pabrik pencairan batubara semikomersial
13.500 barel perhari akan dilaksanakan di mulut tambang
batubara EcoCoal. PT. Bumi Resources, berdasarkan hasil
Pre-FS, bahwa batubara EcoCoal relatif lebih cocok baik
secara ekonomi maupun secara teknik sebagai bahan baku
pencairan batubara pencairan batubara.
 Feasibility Study pencairan batubara semikomersial akan
diperbaharui yang akan dilakukan oleh Working Group
didanai oleh JBIC
PENCAPAIAN …(2007 LANJUTAN)

TELAH DITANDATANGANI A HEADS OF AGREEMENT


ANTARA BALITBANG ESDM, PT. BUMI RESOURCES,
KOBELCO, SOJITZ CORPORATION DAN JBIC, DALAM
KERJASAMA PEMBUATAN FEASIBILITY STUDY
PENCAIRAN BATUBARA KOMERSIAL PLANT DI SATUI,
KALIMANTAN SELATAN (20 AGUSTUS 2007)

PERTEMUAN WORKING GROUP III PADA TANGGAL 21


AGUSTUS DI PT. D.H POWER JAKARTA,
MENDISKUSIKAN TENTANG PENJELASAN SKEMA
PEMBIAYAAN PENCAIRAN BATUBARA OLEH JBIC
KEGIATAN PROGRAM AKSI PENCAIRAN
BATUBARA
• KAJIAN AMDAL PROCESS SUPPORTING UNIT (PSU)
DI PALIMANAN DAN PENYIAPAN SARANA DAN
PRASARANA UNTUK PSU

• KAJIAN TATA NIAGA PENGUSAHAAN PENCAIRAN


BATUBARA SKALA KOMERSIAL

• KAJIAN PENCADANGAN BATUBARA PERINGKAT


RENDAH

• ROADSHOW PENCAIRAN BATUBARA 5 PROPINSI


RENCANA PROG.. (LANJT)
PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROCESS
SUPPORTING UNIT (PSU) (2009), HIBAH DARI JEPANG

PEMBANGUNAN PENCAIRAN BATUBARA


SEMIKOMERSIL KAPASITAS 13,500 BAREL PERHARI
MULAI 2009, DAN BEROPERASI 2013

PENCAIRAN BATUBARA SKALA KOMERSIL KAPASITAS


27.000 BAREL /HARI DIRENCANAKAN AKAN DIBANGUN
PADA TAHUN 2017
Gasifikasi Batubara
Pencairan Batubara
PLTN PENGGANTI PANAS BATUBARA
KESIMPULAN:
 BATUBARA POTENSI PENGGANTI
BBM TERBESAR.
 PRODUKSI MINYAK MENURUN & GAS
TERBATAS
 BATUBARA PENYUMBANG EMISI
TERBESAR UNTUK SETIAP KWH
DARIPADA MINYAK DAN GAS
 PERLU PENURUNAN EMISI CO2
BATUBARA DENGAN PENCAIRAN-
PENGGASAN BATUBARA DENGAN
ENERGI NUKLIR (zero emission
release)

Anda mungkin juga menyukai