Anda di halaman 1dari 42

KELAINAN

DEFEKASI
Oleh : Rudi Hariyono M.Kep.
KONSTIPASI

Konstipasi (sembelit) adalah keadaan/


kondisi seseorang kesulitan untuk buang
air besar dikarenakan terjadi
pengerasan pada feses.
Penyebab
 Diet yang tidak tepat
 Kurangnya asupan cairan,
 Kurangnya aktivitas,
 Beberapa obat contoh: opiat
Tanda – tanda sembelit
(McWilliams, 2010)
 Gerakan feses yang jarang (kurang dari setiap
3 hari),
 Kesulitan buang air,
 Mengejan berlebihan,
 Ketidakmampuan untuk buang air besar,
 Feses keras.
PATOFISIOLOGI
motilitas usus
melambat

massa feses

tidak terlindungi air diabsorpsi >>

dinding usus

air yang terkandung<<

Nyeri BAB
Menurut Bristol Stool
Form Guidelines,2006
Separate hard lumps like nuts
(difficult to pass)

Sausage shaped but lumpy

Like a sausage but with cracks on


surface
Menurut Bristol Stool
Form Guidelines,2006
Like a sausage or snake, smooth
and soft

Soft blobs with clear-cut edges


(passed easily)

Fluffy pieces with ragged edges,


a mushy stool

Watery, no solid pieces (entirely


liquid)
Valsava manuever
 Berbahaya bagi pasien pasca pembedahan
 Perut

 Ginekologi

 Operasi dubur
 Riwayat penyakit jantung

 Glaukoma (tek. intraokuler >>)

 PTIK
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Laksatif
1. Bulk laxative: psyllium, plantago ovata,
methyl cellulose
2. Osmotic laxative:
1. saline laxative: magnesium hidroksida, sodium
fosfat
2. disakarida yang tak diserap: laktulosa
3. sugar alcohol: sorbitol, manitol
4. polyethylen glycol(PEG)
TERAPI FARMAKOLOGI

1. Stimulant laxative: bisacodyl (misalnya:


DulColaX®), castor oil, sodiumpicosulfat,
stool softener(dioctyl
sodium,sulfosuccinate).
2. Rektal enema/suppositoria: bisacodyl
(misalnya: DulColaX®), fosfat enema)
3. Lubiproston (specific CIC-2 chloride
channel activator)
TERAPI NON FARMAKOLOGI
1. Edukasi mengenai konstipasi
2. Meningkatkan konsumsi makanan berserat dan minum air yang cukup
(minimal 30-50 cc/kgBB/hari untuk orang dewasa sehat dengan aktivitas
normal)
3. Mengkonsumsi probiotik (strain Bifidobacterium sp. seperti Bifidobacterium
animalis lactis DN-173 010, misalnya aCtIVIa
4. Meningkatkan aktivitas fisik
5. Mengatur kebiasaan defekasi :
 Menghindari mengejan
 Membiasakan buang air besar setelah makan (melatih refleks post-prandial
bowel movement) atau waktu yang dianggap sesuai dan cukup.
 Menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi
IMPAKSI FEKAL
PENGERTIAN

Impaksi Kumpulan feses yang mengeras, mengendap di


dalam rektum yang tidak dapat di keluarkan
akibat konstipasi yang tidak diatasi.

Impaksi Fekal Merupakan massa feses yang keras di lipatan


rektum yang diakibatkan oleh retensi dan
akumulasi material feses yang
berkepanjangan. Biasanya disebabkan oleh
konstipasi, intake cairan yang kurang, kurang
aktivitas, diet rendah serat dan kelemahan
tonus otot
EPIDEMIOLOGI

Impaksi fekal merupakan keluhan saluran cerna


terbanyak pada usia lanjut. Terjadi peningkatan
dengan bertambahnya usia dan 30-40 % orang
di atas 65 tahun mengeluhkan impaksi fekal
ETIOLOGI
Impaksi fekal sebagai
akibat dari penumpukan sensasi saraf,

tidak sempurnanya pengosongan usus,

atau kegagalan dalam menanggapi sinyal untuk

defekasi.
penurunan motilitas,

kurang aktivitas,

penurunan kekuatan dan tonus otot


Faktor - Faktor Risiko Impaksi
Fekal Pada Usia Lanjut

Obat-obatan Kausa psikologik

Penyakit-penyakit
Kondisi neurologik
saluran cerna

Gangguan metabolik
INKONTINENSIA
ALVI
DEFINISI INKONTINENSIA
ALVI
Menurut Price (2012) Inkontinensia feses (alvi)
adalah ketidakmampuan untuk mengontrol
buang air besar, menyebabkan tinja (feses)
bocor, tak terduga dari dubur
ETIOLOGI

1. Sembelit

2. Penggunaan pencahar yang berlebihan

3. Gangguan saraf seperti dimensia dan stroke

4. Diare

5. Neuropati diabetik

6. Kerusakan sfingter rektum


Menurut Price (2012) penyebab
inkontinensia feses dapat dibagi menjadi
4 kelompok yaitu:

1. Inkontinensia feses akibat konstipasi

2. Inkontinensia feses simtomatik

3. Inkontinensia feses neurogenik

4. Inkontinensia feses karena hilangnya


reflek anal
PATOFISIOLOGI
Inkontinensia feses Akibat Konstipasi

Konstipasi lama sumbatan(impaksi) dari


masa feses yang keras

Masa feses yang tidak dapat keluar ini akan


menyumbat lumen bawah dari anus

menyebabkan perubahan dari besarnya sudut


ano rektal.
Kemampuan sensor TURUN dan tidak
dapat membedakan antara flatus, cairan
atau feses

Akibatnya feses yang cair akan merebes


keluar.
Inkontinensia Feses Simtomatis

 merupakan penampilan klinis dari macam-


macam kelainan patologis yang dapat
menyebabkan diare
 Keadaan ini mungkin dipermudah dengan
adanya perubahan berkaitan dengan :
- bertambahnya usia dari proses kontrol
yang rumit pada fungsi sfingter terhadap
feses yang cair
- dan gangguan pada saluran anus
bagian atas dalam membedakan flatus dan
feses yang cair.
Beberapa penyebab diare yang
mengakibatkan inkontinensia feses
simtomatik ini anatara lain :
1. Gastroenteritis

2. Diverticulitis

3. colitis ulseratif

4. karsinoma kolon/rectum
Inkontinensia feses Neurogenik

 terjadi akibat gangguan fungsi


menghambat dari korteks serebri saat
terjadi regangan/distensi rektum
 Sehingga sulit untuk menahan BAB ,
terutama pada lansia dan penderita
penyakit2 serebrovaskuler
Inkontinensia Feses Akibat Hilangnya Refleks
Anal

 Inkontinensia feses terjadi akibat hilangnya


refleks anal, disertai kelemahan otot-otot
seran lintang.

unit-unit yang berfungsi motorik pada otot-


otot daerah sfingter dan purbo rektal
menurun

hilangnya refleksi anal,berkurangnya sensasi


pada anus & menurunnya tonus anus

INKONTINENSIA FESES
GEJALA KLINIS
Menurut Sudoyo (2014) gambaran klinis
Inkontinensia alvi tampak dalam 2
keadaan yaitu :

1. Feses yang cair atau belum terbentuk


dan sering keluar merembes.
2. Keluarnya feses yang sudah terbentuk
sekali atau dua kali di pakaian atau di
tempat tidur.
TATALAKSANA
Tujuan : untuk mengembalikan
kontinensia dan untuk memperbaiki
kualitas hidup

Upaya-upaya suportif :
 menghindari makanan yang iritatif

 membiasakan buang air besar pada


waktu tertentu
 memperbaiki higiene kulit
 olahraga teratur
 modifikasi diet
 dan melakukan perubahan gaya hidup
dapat bermanfaat dalam
penatalaksanaan inkontinensia fekal
DIARE
World Health pada tahun 2013, setiap
Organization tahunnya ada sekitar 1,7
(WHO) miliar kasus diare
dengan angka kematian
760.000 anak dibawah
5 tahun.

Di Indonesia dari 2.812 pasien


gastroenteritis atau diare penyebab
infeksi terbanyak adalah Vibrio cholera,
Shigella spp, Salmonella spp, V.
Paraheomoliticus, Salmonella typi,
Campylobacter Jejuni, dan Salmonella
paratyphi A.
DEFINISI

Diare adalah buang air besar (defekasi)


dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), Diare
merupakan buang air besar encer lebih
dari 3 kali per hari.
Faktor penyebab diare adalah:

•Faktor infeksi
Infeksi Infeksi bakteri : vibrio, ecoly, salmonella shigella,
Internal capylabactor, versinia aoromonas dan sebagainya.

Infeksi virus : entero virus ( v.echo, coxsachia,


poliomyelitis)
Infeksi parasit : cacing ( ascaris, tricuris, oxyuris,
srongyloidis, protozoa, jamur).
Faktor malabsorbsi:
Malabsorbsi karbohidrat

Malabsorbsi lemak

Malabsorbsi protein

Faktor makanan : Makanan basi, beracun dan


alergi terhadap makanan.

Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas (jarang


tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
Berdasarkan lama waktu
Berdasarkan mekanisme
patofisiologik

Osmotik
Peningkatan osmolaritas
intraluminar

Sekretorik
Peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
Berdasarkan derajatnya

Diare tanpa dehidrasi

Diare dengan dehidrasi ringan-sedang

Diare dengan dehidrasi berat


• Balita tetap aktif, Dehidrasi
• Memiliki • Lesu/lunglai,
ringan/Sedang tidak sadar
keinginan untuk
minum seperti • Gelisah atau • Mata cekung
biasa rewel • Malas minum
• Mata tidak • Mata cekung
cekung • Turgor kembali
• Turgor kembali • Ingin minum sangat lambat ≥
segera terus/rasa haus 2 detik
Tanpa meningkat
Dehidrasi • Turgor kembali Dehidrasi
lambat Berat
Manifestasi Klinis

 Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi


semakin sering
 Muntah (umumnya tidak lama)
 Demam (mungkin ada, mungkin tidak)
 Anak menjadi cengeng, sering menangis dan gelisah
 Kram abdomen, tenesmus
 Membrane mukosa kering
 Fontanel cekung (bayi)
 Berat badan menurun
 Malaise
Flatulence
 Udara/gas didalam saluran pencernaan (flatus)
 Penyebab :
1. Adanya bakteri pada Chyme
2. Udara yang bergerak lambat
3. Udara yang berdifusi dari pembuluh darah ke usus.(N
= 0,6 ltr gas diabsopsi di kapiler intestinal)
 Dewasa terjadi Flatus di usus besar 7-10 ltr selama
24 jam
 Gas terdiri dari CO2, Methana, Hidrogen, Oksigen
dan Nitrogen. Sebagian gas dikeluarkan dengan
sendawa dan melalui colon.
Hemorroid

 Terjadi pelebaran vena di anus


 Penyebab : Meningkatnya tekanan pada
daerah anus karena konstipasi yang kronik ,
tekanan yang kuat selama BAB, kehamilan dan
obesitas.
 Macam :
1. Internal = terjadi pada anus
2. Ekternal = prolaps melalui anus

Anda mungkin juga menyukai