Anda di halaman 1dari 72

KONSEP VENTILATOR MEKANIK

SISTIM RESPIRASI

MEMENUHI KEBUTUHAN
METABOLISME SEL AKAN O2 DAN
MENGELUARKAN CO2 SEBAGAI SISA
METABOLISME SEL
STRUKTUR ANATOMI
Trakea
CABANG BRONKUS
Bronkus
primer
Bronkus
sekunder

Bronkus
tersier

Zona konduksi
Bronkiolus

Bronkiolus
terminalis

Bronkiolus
Zona respirasi

respiratori

Saccus
alveolii
Pengertian
 Ventilator (mechanical ventilation) adalah alat
yang digunakan untuk membantu pasien yang
mengalami gagal napas.
 Pada prinsipnya ventilator adalah suatu alat yang
bisa menghembuskan gas (dalam hal ini oksigen)
ke dalam paru-paru pasien.
 Ventilator bersifat membantu otot pernapasan
sehingga kerja otot pernapasan diperkuat
Indikasi Ventilasi Mekanik
• Gagal napas (respiratory failure)
– RR > 35 atau < 5 x/m
– SaO2 < 90% atau PaO2 < 60 mmHg (Hipoxemia)
– pCO2 > 55 mmHg (Hipercapnia)
– Penurunan kesadaran (GCS < 8)
– Tidal volume < 5 mL/kg
• Pasca operasi mayor
• Pasca henti jantung

7
FUNGSI PEMASANGAN VENTILATOR

• Memperbaiki oksigenasi
• Membantu eliminasi carbondioksida
• Membantu kerja otot pernafasan

TANPA MERUSAK
PARU
VENTILATO
R

ALA BANTU NAFA


T S

Serangkaian Harus tepat / Menghirup


perangkat sesuai ukuran. OKSIGEN
elektronik Tidak boleh lebih
Membutuhkan atau kurang Mengeluarkan gas
energi / listrik KARBONDIOKSIDA
Membutuhkan
tekanan
udara dan
tekanan
oksigen
Parameter
 Tidal volume (VT): jumlah udara
yang diberikan pada pasien tiap
napas (satuan: mL)

 Respiratory rate/frequency (f):


jumlah napas
(pasien/mesin/keduanya) dalam 1
menit (satuan: napas/menit)

 Minute ventilation (MVE): jumlah


udara yang diberikan pada
pasien dalam 1 menit (satuan:
L/menit). Merupakan hasil
perkalian tidal volume dan
respiratory rate.
MV = Vt x RR
• Bila diketahui: RR = 15 x/min dan Vt 400 mL,
maka MV = 15 x/min x 400 mL = 6000 mL/min = 6 L/min

• Bila diketahui: MV = 6 L/min dan RR = 12 x/m,


maka Vt = 6000 mL/min : 12 x/min = 500 mL
Berapa banyak nafas yang
diberikan ? Kapan Inspirasi berakhir dan
FASE INSPIRASI ekspirasi dimulai?
LIMIT
CYCLE

FASE
Kapan nafas mulai EKSPIRASI
diberikan?
TRIGGER
Cycle
• Cycle: sinyal untuk menghentikan proses
insipirasi (katup inspirasi menutup dan katup
ekspirasi membuka)

– Volume cycled
– Time cycled
– Pressure cycled
– Flow cycled
Fase dalam pernapasan dengan ventilator
PRESSURE
LIMIT VOLUME

CYCLING
TIME
TRIGGER
FLOW
• MESIN PRESSURE
• PASIEN VOLUME
(FLOW
ATAU
PRESSURE PEEP

TIME INSPIRASI TIME EKSPIRASI


 Peak inspiratory pressure (Ppeak): puncak tekanan yang dibutuhkan
saat memberikan volume tidal pada pasien (satuan: cmH2O).

 Plateau pressure (Pplat) : tekanan yang dibutuhkan untuk pengembangan


paru saat inspirasi

 Positive end-expiratory pressure (PEEP): tekanan positif


yang
dipertahankan saat akhir ekspirasi (satuan: cmH2O)
 Inspiratory time:waktu yang diperlukan
memberikan volume tidal (satuan: detik)
 Fraction of inspired oxygen (FiO ):
2

Konsentrasi O2 dalam udara yang diinspirasi,


biasanya antara 0.21 (udara ruang) dan 1.0
(100% O2)
Setting 15

ventilator

VC PC SIMV PS

VC: volume control


PC: pressure control
SIMV: Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation
PS: Pressure Support
Volume Control
• Ventilator mengalirkan udara bila mendapat
trigger dari mesin/pasien, dengan target flow
(volume), inspirasi berakhir bila volume tidal
tercapai
• Klinisi mengatur: frekuensi napas (RR), volume
tidal, Ti, FiO2, PEEP
• Pasien: akan bernapas minimal sesuai dengan
RR yang diatur, setiap napas akan memiliki Vt
yang sama.
Volume Control 17

Volum
Mode e
control

Setting Vt RR FiO2 PEEP

Parameter Pressure
Pressure control
• Ventilator mengalirkan udara bila mendapat
trigger dari mesin/pasien, dengan target tekanan
(pressure), inspirasi berakhir bila waktu inspirasi
(Ti) tercukupi.
• Klinisi mengatur: frekuensi napas (RR), tekanan
inspirasi (Pi), Ti, FiO2, PEEP
• Pasien: akan bernapas minimal sesuai dengan RR
yang diatur, setiap napas akan memiliki Pi yang
sama. Vt akan bervariasi tergantung resistance
dan compliance
Pressure Control

Pressure
Mode control

Setting Pi RR FiO2 PEEP

Parameter Volume
Pressure Support
• Semua napas di-trigger oleh pasien
• Aliran udara diberikan dengan target tekanan
• Setiap inspirasi di-akhiri dengan nilai flow
inspirasi (flow cycle-off)
• Vt, Ti, dan RR ditentukan oleh pasien
• Harus diyakinkan bahwa upaya napas
cukup
• Risiko hipoventilasi atau apnea
Pressure Support

Pressure
Mode
Support

Setting Pi FiO2 PEEP

Parameter Volume
Synchronized Intermittent Mandatory Ventilation (SIMV)
• Ventilator mengalirkan udara bila mendapat
trigger dari mesin/pasien seperti pada VC atau PC
• Perbedaan dengan VC atau PC:
– Selain RR, harus ditetapkan pula breath cycle time
– Pasien memiliki kesempatan untuk bernapasan
spontan (dengan atau tanpa PS) di antara mandatory
ventilation
• Pasien: akan bernapas minimal sesuai dengan RR
yang diatur
Synchronized Intermittent Mandatory
23

Ventilation
Mode SIMV

Mandatory
Setting Rate
FiO2 PEEP

Parameter Volume
Penilaian Ventilasi
• Ventilasi: proses keluar masuknya udara dari
atmosfer ke dalam sistem respirasi
– Inspirasi
– Ekspirasi
• Parameter:
– Tidal volume
– Respiration Rate
– Minute volume
Normal = 8-10 mL/kg Normal = 10-20 x/menit

Tidal
volume Respirator
(Vt) y Rate
(RR)
Minute
Ventilatio
Normal = 100 mL/kg/menit
n
(MV)

pCO2
Penilaian Oksigenasi
• pO2
• SpO2
• Parameter
– Fraksi Oksigen
– Positive end-expiratory pressure (PEEP)
Normal = 4-8 mL/kg Normal = 21%

PEEP FiO2
pO2
Pemantauan Ventilasi Mekanik
• Penilaian Ventilasi dan Oksigenasi
• Alarm
• Klinis : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
– Analisis gas darah: pCO2, pO2, SaO2
– Foto toraks: posisi ujung ETT, paru, pleura
• Monitor: RR, SpO2
• Ventilator: tidal volume, respiratory rate (RR),
Pinsp, grafik flow, pressure, volume
Alarm
• Pplateau < 30 cmH2O
• RR < 6 x/m > 30 x/m
• MV < 25 mL/kg > 125 mL/kg
• PEEP < 3 cmH20
Analisis Gas Darah
• pH
• pCO2  ventilasi
• PO2  oksigenasi

HCO3
• BE
• SaO2
Ventilas
i
mekanik

Indikasi Oksigenasi Ventilasi

Parameter
pO2 pCO2
pasien

Paramete FiO2 PEEP


Minute
r
volume
ventilator
Respirator Tidal
Setting y rate volume
Indikasi Weaning
• Penyakit dasar telah diobati dan membaik
• Fungsi respirasi
– RR < 35 x/m
– FiO2 < 0.5, SaO2 > 90%, PEEP <10 cmH2O
– Tidal volume > 5ml/kg
– Minute volume < 10 l/min
• Kardiovaskular stabil
• Cairan dan elektrolit cukup
Proses Weaning
• SIMV
• Pressure support
• Spontaneous breathing trial (SBT)
Setting Dasar Ventilasi Mekanik
• Pressure : P Plateau < 30 mmHg
• Volume : 8 – 10 mL/kg
• Frekuensi : 10 – 16 x/m
• I:E ratio : 1 : 2 (Tinsp 1,0 – 1,5 detik)
• PEEP : 5 cmH2O (4 – 8 cmH2O)
• Trigger : -2 cmH2O
Asuhan Keperawatan Pasien dengan
Ventilator mekanik
Pola pernapasan
Pola Napas Deskripsi
Eupenia Reguler,frekuensi 12 – 20 x/mnt, volume tidal
500 – 800 ml untuk setiap bernapas
Bradypnea Pola napas yang lambat,sekitar 8 x/mnt,
dikarenakan overdosis obat opiate atau
peningkatan TIK
Tachypnea Pola napas yang cepat, > 20 x/mnt,
dikarenakan demam,respon normal karena
latihan,pertanda gangguan
Hyperpnea Peningkatan frekuensi dan kedalaman
pernapasan yang menghasilkan peningkatan
TV dan MV dikarenakan takut,ansietas,
latihan atau asidosis metabolik
Pola Napas Deskripsi
Bi’ots pernapasan dalam dan dangkal
disertai masa apneu dengan
periode yang tidak teratur
disebabkan gagal jantung dan
ginjal,peningkatan TIK
Cheyne-stokes pola pernapasan tak normal yang
ditandai dengan osilasi dari
ventilasi antara apnea dan
hiperapnea
PEMANTAUAN DAN PERAWATAN
RUTIN: VENTILASI MEKANIK
 Selesaikan penilaian pernapasan komprehensif, catat setiap perubahan pada suara
napas
 Pastikan alarm selalu menyala dan terdengar
 Menyediakan metode komunikasi
 Pastikan stabilisasi ETT dan perhatikan ukuran di bibir atau nare
 Pastikan kepala tempat tidur selalu ditinggikan 30 hingga 45 derajat
 Reposisi pasien minimal setiap 2 jam
 Suction sesuai kebutuhan
 Berikan perawatan mulut yang sering
PEMANTAUAN DAN PERAWATAN
RUTIN: VENTILASI MEKANIK
 Dukung ETT sehingga tidak menarik mulut atau hidung pasien
 Kecemasan, ketidaknyamanan, dan nyeri
 Pantau alarm
 Pantau setiap komplikasi
 Pemantauan hemodinamik(jalur arteri, kateter arteri pulmonalis)
 Monitor jantung dan pemantauan tanda vital terus menerus
 Pemantauan saturasi oksigen terus menerus
 Menilai keseimbangan cairan dan edema
PEMANTAUAN DAN PERAWATAN
RUTIN: VENTILASI MEKANIK
 Perawatan mata; pencegahan pengeringan kornea, cedera, dan ulserasi
 Pastikan asupan nutrisi cukup, konsultasikan diet sesuai kebutuhan
 Menilai untuk emfisema subkutan
 Pertahankan kekuatan otot dengan rentang gerak aktif atau pasif (ROM) latihan
setiap 1 hingga 2 jam
 Pantau tren di ABG
KENYAMANAN : MENCIPTAKAN LINGKUNGAN
YANG NYAMAN BAGI PASIEN VENTILASI

 Berika periode tidur tanpa gangguan; tidur sangat penting untuk mempercepat penyembuhan
 Pastikan posisi yang nyaman; seprai halus dan seprai angkat
Alarm ventilator
Peringatan Keamanan Pasien: Alarm
• Pastikan semua alarm aktif — selalu
• Pastikan ETT distabilkan dan diamankan
• Mempertahankan suhu gas yang terinspirasi pada tingkat yang diinginkan (antara 35 dan 37 ° C / 95
dan 98.6 ° F) untuk mencegah cedera termal atau kelembaban yang buruk
• Pastikan peralatan hisap berada di samping tempat tidur pasien dan berfungsi dengan baik
Potensi Penyebab Perawatan yang Disarankan
Peningkatan sekresi paru • Kaji suara paru
• Pengisapan
Pasien menggigit ETT • Blok gigitan
• Menilai tingkat sedasi dan sedasi yang sesuai
Pipa ventilator tertekuk Pastikan tabung tidak tertekuk atau
terjebak di rel tempat tidur
ETT manset herniasi • Kaji tekanan manset
• Ganti ETT
Peningkatan resistensi saluran napas (mis., Obati penyebab yang mendasari
Bronkospasme, batuk,
pneumonia, ARDS, pneumotoraks, edema paru,
atelektasis, memburuknya proses penyakit yang
mendasari)
Pasien / ventilator tidak sinkron • Kaji suara paru
• Menilai untuk rasa sakit
• Sedasi
• Penentuan posisi
• Komunikasi terapeutik
PEMANTAUAN KOMPLIKASI

 Mencegah gangguan lambung


Intervensi yang disarankan :
 Berikan antiemetik dan obat-obatan untuk mencegah

 tukak lambung, seperti yang diperintahkan (misalnya, Ranitidine)

 Masukkan selang nasogastrik yang dipasang ke intermiten rendah


pengisapan
PEMANTAUAN KOMPLIKASI

 Komplikasi terapi oksigen / hipoksemia


Intervensi yang disarankan :
 Batasi paparan oksigen konsentrasi tinggi untuk periode waktu yang
lama sebanyak mungkin
 Amati tanda-tanda hipoksemia (penurunan PO2, penurunan SaO2,
sianosis, gangguan pernapasan)
 Amati tanda-tanda toksisitas oksigen (yaitu, nyeri dada bagian bawah,
batuk kering, gelisah, perubahan rontgen dada: atelektasis, bercak
pneumonia, kesulitan ventilator progresif)
PEMANTAUAN KOMPLIKASI

 Ketidakseimbangan asam basa hiperkapnia / hipokapnia


Intervensi yang disarankan :
 Pantau hasil ABG; amati perubahan pH,PaCO2, HCO3, PaO2.
 Amati tanda-tanda hiperkapnia: hipotensi, disritmia, kebingungan, sakit
kepala, wajah memerah, mengantuk
 Amati tanda-tanda hipokapnia: takikardia, mulut kering, jantung berdebar,
gelisah, banyak keringat, paresthesia di sekitar mulut dan ekstremitas, pusing,
peningkatan iritabilitas otot, kedutan, kejang, koma
PEMANTAUAN KOMPLIKASI
 Kecemasan dan kesusahan
 Intervensi yang disarankan :
 Menilai pasien untuk dukungan ventilator yang memadai
 Berkomunikasi dengan pasien
 Menilai pasien untuk tingkat sedasi dengan skala sedasi yang disetujui
dan berikan sedasi sesuai kebutuhan
 Dokter mungkin mempertimbangkan blokade neuromuskuler
PEMANTAUAN KOMPLIKASI
 Pneumotoraks / ketegangan pneumotoraks (disebabkan oleh volutrauma,
barotrauma)
 Intervensi yang disarankan :
 Inisiasi nutrisi enteral yang aman dalam 24 sampai48 jam masuk ICU
 Pantau adanya gangguan pernapasan, edema paru
 Perhatikan fluktuasi TD
 Perhatikan deviasi trakea ke sisi yang tidak terpengaruh
 Perhatikan perubahan mendadak dan peningkatan berkelanjutan pada tekanan
inspirasi puncak
PEMANTAUAN KOMPLIKASI

 Aspirasi
 Tekanan manset ETT yang tepat
 Naikkan kepala tempat tidur 30 °hingga 45 °
 Berikan antiemetik sesuai kebutuhan
 Setel selang nasogastrik ke hisap intermiten rendah
PEMANTAUAN KOMPLIKASI

 Nekrosis trakea
 Pastikan tekanan manset ETT yang memadai; cukup
rendah untuk mencegah kerusakan trakea tetapi
cukup tinggi untuk mengurangi risiko aspirasi dan
pneumonia
 Pantau tekanan manset dengan oklusi minimal teknik
atau teknik kebocoran minimal
Fisiologi
keseimbangan asam
basa
Pendahuluan

 Asam : melepaskan substansi [H+]


 Basa : menerima substansi [H+]
 pH digunakan untuk menginterpretasi besaran [H+]
 Tingginya [H+] akn menurunkan nilai pH
 pH darah yang normal antara 7,35 – 7,45
 Jika pH > 7,45 alkalosis
 Jika pH < 7,35 asidosis
Sumber dari [H+]

 Formasi Asam karbonat : sumber terbesar dari H+ yang diproduksi dari hasil
metabolism CO2

 Asam inorganic diproduksi selama pemecahan nutrien : diet protein mengandung


banyak asam sulfat dan asam phospat

 Asam organic dihasilkan dari metabolism intermediet : asam laktat dan asam
lemak
CO2 + H2O H+ +
H2CO3
HCO3-
 KOMPENSASI TUBUH :
 Sistem Buffer (H2CO3 ; HCO3-)
 Kompensasi Pernafasan (CO2)
 Kompensasi Ginjal (HCO3-)
Sistem Buffer

1. Asam karbonat : bicarbonate buffer system : sebagai buffer primer cairan


ekstraselular
2. Sistem buffer protein : buffer primer cairan intraselular
3. Sistem buffer Hemoglobin : sangat penting untuk melawan pembentukan asam
karbonat
4. Phosphat buffer system : penting !!!! Di dalam system perkemihan
SISTEM BUFFER PROTEIN
Sistem buffer Hemoglobin
Kompensasi pernafasan

CO2 H+ + HCO3-
 Ketika [H+] meningkat----------> akan meningkatkan kedalaman dan frekuensi pernafasan

 Ketika [H+] menurun ----------> ventilasi pulmonal akan menurun

 Kemoreseptor perifer akan berespon terhadap [H+]

 Kemoreseptor sentral akan berespon terhadap [CO2]


Kemoreseptor
Kompensasi ginjal

 Tergantung pada 3 faktor :


1. Ekskresi H+
2. Ekskresi HCO3-
3. Sekresi ammonia (NH3)
 Ginjal bertugas untuk eliminasi H+ dari turunan protein yang berasal dari asam sulfat,
asam phospat,asam laktat
 Ginjal normalnya ekskresi H+ -----> pH urine adalah 6,0
Interpretasi Analisa
Gas Darah
OLEH : RUDI HARIYONO
Interpretasi analisa gas darah
p Asidosis atau 7,35 – 7,45
H alkalosis
PaCO2 Karbondioksida = 35 – 45
“Asam”
HCO3 Bikarbonat = “Basa” 22 – 26

PaO2 Oksigen = hipoksemia 80 – 100


3 Langkah Interpretasi analisa gas
darah
 Identifikasi Asidosis atau alkalosis (pH)
 Indentifikasi Respiratori atau metabolic ( CO2/HCO3)
 Identifikasi terkompensasi atau tidak terkompensasi
Identifikasi asidosis atau alkalosis

pH< 7,35 Asidosis


pH
pH> 7,45 Alkalosis
Identifikasi respiratori/metabolic
CO2/HCO3
 PaCO2 ----------------------> Respiratorik
 HCO3 -----------------------------------> Metabolik

 Contoh: Jika
 pH = 7,56 (alkalosis) PaCO2 = 28 (respiratorik) HCO3 = 22 (normal)
Kesimpulan alkalosis respiratorik
 pH = 7,25 (asidosis) PaCO2 = 50 (respiratorik) HCO3 = 24 (normal)
Kesimpulan= asidosis respiratorik
Identifikasi Kompensasi
Respiratori
Asidosis Alkalosis

HCO3 >26 <22


(Metabolic)

Metabolik
Asidosis Alkalosis
CO2
(Respiratori
<35 >45
)
Tiga Kriteria Kompensasi

 Jika pH NORMAL, maka interpretasinya TERKOMPENSASI PENUH.


 Jika 3 nilai AGD (pH, PaCO2 dan HCO3) ABNORMAL, maka
TERKOMPENSASI SEBAGIAN.
 Jika PaCO2 ATAU HCO3 normal dan pH ABNORMAL, maka TIDAK
TERKOMPENSASI.
bisa menggunakan cara ini !!!!! CONTOH

• pH- 7,30
• CO2 – 50
• HCO3- 49
ASIDOSIS NORMAL ALKALOSIS
pH
CO2
HCO3

Asidosis Respiratorik terkompensasi


sebagian
bisa menggunakan cara ini !!!!! CONTOH

• pH- 7,51
• CO2 – 30
• HCO3- 20
ASIDOSIS NORMAL ALKALOSIS
pH
CO2
HCO3

Alkalosis Respiratorik terkompensasi


sebagian

Anda mungkin juga menyukai