Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN KIEN

DENGAN ARDS
Oleh Rudi Hariyono
Pokok Bahasan
 Definisi
 Etiologi
 Patofisiologi
 Fase ARDS
 Komplikasi
 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
Definisi
 Acute Lung Injury
 Syndrome inflamasi pada paru akut dengan peningkatan
permeabilitas vaskular, ditandai dengan :
 Billateral diffuse pulmonary infiltrate on chest radiograph
 200 mmHg< PaO2/Fi O2< 300 mmHg,irrespective of the
level of PEEP
 No clinical evidence of elevated left atrial pressure atau
 Pulmonary capillary wedge pressure (PCWP)< 18 mmHg
Acute respiratory distress syndrome
(ARDS)
 Sindrom inflamasi paru akut dengan peningkatan
permeabilitas vascular, ditandai dengan :
 Billateral diffuse pulmonary infiltrate on chest radiograph
 PaO2/Fi O2< 200 mmHg,irrespective of the level of PEEP
 No clinical evidence of elevated left atrial pressure atau
 Pulmonary capillary wedge pressure (PCWP)< 18 mmHg
Etiologi ARDS
Langsung : Tidak langsung :
 Pneumonia
• Inflamasi : sepsis
 Aspirasi cairan
sindrome
lambung
• Multiple trauma
 Kontusio paru

 Near drowning
• Shock :
hypoperfusion
 Trauma inhalasi
• Acute pancreatitis
WOC
Direct lung injury undirected lung injury

Penurunan aliran darah paru

Merangsang platelet teragregasi

Melepaskan serotonin,bradikinin,histamin
Menginflamasi dan merusak membran alveoli
Meningkatkan permeabilitas
kapiler

Cairan pindah ke ruangan


interstetial

Pola Nafas Inefektif Takypnea,dyspnea,takikardi

Protein dan cairan banyak


keluar ke cairan interstetial
Peningkatan tekanan osmotik tekanan interstetial Oedem
paru
Merusak dan menurunkan produksi surfaktan

Kelebihan
Merusak dan menurunkan produksi surfaktan volume
Penumpukan secret cairan
PO2 menurun
Alveoli kolaps
PCO2 meningkat
hypoxemia
• Kerusakkan
pertukaran gas
• Bersihan jalan hypoxemia Asidosis Mental
nafas Metabolik confusion
Fase ARDS
Fase akut (hari 1-6) = tahap eksudatif
 Edema interstitial dan alveolar dengan akumulasi
neutrofil, makrofag, dan sel darah merah
 Kerusakan endotel dan epitel alveolus
 Membran hialin yang menebal di alveoli
Fase sub-akut (hari 7-14) = tahap
fibroproliferatif
 Sebagian edema sudah direabsorpsi
 Proliferasi sel alveolus tipe II sebagai usaha untuk
memperbaiki kerusakan
 Infiltrasi fibroblast dengan deposisi kolagen
Fase kronis (setelah hari ke-14) =
tahap resolusi
 Sel mononuclear dan makrofag banyak
ditemukan di alveoli
 Fibrosis dapat terjadi pada fase ini
Komplikasi
 Barotrauma akibat penggunaan PEEP atau CPAP yang tinggi
 Komplikasi saluran napas atas akibat ventilasi mekanik jangka panjang
seperti edema laring dan stenosis subglotis
 Risiko infesi nosokomial yang meningkat : VAP (Ventilator-Associated
Pneumonia), ISK, flebitis.
 Infeksi nosokomial tersebut terjadi pada 55% kasus ARDS.
 Gagal ginjal terutama pada konteks sepsis
 Multisystem organ failure
 Miopati yang berkaitan dengan blockade neuromuskular jangka panjang
 Tromboemboli vena, perdarahan saluran cerna dan anemia.
Asuhan Keperawatan
 Pengkajian
 Keluhan Utama
 Sesak Nafas
 RPS
 Inhalasi Racun (Rokok,kimia corosive)
 Aspirasi cairan (gastric,tenggelam)
 Shock
 Drug overdosis
 Trauma kepala
Pemeriksaan fisik
 B1 (Breath) : dyspnea,takipnea (RR
meningkat),shallow breath
 B2 (Blood) : Hipotensi,takikardia
 B3 (Brain) : susah berkonsentrasi,penurunan
kesadaran
Diagnosa Keperawatan
 Pola Nafas inefektif b.d penurunan compliance
paru
 Kerusakkan pertukaran gas b.d kolaps alveoli
 Bersihan jalan nafas inefektif b.d penumpukan
sekret sekunder akibat kolaps alveoli
 Kelebihan volume cairan b.d oedema paru
Pola Nafas Inefektif
 Tujuan
 Pola nafas menjadi efektif selama perawatan
 Kriteria Hasil
 Tidak ada tanda distress nafas :
 RR = 12 – 20 x/menit, flaring nostril (-), tracheal tug (-
),retraksi intercoaste (-)
Intervensi Keperawatan
 Posisi semifowler atau slide head up 30 – 45
 Bebaskan jalan nafas dengan posisi kepala ekstensi
 Bantu pernafasan dengan oksigen (intubasi dan
ventilasi jika diperlukan)
 Pertahankan istirahat klien
Kerusakkan pertukaran gas
 Tujuan
 Masalah kerusakkan pertukaran gas teratasi selama masa
perawatan
 Kriteria Hasil
 Sp O2 98 – 100%
 Analisa Gas Darah
 PaO2 : 80 – 100 mmHg
 PaCO2 : 35 – 45 mmHg
 pH : 7,35 – 7,45
Intervensi
 Monitor evaluasi BGA,Pulse oximetry,foto thorax
 Kolaborasi pemberian diuretik (furosemid/lasix)

Anda mungkin juga menyukai