Anda di halaman 1dari 71

ASKEP PASIEN DENGAN

VENTILASI MEKANIK

Fransiska Upa’ S.Kep Ns


Sejarah ventilasi mekanik

 1950’s: wabah
polimielitis, penggunaan
ventilasi mekanik(“iron
lung”) sebagai terapi.
 Awal mula intensive
Care unit untuk
Pernafasan
 Disaat yang sama
kemudian dibuat ICU
untuk pasien n pasca
bedah dan non bedah
Peran Anesthesiogists di ICU
Melakukan intubasi
pada pasien kritis
kemudian ventilasi
secara manual.
Mortaliti polio dari
90% menjadi 40%
Dengan penggunaan
mesin anestesi untuk
ventilasi turun
menjadi 27%.
Early ventilators

4
SISTIM RESPIRASI

MEMENUHI KEBUTUHAN
METABOLISME SEL AKAN O2 DAN
MENGELUARKAN CO2 SEBAGAI SISA
METABOLISME SEL

5
STRUKTUR ANATOMI
Trakea
CABANG BRONKUS
Bronkus
primer
Dari lubang hidung sampai
bronkiolus terminalis disebut Bronkus
area konduksi (penghantar), sekunder
sedangkan dari bronkiolus sampai
alveoli disebut area respirasi Bronkus
(tempat pertukaran gas) tersier

Dari trakea sampai


Zona konduksi
bronkiolus banyak Bronkiolus
mengandung supporting
cartilage (tlg rawan) yg
berfungsi menjaga agar Bronkiolus
jalan nafas tetap terminalis
terbuka
Dari bronkiolus sampai br. Bronkiolus
Zona respirasi

Terminalis lebih banyak respiratori


mengandung otot polos u/
regulasi aliran udara
Saccus
alveolii

6
Proses Respirasi
 Ventilasi: sebagai proses keluar masuknya
udara dari atmosfir ke dalam alveoli atau
sebaiknya dari alveoli menuju atmosfir
 Difusi : sebagai proses pertukaran gas yang
berada di alveoli dengan pembuluh kapiler.
 Perfusi : Menunjukan besarnya aliran darah
kapiler pulmonal yang melewati membran
alveoli.

7
Lanjutan proses respirasi
 Transfortasi : Diangkutnya oksigen yang
sudah di perfusi oleh darah untuk di bawah
menuju sel dan di buangnya karbondioksida
dari sel menuju ke atmosfir (melalui
Alveoli)

8
VENTILASI PARU
INSPIRASI
MEKANISME INSPIRASI

KONTRAKSI DIAFRAGMA & INTERKOSTALIS EKST

VOLUME INTRATORAKS >>

INTRAPLEURAL PRESSURE >> NEGATIF

PARU EKSPANSI (MENGEMBANG)

INTRAPULMONAL PRESSURE >> NEGATIF

UDARA MENGALIR KE DALAM PARU

9
VENTILASI PARU
INSPIRASI EKSPIRASI

KONTRAKSI OTOT INTERKOSTALIS EKSTERNA  RELAKSASI OTOT INTERKOSTALIS EKSTERNA


IGA TERANGKAT  IGA KE POSISI SEMULA

KONTRAKSI DIAFRAGMA DIAFRAGMA RELAKSASI DIAFRAGMA  DIAFRAGMA


BERGERAK INFERIOR BERGERAK KE POSISI SEMULA

INSERT

VOLUME VOLUME
INTRATORAK PRESSURE
PRESSURE

10
KURVA NAFAS SPONTAN
DAN VENTILASI MEKANIK
PEAK PRESSURE

PLATEAU
PRESSURE
PRESSURE

PEEP

(+)
TIME
0
(-) Inspirasi Ekspirasi

11
Ventilator
Pengertian :
- Ventilasi mekanik adalah alat pernapasan
bertekanan positif atau negatif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian
oksigen selama waktu yang lama (Bruner
dan Suddarth, 2001)
- Ventilasi mekanik adalah alat mekanik
dimana klien menerima bantuan ventilasi
untuk mempertahankan ventilasi alveolar
yang adekuat. (Hudak dan Gallo, 2001).
12
Ventilator Mekanik
 suatu alat yang mampu membantu
(sebagian) atau mengambil alih
(seluruh) fungsi pertukaran gas paru
untuk mempertahankan hidup.

13
Ventilasi Mekanik
Invasive/intubated ventilation (IV)
dengan intubasi/trakheostomy

Non-Invasive ventilation
tanpa intubasi
menggunakan facemask atau sungkup
Ventilasi Mekanik

Intubasi ETT Intubasi ventilasi mekanik

Definitif airway
Ventilasi Mekanik
 Ventilasi mekanik
dengan trakeostomi
 Untuk prolong
ventilasi
 Memudahkan
perawatan ventilasi
mekanik
 Memudahkan
penyapihan
Non Invasif Ventilasi Mekanik (NIV)

Face Mask Face Mask


Non Invasif Ventilasi Mekanik (NIV)

Coup Nasal
Ventilator : ventilasi
 Ventilasi = keluar masuknya udara dari atmosfer ke
alveolus
 Ventilator = menghantarkan (delivery) udara/gas
TEKANAN POSITIF ke dalam paru
 Faktor yang diperhatikan :
– Ventilasi semenit/Menit Volume = TV x RR
(frekuensi nafas)
• TV = 6 - 8 cc/kgBB
• RR = 10 - 20 kali/menit ( dewasa )
– Airway Resistance; ETT terlipat (kingking) atau
diameter ETT yang terlalu kecil.

19
Indikasi Pemasangan
 Gangguan Ventilasi Paru :
– Disfungsi otot nafas :
kelelahan otot nafas, kelainan dinding torax,
penyakit neuromusculer (GBS, poliomyelitis,
myastenia)
– Peningkatan tahanan jalan nafas (COPD, severe
astma )
– Gangguan kendali nafas (intoxikasi obat /
overdosis, trauma capitis )

20
Indikasi Pemasangan
 Gangguan Oksigenasi :
– Hipoksia : disebabkan oksigen yang masuk kurang
mis. menghirup CO2 pada kebakaran, pneumoni,
contusio paru
– Stagnan hipoksia : oleh Karena gangguan pada jantung
menyebabkan edema paru : AMI,cardiomyopathy,
hypertensi heart disease.
– Anemia hipoksia : pada perdarahan hebat dimana
belum ada tindakan transfusi.
– Histotoksik hipoksia: disebabkan pemakaian oksigen
yang tinggi pada pasien Shock sepsis.

21
Indikasi Lain
 pemberian sedasi berat / obat pelumpuh otot
 menurunkan kebutuhan oksigen
 mencegah atelektasis
 menurunkan TIK
 anestesia
 Stabilisasi dinding dada

22
Prosedur Pemasangan Ventilasi Mekanik

 Pengkajian : Keadaan umum, data berat


badan atau tinggi badan
 Persiapan alat : Ventilator, tubing dan
humidifier
 Setting ventilator sesuai hasil kolaborasi
 Hubungkan antara ETT dan tubingventilator
 Observasi gerakan dada, keadaan umum dll

23
Langkah Awal
 Oksigenasi dan ventilasi manual dengan
masker
o Oksigenasi
– Jacson Rees/BVM
– Dengan Flow O2 10 – 15 ltr/mnt
o Intubasi dengan cepat dan tepat
- Tekhnik
- Ukuran ETT
- Posisi

Oksigenasi dan ventilasi manual lewat ETT

24
Setting Awal
RESPON
•Klinis
•Laboratorium

Evaluasi

Atur lagi

SaO2 > 90 % PaCO2 35-45bmmHg MODE


PaO2 > 70 %
•Atur minute volume •CMV (V/P)
•Atur FiO2 •Atur Rate •ACV (V/P)
•Atur PEEP •Atur Tidal volume •SIMV
•Atur I : E •PS/VS
•CPAP
25
Kriteria Klinik untuk bantuan ventilasi
mekanik

PARAMETER INDIKASI NORMAL


VENTILASI RANGE
Mekanik (RR) > 35x/m 10-20x/m
TV (cc/kg) <5 5-7
Oksigenasi < 60 dg FiO2 0,6 75-100 (air)
(PaO2- mmHg)
P(A-a DO2) mmHg > 450 25-65(FiO2 1.0)

Ventilasi > 60 35-45


(PaCO2-mmHg)
26
Mode Ventilator
1. Control Volume (CV)
2. Assisted Control Ventilation
(AC/PS:pressure support)
3. SIMV : (Sinchronized Intermitent
Mandatory Ventilator.
4. CPAP : Continous Positive Airway
Pressure

27
CARA KERJA VENTILATOR
 PRINSIP KERJANYA (UTAMA)
1.VOLUME UDARA
2.PRESURE UDARA
3.GABUNGAN VOLUME DAN PRESURE

Dalam rangka penerapan prinsip kerjanya,


Ventilator memiliki Pengaturan tersendiri yang
disebut dengan MODE ventilator dan SETTING
ventilator
MODE VENTILATOR
TARGETNYA:
1. TARGET VOLUME
volume control (vc),controled minute ventilation
(cmv),sincronized intermitten mandatory ventilation (simv)
dll

2. TARGET PRESURE
Tergantung pada besarnya tekanan udara inspirasi /inspirasi
presure limit (IPL)
modenya: presure control,pressure
support,CPAP,BIPAP,ASB,PCV,SPONTAN

3. GABUNGAN
Mode ini tergantung TV,MV dan IPL,karena bersifat
gabungan maka modenya:SIMV-PS,dll
MODE VENTILATOR
BERDASARKAN ASPEK
KETERGANTUNGANNYA

DIBAGI 2 BAGIAN BESAR


1. CONTROL (VC,PC,CMV DLL)
2. ASSIST
(SIMV,PS,CPAP,SPONT,NIV)
MODE VENTILATOR
DITENTUKAN OLEH
 Apakah pasien tampak nyaman (WOB:work of
breathing) tidak meningkat.
 Apakah TV atau MV optimal terpenuhi
 Apakah dengan MODE volume tekanan Inspirasi
Presure (PIP) berada dalam batas aman
 Apakah dengan MODE tekanan TV/MV dapat
dihasilkan dalam jumlah yang adequat dan PIP dalam
batas aman
 Apakah RR dalam batas yang diharapkan
 Apakah SPO2 dan nilai AGD ada perbaikan
 Apakah kebutuhan pasien dapat terpenuhi dengan
ASSIST at CONTROL
VOLUME CONTROL
 RR,TV,MV secara total diberikan kepada
pasien
 Pasien tidak diberi kesempatan untuk nafas
spontan
 Triger di off kan /negatif
 Apabila terjadi Figting beri sedasi+muscle
relaxan
 Hati hati terjadi hipertensi
Yang disetting dalam VC
 TV 6-8 ml/kgBB
 RR 10-20X menit
 PEEP 5-15 Cm H2O,kalau terlalu tinggi
akan terjadi barotrauma
 Triger -3,-2,-1,0
 FIO2 100 %
 LOWER MV<100ml/KgBB
 UPPER MV>100 kgBB
SINCRONIZED INTERMITTEN
MANDATORY VENTILATION
(SIMV)
 Jika VC adalah bantuan PENUH, maka SIMV
adalah bantuan sebagian
 Sifatnya adalah VOLUME, tetapi dapat
dikombinasikan tekanan bantuan atau PS
 MODE hampir sama dengan VC tetapi TRIGER
nya dibuat SENSITIF
 MODE ini memberi kenyamanan kepada pasien
dengan kekuatan INSPIRASI yang melemah
 Yang diSETTING :
TV,MV,RR,TRIGER,IPL,PEEP,FIO2 dan ALARM
batas atas/ bawah dan PRESURE LIMIT
MODE PRESURE SUPPORT
 Jika PC bantuanya PENUH,maka PS adalah
ASISST dengan target TEKANAN
 RR tidak perlu diatur karena pasien sudah bisa
mengatur sendiri
 Yang di SETTING :IPL,TRIGER,PEEP,FIO2,
ALARM batas atas/bawah,MV dan UPPER
Prsure LEVEL
 Jika IPL sudah dapat diturunkan mendekati
6cmH2O dan TV/MV sudah optimal maka
siap2 untuk WEANNING ke MODE CPAP
MODE CPAP
Pasien bernafas SPONTAN,
komplain paru adequat
SETTINGAN hanya PEEP dan
FIO2
Siap2 EKSTUBASI
Komponen Setting Ventilator
 FiO2 : fraksi oksigen  100 % setting awal
 Volume Tidal : 6 – 8 cc/kgBB
 Frekuensi Napas : 10 – 20 x/mnt
 I : E Ratio (Rasio Inspirasi : Ekspirasi) ;
1 : 2, 1 : 1,5
 PEEP : Positive End Exspiracy Pressure,
(3 – 5 cmH2O)  setting awal

37
Pemantauan dan Perawatan
1. Faktor Mekanik
2. Pemasangan Ventilator
3. Pemantauan dan Perawatan Pasien
terventilator.
4. Pengkajian asesmen nyeri pasien tidak
sadar ( BPS : Behavior Pain Scale)

38
Pemantauan Faktor Mekanik
 Kabel sumber tenaga (PLN)
 Tekanan gas sentral
 Humidifier baik dan terisi air
 Perawatan ETT
 Sirkuit : kebocoran, tertekuk
 Water Trapp : penuh air

39
Panel oksigen dan air compressor

40
Setting Ventilator

 Parameter :
• Frekuensi napas
• Volume tidal
• Minute volume
• Peak airway pressure
• Fraksi oksigen
• I : E rasio
• PEEP
• Suhu humidifier

41
Alarms Limits

 Sistem Alarm
– Minute Volume
– Pressure Airway
– Tidal Volume
– Respirasi Rare
– Time Apnea

42
Komplikasi Ventilasi Mekanik
1. Kardiovaskuler : penurunan cardiac
output, disritmia.
2. Gangguan keseimbangan cairan
 Retensi cairan
 Dehidrasi
3. Infeksi : VAP
4. Komplikasi akibat efek pemasangan.
5. Komplikasi Pulmonal

43
Komplikasi Pulmonal
1. Barotrauma
2. Atelektasis
3. Kerusakan trakea
4. Oksigen toxicity
5. Gangguan weaning (penyapihan)
6. Hypercapnia
7. Hypocapnia

44
Komplikasi Pulmonal
 Barotrauma : trauma ok tekanan tinggi
 Volum trauma: trauma ok volume tinggi
 Tanda-tanda :
– Meningkatnya Paw( airway Pressure)
– Penurunan suara paru dan pergerakan dada
– Cyanosis
– Photo thoraks

45
Komplikasi Pulmonal
 Atelektasis
– Kolaps parenkim paru karena sumbatan aliran
udara
– Karena kurangnya periode inflasi yang dalam
 Kerusakan Trakhea
– Tekanan cuff ETT yang berlebihan dan
penurunan suplay darah
– Pencegahan : monitor tekanan cuff dan
mencegah manipulasi terlalu sering.

46
Komplikasi Pulmonal
 Oxygen toxicity
– Disebabkan penggunaan oksigen (FiO2) tinggi
dalam waktu yang lama
– Pencegahan : monitor BGA dan titrasi
penggunaan FiO2 yeng optimal
 Gangguan Penyapihan
– Pada pasien COPD, malnutrisi, gangguan
musculosceletal.
– Pasien menjadi “malas”

47
Komplikasi Pulmonal
 Hypercapnea
 Hypocapnea
– Terjadi karena in adekuat (berlebih atau
kurang) penggunaan ventilasi
– Tindakan : setting frekuensi napas, tidal volume
dan mechanical dead space (leakage)

48
Pemantauan Pasien
– Pemeriksaan fisik
– Alih baring
– X foto thoraks
– Saturasi oksigen
– BGA : Blood Gas Analyze /AGD
– Suction berkala
– Komplikasi

49
Prinsip Perawatan

Prinsip
 Mencukupi kebutuhan oksigen
 Memperbaiki pengeluaran CO2
 Mencegah penyulit

50
ASUHAN KERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
I. Pengkajian persistem
1. Status Respirasi
 Frekwensi,pola dan suara nafas
 Pergerakan dada
 Jalan nafas : type,ukuran dan posisi ETT
 Produksi Sputum
 Tanda-tanda hipoksia
 Parameter pada ventilator
 Foto thorax,AGD,Saturasi oksigen
2. Status Kardiovaskuler
 Parameter hemodinamik
 Frekwensi dan irama jantung
51
3. Status Neurologis
 Tingkat kesadaran
 Reaksi dan besarnya pupil
 Gerakan motorik

4. Status Gastro Intestinal


 Distensi abdomen
 Peristaltik usus
 Absorpsi cairan lambung

52
5. Status Renalis
 Pengeluaran urine

6. Status Psikologis
 Kecemasan
 Rasa takut
 Gelisah
 Mudah marah

7. Status Immunologis
 Tanda-tanda infeksi

53
II. Pengkajian Peralatan
• Berfungsi dengan baik
• Setting ventilator
Pengkajian ventilator
• Jenis ventilator
• Mode ventilator
• Set tidal volume dan minute volume dan RR
• Set FiO2, PEEP
• Adanya air dalam tubing
• Fungsi alarm
• Sistem humidifikasi

54
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


2. Gangguan pertukaran gas
3. Gangguan komunikasi verbal
4. Resiko terjadinya komplikasi infeksi (VAP:
Ventilator Aquarite Pnemonia)
5. Gangguan mobilitas fisik
6. Resiko terjadinya disfungsi respon weaning
ventilator

55
IMPLEMENTASI

Implementasi mencakup kepada :

1) Pertukaran gas yang optimal


2) Penurunan akumulasi sekret
3) Tidak terjadi infeksi
4) Pencapaian mobilisasi yang optimal
5) Penyesuaian terhadap metode komunikasi
6) Mendapatkan tindakan koping yang baik
7) Tidak terjadi komplikasi

56
1. Meningkatkan oksigenasi dan ventilasi
1) Memastikan keteraturan pola nafas
 Berikan penjelasan tujuan penggunaan ventilator
 Monitor respon pasien
 Pertimbangkan untuk merubah setting ventilator
 Gunakan sedasi atau relaksan jika perlu (kolaborasi)

2) Memastikan keteraturan pola nafas


 Periksa AGD dan sesuaikan setting ventilator
 Monitor saturasi oksigen
 Observasi tanda-tanda hipoksia
 Rubah posisi pasien secara berkala
 Atasi rasa nyeri
57
3) Fisioterapi
 Lakukan sesuai kondisi
 Monitor desaturasi saat fisioterapi

4) Pertahankan bantuan oksigenasi dan


ventilasi
 Pastikan ventilator berfungsi dengan baik
 Gunakan Terapi NRM saat lepas ventilator
 Siapkan oksigen portable yang siap pakai

58
2. Mempertahankan patensi jalan nafas
 Suction dilakukan hanya jika perlu
 Menurunkan viskositas sekret : hidrasi dan humidifikasi
yang adekuat, jika perlu obat mukolitik atau nebulizer
 Monitor adanya gejala bronchospasme
 Gunakan bite blok jika diperlukan
 Perhatikan sirkuit ventilator dari kebocoran

59
3. Meningkatkan komunikasi

 Kaji kemampuan komunikasi,


gunakan metode komunikasi yang
tepat ; verbal dan non verbal
 Ulangi pemberian informasi dan
berbicara dengan jelas dan pelan
 Antisipasi kebutuhan –kebutuhan
pasien
 Pastikan kebutuhan-kebutuhan pasien
diberikan setiap waktu
60
4. Mencegah terjadinya komplikasi

 Pertahankan tekanan cuff < 25 mmHg


 Pertahankan posisi ETT
 Gunakan Bite block
 Lakukan Oral hygiene
 Lakukan suction dari mulut atau lebih baik
gunakan clouse suction
 Cegah terjadinya aspirasi
 Ganti tubing ventilator sesuai SOP

61
TIPE SUCTION
OPEN SUCTION SYSTEM

CLOSED SUCTION SYSTEM


UKURAN SUCTION

Tidak lebih dari ½ diameter ETT/TC


(Bersten et al. 2003)

Rumus : No ETT x 3
2
Contoh :
ETT no. 8
8 x 3 = 24/2 =  12 FG suction cath
Prinsip melakukan suction

1. Aseptik 2. Atraumatik 3. Asyanotik


o Alat steril  Kateter masuk tidak kasar  Dilakukan < 15 detik
o Cara steril  Kateter sampai ujung karina  Kateter suction tidak
( standar dan ditarik 1-2 cm menutup total ETT
precaution )  Dikeluarkan dengan cara  Oksigenasi 100 %
memutar sebelum dan sesudah
 Tekanan suction : tindakan suction.
 Bayi : 60-80 mmHg
 Anak2 : 80-100 mmHg
 Dewasa : 100-120 mmHg
 ALAT
UNTUK
ORAL
HYGIENE
5. Mempertahankan mobilitas yang optimal

 Rubah posisi pasien secara periodik 2-4


jam
 Lakukan latihan gerakan ekstremitas
 Kolaborasi obat analgetik

66
6. Menurunkan kecemasan dan psikologi
 Ciptakan suasana yang tenang
 Beri penjelasan setiap akan melakukan prosedur
 Hadirkan keluarga untuk mengurangi kecemasan
 Ajarkan teknik relaksasi
 Beri sedasi jika perlu ( kolaborasi )

67
EVALUASI
Hasil yang diharapkan :
1) Pertukaran gas dan tanda-tanda vital adekuat
2) Ventilasi adekuat dan akumulasi sekret minimal
3) Tidak terjadi infeksi
4) Berperan dalam melakukan mobilisasi
5) Melakukan komunikasi secara efektif
6) Dapat mengatasi masalah :
 Mengemukakan keluhannya
 Berperan dalam mengambil keputusan
 Dapat melakukan relaksasi

68
MOBILISASI

69
ICU
Macam-macam Merk Ventolator

71

Anda mungkin juga menyukai