Anda di halaman 1dari 77

ARSITEKTUR

LINGKUNGAN

Sabrina Alifia Zahra

142017014
1. ORIENTASI BANGUNAN
A. Adaptif terhadap pola edar
matahari
Memposisikan bangunan dengan fasad
terpendek untuk menghadap langsung ke
matahari sehingga tidak terjadi radiasi
dan panas pada ruangan
Bangunan ini tidak adaptif terhadap arah
edar matahari dikarenakan bangian yang
terkena sinar matahari langsung tidak Respon:
terlalu luas (dalam jangkauan kecil) Bila sisi bangunan terpanjang terpaksa
Menghadap matahari, dapat di respon
Dengan menggunakan plat sunscreen.

NO PERSYARATAN POIN POIN YANG KETERANGA


DITUJU N
A PENGOLAAN TAPAK
1. Orientasi bangunan
a. Adaptif terhadap 1 0
pola edar matahari
B. Adaptif terhadap tapak dan iklim mikro

Matahari tenggelam

Angin berhembus Matahari terbit


PENJELASAN

•Pada bangunan ini, memiliki


Tanah yang flat.
– Adaptif terhadap tapak dan iklim mikro
maksudnya bangunan berorientas pada iklim – Arah angin berhembus dari arah tenggara ke
barat laut
dalam suatu wilayah yang spesifik.
– Sehingga bukaan pada bangunan di
– Iklim mikro di pengaruhi oleh kontur, kecepatan maksimalkan di daerah tenggara dan di barat
angin, kelembaban, dll. laut.
– Bukaan yang banyak juga mempengaruhi
kelembaban suatu ruangan
NO PERSYARATAN POIN POIN YANG KETERANGAN
DITUJU
A PENGOLAAN TAPAK
1. Orientasi bangunan
b. Adaptif terhadap 1 1
tapak dan iklim mikro
RESPON

– Penyesuaian terhadap iklim misalnya pada – Jika di pandang dari sisi material, dapat
jendela terdapat plat sunscreen dan kaca menambahkan cat tahan cuaca. Agar dapat
riben utk upaya pencegahan cahaya matahari menyesuaikan terhadap iklim
langsung dan hujan angin saat deras
C. Memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami dan
meminimalkan rambatan radiasi matahari – Bangunan diharapkan tetap mendapat cahaya
alami yang maksimal sedangkan ruangan tidak
panas yaitu dengan cara menggunakan kaca
riben agar dapat meminimalkan rambatan
cahaya matahari
– Bangunan juga dapat menggunakan solar
panel untuk memanfaatkan panas matahari
untuk menyimpan energi matahari.
NO PERSYARATAN POIN POIN YANG KETERANGAN
DITUJU
A PENGOLAAN TAPAK
1. Orientasi bangunan

c. Memaksimalkan 2 2
penggunaan
pencahayaan alami dan
meminimalkan rambatan
radiasi matahari
2.Pengolahan Tapak Termasuk
Aksebilitas/Sirkulasi
– A. Penutup atap dan perkerasan memiliki
nilai pantul matahari 0,3.
Semakin tinggi nilai pantul bangunan, ruangan
menjadi tidak panas
– Nilai pantul yaitu persentase antara radiasi sinar
pantul oleh suatu permukaan terhadap radiasi
yang datang atas suatu permukaan.
– Pada bangunan tersebut menggunakan penutup
atap dari genteng dan atap plat beton pada
bagian terasnya.
– Atap genteng merah sebagai penutup atapnya
yang memiliki nilai pantul 0.35 – 0.4 atau 35-40
unit
B. Air hujan yang ditangkap pada area tapak dan bangunan minimal 40%

Januari Februari Maret April Mungkin Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Suhu 30℃ 31℃ 31℃ 32℃ 32℃ 32℃ 31℃ 32℃ 32℃ 32℃ 31℃ 31℃

Curah 171mm 172mm 151mm 131mm 129mm 102mm 101mm 79mm 76mm 90mm 115mm 143mm
hujan

Jumlah 1460 mm

Air hujan yang harus di tangkap


oleh tapak sebesar 40% agar
memenuhi kriteria bangunan hijau.
Selain itu bisa menyerap air hujan
dgn baik serta mencegah
terjadinya kebanjiran.
Luas Lahan : 700m2
Luas bangunan: 300m2
40% dari luas tapak: 280m2

Luas Area Hijau:


700m2 – 300m2= 400m2 (57,1%)

Berdasarkan data di atas, diketahui


bahwa dalam satu tahun, curah hujan
yang turun di Kota Palembang adalah
1460 mm atau 1,46 m.
Curah Hujan Maksimum yang Jatuh Ke
Lahan = 1,46 m x 700 m2 = 1022 m3
Tangkapan Air Hujan
Luas (m3 ) Vol air hujan Persentase air
yang bisa hujan yang bisa
ditangkap (m3 ) ditangkap (%)
1 Tangkapan Taman 300 438 68%
POHON PALEM BUNGAN BUGENVIL

POHON TANJUNG

POHON ANGSANA
c. Nilai jumlah tajuk vegetasi dibanding area tapak minimal 20%

No. Nama Pohon Jumlah Batang Diameter Luas Tajuk Total Luas Persentase Budidaya
Tajuk m’ m2 Tajuk m2 terhadap luas Lokal
tampak (luas tapak
700 m2 )
1 Tajung 5 2 3.14 15,7 2,2 X
2 Angsana 2 3.00 7.07 14,14 2,02 X
3 Palem Botol 25 1.50 1.77 44,25 6,3 X
4 Bogenville 15 2.50 4.91 73,65 10,5 X
TOTAL 21,02

tanjung Palem bugenvil


angsana botol
d. Vegetasi yang digunakan merupakan budidaya lokal sala provinsi minimal 60%

No. Nama Pohon Jumlah Batang Diameter Luas Tajuk Total Luas Persentase Budidaya
Tajuk m’ m2 Tajuk m2 terhadap luas Lokal
tampak (luas tapak
700 m2 )
1 Tajung 8 2 3.14 25,12 3,5 X
2 Angsana 8 3.00 7.07 56,56 8,08 X
3 Palem Botol 15 1.50 1.77 26.55 3,7 X
4 Bogenville 7 2.50 4.91 34,37 4,91 X
Persentase 100% 100%
Budidaya Lokal

Tapak ini banyak didominasi oleh tumbuhan palem dan jati emas plus
yang merupakan budidaya lokal provinsi sumatera selatan
NO PERSYARATAN POIN POIN KETERANGAN
YANG
DITUJU
A PENGOLAAN TAPAK

2. Pengolahan tapak termasuk


aksebilitas/ sirkulasi
a. Penutup atap dan perkerasan 1 1
memiliki nilai pantul matahari
minimal 0,3
b. Air hujan yang ditangkap pada 2 2 Air hujan yang di tangkap oleh
area tapak dan bangunan minimal area tapak lebih dari 40% (68%)
40%

c. Nilai jumlah tajuk vegetasi 3 3 Nilai tajuk vegetasi yang


dibanding area tapak minimal 20% didapat adalah 20,19%

d. Vegetasi yang digunakan 2 2 Tanaman merupakan hasil


merupakan budidaya lokal sala bududidaya lokal
provinsi minimal 60%
3. Pengolahan lahan Terkontaminasi Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (b3)
– Merencanakan pemulihan pada lahan
terkontaminasi bahan berbahaya
– Lahan berada di daerah pemukiman dan jauh
dari pengaruh limbah bahan berbahaya dan
racun
N PERSYARATAN POIN POIN YANG KETERANG
O DITUJU AN
A PENGOLAAN TAPAK
3. Pengolahan lahan
Terkontaminasi
Limbah Bahan
Berbahaya dan
Beracun (b3)
Merencanakan 3 3 Lahan
pemulihan pada bebas dari
lahan terontaminasi limbah
bahan berbahaya berbahaya
4. Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat

Selain di tanam tanaman


peredam kebisingan, juga di
tanam tanaman penyaring debu
seperti palem

Bagian depan di tanami


pepohonan yang dapat meredam
kebisingan. Contohnya tanaman
jati emas plus
e. Direncanakan melakukan penanama pohon peneduh, peredam suara,
penyaring bau, penyaring debu
Spesies peneduh peredam suara Penyaring Bau penyaring debu

Pohon Tajung Ya Ya Ya

Sawo Kecik Ya
Bogenville Ya Ya
Kembang Sepatu Ya

Peace Lily Ya

lidah buaya Ya

Dracaena Reflexa Ya

Lidah Mertua Ya

Bamboo Palm Ya

rosemary Ya
chamomile Ya Ya
NO PERSYARATAN POIN YANG POIN KETERANGAN
DITUJU
A PENGELOLAAN TAPAK

4. Rencana ruang terbuka hijau (private)

Isikan data berikut :

A. Luas Area Hijau 400m²

B. Luas Lahan 700m²

C. Presentase Luas Area Hijau 57,1%

Pilih salah satu :

C. Area hijau >50% 3

D. Dirrencanakan Area Hijau dapat diakses Oleh 1 0


Publik
E. Direncanakan melakukan penanaman pohon
peneduh, peredam suara, penyaring bau,
1 1
penyaring debu
5. Penyediaan Jalur Pejalan Kaki
Pada site ini belum ada fasilitas jalur pejalan kaki, jalur
khusus sepeda serta tempat parkir sepeda. Namun
sudah direncanakan sebelumnya dengan adanya GSB
yang ditujukan untuk pelebaran jalan khususnya untuk
jalur pejalan kaki.

Bangunan ini memenuhi persyaratan


kemudahan terhadap fasilitas dan aksesibiltas
yang nanti nya akan dibuat seperti jalur
pejalan kaki.

Pada site ini belum ada fasilitas pejalan kaki


yang menghubungkan ke fasilitas umum.
Tetapi pada ujung jalan srigunting langsung
menghubungkan ke jalan raya dimana dilewati
oleh transportasi umum.
NO PERSYARATAN POIN YANG POIN KETERANGAN
DITUJU
A PENGOLAAN TAPAK

5. Penyediaan Jalur
Pejalan Kaki
a. Memiliki pedestrian 3 3 Memiliki
dengan arah yang pedestrian
mengakses antara luar
gedung menuju ke teras
gedung atau menerus
dalam satu komplek
gedung.

b. Bangunan gedung 2 2
memenuhi persyaratan
kemudahan terhadap
fasilitas dan aksebilitas
NO PERSYARATAN POIN YANG TUJU POIN KETERANGAN

A PENGOLAAN TAPAK
5. Penyediaan Jalur Pejalan Kaki

c. Memiliki fasilitas pejalan kaki 1 1 Tidak memiliki


yang terhubung atau fasilitas pejalan
menghubungkan fasilitas publik, kaki. Namun site
misal transportasi umum, jembatan dekat dengan jalan
penyebrangan, ruang publik, dan raya yang dilewati
menuju persil/kavling sekitarnya. oleh transportasi
umum
d. Memiliki fasilitas bagi penggina 1 1 Tidak ada fasilitas
sepeda, misal jalur khusus bagi jalur khusus
sepeda, tempat parkir sepeda, dan sepeda maupun
fasilitas shower (shower shower
disarankan pemenuhannya untuk
perkantoran yang mensyaratkan
penghuninya.
6. Pengelolaan Tapak
Basemen
POIN YANG
NO PERSYARATAN POINT KETERANGAN
DITUJU

A PENGELOLAAN TAPAK
6. Pengelolaan Tapak Basemen

Isikan data berikut


Luas tapak gedung utama
(m2)

Luas Lahan (m2)


Nilai Koefisien Dasar
bangunan tanpa basement
Bangunan (A)
mendapat nilai penuh
Luas Basemen (m2)
Luas Lahan (m2)
Nilai Koefisien Tapak
Basemen (B)
Koefisien tapak basemen 2 2
tidak melebihi Koefisien
Dasar Bangunan
7. Penyediaan Lahan Parkir NO PERSYARATAN POINT KETERANGAN
A PENGELOLAAN TAPAK
7. Penyediaan Lahan Parkir
Isikan data berikut
Rencana Luas lahan parkir (m2) 22,5m2
Luas Lahan (m2) 700m2
Nilai Koefisien Tapak Parkir ( C ) -
Nilai Koefisien Dasar Bangunan (A) 60%
Nilai C <30%

Pilih salah satu


a. Gedung direncanakan 3 Lahan parkir kurang dari
memiliki lahan parkir < 30% 30%
dari KDB yang diizinkan
Area b. Gedung direncanakan
parkir memiliki lahan parkir
vertikal (di lantai atas)
c. Gedung direncanakan
memiliki lahan parkir di
basemen maksimal 2 lapis
8. Sistem Pencahayaan Ruang Luar atau
Halaman

POIN YANG
NO PERSYARATAN POIN KETERANGAN
DITUJU

A PENGELOLAAN TAPAK
8. Sistem Pencahayaan Ruang
Luar atau Halaman

Fasilitas penerangan 3 3 Lampu Luar atau Halaman,


direncanakan menggunakan menggunakan sensor agar
saklar otomatis atau sensor dapat menghemat energi
listrik
9. Pembangunan Bangunan Gedung di atas dan/ atau di Bawah Tanah, Air dan/atau
Prasarana/ Sarana Umum
POIN YANG
NO PERSYARATAN POIN KETERANGAN
DITUJU
A PENGELOLAAN TAPAK
9. Pembangunan Bangunan
Gedung di atas dan/ atau di Bawah Tanah, Air
dan/atau Prasarana/ Sarana Umum
a. Memaksimalkan penggunaan pencahayaan 2 2
alami dan penghawaan alami bagi sarana dan
prasarana umum yang ada di bawahnya
b. Menerapkan prinsip 2 2
penghematan energi dan air dengan
mempertimbangkan persyaratan fungsi bangunan Bangunan tidak memiliki persyaratan tersebut
gedung yang ada di bawahnya maka memiliki nilai penuh
c. Menerapkan pengelolaan 2 2
limbah domestik di luar lokasi BG, yang tidak
mencemari lingkungan
TOTAL POIN YANG DI DAPAT 39
B. EFISIENSI
PENGGUNAAN ENERGI
1. Selubung Bangunan
a. Selubung bangunan memiliki nilai akumulasi
OTTV dan RTTV maksimum 35 Watt/m2
1. Selubung Bangunan
b. Nilai perbandingan
selubung bangunan transparan dengan selubung bangunan
masif (Window to Wall Ratio) kurang dari 30%

NO SIDE TOTAL TOTAL AREA WWR


BUKAAN (M2) FASAD (M2) F/E
(F) (E)
1 Utara 6 80 0,075
2 Selatan 9,35 80 0,11
3 Barat 5,75 58 0,09
4 Timur 11,85 58 0,2
TOTAL 32,95 276 0,11

Niai WWR kurang dari 30%, maka poin dapat di klaim


3. Sistem Pengkondisian Udara
b. kW/TR atau COP dari peralatan pengkondisian udara sesuai
dengan standard yang berlaku

Tipe AC yang digunakan:


-Tipe residential
- Single split Merk DAIKIN

Dengan COP diatas 3,7 yaitu 5,7


4. Sistem Pencahayaan
a. Daerah yang mendapatkan cahaya alami memiliki pengelompokan
lampu terpisah dengan daerah yang tidak mendapatkan cahaya alami

V
V
4. Sistem Pencahayaan
c
2) Luas area maksimum 30 m2 untuk satu sakelar untuk satu Letak sakelar
v
macam pekerjaan atau satu kelompok pekerjaan

v
c
c c c

v
c
v v v

v
c
v
c
c
c v c
c v
v
v
v
c

v
c
4. Sistem Pencahayaan
3) Menggunakan sensor/ pengendali pencahayaan dalam fungsi
tertentu

Features Mation Sensor Lampu menyala otomatis saat


mendeteksi orang bergerak dan akan mati secara otomatis
jika tidak ada orang. Super Energy Saving Hemat penggunaan
listrik dengan lampu ini, karena lampu tidak akan menyala saat
tidak digunakan. Light Sensor Lampu ini akan mendetek siang
dan malam. Saat malam hari lampu akan otomatis menyala dan
saat siang akan mati.
Specification : - Batterai AAA x 3 pcs ( tidak termasuk baterai )
- LED : 3pc pure white
-Lumen : 18 lm - Color temperature : 6000K - 6500K
-Ray sensor / nihgt lux < 50 lux
-PIR detection distance / angle : 5m , 120 degree
-Time delay : 10 sec
- Lighting time : 30 days - size : 8 x 8 x 3.2cm, weight :90 gram.
POIN
POIN
NO PERSYARATAN YANG KETERANGAN
ACUAN
DITUJU
B EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI

1. Selubung Bangunan
a. Selubung bangunan memiliki nilai 5 5 menggunakan lampu yang hemat energi
akumulasi hingga 20%.
OTTV dan RTTV maksimum 35
Watt/m2

b. Nilai perbandingan 4 4
selubung bangunan transparan
dengan selubung bangunan masif
(Window to Wall Ratio) kurang dari
30%
c. Penggunaan bahan 3 0 tidak memenuhi persyaratan
selubung bangunan dapat
mendukung efisiensi energi
POIN POIN YANG
NO PERSYARATAN KETERANGAN
ACUAN DITUJU
B EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI

2. Sistem Ventilasi
Pilih salah satu
a. Ventilasi alami dan/atau 4 4
mekanis sesuai dengan standar yang
berlaku
b. Bangunan gedung yang 3
tidak memiliki ventilasi alami, tetap harus
memenuhi kebutuhan udara segar

c. Sistem ventilasi membantu mengurangi 3


beban pendinginan
POIN
POIN
NO PERSYARATAN YANG KETERANGAN
ACUAN
DITUJU
B EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI

3. Sistem Pengkondisian Udara

a. Direncanakan menggunakan AC 2 2 AC menggunakan AC system VRV.


dengan suhu minimal berkisar Persayaratan AC tertuang dalam Spesifikasi
25°C±1°C Teknis Bab II Pekerjaan Tata Udara
atau Kelembaban relatif ruangan Ventilasi Mekanis dan Monitor CO2,
berkisar 60%±10% halaman 42

b. kW/TR atau COP dari peralatan 5 5 Persyaratan AC tertuang dalam Spesifikasi


pengkondisian udara sesuai dengan Teknis Bab II Pekerjaan Tata Udara
standard yang berlaku, Ventilasi Mekanis dan Monitor CO2,
halaman 42
Apabila bangunan gedung yang tidak
merencanakan penggunaan
pengondisian udara, diisi dengan poin
penuh
POIN YANG
NO PERSYARATAN POIN ACUAN KETERANGAN
DITUJU

B EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI

4. Sistem Pencahayaan
a. Daerah yang mendapatkan cahaya alami 4 4 Pengelompokan berdasarkan kuat penerangan
memiliki pengelompokan lampu terpisah dengan pada area yang mendapatkan cahaya alami
daerah yang tidak mendapatkan cahaya alami

b. Dilengkapi dengan dimmer/sensor 2 2


photoelectric

c. Pencahayaan buatan memenuhi seluruh


persyaratan:

1) Daya maksimum lampu sesuai dengan 2 2 Daya maksimum 12 watt/m2 dengan tingkat
peraturan pencahayaan paling rendah 350 lux

2) Luas area maksimum 30 m2 untuk satu 2 2


sakelar untuk satu macam pekerjaan atau satu
kelompok pekerjaan
3) Menggunakan sensor/ 2 2
pengendali pencahayaan dalam fungsi tertentu
POIN
POIN
NO PERSYARATAN YANG KETERANGAN
ACUAN
DITUJU
B EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI

5. Sistem Transportasi dalam


gedung
a. Perhitungan traffic analysis lift 1 1 Transportasi dalam gedung tidak
sesuai standard yang berlaku menggunakan lift

b. Menggunakan sistem 1 1 Bangunan hanya satu lantai. Sehingga


transportasi vertikal yang memiliki fitur mendapatkan nilai penuh
hemat energi
POIN
POIN
NO PERSYARATAN YANG KETERANGAN
ACUAN
DITUJU
B EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI

6. Sistem Kelistrikan
Pilih salah satu
a. Gedung direncanakan 1 1 Gedung memiliki persyaratan tsb
hanya memiliki satu alat ukur kWh
meter
b. Bangunan gedung 2 2 * bangunan dengan kompleksitas rendah
direncanakan memiliki pengelompokan yang memiliki inovasi dalam pengukuran
beban listrik dan masing-masing penggunaan energi, dapat meraih poin
memiliki kWh meter, serta tersedia maksimum
submeter energi listrik untuk sumber
daya utama lebih besar dari 100kVa

c. Dilakukan simulasi sistem 3 0


mekanikal elektrikal bangunan atau
Building Management System (BMS)
TOTAL POIN YANG DIDAPAT
C. Efisiensi Penggunaan
Air
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR
02/PRT/M/2015 TENTANG BANGUNAN
GEDUNG HIJAU
POIN
POIN
NO PERSYARATAN YANG KETERANGAN
ACUAN
DITUJU
C EFISIENSI PENGGUNAAN AIR

1. Sumber Air
a. Air PDAM 1 1 Bangunan menggunakan Air dari sumber
PDAM Tirta Musi
b. Air permukaan yang diolah 3 0 Tidak menggunakan air permukaan yang
di olah.
c. Air hujan yang diolah 3 3 Menampung air hujan dari lantai atap
gedung kedalam bak penampungan air
dari PDAM untuk kebutuhan saniter
gedung.
d. Air daur ulang misal dari wudlu 3 3 Air daur ulang (wudhu) digunakan sebagai
tambahan air PDAM

e. Air kondensasi AC 2 2 Air kondensasi AC dimanfaatkan sebagai


tambahan Air PDAM
POIN POIN YANG
NO PERSYARATAN KETERANGAN
ACUAN DITUJU
C EFISIENSI PENGGUNAAN AIR
2. Pemakaian Air
a. Direncanakan meter air 2 2 Pemasangan meteran air pada setiap system
dipasang di setiap sistem keluaran air PDAM keluaran air
b. Direncanakan meter air 3 0 tidak ada air tanah yang digunakan
dipasang di setiap sistem keluaran air tanah
c. Direncanakan meter dipasang di setiap 3 3
sistem sumber air daur ulang dan lebih dari
10% digunakan
POIN POIN YANG
NO PERSYARATAN KETERANGAN
ACUAN DITUJU
C EFISIENSI PENGGUNAAN AIR
3. Penggunaan Peralatan Saniter
Hemat Air (Water Fixture)
Jumlah Penggunaan
WC flush valve (hemat: 4L/flush)
WC flush tank (hemat: 4L/flush)
Urinal Flash Valve/ peturasan (hemat: 4L/flush)
Keran Wastafel (hemat 9L/menit)
Keran Tembok (hemat 8L/menit)
Shower (hemat 9L/menit)
*diuji dalam tekanan 0,7 bar
Jumlah total fixture hemat air yang digunakan
(1) Jumlah total fixture yang digunakan
(2) Prosentase fixture hemat air
terhadap total fixture air (1:2)
Pilih salah satu
a. Direncanakan gedung 3 3
menggunakan minimal 25%
produk fixture hemat air dari total rencana
pengadaan produk fixture
TOTAL POIN YANG DIDAPAT 17
D. Kualitas Udara
Dalam Ruang
1. Pelarangan Merokok

beberapa ruang berdasarkan zona bangunan yang akan


ditempatkan rambu larangan merokok sebagai berikut :

Lokasi Rambu Larangan Merokok Pada Area Hunian


Publik Ruang Tamu 1 buah
Semi Publik Ruang Keluarga 1 buah
Ruang Makan 1 buah
Bangunan sangat berkomitmen terhadap Privat Kamar Tidur 1 buah
pelarangan merokok. Hal ini akan dilakukan
dengan penempatan rambu peringatan KM/WC 1 buah
larangan merokok serta menyediakan tempat Service Dapur 1 buah
pembuangan dan pematian rokok di pintu
masuk bangunan.
2. Pengendalian CO2 dan CO
menggunakan system Ventilasi yang terhubung dengan sensor CO2
merupakan modul sensor gas yang dapat digunakan untuk
menentukan kadar karbon dioksida yang terdapat pada udara.
Modul ini berbasiskan sensor MG-811 yang mampu melakukan
pendeteksian gas karbon dioksida dengan range 350 - 10000
ppm
Kualitas udara dalam ruangan atau Indoor Air Quality (IAQ)
adalah ukuran untuk kualitas udara di dalam ruangan,
kualitas lingkungan nyaman dalam ruangan dapat membuat
orang merasa segar, efisiensi kerja dan baik untuk
kesehatan. Konsentrasi CO2 adalah faktor penting kualitas
udara dalam ruangan yang baik. Orang bernapas menghirup
oksigen dan mengeluarkan CO2, saat ini orang sering
menutup jendela untuk menghindari kebisingan dan
menikmati kenyamanan hidup dan lingkungan kerja yang
disediakan oleh sistem AC, dimana faktanya bahwa
konsentrasi CO2 dalam ruangan jauh lebih tinggi daripada
rata-rata di luar ruangan . Dengan konsentrasi CO2 tinggi
dan ventilasi yang tidak tepat, orang akan merasa sakit
kepala, kusam, mengantuk, kehilangan konsentrasi dan
sesuai dengan tingkat debu yang tinggi, bahan kimia dan
bakteri di udara.
3. Pengendalian penggunaan bahan pembeku (refrigerant)

JENIS FREON ODP GWP COOLING FLAMMABILITY


INDEX
R220.05 0.05 1810 100 Tidak
R410A 0 2090 92 Tidak
R32 0 675 160 Rendah

Freon R32 ditemukan oleh Daikin Jepang dan digunakan di


produk mereka mulai tahun 2013. Freon R-32 lebih baik dari R-
410A dalam hal potensi pemanasan global, akan tetapi masih
merupakan HFC.

Catatan istilah :
- ODP adalah Ozone Depletion Potential alias Potensi Dari data diatas bisa disimpulkan bahwa Freon R32 lebih ramah
Perusakan Ozone lingkungan karena GWP nya yang lebih rendah dan angka index
- GWP adalah Global Warming Potential alias Potensi pendinginan yang lebih tinggi. Walaupun masih memiliki
Pemanasan Global potensi bisa terbakar (flammable), penelitian membuktikan
- Cooling Index adalah angka index pendinginan bahwa tingkat ini masih rendah dan cenderung aman dipakai.
-Flammability adalah Tingkat mudah terbakar.
POIN POIN YANG
NO PERSYARATAN KETERANGAN
ACUAN DITUJU

D KUALITAS UDARA DALAM RUANG

1. Pelarangan Merokok
a. Komitmen untuk menjadi gedung 2 2
bebas asap rokok

b. Memiliki rambu dan 3 3 Memasang rambu dan peringatan


peringatan larangan merokok di seluruh larangan merokok.
bagian gedung
2. Pengendalian CO2 dan CO
a. Direncanakan memiliki sistem 3 3 menggunakan system Ventilasi yang
ventilasi yang memperhitungkan terhubung dengan sensor CO2
kandungan CO2 dalam ruangan
POIN POIN YANG
NO PERSYARATAN KETERANGAN
ACUAN DITUJU

D KUALITAS UDARA DALAM RUANG

2. Pengendalian CO2 dan CO

b. Ruangan dalam bangunan gedung 3 3 Memiliki alat monitor CO2


yang memiliki resiko akumulasi
konsentrasi CO dan/atau CO2
direncanakan memiliki alat monitor CO
dan/atau CO2

c. Ruangan dalam bangunan gedung 3 3 Sensor CO2 dalam ruangan terhubung


yang memiliki resiko akumulasi dengan Fan Fresh Air, jika terjadi
konsentrasi CO dan/atau CO2 akumulasi CO2 melebihi 1.000 ppm, maka
direncanakan memiliki alarm jika ambang secara otomatis sensor menghidupkan
CO dan/atau CO2 melewati ambang Fan yang akan memasukan Udara Segar
batas ke dalam ruangan
POIN
POIN
NO PERSYARATAN YANG KETERANGAN
ACUAN
DITUJU
D KUALITAS UDARA DALAM RUANG

3. Pengendalian penggunaan bahan


pembeku (refrigerant)

a. Jika bangunan gedung 5 0


direncanakan tidak menggunakan alat
pendingin
b. Pada bangunan gedung yang direncanakan
menggunakan alat pendingin:

1) Direncanakan tidak menggunakan bahan 3 3 AC menggunakan bahan CFC R32


CFC (bahan berbahaya)

2) Direncanakan 2 2
menggunakan alat pendingin dengan nilai
Global Warming Potential (GWP) rendah

TOTAL POIN YANG DIDAPAT 19


E. Material Ramah
Lingkungan
E. MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN
1. Pengendalian Penggunaan Material
Berbahaya

Genteng metal

Menggunakan bahan kayu daur ulang

Menggunakan cat sesuai


ketentuan tidak mengandung zat
pencemar berbahaya
Genteng Metal
produk ramah lingkungan Nippon Paint
(Green Choice Series), yang diformulasikan
Terbuat dari bahan-bahan daur ulang hingga 60% dengan
untuk ramah lingkungan dan aman bagi
teknologi pembuatan
kesehatan, berbahan dasar air, tidak
yang terbuat dari pemanfaatan energi dengan sangat efisien.
mengandung timah dan merkuri, serta
Bahkan genteng yang sudah rusak pun dapat dipakai lagi
kandungan Volatile Organic Compound
sebagai bahan
(VOC) mendekati nol.
dasar untuk membuat genteng yang baru.
VOC adalah bahan kimia berbahaya yang
dapat menguap menjadi gas pada
temperatur ruangan, sehingga
menyebabkan polusi udara dan berbagai
masalah kesehatan.
Solvent Based dan Water Based
Produk Primtop keluaran PT Propan Raya ini terdiri dari 2 jenis,
yaitu Primtop PT-88 dengan pelarut tiner (solvent based) dan
Aqua Primtop APT-90WB dengan pelarut air (water based).
Dilihat dari sisi kualitas dan cara aplikasi, keduanya sama.
Perbedaannya, untuk bahan pelarut air lebih ramah lingkungan
dibanding pelarut tiner karena catnya tidak berbau. Waktu
pengeringannya pun lebih cepat (water based 3-4 jam, solvent
based 6-8 jam).

cat ini banyak diaplikasi di area luar, seperti pagar, carport,


bangku taman, dan masih banyak lagi, cat berpelarut tiner
(solvent based) tetap rekomendasi. Di luar ruangan, bau tiner
dapat cepat hilang jika dibandingkan dengan di dalam ruangan.
Untuk harganya pun, yang solvent based lebih murah
dibanding water based.
POIN
POIN
NO PERSYARATAN YANG KETERANGAN
ACUAN
DITUJU
E MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN

1. Pengendalian Penggunaan Material


Berbahaya

Material Penutup Atap Dominan

a. Penutup atap tidak direncanakan 1 1 Atap Bangunan menggunkan Genten Metal, tidak
menggunakan asbestos menggunakan bahan Asbestos
Material Cat
b. dalam RKS direncanakan 2 2 Menggunakan cat Nippon Paint Green
menggunakan material cat sesuai ketentuan Choice Series dikarenakan rendah akan
tidak mengandung zat pencemar berbahaya kadar VOC

Material Kayu/ Bambu/ Material Terbarukan

c. jika rencana penggunaan 2 2 Tidak menggunakan perekat atau pelapis dengan


kayu/bambu/material zat pencemar berbahaya. Oleh karenanya
terbarukan tidak terdapat perekat dan/atau Mendapat nilai penuh
pelapis dengan zat pencemar berbahaya
POIN POIN YANG
NO PERSYARATAN KETERANGAN
ACUAN DITUJU

E MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN

1. Pengendalian Penggunaan Material


Berbahaya

Material Logam
d. material logam menggunakan pelapis cat 2 2 Tidak menggunakan pelapis cat tahan karat
tahan karat yang tidak mengandung zat yang tidk mengandung zat pencemar
pencemar berbahaya berbahaya sehingga mendapat nilai penuh
2. Penggunaan Material Bersertifikat Ramah Lingkungan
(Eco Labelling)
a. material beton menggunakan pasir b. material beton penggunaan semen terdapat ketentuan rencana
dan kerikil berasal dari sumber lokal, dengan jarak maksimum 1000 menggunakan semen dari pabrik yang menerapkan sistem
km dari lokasi proyek manajemen lingkungan
c. material penutup dinding
terdapat ketentuan harus berasal dari sumber lokal, maksimum 1000
km dari lokasi proyek

NO MATERIAL ASAL
1 PASIR Sungai Musi
2 KERIKIL Kayu Agung
3 SEMEN Baturaja
4 BATU BATA
POIN YANG
NO PERSYARATAN POIN ACUAN KETERANGAN
DITUJU
E MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN
2. Penggunaan Material Bersertifikat Ramah
Lingkungan (Eco Labelling)
Material Struktur-Beton-Pasir dan Kerikil

a. material beton menggunakan pasir 2 2 Menggunakan kerikil dan pasir sumber lokal.
dan kerikil berasal dari sumber lokal, dengan jarak
maksimum 1000 km dari lokasi proyek
b. material beton penggunaan semen terdapat 2 2 Material beton yang digunakan berupa semen
ketentuan rencana menggunakan semen dari dengan merek Semen Baturaja. Semen Baturaja
pabrik yang menerapkan sistem manajemen dihasilkan oleh PT Semen Baturaja yang telah
lingkungan menggunakan Standar Manajemen Lingkungan
ISO 14001:2004 dengan Nomor Sertifikat
081040085
Material Penutup Dinding
c. material penutup dinding 2 2 Dinding menggunakan Batu bata lokal
terdapat ketentuan harus berasal dari sumber lokal,
maksimum 1000 km dari lokasi proyek
POIN POIN YANG
NO PERSYARATAN KETERANGAN
ACUAN DITUJU
E MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN

2. Penggunaan Material Bersertifikat Ramah


Lingkungan (Eco Labelling)

Material Kayu/ Bambu/ Material Terbarukan

d. rencana penggunaan 2 2 Bagian belakang rumah menggunakan kayudaur ulang


kayu/bambu/material terbarukan memiliki ketentuan
legal, dan/atau menggunakan kayu daur ulang
Material Cat
e. dalam RKS direncanakan 2 2 Material cat bangunan mengunakan Cat nippon paint
menggunakan material cat dengan ketentuan memilih
dari pabrik yang menerapkan sistem manajemen
lingkungan.
Material Penutup Atap
f. Penutup atap direncanakan 1 1 Bahan atap menggunakan bahan Metal, bukan
menggunakan material yang ramah lingkungan, Asbestos
yaitu tidak menggunakan asbes dan/atau
memiliki ekolabel
TOTAL POIN YANG DI DAPAT 18
F. Pengolaan Sampah
1. PENERAPAN 3R (REDUSE, REUSE, RECYCLE)
2. PENERAPAN SISTEM PENANGANAN SAMPAH

a. Rencana penyediaan fasilitas pemilahan sampah sesuai b. Rencana membangun TPS di lingkungan bangunan gedung
dengan kelompoknya serta melakukan pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke TPS secara terjadwal

Pembangunan TPS di lingkungan bangunan gedung serta


pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke
TPS secara terjadwal. Bangunan memiliki fasilitas tempat
sampah berupa TPS berkapasitas kecil yang umum digunakan di
lingkungan perumahan. Setiap tiga hari, sebuah mobil
pengangkut sampah mengambil sampah dari TPS untuk dibawa
ke TPA dan semua sampah dapat terangkut dalam sekali kerja.

Menyediakan tempat sampah 3R


LETAK KOTAK SAMPAH

LETAK TPS
POIN POIN YANG
NO PERSYARATAN KETERANGAN
ACUAN DITUJU
F PENGELOLAAN SAMPAH

1. Penerapan Prinsip 3R (reduce, reuse, recycle)

Pengelolaan gedung direncanakan berkomitmen 3 3


untuk melakukan pembelian bahan atau barang yang
tidak mengandung bahan berbahaya, tidak merusak
lingkungan, tidak memerlukan distribusi panjang,
tidak menimbulkan sampah
2. Penerapan Sistem Penanganan Sampah

a. Rencana penyediaan 1 1 Menyediakan tiga macam tempat sampah, organic,


fasilitas pemilahan sampah sesuai dengan anorganik dan B3.
kelompoknya
b. Rencana membangun TPS di lingkungan 1 1 Membuat Bak Sampah sebagai TPS
bangunan gedung serta melakukan pengambilan dan
pemindahan sampah dari sumber sampah ke TPS
secara terjadwal
c. Rencana usaha pengurangan dan 1 1 Mengurangi pemakaian platik dan kertas. Akan
penggunaan kembali kantong plastik dan kertas, menggunakan bahan yang mudah di daur ulang
POIN YANG
NO PERSYARATAN POIN ACUAN KETERANGAN
DITUJU
F PENGELOLAAN SAMPAH
2. Penerapan Sistem Penanganan Sampah

Tambahan poin:
d. Merencanakan fasilitas pengelolaan sampah 2 0 TIDAK DIKLAIM
organik, dan memberi nilai tambah dari sampah
dan/atau fasilitas pemadatan sampah non
organik pada gedung.
3. Penerapan Sistem Pencatatan
Timbulan Sampah
a. Merencanakan pembukuan retribusi sampah 1 1 Membuat Pernyataan kesediaan melaksanakan
bulanan yang disertai dengan adanya catatan kegiatan pembukuan/pencatatan sampah secara
tanggal berkala
pengambilan sampah.
b. Merencanakan pencatatan berat/volume 1 1
timbulan sampah

TOTAL POIN YANG DIDAPAT 8


G. Pengolaan Air
Limbah
Penggunaan pengolahan daur ulang limbah air pada bangunan
rumah tinggal ini menggunakan Stp Biotech, Ipal Biotech atau
Septic Tank Biofil. STP BIOTECH, IPAL BIOTECH adalah instalasi
pengolahan air limbah domestic yang diproduksi oleh PT.
BIOFIVE SEJAHTERA INDONESIA yang sudah teruji kualitasnya
dan kekuatannya, dengan mengusung program go green untuk
indonesia.
2. Daur ulang air yang berasal dari limbah cair (grey water)
Berikut ini merupakan ketentuan yang sedapat mungkin untuk
dilakukan dalam pengelolaannya yaitu tempat cucian dipasang
tidak jauh dari dapur. Bak cucian dipasang saringan, saluran
pralon ke bak kontrol yang jaraknya maksimum 5 m. Bak ini
perlu ditutup dan diberi pegangan agar memudahkan
pengambilan tutup bak. Agar binatang tidak dapat masuk perlu
dibuat besi penghalang.

Dari gambar disamping terlihat kegunaan tempat pengelolaan


limbah, yaitu untuk membuang air cucian dapur dan kamar
mandi serta untuk membuang air kotoran kamar mandi.
Saluran pengolahan limbah ini perlu dibersihkan secara teratur
terutama pada saringan air. Jangan membuan benda-benda
padat seperti : batu kerikil, kertas, kain, plastik dan barang-
barang lainnya, karena akan menyumbat saluran. Limbah air
bekas mandi dan cuci dialirkan ke bak kontrol dan langsung ke
pengelolaan limbah menggunakan Septic Tank Biofil
Grey water adalah cairan limbah rumah tangga
yang berasal dari hasil cuci- mencuci dan hasil
memasak. Limbah ini harus diberlakukan berbeda
dengan limbah yang berasal dari kotoran manusia.
Sehingga limbah grey water tidak boleh di buang di
septitank. Salah satu langkah yang dapat diambil
untuk mencegah semakin banyak air kotor jatuh ke
sungai adalah dengan menanam tanaman yang
bisa menyarap zat pencemar pada selokan. Walau
kesemua tanaman ini mampu menyerap zat
pencemar di dalam air, zat yang mampu diserap
sangat sedikit, sehingga di anggap kurang efisien.
Oleh karena ini mengudakan system pengolahan
limbah yang lebih canggih sangat diperlukan

Cara kerja SPAL


Letak Septic tank biofil
POIN POIN YANG
NO PERSYARATAN KETERANGAN
ACUAN DITUJU

G PENGELOLAAN AIR LIMBAH

1. Penyediaan Fasilitas Pengelolaan * jika kota tidak memiliki jaringan air


Limbah Padat dan Limbah Cair Sebelum limbah, maka mendapatkan poin penuh
Dibuang ke Saluran Pembuangan Kota
a. terhubung dengan 3 3 Kota Palembang belum memiliki Jaringan Air
pelayanan sistem jaringan air limbah Limbah, sehingga mendapatkan nilai penuh
b. menggunakan pengolahan air limbah 3 3

c. hasil olahan memenuhi 3 3 Tidak memenuhi persyaratan sehingga


baku mutu mendapat nilai penuh
POIN POIN YANG
NO PERSYARATAN KETERANGAN
ACUAN DITUJU

G PENGELOLAAN AIR LIMBAH

2. Daur ulang air yang berasal dari


limbah cair (grey water)

a. menggunakan air hasil daur ulang 2 2 Standar Pabrik


yang memenuhi kualitas air bersih dan
air yang dibuang ke saluran kota harus
memenuhi persyaratan
2. Daur ulang air yang berasal dari
limbah cair (grey water)

b. menggunakan air hasil daur ulang 3 3


untuk lebih dari satu fungsi

TOTAL POIN YANG DI DAPAT 14


N PERSYARATAN POIN ACUAN TOTAL POIN YANG
O DIDAPAT
A Pengolaan Tapak 41 39
B Efisiensi Penggunaan Energi 40 35
C Efisiensi Penggunaan Air 25 17
D Kualitas Udara Dalam Ruang 19 19
E Material Ramah Lingkungan 18 18
F Pengolaan Sampah 10 8
G Pengolaan Air Limbah 14 14
TOTAL POIN 167 150
PERSENTASE 89,8%

Anda mungkin juga menyukai