Anda di halaman 1dari 29

Case Report Session

Infark Cerebri
AI RUSMAYANTI
G1 A 2 1 8 06 6
Pembimbing : dr.H. Ali Imran Lubis, Sp. Rad

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU RADIOLOGI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Infark Cerebri ( stroke) adalah penyakit multifaktorial dengan
berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan
penyebab utama kecacatan dan kematian di Negara-negara
berkembang.
Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1000
penduduk.
Menurut Riskesdas tahun 2007, stroke bersama-sama dengan
hipertensi, penyakit jantung iskemik dan penyakit jantung
lainnya, merupakan penyakit tidak menular utama penyebab
kematian di Indonesia.
BAB II
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Ny. Asnawati Binti Abis
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : RT 011 Kel. Penyengat Rendah
Agama : Islam
MRS : 30 Januari 2019
ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Kelemahan anggota gerak sebelah kanan atas atas dan bawah

b. Riwayat perjalanan penyakit


Riwayat penyakit sekarang
Pada awalnya pasien kejang
Riwayat penyakit dahulu
Mengalami serangan stroke sudah tiga kali, lemah pada bagian kanan semenjak ±6 bulan yang lalu
Riwayat penyakit keluarga (-)
Tidak ada keluhan yang serupa
Riwayat sosial ekonomi
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis GCS 13 (E4/V3/M6)

Tanda Vital
Suhu : 36,4oC
Nadi : 86 x/menit
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
RR : 24 x/menit
SpO2 : 94%
Status Generalisata

1. Kulit
 Warna : Sawo matang
 Pigmentasi : Hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-)
 Jaringan parut/ koloid : (-)
 Pertumbuhan rambut : Normal
2. Kepala dan leher
 Kepala : Normochepal, tidak ada trauma maupun memar
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), RC (+/+), Pupil isokor
 Hidung : Epistaksis (-), deviasi septum (-)
 Mulut : Bentuk normal
 Telinga : Bentuk normal, deformitas (-), othorea (-)
 Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
1. Thoraks
Paru
 Pergerakan dada simetris, retraksi dinding dada (-), sikatriks (-)
 Suara nafas vesikuler (+/+) menurun di basal paru, Ronkhi (-/-),Wheezing (-/-)
 Jantung
 BJ1- BJ 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
1. Abdomen
 Bising usus (Normal)
2. Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 detik
Pemeriksaan Kranial
a. Nervus Kranialis
N-I (Olfaktorius) : Sulit dinilai
N-II (Optikus) : Sulit dinilai
N-III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abducens) : Normal
N-V (Trigeminus) : Kedipan mata +/-
N-VII (Fasialis)
Sensorik (indra pengecap) : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Motorik : Muka kanan tertarik
N. VIII (Vestibulocochlearis) : Sulit dinilai
N-IX, X (Glosofaringeus, Vagus) : Sulit dinilai
N-XI (Akesorius) : Sulit dinilai
N-XII (Hipoglosus) : Sulit dinilai
Pemeriksaan Motorik
1. Refleks 2. Kekuatan Otot
0 5
a. Refleks Fisiologis
Ekstremitas Superior Dextra Ekstremitas Superior Sinistra
 Biceps : ++/+++ 0 5
 Triceps : ++/++ Ekstremitas Inferior Dextra Ekstremitas Inferior Sinistra

 Achiles : ++/+++
 Patella : ++/+++
b. Refleks Patologis
 Babinski : +/-
 Oppenheim : -/-
 Chaddock : -/-
 Gordon : -/-
 Scaeffer : -/-
 Hoffman-Trommer : +/-
Pemeriksaan Penunjang
•Hematologi (30 Januari 2019) •Kimia Darah (30 Januari 2019)

Parameter Nilai Normal Hasil Keterangan Parameter Nilai Normal Hasil Keterangan

WBC 4-10 x 109/L 16,27 Meningkat


Faal Ginjal
RBC 3.5-5.5 1012/L 5,3 Normal
Ureum 15-39 mg/dl 22 Normal

HGB 11-16 g/dL 15,4 Normal Kreatinin 0,9-1,3 mg/dl 0,8 Normal

80-100 fl Normal Gula Darah


MCV 84,5
GDS < 200 mg/dl 105 Normal
MCH 27-34 pg 29,1 Normal
Faal Lemak
MCHC 320-360 g/L 344 Normal
Cholestrol <200 mg/dl 211 Meningkat

HCT 35-50% 44,8 Normal Trigliserida <150 mg/dl 90 Normal

PLT 100-300 x 109/L 234 Normal HDL >34 mg/dl 68 Normal

LDL <120 mg/dl 125 Meningkat


•Elektrolit (30 Januari 2019)

Nilai Normal Keterangan


Parameter Hasil

Menurun
Natrium (Na) 135-148 mmol/L 134,81

Normal
Kalium (K) 3.5-5.3 mmol/L 4,75

Normal
Chlorida (Cl) 98-110 mmol/L 103,16

Normal
Calcium (Ca) 1.19-1.23 mmol/L 1,20
Rontgen Thorax
Kesan : Kardiomegali
CT SCAN Kepala
Tampak lesi hypodense di basal ventrikel
lateral kiri

Kesan :

Infark serebri pada ventrikel lateral kiri


Diagnosa Perencanaan Selanjutnya
Terapi dilanjutkan
Diagnosa Klinik : Epilepsi Simtomatik
Pemeriksaan profil lipid
Diagnosa Topis : Lesi Hemisfer Kiri Pemeriksaan faal ginjal (ureum, kreatinin)
Prognosis
Diagnosa Etiologi : Epilepsi Simtomatik ec. Stroke Non Hemoragik
Quo Vitam : Dubia ad bonam
Quo Functionam : Dubia ad malam
Quo Sanactionam : Dubia ad bonam
Penatalaksanaan
Tirah Baring
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 2x10 mg
Inj. Fenitoine 3x10 mg
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Fisiologi
Sistem karotis terutama melayani kedua hemisfer otak, dan sistem vertebrabasilaris
terutama memberi darah bagi batang otak, serebelum dan bagian posterior hemisfer. Aliran
darah di otak (ADO) dipengaruhi terutama 3 faktor. Dua faktor yang paling penting adalah
tekanan untuk memompa darah dari sistem arteri-kapiler ke sistem vena, dan tahanan (perifer)
pembuluh darah otak. Faktor ketiga, adalah faktor darah sendiri yaitu viskositas darah dan
koagulobilitasnya (kemampuan untuk membeku).1 Dari faktor pertama, yang terpenting adalah
tekanan darah sistemik (faktor jantung, darah, pembuluh darah, dll), dan faktor kemampuan
khusus pembuluh darah otak (arteriol) untuk menguncup bila tekanan darah sistemik naik dan
berdilatasi bila tekanan darah sistemik menurun. Daya akomodasi sistem arteriol otak ini disebut
daya otoregulasi pembuluh darah otak (yang berfungsi normal bila tekanan sistolik antara 50-150
mmHg)
STROKE NON HEMORAGIK / STROKE
ISKEMIK
Menurut WHO (World Health Organization) 2005 stroke adalah suatu gangguan fungsional otak
yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata
disebabkan gangguan peredaran darah otak non traumatik.
Etiologi
1. Emboli
2. Trombosis
Faktor Risiko
Pemeriksaan faktor resiko dengan cermat dapat memudahkan seorang dokter untuk
menemukan penyebab terjadinya stroke. Terdapat beberapa faktor resiko stroke non hemoragik,
yakni:
Usia lanjut (resiko meningkat setiap pertambahan dekade)
Hipertensi
Merokok
Penyakit jantung (penyakit jantung koroner, hipertrofi ventrikel kiri, dan fibrilasi atrium kiri)
Hiperkolesterolemia
Riwayat mengalami penyakit serebrovaskuler
Klasifikasi Stroke
Berdasarkan klinis
TIA
Progresif
Complete
Berdasarkan Penyebab
lacunar
trombotik pembuluh besar
embolik
kriptogenik
Pembuluh darah

Trombus/embolus karena plak ateromatosa,

Patofisiologi
fragmen, lemak, udara, bekuan darah

Oklusi

Perfusi jaringan cerebral ↓

Iskemia

Hipoksia

Metabolisme anaerob Aktivitas elektrolit terganggu Nekrotik jaringan otak

Asam laktat ↑ Na & K pump gagal Infark

Na & K influk

Retensi cairan

Oedem serebral

Gg.kesadaran, kejang fokal,


hemiplegia, defek medan penglihatan,
afasia
Diagnosa
Diagnosa Klinik : Epilepsi Simtomatik
Diagnosa Topis : Lesi Hemisfer Kiri
Diagnosa Etiologi : Epilepsi Simtomatik ec. Stroke Non Hemoragik
BAB IV ANALISA KASUS
Ny. A usia 64 tahun datang ke IGD RS Raden Mattaher pada tanggal 30 Januari 2018 dengan
kejang disertai keluhan lemah anggota gerak bagian kanan sejak ±6 bulan yang lalu, sudah
mengalami serangan stroke tiga kali.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaan compos mentis tampak sakit sedang,
tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 86x/menit, suhu 36,4°C, respirasi 24x/menit.
Pada pemeriksaan penunjang hematologi didapatkan peningkatan leukosit dan pada
pemeriksaan faal lemak didapatkan kolestrol meningkat dan LDL meningkat
Pada pemeriksaan rontgen thorax didapatkan kesan kardiomegali, sementara pada pemeriksaan
CT Scan Kepala didapatkan kesan infark serebri pada ventrikel lateral kiri
Setelah dilakukan anamnesis,pemeriksaan fisik dan penunjang didaptkan diagnosa epilepsi
simtomatik ec. stroke non hemoragik.
BAB V
KESIMPULAN
Infark serebri adalah kematian neuron-neuron, sel glia dan sistem pembuluh darah yang
disebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi. Infark serebri juga sering disebut dengan stroke
iskemik. Kekurangan oksigen dan nutrisi dapat disebabkan akibat tersumbatnya pembuluh darah
arteri. Gejala yang ditimbulkan ini tergantung pada daerah sumbatan. Pemeriksaan yang
menjadi gold standar untuk mendiagnosa stroke iskemik adalah CT-scan. Penting untuk
membedakan gejala klinis stroke hemoragik dan iskemik. Bila tidak dapat dilakukan CT-scan
maka dapat dilakukan sistem skoring untuk mengerucutkan diagnosa.
Setelah dapat ditegakkan diagnosis, perlu dilakukan terapi segera agar tidak terjadi iskemik lebih
lanjut. Prinsip terapi dari stroke iskemik adalah perbaikan perfusi ke otak, mengurangi oedem
otak, dan pemberian neuroprotektif.
1.
DAFTAR PUSTAKA
Aliah A, Kuswara FF, Limoa RA, Wuysang G. Gambaran umum tentang gangguan peredaran darah otak. Dalam: eds.
Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Edisi ke-2. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press; 2005. h.81-82.
2. Hassmann KA. Stroke, Ischemic. [Online]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/793904-overview
3. Feigin, Valery. Stroke Panduan Bergambar Tentang Pencegahan dan Pemulihan Stroke. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
2006.
4. Anonim. Mekanisme gangguan vaskular susunan saraf. Dalam: eds. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar.
Jakarta: Penerbit Dian Rakyat; 2004. h. 274-8.
5. D. Adams. Victor’s. Cerebrovasculer diseases in Principles of Neurology 8 th Edition. McGraw-Hill Proffesional. 2005. Hal:
660-67
6. Bronstein SC, Popovich JM, Stewart-Amidei C. Promoting Stroke Recovery. A Research-Based Approach for Nurses.
St.Louis, Mosby-Year Book, Inc., 1991:13-24.
7. Majalah Kedokteran Atma Jaya Vol. 1 No. 2 September 2002. Hal: 158-67.
8. Wibowo, Samekto. Gofir, Abdul. Farmakoterapi stroke prevensi primer dan prevensi sekunder dalam Farmakoterapi
dalam Neurologi. Penerbit Salemba Medika. Hal: 53-73.

Anda mungkin juga menyukai