Anda di halaman 1dari 57

INFEKSI GINEKOLOGI

DILA ARYANI 1840312209


TRI FURQANAWANTI 1810312214
Preseptor : Dr. dr. Dovy Djanas, Sp. OG (K)
PENDAHULUAN
Infeksi alat genitalia termasuk IMS -> masih merupakan masalah kesehatan
masyarkat

Keluhan tersering: vaginal discharge (20-30%)

Organ yang paling sering terkena: vulva, vagina, leher rahim, dan rongga
rahim
Site Of Infection

Genetalisa Eksterna Genetalia Interna


• Labia mayora • Serviks
• Vulva • Uterus
• Vagina • Adnexa
• Tuba
• Ovarium
Infeksi pada Vulva

Moluskum Kontangiosum
Kondiloma Akuminata
Bartholinitis
1. Moluskum Kontangiosum

Definisi
•Karakteristik: permukaan halus, papul berbentuk kubah,
disertai eritem (dermatitis moluskum)
•menular melalui hubungan seksual, terlihat di daerah genital,
perineum, dan seluruh tubuh

Etiologi
•Lebih dari empat tipe poxvirus: Molluscum Contangiosum
Virus (MCV), yaitu MCV-1, sampai -4, dan varian-variannya.
Moluskum Kontangiosum

Berbentuk papul berbatas tegas,



licin, dan berbentuk kubah (dome
shape) sewarna kulit. Ukuran 2-6
mm, dapat membesar hingga 3 cm
dinamakan Giant Molluscum

Lokasi: di wajah, badan, kadang-


kadang perut, bagian bawah perut
dan genitalia
• Pem. Histopatologi: pada bagian atas
lapisan basal ditemukan pembesaran sel
diagnosis yang mengandung inklusi intrasitoplasma
Henderson-Paterson body

• cryosurgery, evisceration, curettage,


elektrokauterisasi untuk mengeluarkan
Tatalaksana massa yang mengandung badan
moluskum
2. Kondiloma Akuminata

• paling sering ditemukan di daerah genital dan jarang di


selaput lendir
• Etiologi : HPV (Human Papiloma Virus)  ada 23 tipe virus 
yang paling sering  6 & 11

• Cara penularan melalui hubungan seksual dengan orang yang


sudah terinfeksi sebelumnya
Manifestasi klinis
• Berbentuk kutil kulit dengan permukaan
berlekuk-lekuk dan berjonjot
• Keluhan: benjolan/massa di perianal
• vegetasi bertangkai kemerahan (baru),
keabu-abuan (lama) berbau tidak enak
Tatalaksana

Podofilin. Lesi diusapi dengan podofilin , dicuci


setelah 6 jam. tiap minggu selama 4-6 minggu

Asam trikloasetat dipakai setiap 1 sampai 2 minggu


sampai lesi lepas

Krim imikuimod 5% dipakai 3 kali seminggu sampai


16 minggu. Biarkan dikulit selama 6-10 jam

Terapi krio, elektrokauter atau terapi laser dapat


digunakan untuk lesi yang lebih besar.
3. Bartholinitis

Definisi
• infeksi pada kelenjar bartholini, disebabkan oleh polimikroba, E. coli,
chlamydia, gonorrhea,dll

Gejala klinis
• Vulva : eritem, membengkak, akumulasi pus dalam kelenjar, dan nyeri
tekan.
• Kelenjar bartholin membengkak, nyeri sekali bila berjalan/duduk,
disertai demam.
• Keluhan terbanyak: keputihan dan gatal, rasa sakit saat koitus, rasa
sakit saat BAK/benjolan di sekitar alat kelamin.
Bartholinitis

Pengobatan yang cukup efektif saat ini: antibiotic golongan Cefadroxyl


3x500 mg, 5-7 hari, trimethoprim-sulfamethoxazole, amoxicillin-
clavulanat, sefalosporin generasi kedua, atau fluorokuinolon seperti
ciprofloxacin. asam mefenamat 3x500 mg untuk meredakan rasa nyeri dan
pembengkakan, hingga kelenjar tersebut mengempis
Infeksi pada Vagina

 Vaginosis bakterialis
 Trikomonas
 Candida
1. Bakterial Vaginosis
(BV)

• Peradangan vagina yang disebabkan oleh bakteri selain


Gonorrohoea & Non Gonorrohoea & Trikomoniasis
• Disebut juga : Non-Spesific Vaginitis
• Etiologi
• Anaerobic Bacteria
• Gardnerella vaginalis
• Micoplasma genital
• Mkroorganisme Lainnya  E.coli, Gram Negatif group B, Streptococci,
Enterococci & streptococcus viridans
Etiopatogenesis
BV

• Overgrowth bacteri anaerob (gardnerella vaginalis dan Mycoplasma


hominis ) dari < 1%  100 - 1000 x lebih tinggi dari normal
• Tidak didapatkan Lactobacillus  sangat sukar untuk mengembalikan
keadaan normal flora vagina  terjadi recurrence dari BV .
• Penyebab tidak diketahui
• Disepakati bahwa alkalinisasi vagina yang berulang ulang ( pencucian
vagina) memegang peranan karena hilangnya lactobacillus.
Diagnosis BV

• Subyektif & Obyektif


• Asimptomatik
• Bila  muncul GEJALA
• Sekret vagina BERWARNA putih abu-abu, homogeneous & membentuk
lapisan tipis pada dinding vagina
• Melekat pada dinding vagina  kadang-kadang sampai ke labia
• Tanda-tanda INFLAMASI
• Pemeriksaan Penunjang
• WHIFF TEST (amin test) : cairan vagina ditetesi KOH  seperti bau ikan
• CLUE CELL  sel epitel yang dikelilingi atau dilekati pada tepinya dengan bakteri
(lebih dari 20%)  MIKROSKOPIS
Tatalaksana BV

• CDC-recommended regimens
• Metronidazole 500 mg p.o 2 kali/hari selama 7 hari
• Clindamycin 2% cream selama 7 hari
• Metronidazole 0,75% gel selama 5 hari
• Alternatif lain berupa
• Metronidazole 2 gr single dose
• Clindamycin 300 mg p.o 2 kali perhari selama 7 hr
2. Trikomoniasis

• Penularannya  KONTAK SEKSUAL


• Etiologi  Trichomonas Vaginalis
•Masa tunas 4-28 hari
•Anaerob Parasit  menghasilkan hidrogen  berikatan dengan O2

 Suasana anaerob
• Mampu menimbulkan peradangan pada dinding saluran urogenital
dgn cara  mencapai jaringan epitel & sub epitel
• Yang diserang TERUTAMA  Dinding Vagina & Uretra,
Kelenjar Prostat
Diagnosis Trikomoniasis

• Akut
• Sekret vagina SEROPURULEN, berwarna KEKUNINGAN, KUNING
HIJAU, berbau TIDAK ENAK & BERBUSA
• Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab  kadang2 terbentuk
abses kecil pada dinding vagina dan serviks  yang tampak sebagai
granulasi merah (STRAWBERRY appearance)
• JIKA sekret banyak  mudah teriritasi
• Tanda inflamasi akut pada genetalia eksterna
• Kronis
• Gejala lebih ringan dan sekret vagina TIDAK BERBUSA
Diagnosis Trikomoniasis

• Hapusan Langsung
• Bahan diambil dari duh tubuh
• diperiksa mikroskop, pembesaran 400 kali  parasit
yang aktif
 bergerak
• Pewarnaan Giemsa
Tatalaksana Trikomoniasis

• Topikal
• Bahan cairan berupa irigasi (H2O2 1-2% & asam lakatat 4%)
• Bubuk / Gel / Cream (TrikomoniasidaL)
• Sistemik  derivat Nitromidazole
• metronidazole 2 gr dosis tunggal
• metronidazole 2 X 500 mg / hari selama 7 hari
• nimorazole dosis tunggal 2 gr
• tinidazole dosis tunggal 2 gr
• ornidazole dosis tunggal 1.5 gr
3. Candidiasis
Vulvovaginitis
• Merupakan Infeksi Opotunis
• 85 – 90% disebabkan Candida albicans
• Species yg lain: C. glabrata dan C. tropicalis,
• Jumlah mikroorganisme sangat menentukan ada tidaknya gejala yang
ditimbulkan :
• < 103 / ml asymptomatic,
• > 10 4 symptomatic
• Kandidiasi Vulvovaginitis sering pada :
• Wanita hamil  penimbunan glikogen dalam epitel vagina
• DM  karena kadar gula & gula urin ↑
Diagnosis Candidiasis Vulvovaginitis

• Subyektif
• Keluhan Utama
• Gatal pada daerah vulva
• Pada yang berat :
• Ada rasa panas, nyeri sesudah miksi dan dispaneuria

• Obyektif
• Kelainan RINGAN
• Hiperemia dilabia minora & introitus vagina
• Bercak-Bercak putih-kekuningan
• Kelainan BERAT
• Edema Labia Minora
• Ulkus-Ulkus yang dangkal pada labia minora dan sekitar intoitus vagina
Diagnosis Candidiasis
Vulvovaginitis

• Obyektif  PATOGNOMONIS
• Flour Albus pada KANDIDIASIS VAGINA  KEKUNINGAN
• Tanda yang KHASnya  gumpalan-gumpalan sebagai kepala susu berwarna
putih kekuningan
• Gumpalan2 berasal dari massa yang terlepas dari dinding
vulva/vagina terdiri atas bahan nekrotik, sel2 epitel & jamur
• PemeriksaanTambahan
• Pemeriksaan KOH atau GRAM
• Didapatkan gambaran
• BuddingYeast
• Hifa semu (Pseudohifa)
Tatalaksana Candidiasis Vulvovaginitis

Butoconazole Clotrimazole Miconazole Ticonazole Terconazole


: 2% cream 5 • 1% cream 5 g • 2 % cream 5 g • 6,5 % oitment • 0,4% cream 5 g
g intravag intravag selama intravag selama 5g intravag intravag
selama 3 hari 7 – 14 hari 7 hari single dose selama 7 hari
• 100 mg vag tab • 200mg vag supp • 0,8% cream 5 g
selama 7 hari selama 3 hari intravag selama
• 100 mg vag tab • 100 mg vag 3 hari
2 tab selama 3 supp selama 7 • 80 mg
hari hari suppositoria
• 500 mg vag tab selama 3 hari
single dose
Radang pada Serviks

 Klamidia Trakomatis
 Gonorea
Klamidia Trakomatis

FR: Keluhan:
Epidemiologi: <25 th Vaginal discharge
Jakarta Utara tahun 1997 Aktif secara seksual Bercak darah
sebesar 9,3% sementara
diantara di bali 6,7%. Sosioeko rendah Perdarahan pasca
Pasangan seksual banyak senggama

Terapi:
Azitromisin 1 g peroral
(single dose)
Doksisiklin 10 mg per oral
2x sehari selama 7 hari
Gonococcus Infection

• Suatu PMS yang bersifat AKUT


• Merupakan insidens tertinggi pada PMS
• NeisseriaGonorrhoeae
• Gram NEGATIF  KHASnya berbtk spt BIJI KOPI (Diplococcus)  bs intra/ekstra
seluller
• Hidup diudara yang mengandun CO2 2-10%, suhu 35°C, pH 7,2-7,6
• Membelah diri dgn cepat
• Bisa beradaptasi dengan mukosa basah
• Menghasilkan KeradangaN yang EKSUDATIF  bisa masuk ke aliran darah
• Kuman ini tidak tahan  keadaan yang kering, suhu >35C & zat disinfektan
• Daerah yang mudah terkena mukosa epitel kuboid ATAU lapis gepeng
Infeksi pada Korpus Uteri
Endometritis
Definisi
•peradangan yang terjadi pada endometrium, yaitu
lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi
akibat infeksi bakteri patogen yang naik dari serviks ke
endometrium

Etiologi
•Chlamidia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae,
Streptococcus agalactiae, HSV Cytomegalovirus,
Mycoplasma hominis
Endometritis

Endometritis Kronik Endomtritis Akut

• Asimptomatik • Nyeri tekan uterus


• Vaginal intermenstrual (bersamaan dengan
• Perdarahan pasca PID)
senggama
• Nyeri tumpul
Endometritis

•doksisiklin
100 mg po
Terapi 2x1 selama
10 hari.
Pelvic Inflammatory
Disease

• infeksi salah satu atau kombinasi dari: uterus, tuba fallopii, ovarium,
peritoneum pelvis, sistem vaskuler pelvis, atau jaringan ikat pelvis dan
dapat akut atau kronis
• Merupakan kasus ginekologi terbanyak yang memerlukan perawatan di
rumah sakit.
• PID Akut Vs Kronis
• Akut < 3 minggu
• Kronis  Sulit untuk didefinisikan
Patogenesis Pelvic Inflammatory
Disease
PRINSIP
Mikroorganisme Menginvasi
dari Bawah ke Atas
MANIFESTASI

menginvasi
endometrium
dan struktur
lanjutannya.
Mikroorganis
me koloni
vagina-serviks
Etiologi Pelvic Inflammatory
Disease
Commonest mechanism of infection :

• Dari penyakit PMS  Chlamydia Trachomatis & Neseria Gonorroea


• Penyebaran mikroorganisme secara ascending dari vagina dan cervix
• Diseminasi hematogen  TBC
• Iatrogenic instrumentation

Polymicrobial infection

• No typical microbiologic profile


Diagnosis Pelvic Inflammatory
Disease

• Kriteria mayor, ketiganya harus ada


• Abdomen bawah nyeri dan tegang dengan atau tanpa rebound
• Nyeri goyang serviks
• Nyeri adneksa
• Sbg tambahan salah satu kriteria minor berikut harus ada.
• Temperatur  38°C
• Pada smear endoservik ada 5 lekosit / lp
• Pada smear endoservik ada C. trachomatis
• Pengecatan gram ada diplococcus gram neg intraseluler (GO)
• Cairan peritoneum hasil kuldosentesis ada lekosit dan bakteri
• Ada massa pada periksa dalam atau USG
• Leukositosis (>10,000/mm3)
• LED meningkat
Terapi Pelvic Inflammatory
Disease
• Regimen A • Regimen A
• Cefoxitin 2 gram (i.m) + probenecid 1 • Cefoxitin 4x2 gram (i.v) atau
gram (p.o) atau • Cefotetan 2x2 gram (i.v) & Doxycyclin
• Ceftriaxone 250 mg (i.m) & Doxycyclin 100 mg (iv)
2x100 mg (p.o) (14 hari) • Regimen B
• Regiement B • Clindamycin 3x900 mg (i.v) &
• Ofloxacin 2x400 mg (p.o) (14 hari) & Gentamycin 2 mg/kgBB loading dose
Clindamycin 2x450 mg (p.o) (14 hari)  3x1,5 mg/kg BB
atau
• Metronidazole 2x500 mg (p.o) (14 hari)

Ambulatory Hospitalisasi
Herpes Simplex Virus
Infection
• Infeksi akut yang disebabkan oleh virus penyebab

• Etiologi : HSV (Herpes Simplex Virus)

• Terdapat 2 macam klasifikasi / tipe


• Tipe 1 = Tipe Labial
• Tipe 2 = Tipe Genital
• HSV-1  predileksi PINGGANG keatas (TERUTAMA) mulut dan
 hidung  BISA JADI herpes ENSEFALITIS
• HSV-2  predileksi PINGGANG kebawah (TERUTAMA) daerah genital
 BISA JADI herpes MENINGITIS & infeksi NEONATUS
Patogenesis Simplex Virus
Infection
Melalui kontak
jika ada TRIGGER
langsung
DORMANT FAKTOR
(terbanyak)

Ganglion syaraf
Masuk tubuh  SAKRALIS (HSV 2) & REAKTIVASI kembali
replikasi menuju ganglion (rekurensi)
genikulatum (HSV 1)

Melalui serabut
Menimbulkan
syaraf SENSORIK MANIFESTASI
kelainan pada kulit
virus menuju
Diagnosis Simplex Virus Infection

• Fase Infeksi Primer


• Berlangsung LEBIH LAMA & BERAT (± 3 mgg)
• Disertai gejala SISTEMIK (Demam, Malaise, & Anoreksia)
• Pembesaran KGB Regional
• Eflorosensi  Vesikel berkelompok diderah sembab dan eritematosa
 isi vesikel menjadi seropurulen  krusta & kadang mengalami
ulserasi  jika tidak ada skunder infeksi  SEMBUH tanpa jar.sikatriks
Diagnosis Simplex Virus Infection

• Fase Laten  Tidak DITEMUKAN gejala klinis


• Fase Infeksi Rekurensi
• Intinya JIKA ada TRIGGER (fisik & psikis) akan bermanifestasi
• pada Gejala Klinis  seperti infeksi primer  LEBIH ringan (±7-
10 hr)
 & Pada pada
• Anamnesa  terdapat riwayat berulang
• LOCO : timbul ditempat yg sama
• NON LOCO : timbul ditempat yang lain
Diagnosis Simplex Virus Infection

• PEMERIKSAAN PENUNJANG
• TZANK TEST  sel datia berinti banyak &
badan inklusi intranuklear
• KULTUR jaringan
• Antibodi Poliklonal HSV
Tatalaksana Simplex Virus Infection

• PENGOBATAN pada LESI PRIMER (fase infeksi primer)


• Simptomatis
• analgesik / kompres  jika ada ulserasi
• Anti-ViraL  pilih salah satu
• Acyclovir 5 x 200 mg (± 7-10 hr) (p.o)  DOSISnya BEDAkan Dgn varisella/HZ
• Valacyclovir 2 x 500 mg (± 7-10 hr) (p.o)
• Famcyclovir 3 x 250 mg (± 7-10 hr) (p.o)
• NB : jika terdapat KOMPLIKASI berat  Acyclovir (i.v) 5 mg/kgBB/dosis bagi
menjadi 3 dosis atau 3x1 & berikan ± 7-10 hr
Tatalaksana Simplex Virus Infection

• PENGOBATAN pada LESI REKUREN (fase infeksi rekurensi)


• Lesi RINGAN  simptomatis & acyclovir cream
• LESI BERAT  pilih salah satu
• Acyclovir 5 x 200mg (5 hari)
• Acyclovir 3 x 400mg (5 hari)
• Acyclovir 2 x 800mg (5 hari)
• Valacyclovir 2 x 125mg (5 hari)
• Famcyclovir 2 x 500mg (5 hari)
• REKURENsi > 8 kali/tahun  Acyclovir 3-4 x 200mg ATAU
 Valacyclovir 1 x 500mg  SELAMA 6 bulan
Sifilis

• Penyakit akibat hubungan seksual yang disebabkan


TROPONEMA (spirocheta) PALIDUM
• Dapat mengenai seluruh organ tubuh
• Dapat menembus plasenta
• Perjalanan klinisnya melewati beberapa STADIUM
Patogenesis Sifilis

Penularan
spirocheta CHANCRE 
 setiap organ
Port d’entry Masuk masuk 
KONTAK tubuh
(mikrolesi)  aliran darah
LANGSUNG (manifes)
dari LESI reaksi
inflamasi
INFEKSIUS
Stadium Sifilis

Stadium 1 (Sifilis Primer)

Stadium II (Sifilis Skunder)

Latent Sifilis

Stadium III (Sifilis Tersier)


Diagnosis Sifilis

• Ulkus Durum
• Tidak Nyeri
• Sekitar ulkus teraba keras
• Dasar ulkus BERSIH dan berwarna merah
• SOLITER (asaibnya, 1-2 ulkus)
• Predileksi  ekstra genital
Diagnosis Sifilis

• Pemeriksaan Tambahan  Mikroskop Lapangan Gelap (Dark Field)


• Bahan dari  SERUM yg keluar dr ULKUS
• Serum  taruh di objek glass & vaselin  MIKROSKOP lapangan
GELAP  (+)  jika T.Pallidum (bentuk SPIRAL)
Diagnosis Sifilis

• Tes yang menetukan antibodi non spesifik


• VDLR (positif jika titer VDLR µ 1:4 & 1:8  90%
• Naik dan turunnya titer sebagai indikator KEBERHASILAN
pengobatan
• Tes yang menentukan antibodi SPESIFIK
• TPHA Sebagian besar hasil (+) dipertahankan seumur hidup
• Kecuali pd stadium dini primary, kemungkinan setelah 2 tahun
pengobatan menjadi nonreactive
Tatalaksana Sifilis

• Benzatin Penicillin G 2,4 juta unit (i.m) Dosis Tunggal


• Aqua Penicillin Procaine G 600.000 U (i.m) sekali sehari (selama
10 hari)
• Doxycycline 100 mg (p.o) sehari 2 kali (selama 2 minggu)
• Tetracycline 500 mg (p.o) sehari 4 kali (selama 2 minggu)
• Erythromycine 500 mg (p.o) sehari 4 kali (selama 2 minggu)
• Ceftriaxone 200 mg (i.m) sehari sekali (selama 10 hari)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai