Penilaian:
frekuensi dasar DJJ
variabilitas DJJ
perubahan periodic (akselerasi ataupun deselerasi), dalam
kaitannya dengan kontraksi uterus
Interpretasi CST
Negatif
Positif
Mencurigakan
Tidak memuaskan (unsatisfactory)
Hiperstimulasi
Negatif
Frekuensi dasar DJJ normal
Variabilitas DJJ normal
Tidak didapatkan adanya deselerasi lambat
Mungkin di temukan akselerasi atau deselerasi dini
Positif
Terdapat deselerasi lambat yang berulang pada sedikitnya
50 % dari jumlah kontraksi
Terdapat deselerasi lambat yang berulang, meskipun
kontraksi tidak adekuat
Variabilitas DJJ berkurang atau menghilang
Mencurigakan
Terdapat deselerasi lambat yang kurang dari 50 % dari
jumlah kontraksi
Terdapat deselerasi variable
Frekuensi dasar DJJ abnormal
Relatif
Ketuban pecah prematur
Kehamilan kurang bulan
Kehamilan ganda
Inkompetensia serviks
Disproporsi sevalo serviks
Karakteristik DJJ
Karakteristik DJJ dalam CTG dibagi 2 :
Denyut jantung janin basal (frekuensi dasar dan
variabilitas)
Perubahan periodik ( akselerasi dan deselerasi)
DJJ basal
Frekuensi denyut jantung janin (DJJ) : 120 – 160
dpm
Takikardi : DJJ >160 dpm
Bradikardi : DJJ <120 dpm
Takikardi
Bradikardi
Variabilitas denyut jantung janin
Fluktuasi di DJJ ≥ 2 siklus tiap menit
gambaran osilasi yang tidak teratur, yang tampak
pada rekaman DJJ.Variabilitas DJJ terjadi akibat
interaksi dari sistem simpatis
(kardioakselerator) dan parasimpatis
(kardiodeselekator).
Variabilitas Jangka Pendek
(Short Term Variability)
perbedaan interval antar denyut yang terlihat
pada gambaran kardiotokografi yang juga
menunjukan variasi dari frekuensi antar denyut
pada DJJ
Rata-rata variabelitas jangka pendek DJJ yang
normal antara 2-3 dpm
Variabilitas Jangka Panjang
(Long Term Variability)
gambaran dari osilasi yang lebih kasar dan lebih
jelas tampak pada rekaman kardiotokografi
dibanding variabilitas jangka pendek
Rata-rata mempunyai siklus 3-6 kali/men it
Deselerasi dini :
Menghilangnya bersamaan atau sesuai dengan
kontraksi uterus
Gambaran deselerasi seolah cerminan kontraksi
uterus,
Penurunan amplitudo tidak lebih dari 20 dpm
Lamanya deselerasi <90 detik
Frekuensi dasar dan variabilitas masih normal
Deselerasi dini
Deselerasi lambat :
Timbulnya sekitar 20-30 detik setelah kontraksi uterus
dimulai
Berakhirnya sekitar 20-30 detik setelah kontraksi uterus
berkurang
Lamanya < 90 detik (rata-rata 40-60 detik )
Timbul berulang pada setiap kontraksi dan beratnya sesuai
dengan intensitas kontraksi uterus.
Frekuensi dasar DJJ biasanya normal atau takhikardi
ringan, akan tetapi pada keadaan hipoksia yang berat bisa
bradikardi.
Deselerasi lambat
Deselerasi variable
Gambaran deselerasi yang bervariasi
Saat dimulai dan berakhirnya deselerasi terjadi dengan cepat
Biasanya terjadi akselerasi sebelum (akselerasi pradeselerasi)
atau sesudah (akselerasi pasca deselerasi) terjadinya deselerasi.
Deselerasi variable di anggap apabila memenuhi rule of sixty
yaitu deselerasi mencapai 60 dpm atau lebih di bawah frekuensi
dasar DJJ dan lamanya deselerasi > 60 detik
Bila terjadi deselerasi variable yang berulang terlalu sering atau
deselerasi variable yang memanjang (prolonged) harus waspada
terhadap kemungkinan terjadinya hipoksia janin yang berlanjut.
Deselerasi variabel
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. NH
Usia : 20 tahun
Alamat : Jati Padang Timur
No. RM : 01. 06. 33. 59
Nama Ibu Kandung : Sumami
ANAMNESIS PASIEN
(Autoanamnesis, tanggal 8 Oktober 2019 )
Keluhan Utama
Seorang pasien wanita berusia 20 tahun kiriman
dari poli kebidanan RSUP Dr M Djamil Padang
dengan G1P0A0H0 gravid 35-36 minggu + susp.
anecephal + susp. Hidronefrosis ginjal janin + susp.
Atresia duodenum janin
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari (-)
Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan (-)
Keluar air-air yang banyak dari kemaluan (-)
Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-)
Pasien mengaku tidak haid sejak ± 8 bulan yang lalu
HPHT tanggal 16 Januari 2019 Taksiran Persalinan tanggal 23
Oktober 2019
RHM : Mual (-), muntah (-), perdarahan (-).
ANC : Kontrol ke SpOG teratur setiap bulan, tidak pernah
didapatkan tekanan darah tinggi.
RHT : Mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
Riwayat menstruasi : Menarche umur 13 tahun, siklus haid teratur
1x1 bulan, lamanya 5-6 hari, banyaknya 2-3kali ganti duk/hari,
nyeri haid (-).
Riwayat Obstetri: G1P0A0H20
Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal,
DM, hipertensi, dan riwayat alergi obat.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
keturunan, menular, dan kejiwaan
Riwayat Sosial Ekonomi dan lain-lain
Riwayat Pendidikan: SMA
Riwayat pekerjaan: Mahasiswa
Riwayat kebiasaan: merokok (-), minum alkohol (-),
penyalahgunaan obat (-)
Riwayat Perkawinan: menikah 1x pada tahun 2018
Riwayat kontrasepsi: tidak pernah menggunakan kontrasepsi
PEMERIKSAAN FISIK
USG
Janin Hidup tunggal Intrauterin presentasi kepala
Aktivitas gerak janin baik
BPD 87 mm, HC 294mm AC 317 mm, FL 69 mm, HL
61mm, EFW 2752gr, AFI 12,5cm
Kesan: Gravid 35-36 minggu, sesuai biometri janin
hidup tunggal intrauterin, presentasi kepala, susp.
Encephalocele janin, susp. Atresia duodenum?, susp
hidronefrosis ginjal kanan.
Karditokografi (CTG)
Diagnosis
G1P0A0H0 gravid 35-36 minggu + susp. anecephal
+ susp. Hidronefrosis ginjal janin + susp. Atresia
duodenum janin + Janin Hidup Tunggal intrauterin
Presentasi kepala
Kesimpulan
CTG atau cardiotokography sendiri adalah salah
suatu alat kedokteran yang digunakan untuk
mengetahui gangguan yang berkaitan dengan
hipoksia janin, seberapa jauh gangguan tersebut,
hingga akhirnya menentukan tindak lanjut dari hasil
pemantauan tersebut.
Pemeriksaan cardiotokografi sangat penting untuk
ibu hamil. Terutama kehamilan yang disertai
komplikasi seperti pre-eklampsia, pecahnya ketuban,
kehamilan lebih dari 40 minggu, diabetes, hipertensi,
asma, tiroid, penyakit infeksi kronis dan komplikasi
penyakit lainnya.