Anda di halaman 1dari 23

NADYA ADRIANA, M.

Psi
1. Ansietas b/d kematian yg akan terjadi
2. Keputusasaan b/d kegagalan at/ m’buruknya kondisi fisik, kurang
dukungan sosial/keluarga, kehilangan kepercayaan spiritual
3. Ketidakberdayaan b/d ketidakmampuan untuk mengubah hasil
penyakit terminal, kehilangan kemandirian, program penanganan
yg berlebihan
4. Dukacita adaptif yang berhubungan dengan :
• Potensial orang terdekat yang dirasakan
• Potensial kehilangan kesejahteraan
fisiopsikososial yang dirasakan
• Potensial kehilangan kepemilikan pribadi yang dirasakan
5. Dukacita maladaptif yang berhubungan dengan :
• Kehilangan objek potensial atau aktual
• Rintangan respon berduka
• Tidak ada antisipasi terhadap berduka
• Penyakit terminal kronis
• Kehilangan orang terdekat
6. Gangguan penyesuaian b/d berduka yang tidak selesai.
7. Perubahan koping keluarga b/d
– Preokupasi sementara oleh org terdekat yg mencoba untuk
menangani konflik emosional & personal
– Menderita & tdk mampu untuk menerima /bertindak scr efektif dlm
kaitannya dgn kebutuhan klien.
9. Perubahan Proses Keluarga b/d Transisi atau krisis situasi
10. Keputus asaan b/d :
– Kekurangan atau penyimpangan kondisi fisiologis
– Stress jangka panjang
– Kehilangan keyakinan nilai luhur atau yang maha kuasa.
11. Isolasi Sosial b/d Sumber pribadi tdk adekuat.
12. Disress Spiritual b/d Perpisahan dari ikatan keagamaan &
kultural
13. Gangguan Pola Tidur b/d stress karena respon berduka
1. Ketegangan peran pemberi perawatan b/d keparahan
penyakit penerima perawatan, ketidakmampuan utk
mengubah hasil utk pasien, ketidakadekuatan lingkunagn fisik
utk m’berikan perawatan kurang istirahat & rekreasi utk
m’beri perawatan, kompleksitas/banyaknya tugas pemberian
perawatan
2. Gangguan proses keluarga b/d perubahan dalam peran
keluarga , hospitalisasi perubahan lingkungan, sakit /
ketidakmampuan dari anggota keluarga, terpisah dari
anggota keluarga
• Tujuan utama :
Mempertahankan kenyamanan fisiologis dan psikologis serta
mencapai kematian yg damai & bermartabat, termasuk
mempertahankan control personal & menerima kesehatan yg terus
menurun
Yang berhubungan dengan :
• Pengaruh dini atau jangka panjang yg diusahakan akibat (kehilangan
fungsi tubuh atau anggota tubuh, penyakit terminal, disabilitasn jangka
panjang, gangguan kognitif)
• Hilangnya kontrol & hasil akhir yg tdk diperkirakan, sekunder akibat
(hospitalisasi, prosedur pembedahan & hasil akhir, lingkungan yg baru,
kehilangan org yg dicintai, perceraian & kegagalan)
• Perpisahan dari org tua & teman sebaya
• Ketakutan terkait usia (gelap,org asing, hantu, monster & binatang).
• Ketidakpastian ttg (penampilan, dukungan teman, pernikahan,
kehamilan & pekerjaan)
• Kriteria Hasil
Individu akan mengungkapkan kenyamanan fisik & psikologis yg
kian meningkat
• Indikator
* M’perlihatkan penurunan respon viseral (nadi & pernapasan)
* M’bedakan antara kenyataan & khayalan
* M’jelaskan pola koping efektif & takefektif
• Mengidentifikasi respon koping sendiri
a. Kaji faktor penyebab (lingkungan yg asing, perubahan gaya hidup,
perubahan biologis & psikologis, ancaman pd harga diri dll.)
b. Kurangi at/ hilangkan faktor penyebab (berbeda utk masing2
penyebab)
c. Dorong klien utk mengungkapkan perasaannya (tdk berdaya &
marah)
d. Beri masukan ttg perasaan yg diungkapkan klien
e. Dorong
f. Dorong klien utk menceritakan masalahnya kepada org lain
g. Dorong klien utk menghadapi ketakutannya
h. Hadirkan suasana yg tdk mengancam secara emosional klien utk
menggunakan mekanisme koping yg positif
• Saat Interaksi Ketakutan telah menurun
a. Jelaskan isyarat perilaku yg mengidentifikasi peningkatan
ketakutan
b. Ajarkan cara meningkatkan control
c. Identifikasi aktivitas yg dpt menyalurkan energi emosional klien
guna mengurangi intensitas ketakutan (varacolis,1998)
d. Dialog yg jujur & terbuka dpt membantu upaya pemecahan
masalah konstruktif & dpt memberikan harapan
e. Aktivitas fisik membantu mengarahkan & meredakan
ketegangan (varacolis,1998).
Yang berhubungan dengan :
• Kondisi fisik yg kian menurun
• Gangguan kemampuan fungsional (berjalan, eliminasi & makan)
• Pengobatan yg lama ( kemoterapi & radiasi ) yg dpt menyebabkan
nyeri, mual, ketidaknyamanan.
• Pengobatan yang lama namun tanpa hasil
• Ketidakmampuan mencapai tujuan dalam hidup ( pernikahan,
pendidikan & anak2)
• Kehilangan sesuatu atau seseorang yg sangat dicintai (pasangan,
anak & teman)
• Gangguan fungsi tubuh atau kehilangan anggota tubuh
• Hambatan dalam hubungan (p’pisahan & p’ceraian)
• Kehilangan pekerjaan
Kriteria Hasil
• M’perlihatkan peningkatan energi yg ditandai dgn aktivitas
(perawatan diri, olahraga & hobi)
• Mengungkapkan harapan yg positif ttg masa depan,
mengungkapkan tujuan & makna hidup
• M’perlihatkan inisiatif otonomi dlm pengambilan keputusan
pemecahan masalah
• Mendefenisikan ulang masa depan & menetapkan tujuan yg
realistis
• M’perlihatkan kedamaian & kenyamanan dgn situasi yg ada
Indikator
Menyampaikan penderitaan yg dialami scr t’buka &
konstruktif & kepada org lain
Mengenang & mengulas kehidupan scr positif
M’pertimbangkan nilai2 & makan hidupnya
Mengungkapkan perasaan optimis ttg kehidupan saat ini
Membina, meningkatkan, m’pertahankan hubungan yg positif
dgn orang lain
Berpartisipasi dlm peran yg bermakna
Mengekspresikan keyakinan spiritual
Intervensi Umum
a. Bantu klien mengidentifikasi & mengungkapkan perasaannya
b. Dengarkan klien dgn seksama & perlakukan ia sebagai
seorang individu
c. Tunjukan sikap empati agar klien bersedia menutarakan
keraguan, ketakutan & kekhawatiran nya
d. Dorong klien utk m’ceritakan bgmn harapan menjadi
ketidakpastian dlm hidupnya & saat2 ktk harapan telah
mengecewakan.
e. Bantu klien mengidentifikasi hal2 menyenangkan & hal2 yg
mereka anggap sbg humor
f. Bantu klien memahami bahwa ia pribadi mampu mengatasi
aspek keputusasaan dlm hidupnya dgn memisahkan aspek tsb dr
aspek penuh harapan. Bantu klien mengidentifikasi area
keputusasaan dlm hidupnya & menerimanya. Berdayakan
sumber2 eksternal & internal klien utk mendukung harapannya
g. Bantu klien mengidentifikasi alasan mereka utk hidup yg
kemudian m’beri makna & tujuan pd hidup mereka
h. Tekankan keberhasilan pemcapaian dimasa lalu & gunakan
informasi ini utk tujuan baru bersama klien
i. Bantu klien mengidentifikasi sumber2 harapan (hubungan &
tugan yg harus dituntaskan)
j.Bantu klien dlm memecahkan masalah & mengambil keputusan
k.Hargai klien sbg pengambil keputusan yg kompeten : hargai
keputusan yg diambil klien
l.Bantu klien beralih dari permasalahan yg mustahil dipecahkan &
mulai b’fokus pd masalah yg realistis & mungkin dipecahkan
m. Bantu klien m’pelajari ketrampilan koping yg efektif
n. Dorong klien m’gunakan teknik relaksasi sebelum m’hadapi
peristiwa stres yg telah diperkirakan sebelumnya
o. Dorong klien melakukan imajinasi t’bimbing utk meningkatkan
proses pikir yg positif
p.Ajarkan klien utk “b’harap menjadi” manusia terbaik hari ini &
utk menghargai setiap waktu yg ada
q.Libatkan keluarga & orang terdekat klien dlm rencana
perawatan, ajarkan pd mereka peran2 yg harus dijalani utk
menambahkan harapan klien melalui hubungan yg positif & saling
dukung.
r. Dorong klien utk berbagi rasa dgn individu lain yg memiliki
masalah at/ menderita penyakit yg sama serta memiliki
pengalaman yg positif dlm menghadapi kondisi tsb.
Harapan terkait dgn bantuan yg diberikan org lain.
• Dlm hal ini individu merasa sumber2 yg ada diluar dirinya akan
m’beri dukungan disaat sumber2 serta ketakutan didlm dirinya
tdk cukup utk menghadapi situasi mis; keluarga at/ org t’dekat
kerap menjadi sumber harapan. (Tollet & Thormon, 1995)
Harapan terbukti berkaitan langsung dgn kualitas
• hubungan seseorang dgn orang lain. (Gottachalk,1974.
Herth,1990)
Harapan dianggap mampu mempengaruhi kesehatan fisik,
psikologis & spiritual individu. (Cousins,1989; Miller,1985;
Watson,1979)
Individu yg pernah mengalami keputusasaan tdk dpt
m’bayangkan sesuatu apapun yg dpt dilakukan at/ b’harga utk
dilakukan, tdk pula m’bayangkan hal diluar peristiwa yg tenga
terjadi.
Individu dpt berkoping dgn bagian hidupnya yg ia pandang
sbg keputusasaan jika ia mampu menyadari yg ia pandang jika
ia mampu menyadari bahwa ada banyak faktor dlm hidupnya yg
penuh dgn harapan, mis; seseorang menyadari bahwa ia tdk
akan bisa berjalan lagi, nemun dgn bgt ia akan bisa pulang
kerumah, b’kumpul dgn cucu2nya & bepergian. Demikian
keputusasaan dpt m’bawa kita menemukan beberapa alternatif
yg akan m’beri makna & tujuan pd hidup kita. Utk itu penting
kiranya m’jauhkan harapan dr keputusasaan.
Motivasi penting dlm proses pemulihan dari keputusasaan.
Klien harus menetapkan sebuah tujuan bahkan ketika ia tdk
terlalu optimis bisa mencapainya. Perawat berperan sbg
katalisator dlm mendorong klien mengambil langkah utk
mengidentifikasi tujuan. Setelah tujuan tersebut berhasil dicapai,
tujuan yg lain harus dibuat.
1. Klien mampu mengkomunikasikan dan mengekspresikan
dukacita.
2. Pada perawatan menjelang ajal mengharuskan perawat
mengevaluasi tingkat kenyamanan klien dengan penyakit dan
kualitas hidupnya
3. Tingkat kenyamanan klien dievaluasi dg dasar hasil spt
penurunan nyeri, kontrol gejala, pemeliharaan fungsi sistem
tubuh, penyelesaian tugas yang belum terselesaikan, dan
ketenangan emosional.

Anda mungkin juga menyukai