Anda di halaman 1dari 33

Hipertensi

dr. Mohammad Rizky Pratama


BAB I
LAPORAN KASUS
 
 
Identitas Pasien

 Nama Pasien : Ny. S


 Umur : 47 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Alamat : Gebangsari RT 04/ RW 02
 Waktu Pemeriksaan : 9 Agustus 2019
Anamnesis

 Keluhan utama : Nyeri kepala

 Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri kepala dikeluhkan ± 1 minggu yang lalu, ketika nyeri kepala 
muncul keringat dan pasien merasa lemah. Keluhan ini diakui berlangsung
terus menerus dan semakin memberat ketika sedang banyak pikiran serta
kelelahan. Selain itu juga mengeluhkan nyeri pada bagian belakang leher dan
rasa pegal-pegal pada punggung serta kaki. Pasien juga merasa pusing 
berputar dan merasa kelelahan, kesemutan ditangan dan kaki yang jarang,
namun mengaku tidak merasa mual atau sampai muntah. Jantung berdebar-
debar (-), gangguan penglihatan (-), BAB dan BAK normal.
Riwayat Pengobatan :
 Pasien mengaku bahwa ia terkadang mengkonsumsi obat sakit kepala yang 
dijual di warung untuk mengatasi nyeri kapala yang dialaminya namun pasien
tetap merasakan pusing dan nyeri kepala.

Riwayat Penyakit Dahulu :
 Sering merasakan keluhan yang sama karena mempunyai riwayat hipertensi.
Kemudian pasien berobat dan kambuh lagi. Riwayat penyakit jantung (-), DM (-),
riwayat operasi (-), asma (-), bronkitis (-). Pasien mengaku bahwa dulu pernah
cek lab memiliki kolesterol dan asam urat yang tinggi. Namun pasien tidak rutin
kontrol dan cek lab. Pasien sudah terdiagnosis hipertensi sejak sekitar 1 
tahun yang lalu, akan tetapi jarang kontrol

Riwayat Penyakit Keluarga :
 Pasien mengaku ibunya dulu pernah menderita tekanan darah tinggi. Saat
ini tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti
pasien.
Riwayat Alergi : 
 Pasien tidak mempunyai riwayat alergi.

Riwayat Psikososial :
 Pasien mengaku seringkali mengkonsumsi makanan yang asin seperti 
ikan asin hampir setiap hari. Pasien juga sering mengkonsumsi 
makanan yang digoreng, jarang mengkonsumsi buah dan sayur serta
jarang berolahraga. Makan teratur sehari 3 kali, pasien tidak
mengkonsumsi rokok , kopi serta alkohol.
Anamnesis Sistemik

 Kepala : Tidak nyeri dan pusing


 Mata : Pandangan normal
 Telinga : Tidak ada keluhan
 Hidung : Tidak ada keluhan
 Bibir dan mulut : Tidak kering
 Thorax : Tidak ada sesak nafas
 Pencernaan : BAB lancar, tidak berdarah
 Kulit : Tidak terlihat kering
 Kejiwaan : Tidak gelisah, tenang
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan umum : Baik


 Kesadaran : Composmentis
 Tekanan darah : 160/90 mmHg
 Frekuensi nadi : 88 x/menit
 Frekuensi nafas : 20 x/menit
 Suhu : 36,7oC
 Berat Badan : 65 kg
 Tinggi Badan : 152 cm
Status Generalis
 Kepala :
Tidak ada nyeri tekan
Pusing (-)
 Mata :
Konjungtiva tidak anemis
Sclera tidak ikterik
 Telinga :
Tidak ada perdarahan
Tidak ada discharge
 Hidung :
Tidak ada discharge
Tidak ada epistaksis
Nafas Cuping hidung (-)
 Leher :
Limfonodi Cervical tidak teraba
JVP ± 3 cm
 Thorax :
Paru:
Inspeksi:
Tidak ada retraksi
Tidak barrel chest
Simetris
Perkusi:
Sonor.
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
Vocal Fremitus normal,
Daya kembang paru normal dan simetris
Auskultasi:
Suara Dasar Vesikular di kedua paru
Tidak ada ronki basah maupun kasar
Tidak ada wheezing
 Jantung:
Inspeksi:
Denyutan ictus cordis tidak tampak secara kasat mata
Perkusi:
Batas jantung normal
Palpasi:
Ictus Cordis teraba di ± 2 cm medial dari linea midclavicula dextra
Auskultasi:
SI-II regular
Murmur (-)
Gallop (-)
 Abdomen :
Inspeksi :
Sedikit distended
Sikatrik (-)
Caput Medusa (-)
Auskultasi :
Bunyi Usus 18x/menit,
Tidak ada bruits
Tidak ada metallic sound
Perkusi :
Hipertimpani di semua kuadran
Lobus Kanan hepar ±8 cm
Lobus kiri hepar ±4 cm
Palpasi :
Nyeri tekan di ulu hati
Hepar dan Lien tak teraba
Tidak ada defans muscular
Tes Undulasi dan Shifting dullness (-)
 Ekstremitas :
Akral Hangat
Tidak ada ruam ataupun urtikari
Capillary refill dalam batas normal
Diagnosis
Hipertensi derajat II

Terapi
 Promotif : Menjelaskan tentang penyakit hipertensi
 Preventif: Diet rendah garam, olahraga teratur, menghindari faktor risiko seperti stres
 Kuratif :
Terapi Medikamentosa :
Captopril 25 mg 3x1 tab
Amlodipin 5 mg 1x1 tab
Piroxicam 20 mg 3x1 tab
Vitamin B1 2x1 tab
Terapi nonmedikamentosa :
Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Harus memperhatikan
kebiasaan makan penderita hipertensi
Menghindari stress. Ciptakan suasana yang menenangkan bagi pasien
penderita hipertensi
Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Anjurkan kepada pasien
penderita hipertensi untuk melakukan olahraga senam aerobic atau jalan
cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu. Selain itu
menghentikan kebiasaan merokok dan mengurangi minum minuman
beralkohol.
 Rehabilitatif : -
 Prognosis  : Dubia ad bonam
 Konseling :
Penyakit yang diderita adalah penyakit hipertensi yang tidak menular dan tidak 
bisa sembuh dan hanya bisa di kontrol
Menjelaskan kepada os tentang gejala-gejala pada penyakit hipertensi dan risiko 
penyulit yang mungkin terjadi
Menganjurkan pasien agar mengurangi konsumsi makanan yang asin, serta
mengurangi konsumsi makanan yang digoreng dan makanan yang berlemak
Menjelaskan kepada os agar tekun meminum obat dan rutin memerikasan dirinya di
puskesmas, meskipun os sudah merasa sehat.
Menganjurkan pasien mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Hipertensi
 Definisi Hipertensi
 Etiologi Hipertensi
 Klasifikasi Hipertensi
 Patogenesis Hipertensi
 Manifestasi Klinis
 Faktor Resiko Hipertensi
 Komplikasi Hipertensi
 Penatalaksanaan dan Edukasi Hipertensi
Definisi Hipertensi

 Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit  tekanan  darah  tinggi.


Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk
menentukan normal atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik
dan diastolik. Bedasarkan  JNC  (Joint National Comitee)  VII,  seorang 
dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan sistolik 140 mmHg atau 
lebih dan diastolik 90 mmHg atau lebih (Chobaniam, 2003).

 Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).
Etiologi Hipertensi
 Hipertensi Esensial
 Hipertensi Sekunder
Klasifikasi Hipertensi
Faktor Resiko
 Usia
 Jenis Kelamin
 Keturunan (genetic)
 Obesitas
 Psikososial dan stress
 Merokok
 Olahraga
 Konsumsi Alkohol
 Konsumsi Garam
 Hiperlipidemia/Hiperkolesterolemia
Patofisiologi Hipertensi
Komplikasi Hipertensi
Tatalaksana
 Pengendalian Faktor resiko
 Terapi Farmakologis
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai