Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN

KEPERAWATAN
PASIEN
TERMINAL DAN
MENJELANG
AJAL
Pengertian Kondisi Terminal
Kondisi Terminal adalah: Suatu proses yang progresif
menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan
proses penurunan fisik , psikososial dan spiritual bagi
individu. (Carpenito ,1995 )

Pasien Terminal adalah : Pasien –psien yang dirawat ,


yang sudah jelas bahwa mereka akan meninggal atau
keadaan mereka makin lama makin memburuk. (P.J.M.
Stevens, dkk ,hal 282, 1999 )
Tahap-Tahap Menjelang Ajal
Acceptance Denial

Depresi Anger

Bargaining
Tanda-tanda Klinis Menjelang
Kematian
 KehilanganTonus Otot
 Kelambatan Dalam Sirkulasi
 Perubahan-Perubahan Tanda-Tanda Vital
 Gangguan Sensoria
Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim
paru karena infeksi kuman Mycobacterium
tuberculosis. (Djojodibroto, 2007:151)

Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium


tuberculosis. Mikroorganisme ini adalah bersifat
aerob yakni menyukai di daerah yang banyak
oksigen
Pengkajian
Identitas Pasien
 Nama : Tn. IK
 Umur : 55 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Tgl. MRS : 15-05-2015
 Tgl. Pengkajian : 15-05-2015, jam 08.00 WIB
 Diagnosa medis : TB Paru
 No. Med. Reg : 19 09 69
 Ruang : VIP
Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan batuknya berlendir dan tidak kunjung
sembuh
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Batuk dialami sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu sebelum
masuk rumah sakit, batuk disertai sesak nafas, keringat
dingin pada malam hari dan kelemahan tubuh. Saat dikaji
klien mengeluh batuk berlendir, lendir kental dan
berwarna putih, disertai sesak nafas dan aktivitas dibantu
orang lain.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit dan baru
pertama kali dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam
keluarga. Klien memiliki satu orang istri dan satu orang
anak, tinggal di dalam satu rumah, jenis rumah permanen
memiliki kamar tidur 2, dapur 1 dan ruang tamu 1, ventilasi
cukup, pencahayaan cukup.
No. Kegiatan Dirumah Dirumah sakit
Pola makan  Frekuensi : 3 x sehari  Frekuensi : 3 x sehari
 Jenis diit : Nasi  Jenis diit : Bubur
 Napsu makan : Normal  Napsu makan : Kurang
 Porsi yg dihabiskan : Penuh  Porsi yg dihabiskan : ¼ dari porsi

Pola tidur  Lama tidur siang : Klien tampak susah tidur dan sering
Tak menentu terbangun pada saat tidur.
 Lama tidur malam :
8 jam sehari
 Tidak pernah menggunakan obat tidur

Pola personal hygiene  Mandi : 2 x sehari  Mandi : Tidak dilakukan


 Gosok gigi : 1 x sehari  Gosok gigi : Hanya
 Cuci rambut : 2 x seminggu berkumur-kumur
 Cuci rambut : Tidak dilakukan
Pola eliminasi : a. BAB a. BAB
 Frekuensi : 1 x sehari Selama di rumah sakit BAB 1 kali, yaitu:
 Konsistensi : Lembek  Konsistensi : Lembek
 Warna : Kekuningan  Warna : kekuningan
 Tidak ada kesulitan BAB  BAB di tempat tidur
a. BAK  BAB menggunakan alat bantu
 Frekuensi : 5-6 x sehari a. BAK
 Warna : Kekuningan  Frekuensi : 1-2 x sehari
 Warna : Kekuningan
 Menggunakan urinal
 Dilakukan di tempat tidur
Pola aktivitas Bisa melakukan aktivitas dengan mandiri Semua aktivitas klien dibantu oleh
terkadang perlu bantuan orang lain. keluarga pasien.
Pola nyaman Pasien merasa nyaman tetapi terkadang Sensasi nyeri pada klien menurun, klien
ada rasa sensasi nyeri. juga tampak cemas
Pola psikologis Psikologis pasien baik, bisa berkomunikasi Klien tampak depresi, sehingga ia
dengan baik terhadap orang lain. menarik diri dan mengisolasikan dirinya.
Pola spiritual Klien tenang dan mempercayakan Klien perlu mendapatkan siraman rohani
semuanya kepada Allah SWT. agar ia dapat menerima kondisi yang
sedang ia alami.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : gelisah
Kesadaran : sopor, GCS 9
 Vital Sign : TD : 110/60 mmhg, Nadi : 64 x/mnt, pernapasan : 24 x/mnt, Temp : 35,6°C, BB :
40 kg
 Head to Toe
 Kepala
Inspeksi : warna rambut hitam, kebersihan kurang terjaga, bentuk kepala bulat
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
 Muka/wajah
Bentuk simetris, wajah tampak meringis menahan sakit, tidak ada hematom maupun luka
pada wajah, wajah tampak cemas, tampak otot wajah mulai merelaksasi.
 Mata
Pupil anisokor, reflek pupil terhadap cahaya (-), kelopak mata lambat, gerakan mata
lambat, pandangan sudah mulai kabur.
 Hidung / pernapasan
Bentuk normal, tidak ada epistaksis, tidak ada keluar secret, tidak ada polip, cuping hidup
kembang kempis.
 Telinga
Simetris antara telinga kri dan kanan, tidak tampak keluar cairan, pendengaran menurun.
 Mulut
Simetris, bibir tampak kering, gigi sebagian sudah ada yang copot, pernafasan dilakukan
pada mulut juga.
 Tenggorokan
Gerakan menelan lambat, tonsil tidak tampak merah.
 Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
 Dada / Thoraks
Bentuk dada simetris, pernapasan abnormal dan iramanya
irreguler. Detak jantung abnormal dan frekuensinya tidak
teratur, nadi lambat dan melemah, 64 x/mnt.
 Abdomen
Bentuk simetris, bising usus terdengar dan tidak normal, tidak
ada massa pada abdomen, tidak ada asites, aktivitas
gastrointestinal menurun.
 Ekstremitas
Ekstremitas atas : tidak ada odem, gerakan normal, pada
tangan kanan terpasang infuse RL 20 tts/mnt sejak tanggal 15-
05-2015, tidak ada flebitis, akral dingin, adanya siaonis.
Ekstremitas bawah : Terdapat lecet pada kaki sebelah kiri, tidak
ada odem, pergerakan lambat.
 Genetalia
Tidak ada kelainan.
DIAGNOSA
1. Ansietas (ketakutan) berhubungan dengan situasi yang
tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat
diperkirakan takut akan kematian dan efek negative pada
gaya hidup.

2. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal


dan kematian yang dihadapi, penurunan fungsi
perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain.

3. Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan


dengan perpisahan dari system pendukung keagamaan,
kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam
menghadapi ancaman kematian.
TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA STANDART

 Ansietas kematian  Kurangi ansietas  Agar pasien


mereda atau perasaan mendapat
 Menunjukkan yang ketenangan dan
pengendalian diri berhubungan dapat
terhadap ansietas dengan mengendalikan diri
 Mengungkapkan kematian.  Pasen memahami
penurunan  Bantu klien kejadian kematian
perasaan ansietas beradaptasi shingga bisa lebih
dengan persepsi menerima keadaan
kematian.

BACK TO DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA STANDART

 Ansietas kematian  Kurangi ansietas  Agar pasien


mereda atau perasaan mendapat
 Menunjukkan yang ketenangan dan
pengendalian diri berhubungan dapat
terhadap ansietas dengan kematian. mengendalikan diri
 Mengungkapkan  Bantu klien  Pasen memahami
penurunan perasaan beradaptasi kejadian kematian
ansietas dengan persepsi shingga bisa lebih
kematian. menerima keadaan

BACK TO DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA STANDART
• Pasien  Bantu berikan • Pasien termotivasi
menunjukkan secara dukungan spiritual untuk mendekatkan diri
nonverbal bahwa ia  Bantu klien kepada Tuhan YME
sedang beribadah dengan meningkatkan • Pasien merasakan
khusyuk spiritual keseimbangan dan
• Menunjukkan  Tingkatkan hubungan dengan Tuhan
kesiapan dan penerimaan kenyamanan fisik YME
terhadap kematian dan dan psikologis • Dengan
kenyamanan fisik dan
psikologis, dapat
meningkatkan kesiapan
pasien untuk meninggal
secara bermartabat dan
tenang
IMPLEMENTASI
NO.
IMPLEMENTASI
DIAGNOSA
 Mengurangi ansietas atau perasaan yang berhubungan
dengan kematian.
 Membantu klien beradaptasi dengan persepsi kematian.
1

 Memberikan ketenangan, penerimaan, dan dukungan

2  Menghadirkan orang-orang terdekat klien

 Membantu berikan dukungan spiritual


 Membantu klien meningkatkan spiritual
3  Meningkatkan kenyamanan fisik dan dan psikologis
EVALUASI FORMATIF
NO. DIAGNOSA EVALUASI

1 S= Pasien mengatakan sudah tidak cemas lagi

O=Pasien terlihat tenang, wajahnya lebih terlihat cerah

A= masalah teratasi sebian

P= lanjutkan Intervensi
2 S = Pasien menunjukkan sikap penerimaan terhadap kematian yang akan
dihadapi

O= Pasien terlihat mampu memotivasi diri untuk tetap tegar dan sabar

A= masalah teratasi total

P= lanjutkan intervensi

3 S = Pasien mengatakan kesiapannya untuk menghadapi kematian, dan apapun


yang terjadi sudah merupakan kehendak Tuhan YME

O= Pasien terlihat rajin beribadah

A= masalah teratasi total

P= lanjutkan intervensi
EVALUASI SUMATIF
Tn. D. M 55 tahun, MRS dengan keluhan utama batuk lendir disertai darah yang
terus menerus. Dokter mendiagnosa bahwa Tn. D. M menderita TB paru kronis karena batuk
yang diderita pasen sudah 6 bulan tanpa periksa ke rumah sakit. Dalam keluarganya,
hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini. Klien memiliki satu orang istri dan satu
orang anak, tinggal di dalam satu rumah, jenis rumah permanen memiliki kamar tidur 2,
dapur 1 dan ruang tamu 1, ventilasi cukup, pencahayaan cukup. Prevalensi penyakit yang
dialami pasien disebabkan oleh lingkungan diluar keluarga pasien yang kering dan
terdapat orang lain yang terserang TB paru sebelumnya, sehingga Tn. D. M tertular
penyakit TB.
Dilakukan pengkajian secara menyeluruh kepada pasien sehingga didapat
keadaan umum pasien ketika MRS yaitu sopor. Dengan Vital Sign : TD : 110/60 mmhg, Nadi
: 64 x/mnt, pernapasan : 24 x/mnt, Temp : 35,6°C, BB : 40 kg. Pernapasan pasien juga
melalui mulut, hal tersebut disebabkan karena terdapat secret yang menyumbat hidung di
bagian pangkal. Dapat dilihat dari tanda-tanda vital, bahwa pasien dalam keadaan yang
sedang tidak baik, dan memiliki resiko tinggi terhadap kematian, sehingga dokter
menambah diagnose tambahan mengenai resiko tinggi terhadap kematian yang mungkin
dihadapi pasien karena penyakit TB Paru ini, yang berpua Ansietas kematian, duka cita
terhadap persepsi kematian, serta dist
Setelah dilakukan asuhan keperawatan berupa koping ansietas kematian,
penanganan duka cita, serta penanganan distress spiritual yang merupakan diagnosis
lanjutan. Hasil yang didapatkan adalah semua masalah teratasi, meskipun koping ansietas
kematian masih teratasi sebagian. Mengenai ansetas kematian, pasien sudah lebih tenang
dan dapat menerima keadaannya. Untuk duka cita, pasien sudah merasa lega karena
bertemu dengan orang-orang terdekat pasien yang menjadikan pasien lebih termotivasi
dengan adanya dukungan orang terdekat. Diagnosis terakhir mengenai distress spiritual,
pasien sudah lebih rajin beribadah lagi serta dapat menerima kejadian apapun yang akan
terjadi dan mempercayai bahwa apapun yang terjadi merupakan kehendak Tuhan YME.
KESIMPULAN
Kondisi Terminal adalah: Suatu proses yang
progresif menuju kematian berjalan melalui suatu
tahapan proses penurunan fisik , psikososial dan
spiritual bagi individu. Dalam kondisi terminal ini
terdapat tahap-tahap kondisi terminal yaitu denial,
anger, bargaining, depresi, accept. Kondisi pasien
terminal memilki tanda-tanda klinis Kehilangan Tonus
Otot, Kelambatan dalam sirkulasi, perubahan-
perubahan tanda-tanda vital, gangguan sensoria.
Dari kondisi yang terjadi pada pasien terminal
tersebut dapat dibuat asuhan keperawatan pasien
terminal. Asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian,
diagnose, intervensi, implementasi, evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai