Sejardun
Sejardun
NUSANTARA
KAMPUNG ADAT
(ACEH)
Suku Aceh merupakan kelompok mayoritas yang mendiami kawasan pesisir Aceh.
Orang Aceh yang mendiami kawasan Aceh Barat dan Aceh Selatan terdapat
sedikit perbedaan kultural yang nampak nya banyak dipengaruhi oleh gaya
kebudayaan Minangkabau. Hal ini mungkin karena nenek moyang mereka yang
pernah bertugas diwilayah itu ketika berada di bawah protektorat kerajaan
Aceh tempo dulu dan mereka berasimilasi dengan penduduk disana. Suku Gayo
dan Alas merupakan suku minoritas yang mendiami dataran tinggi di kawasan
Aceh Tengah dan Aceh Tenggara Kedua suku ini juga bersifat patriakhat dan
pemeluk agama Islam yang kuat. Setiap suku tersebut memiliki kekhasan
tersendiri seperti bahasa, sastra, nyanyian, arian, musik dan adat istiadat.
Suku Aceh adalah nama sebuah suku yang mendiami
ujung utara Sumatra. Mereka beragama Islam.
Bahasa yang dipertuturkan oleh mereka adalah
bahasa Aceh yang masih berkerabat dengan bahasa
Mon Khmer (wilayah Champa). Bahasa Aceh
merupakan bagian dari bahasa Melayu-Polinesia
barat, cabang dari keluarga bahasa Austronesia.
Suku Aceh memiliki sejarah panjang tentang
kegemilangan sebuah kerajaan Islam hingga
perjuangan atas penaklukan kolonial Hindia Belanda.
Banyak dari budaya Aceh yang menyerap budaya
Hindu India, dimana kosakata bahasa Aceh banyak
yang berbahasa Sanskerta. Suku Aceh merupakan di
suku Indonesia yang pertama memeluk agama dan
Islam mendirikan kerajaan Islam. Masyarakat
Aceh mayoritas bekerja sebagai petani, pekerja
Bahasa yang digunakan orang Aceh
Bahasa Gayo
termasuk dalam rumpun bahasa Bahasa ini diyakini sebagai suatu
Austronesia yang terdiri dari beberapa bahasa yang erat kaitannya dengan
dialek, antara lain dialek Pidie, Aceh bahasa Melayu kuno, meskipun kini
Besar, Meulaboh, serta Matang. cukup banyak kosakata bahasa Gayo
yang telah bercampur dengan bahasa
Aceh. Bahasa Gayo merupakan Bahasa Tamiang
Bahasa Aceh bahasa ibu bagi masyarakat Aceh Bahasa Tamiang (dalam bahasa
Diantara bahasa-bahasa daerah yang mendiami kabupaten Aceh Aceh disebut bahasa Teumieng)
yang terdapat di provinsi Tengah, sebagian kecil wilayah Aceh merupakan variant atau dialek
NAD, bahasa Aceh merupakan Tenggara, dan wilayah Lokop di bahasa Melayu yang digunakan oleh
bahasa daerah terbesar dan yang kabupaten Aceh Timur. Bagi masyarakat kabupaten Aceh
paling banyak penuturnya, yakni kebanyakan orang di luar masyarakat Tamiang (dulu wilayah kabupaten
sekitar 70 % dari total penduduk Gayo, bahasa ini mengingatkan Aceh Timur), kecuali di kecamatan
provinsi NAD. Penutur bahasa Aceh mereka akan alunan-alunan merdu Manyak Payed (yang merupakan
tersebar di wilayah pantai Timur dari syair-syair kesenian didong. wilayah bahasa Aceh) dan kota
dan Barat provinsi NAD. Penutur Kuala Simpang (wilayah bahasa
asli bahasa Aceh adalah mereka Bahasa Alas campuran, yakni bahasa
yang mendiami kabupaten Aceh Bahasa ini kedengarannya lebih Indonesia, bahasa Aceh dan bahasa
Besar, kota Banda Aceh, kabupaten mirip dengan bahasa yang Tamiang). Hingga kini cita rasa
Pidie, kabupaten Aceh digunakan oleh masyarakat etnis Melayu masih terasa sangat kental
Jeumpa, kabupaten Aceh Karo di Sumatera Utara.
dalam bahasa Tamiang.
Utara, kabupaten Aceh Masyarakat yang mendiami
Timur, kabupaten Aceh Barat dan kabupaten Aceh Tenggara, di
kota Sabang. Penutur bahasa Aceh sepanjang wilayah kaki gunung
juga terdapat di beberapa wilayah Leuser, dan penduduk di sekitar
dalam kabupaten Aceh hulu sungai Singkil di kabupaten
Selatan, terutama di wilayah Kuala Singkil, merupakan masyarakat
Batee, Blang penutur asli dari bahasa Alas.
Pidie, Manggeng, Sawang, Tangan- Penduduk kabupaten Aceh
tangan, Meukek, Trumon dan Tenggara yang menggunakan
Bakongan. Bahkan di kabupaten bahasa ini adalah mereka yang
Aceh Tengah, Aceh Tenggara dan berdomisili di lima
Simeulue, kita dapati juga kecamatan, yaitu kecamatan
sebahagian kecil masyarakatnya Lawe Sigala-Gala, Lawe
Alas, Bambel, Babussalam, dan
Bahasa Aneuk Jamee Bahasa Kluet
Bahasa ini sering juga disebut (terutama Bahasa Kluet merupakan bahasa ibu bagi masyarakat
oleh penutur bahasa Aceh) dengan bahasa yang mendiami daerah kecamatan Kluet Utara dan
Jamee atau bahasa Baiko. Di Kabupaten Kluet Selatan di kabupaten Aceh Selatan. Informasi
Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya bahasa tentang bahasa Kluet, terutama kajian-kajian yang
ini merupakan bahasa ibu bagi penduduk bersifat akademik, masih sangat terbatas. Masyarakat
yang mendiami wilayah-wilayah kantung Aceh secara luas, terkecuali penutur bahasa Kluet
suku Aneuk Jamee. Di Kabupaten Aceh Barat sendiri, tidak banyak mengetahui tentang seluk-beluk
Daya bahasa ini terutama dituturkan di bahasa ini. Barangkali masyarakat penutur bahasa
Susoh, sebagian Blang Pidie dan Manggeng. Kluet dapat mengambil semangat dari PKA-4 ini
Kabupaten Aceh Selatan merupakan daerah untuk mulai menuliskan sesuatu dalam bahasa daerah
yang paling banyak dituturkan sebagai lingua Kluet, sehingga suatu saat nanti masyarakat dapat
franca, antara lain Labuhan dengan mudah mendapatkan buku-buku dalam
Haji, Samadua, Tapaktuan, dan Kluet bahasa Kluet baik dalam bentuk buku pelajaran
Selatan. Di luar wilayah Aceh Selatan dan bahasa, cerita-cerita pendek, dan bahkan puisi.
Aceh Barat Daya, bahasa ini juga digunakan
oleh kelompok-kelompok kecil masyarakat
Bahasa Singkil
Seperti halnya bahasa Kluet, informasi tentang bahasa Singkil,
di kabupaten Singkil dan Aceh
terutama sekali dalam bentuk penerbitan, masih sangat terbatas.
Barat, khususnya di kecamatan Meureubo
Bahasa ini merupakan bahasa ibu bagi sebagian masyarakat di
(Desa Peunaga Rayek, Ranto
kabupaten Singkil. Dikatakan sebahagian karena kita dapati ada
Panyang, Meureubo, Pasi Meugat, dan
sebagian lain masyarakat di kabupaten Singkil yang menggunakan
Gunong Kleng), serta di kecamatan Johan
bahasa Aceh, bahasa Aneuk Jamee, ada yang menggunakan
Pahlawan (khususnya di desa Padang
bahasa Minang, dan ada juga yang menggunakan bahasa Dairi
Seurahet). Bahasa Aneuk Jamee adalah
(atau disebut juga bahasa Pakpak) khususnya di kalangan
bahasa yang lahir dari asimilasi bahasa
pedagang dan pelaku bisnis di wilayah Subulussalam. Selain itu
sekelompok masyarakat Minang yang datang
masyarakat Singkil yang mendiami Kepulauan Banyak, mereka
ke wilayah pantai barat-selatan Aceh
menggunakan bahasa Haloban. Jadi sekurang-kurangnya ada enam
dengan bahasa daerah masyarakat
bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa komunisasi sehari-
tempatan, yakni bahasa Aceh. Sebutan
hari diantara sesama anggota masyarakat Singkil selain bahasa
Aneuk Jamee (yang secara harfiah bermakna
Indonesia. Dari sudut pandang ilmu linguistik, masyarakat Singkil
‘anak tamu’, atau ‘bangsa pendatang’) yang
adalah satu-satunya kelompok masyarakat di provinsi NAD yang
dinisbahkan pada suku/bahasa ini adalah
refleksi dari sikap keterbukaan dan budaya paling pluralistik dalam hal penggunaan bahasa.
memuliakan tamu masyarakat aceh
setempat. Bahasa ini dapat disebut sebagai
variant dari bahasa Minang.
Suku Aceh adalah pemeluk agama islam dan mereka tidak mengenal dewa-dewa. Kepercayaan
agama lainnya hanya berkembang di kalangan para pedagang.Aceh termasuk salah satu daerah
yang paling awal menerima agama Islam. Oleh sebab itu propinsi ini dikenal dengan sebutan
"Serambi Mekah", maksudnya "pintugerbang" yang paling dekat antara Indonesia dengan tempat
dari mana agamatersebut berasal. Meskipun demikian kebudayaan asli suku Aceh tidak hilang
begitusaja, sebaliknya beberapa unsur kebudayaan setempat mendapat pengaruh dan berbaur
dengan kebudayaan Islam. Dengan demikian kebudayaan hasil akulturasitersebut melahirkan corak
kebudayaan Islam-Aceh yang khas.Simbol yang digunakan pada suku aceh adalah rencong, karena
gagangnyayang melelekuk kemudian menebal pada bagian sikunya merupakan huruf
hijaiyah”BA”, gagang tempat genggaman berbentuk huruf hijaiyah ”SIN”, bentuk lancipyang
menurun kebawah pada pangkal besi dekat gagangnya merupakan huruf hijaiyah ”MIM”, lajur besi
dari pangkal gagang hingga dekat ujungnya merupakanhuruf hijaiyah ”LAM”, dan ujung yang
runcing sebelah atas mendatar dan bagian bawah yang sedikit melekuk ke atas merupakan huruf
hijaiyah ”HA”. Dengandemikian rangkaian dari huruf tersebut mewujudkan kalimat ”BISMILLAH”.
Ini berkaitan dengan jiwa kepahlawanan dalam bentuk senjata perang untuk mempertahankan
agama Islam dari penjajahan orang yang anti Islam.Mitos yang terdapat di dalam suku aceh adalah
memelihara burung hantu.Karena orang-orang suku aceh meyakini bahwa jika salah satu diantara
merekamemelihara burung hantu, berarti orang tersebut sedang menyekutukan Allah
SWT.Sebab, suara kukukan burung hantu adalah pertanda untuk memanggil makhluk-makhluk
gaib.Di dalam suku aceh terdapat beberapa ritual agama, yaitu intat bupada saatibu sedang
hamil,peutron aneuk pada saat bayi sudah lahir, dan peusijuek. Masyarakat suku aceh sangat
mempercayai dan meyakini akan ajaran agama Islam. Mereka memegang teguh keyakinan
tersebut. Di samping itu, mereka sangat menghormati dan menghargai para Ulama sebagai pewaris
para Nabi. Sehingga ketundukan ulama melebihi ketundukan pada pararaja.
Gampong: Kesatuan masyarakat hukum yang merupakan organisasi pemerintahan
terendah langsung di bawah mukim yang menempati wilayah tertentu, dipimpin oleh
Keuchik dan yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri.
Keuchik adalah Kepala Badan Eksekutif Gampong dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Gampong (Qanun, No.5 Tahun 2003)
Mukim: kesatuan masyarakat hukum dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang
terdiri atas gabungan beberapa Gampong yang mempunyai batas wilayah tertentu
dan harta kekayaan sendiri, berkedudukan langsung di bawah Camat yang dipimpin
oleh Imeum Mukim. Imeum Mukim adalah Kepala Pemerintahan Mukim (Qanun No.4
Tahun 2003)
Nanggroë merupakan suatu sistem pemerintahan setingkat kabupaten Sagoë yang
dalam bahasa Melayu disebut Sagi, setingkat dengan provinsi
PAKAIAN ADAT
RUMAH ADAT
SENJATA
TRADISIONAL
Seni tari tradisional aceh dapat disajikan sebagai sebuah paket
wisata dengan tersedianya tenaga kreatif yang benar-benar
memahami dan menggemari kesenian Aceh yang ada didamping itu
juga didukung oleh pemain-pemain seni tari yang penuh didikasi
mau belajar dengan sungguh-sungguh untuk keperluan penyajian
paket wisata budaya.