Anda di halaman 1dari 26

Assalamualaikum

Wr.Wb.
NAMA KELOMPOK 4 :
1. PRAMESTI ANGGITA P. (1130016044)
2. WINDA HARYANTIK (1130016049)
3. SUSVINA DIYAH E. (1130016095)
4. WIWIK ATUN A. (1130016140)
Pengertian
 Infark miocardium acute mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung
akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner
berkurang. (Brunner & Sudarth, 2008).
 Infak miokard akut adalah suatu keadaan nekrosis otot jantung akibat ketidak
seimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen yang terjadi secara
mendadak. (Setianto,et.al., 2007).
 Infak Miokard Akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena
sumbatan arteri koroner (Hundak & Gallo;2008).
 Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis akibat aliran darah ke otot jantung
terganggu (S. Harum, Ilmu Penyakit dalam edisi ketiga FK UI, hal 1098).
Etiologi IMA

a. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard


Menurunnya suplai oksigen disebabkan oleh tiga faktor, antara lain:
1. Faktor pembuluh darah
2. Faktor Sirkulasi
3. Faktor darah
b. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Faktor resiko IMA
Secara garis besar terdapat dua jenis faktor risiko bagi setiap orang untuk terkena AMI, yaitu
faktor risiko yang bisa dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi.
a. Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi
1. Merokok
2. Konsumsi alkohol
3. Infeksi
4. Hipertensi sistemik
5. Obesitas
6. Kurang olahraga
7. Penyakit diabetes
Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi

Merupakan faktor risiko yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu
diantaranya:
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Riwayat keluarga
4. Ras
5. Geografis
6. Tipe kepribadian
7. Kelas sosial
Patofisiologi IMA
AMI terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama yaitu lebih dari 3045
menit. Sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang ireversibel. Bagian jantung yang
terkena infark akan berhenti berkontraksi selamanya.
Iskemia yang terjadi paling banyak disebabkan oleh penyakit arteri koroner / coronary
artery disease (CAD). Pada penyakit ini terdapat materi lemak (plaque) yang telah terbentuk
dalam beberapa tahun didalam lumen arteri koronaria (arteri yang mensuplai darah dan
oksigen pada jantung). Plaque dapat ruptur sehingga menyebabkan terbentuknya bekuan
darah pada permukaan plaque. Jika bekuanmenjadi cukup besar, maka bisa menghambat
aliran darah baik total maupun sebagaian pada arteri koroner.
Manifestasi Klinis IMA
Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan,
ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan (umumnya
kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri berlangsung
lebih lama dari angina pectoris dan tak resposif terhadap nitrogliserin. Kadang-
kadang, terutama pada pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama
sekali. Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin,
berdebar-debar atau sinkope. Pasien sering tampak ketakutan. Walaupun IMA dapat
merupakan manifestasi pertama penyakit jantung coroner namun bila anamnesis
dilakukan teliti hal ini sering sebenarnyasudah didahului keluhan-keluhan angina,
perasaan tidak enak di dada atau epigastrium.
Keluhan pada pemeriksaan fisik tidak ada yang spesifik dan dapat normal. Dapat
ditemui BJ yakni S2 yang pecah, paradoksal dan irama gallop. Adanya krepitasi basal
menunjukkan adanya bendungan paru-paru. Takikardia, kulit yang pucat, dingin dan
hipotensi, ditemukan pada kasus yang relative lebih berat, kadang-kadang ditemukan
pulsasi diskinetik yang tampak atau berada di dinding dada pada IMA inferior.
Tanda dan gejala infark miokardium akut adalah :
1. Klinis
2. Laboratorium
3. EKG
Pemeriksaan Penunjang
IMA
a. EKG (Electrocardiogram)
b. Test Laboratorium Darah
c. Tes Radiologis

Komplikasi IMA

a. Aritmia e. Takikardia Sinus


b. Brakikardia Sinus f. Kontraksi atrium prematur
c. Irama Nodal g. Ruptur Miokardial
d. Asistolik h. Bekuan darah
Penatalaksanaan IMA

Prinsip umum penatalaksanaan IMA :


a. Diagnosa
b. Diet makanan lunak atau saring serta rendah garam (bila ada gagal jantung)
c. Terapi oksigen
d. Monitor EKG
e. Akses Intravena
f. Penghilang rasa sakit
g. Pemberian obat IMA
h. Tindakan Medis
ASKEP TEORI IMA

A. Pengkajian

1. Keluhan utama
Keluhan utama biasanya nyeri dada seperti tertusuk-tusuk.
2. Riwayat penyakit saat ini
Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama seperti perasaan sulit bernafas,
pingsan dan nyeri dada dilakukan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan
mengenai nyeri dada pada klien secara PQRST yang meliputi :
a. Provoking Incident : nyeri setelah beraktifitas dan tidak berkurang dengan
istirahat dan setelah diberikan nitrogliserin
b. Quality of pain : seperti apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.
Sifat nyeri dapat seperti tertekan, diperas, atau diremas.
c. Region : radiation, relief : lokasi nyeri di daerah substernal atau
nyeri diatas pericardium. Penyebaran nyeri dapat meluas hingga area
dada. Dapat terjadi nyeri dan ketidakmampuan menggerakkan bahu
dan tangan.
d. Severity (scale) of pain : klien ditanya dengan menggunakan
rentang 0-4 atau 0-10 (visual analogue scale-VAS) dan klien akan
menilai seberapa berat nyeri yang dirasakan. Biasanya pada saat
angina terjadi, skala nyeri berkisar antara 3-4 (skala0-4) atau 7-9
(skala 0-10)
e. Time : sifat mula timbulnya (onset). Biasanya gejala nyeri timbul
mendadak. Lama timbulnya (durasi) nyeri dada umumnya dikeluhkan
lebih dari 15 menit. Nyeri oleh infark miokardium dapat timbul pada
waktu istirahat, nyeri biasanya dirasakan lebih berat dan berlangsung
lebih lama. Gejala-gejala yang menyertai infark miokardium meliputi
dyspnea, berkeringat, ansietas, dan pingsan.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Pengkajian riwayat penyakit dahulu akan sangat mendukung kelengkapan data kondisi saat ini. Data ini
diperoleh dengan mengkaji apakah sebelumnya klien pernah menderita nyeri dada, hipertensi, diabetes
mellitus, atau hyperlipidemia. Cara mengkaji sebaiknya sekues dan terinci.

4. Riwayat Keluarga
Perawat senantiasa harus menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga, anggota
keluarga yang meninggal, dan penyebab kematian. Penyakit jantung iskemik pada orang tua yang timbulnya
pada usia muda merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit jantung iskemik pada keturunannya.

5. Riwayat Pekerjaan dan Pola Hidup


Perawat menanyakan situasi tempat bekerja dan lingkungannya. Demikian pula dengan
kebiasaan social dengan menanyakan kebiasaan dan pola hidup misalnya, minum alcohol atau
obat tertentu kebiasaan merokok dikaji dengan menanyakan kebiasaan merokok sudah berapa
lama, berapa batang perhari, dan jenis rokok. Dalam mengajukan pertanyaan kepada klien
hendaknya perhatikan kondisi klien bila klien dalam keadaan kritis maka pertanyaan yang
diajukan bukan pertanyaan terbuka tetapi pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang jawabannya
adalah “ya” dan “tidak”. Atau pertanyaan yang dapat dijawab dengan gerakan tubuh seperti
mengangguk atau menggelengkan kepala sehingga tidak memerlukan energy yang besar.
6. Pengkajian Psikososial
Perubahan integritas ego terjadi bila klien menyangkal, takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah
pada penyakit atau perawatan tak perlu, kuatir tentang keluarga, pekerjaan dan keuangan.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaaran klien IMA biasanya baik atau compos mentis
(CM) dan akan berubah sesuai tingkat gangguan yang melibatkan perfusi sistem saat pusat.
b. B1 (breathing)
Klien terlihat sesak, frekuensi napas melebihi normal dan mengeluh sesak napas seperti
tercekik. Sesak napas terjadi akibat pengerahan tenaga dan disebabkan oleh kenaikan tekanan
akhir diastolic ventrikel kiri yang meningkatkan tekanan vena pulmonalis. Hal ini terjadi karena
terdapat kegagalan peningkatan curah darah oleh ventrikel kiri pada saat melakukan kegiatan
fisik.
c. B2 (Blood)
Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan volume sekuncup yang disebabkan IMA.
Bunyi jantung tambahan akibat kelainan katup biasanya tidak ditemukan pada IMA tanpa
komplikasi.
d. B3 (Brain)
Kesadaran umum klien biasanya CM. Tidak ditemukan Sianosis Perifer. Pengkajian objektif klien,
yaitu wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, merengang dan menggeliat yang
merupakan respons dari adanya nyeri dada akibat infark pada miokardium.
e. B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan klien. Oleh karena itu, perawat
perlu memonitor adanya oliguria pada klien dengan IMA karena merupakan tanda awal syok
kardiogenik.
f. B5 (Bowel)
Klien biasanya mengalami mual dan muntah. Pada palpasi abdomen ditemukan nyeri tekan pada
keempat kuadran, penurunan peristaltik usus yang merupakan tanda utama IMA.
g. B6 (Bone)
Aktivitas klien biasanya mengalami perubahan. Klien sering merasa kelemahan, kelelahan, tidak
dapat tidur, pola hidup menetap, dan jadwal olahraga tak teratur. Tanda klinis lain yang ditemukan
adalah takikardia, dyspnea pada saat istirahat maupun saat beraktivitas.
No.
B.
Data
Diagnosa keperawatan
Masalah Etiologi
1. Ds : Domain 12: Definisi : pengalaman sensori dan
Pasien mengatakan nyeri pada Kenyamanan emosional tidak menyenangkan yang
bagian dada sebelah kiri muncul akibat kerusakan jaringan actual
Skala nyeri Kelas 1 : atau potensial atauyang digambarkan
P : saat beraktivitas Kenyamanan sebagai kerusakan (International
Q :Tertusuk – tusuk Fisik Association for the Study of Pain); awitan
R :Dada bagian kiri yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
S :6 Dx Code : ringan hingga berat hingga akhir yang
T : Hilang timbul 00132 ( Nyeri dapat di antisipasi atau diprediksi.
Do : Akut )
Keadaan umum: Kurang baik dan Faktor Resiko :
didapatkan : Agen cedera biologis (mis,Iskemia)
S: 37°C
TD : 130/110 mmHg
N : 84x/menit
RR : 26X/menit
Wajah tampak meringis
Pasien memegangi dada bagian kiri nya
Pasien tampak merintih kesakitan
NO Data Masalah Etiologi
2. Ds : Domain 4 : Definisi :
Pasien mengatakan merasa sanagat lelah Aktivitas/Istirahat ketidakadekuatan darah yang
Pasien mengatakan gelisah di pompa oleh jantung untuk
Kelas 4 : memenuhi kebutuhan
Do : Respon metabolik tubuh
S: 37°C Kardiovaskular/Pulmonal
TD : 130/110 mmHg Faktor resiko :
N : 84x/menit Dx Code : 00029 Perubahan kontraktilitas
RR : 26X/menit ( Penurunan curah jantung )
Perubahan EKG
Pasien tampak lemas
Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan penurunan aliran darah coroner, iskemia jaringan
jantung.
NOC :
 Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama…x24 jam klien dapat
1. Mengontrol nyeri, dengan kriteria:
a. Mengenal faktor penyebab dan tindakan untuk mencegah nyeri.
b. Menunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk meningkatkan kenyamanan.
c. Menggunakan tindakan mengurangi nyeri dengan analgesic dan nonanalgesik secara tepat.
d. Mengenal tanda pencetus nyeri untuk mencari pertolongan.
 e. Melaporkan gejala kepada tenaga kesehatan (perawat/dokter).
2. Menunjukkan tingkat nyeri dengan kriteria:
a. Melaporkan nyeri berkurang.
b. Klien tidak menunjukkan posisi tubuh melindungi.
c. Tidak ada kegelisahan dan ketegangan otot.
Klien tidak menunjukkan perubahan dalam kecepatan pernapasan, denyut jantung, atau tekanan darah.
NIC
Manajemen nyeri
1. Kaji nyeri secara komprehensif meliputi: lokasi, karakteristik dan awitan, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas/beratnya nyeri, dan faktor presipitasi.
2. Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan khususnya dalam ketidakmampuan untuk
komunikasi secara efektif.
3. Berikan analgetik sesuai dengan anjuran
4. Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri.
5. Kaji latar belakang budaya klien.
6. Tentukan dampak nyeri terhadap kualitas hidup seperti: pola tidur, nafsu makan, aktivitas kognisi,
mood, hubungan pekerjaan, tanggung jawab peran.
7. Kaji pengalaman individu terhadap nyeri.
8. Evaluasi efektivitas tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan.
9. Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga.
10. Berikan Pendidikan kesehatan tentang nyeri seperti: penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan
pencegahan.
11. Kontrol faktor lingkungan yang dapat memengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (mis:
temperatur ruangan, penyinaran, dll).
12. Anjurkan klien untuk memonitor nyerinya sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Penurunan curah jantung berhubungan dengan hilangnya kontraktilitas miokard

NOC
Setelah diklakukan asuhan keperawatan selama…x24 jam klien menunjukkan adekuat
dengan kriteria:
1. Tekanan darah dalam rentang normal.
2. Toleransi terhadap aktivitas.
3. Nadi perifer kuat.
4. Ukuran jantung normal.
5. Tidak ada distensi vena jugularis.
6. Tidak ada disritmia.
7. Tidak ada bunyi jantung abnormal.
8. Tidak ada angina.
9. Tidak ada edema perifer.
10. Tidak ada edema pulmonal.
11. Tidak ada diaporesis.
12. Tidak ada mual.
13. Tidak ada kelelahan.a
NIC
Perawatan jantung
1. Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, radiasi, durasi, dan faktor pencetus nyeri).
2. Lakukan penilaian sirkulasi perifer secara komprehensif (mis: cek nadi perifer, edema, pengisian
kapiler, dan suhu ekstrimitas).
3. Dokumentasikan adanya disritmia jantung.
4. Catat tanda dan gejala penurunan curah jantung.
5. Observasi tanda-tanda vital.
6. Observasi status kardiovaskuler.
7. Observasi disritmia jantung termasuk gangguan irama dan konduksi.
8. Observasi status respirasi terhadap gejala gagal jantung.
9. Observasi kesesimbangan cairan (asupan-haluaran dan berat badan harian).
10. Kenali adanya perubahan tekanan darah.
11. Kenali pengaruh psikologis yang mendasari kondisi klien.
12. Evaluasi respons klien terhadap disritmia.
13. Kolaborasi dalam pemberian terapi antiritmia sesuai kebutuhan.
14. Observasi respons klien terhadap pemberian terapi anti aritmia.
15. klien dan Instruksikan keluarga tentang pembatasan aktivitas.
Pembahasan Jurnal

 1. Umur dan Jenis Kelamin


Hasil penelitian ini didapatkan umur terbanyak pasien IMA di RSUP . Dr. M.
Djamil padang periode 1 januari 2012 – 31 desember 2012 adalah
kelompok 40-60 tahun (55,56%). Menurut literature, insiden IMA meningkat
pada umur 40-60 tahun sebanyak lima kali lipat.
 2. Creatinin Kinase Myocardial Band
Hasil penelitian ini didapatkan 35 orang (64,82%) yang memiliki kadar
CKMB ≥24 U/L. sungkar pada tahun 2008 dengan penelitiannya
didapatkan peningkatan kadar CKMB sebanyak (61,54%).
 3. Troponin
Hasil penelitian ini didapatkan 44 orang (81,84%) yang memiliki kadar
troponin T ≥ 0,1 ng/mL. menurut literature, troponin memiliki bentuk-bentuk
yang khas yang hanya bisa ditemukan pada sel-sel miokardium. Troponin
 .
Krakteristik Frekuensi IMA %

Distribusi pada table 1 terlihat


Umur (tahun) frekuensi umur pasien IMA
berada pada keloompok umur
40-60 tahun berjumlah 30 orang
<40 6 11.11
(55,56%), kelompok umur <60
tahun berjumlah 18 orang
40-60 30 55,56 (33,33%) dan kelompok umur <40
tahun berjumlah 6 orang
(11,11%). Frekuensi jenis kelamin
>60 18 33,33 lakii – laki pada pasien IMA
adalah laki – laki berjumlah 39
orang (72,20%) dan pasien IMA
Jenis Kelamin
yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah 15 orang
Laki – laki 39 72,20
(27,80%). Rasio pertandinganh
laki – laki dan perempuan
adalah 2,6:1.
Perempuan 15 27,80

Jumlah 54 orang 100


CKMB (U/L) Frekuensi IMA %

<24 19 35,18

≥24 35 64,82

Jumlah 54 orang 100

Keterangan : CKMB : Creatinin Myocardial Band;


IMA : Infark Miokard Akut
Table 2 memperlihatkan frekuensi pasien IMA yang memiliki kadar CKMB
≥24 U/L sebanyak 35 orang (64,82%) dan < U/L sebanyak 19 orang
(35,18%).
Pada table 3 terlihat frekuensi pasien IMA yang memiliki kadar troponin T
≥0,1 ng/dl sebanyak 44 orang (81,48%) dan <0,1 ng/dl sebanyak 10
orang (18,52%).
Table 3. Distribusi Frekuensi Pasien IMA Berdasarkan Kadar Troponin T
Keterangan : IMA : Infark Miokard Akut
Troponin T (ng/mL) Frekuensi IMA %

<0,1 10 18,52

≤0,1 44 81,48

Jumlah 54 orang 100

Anda mungkin juga menyukai