Anda di halaman 1dari 22

Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

STRUKTUR ATOM DAN


TABEL PERIODIK UNSUR
 Bab I

Struktur Atom dan Tabel


1 Periodik Unsur
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

A. Perkembangan Teori Atom

Sekitar 2,5 abad yang lalu Ahli Filsafat Yunani Leucippus berpendapat bahwa
materi terdiri dari butiran-butiran kecil. Pendapat ini kemudian dikemukakan oleh
Democritus muridnya , bahwa materi terdiri dari partikel-partikel terkecil yang
tidak dapat dibagi lagi. Partikel ini disebut Atom.
Kata atom berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos, a berarti “tidak” dan tomos
berarti “dibagi” jadi atom artinya tidak dapat dibagi.
Teori atom Democritus:
1. Materi tersusun atas bagian-bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi
menjadi bagian lain. Bagian terkecil penyusun materi disebut atom.
2. Atom dianggap ada dan bergerak dalam ruang kosong materi
3. Atom adalah suatu zat padat yang bersifat homogen,tidak dapat dipecah-
pecah, dan tidak dapat dilihat.
4. Atom yang berbeda memiliki ukuran yang berbeda
5. Sifat-sifat materi ditentukan oleh ukuran, bentuk, dan pergerakan atom-atom.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Teori Aristotle dan Plato


Aristotle (484-322 SM) dan Plato (42 8-358 SM) tidak setuju
dengan pandangan Democritus karena mereka tidak percaya
dengan keberadaan ruang kosong dalam materi.
Galileo Galilei (1564-1642) berpendapat bahwa muncul zat
baru melalui reaksi kimia melibatkan penyusunan kembali
bagian-bagian yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat.
Frans Bacon (1564-1642) berspekulasi bahwa panas dapat
merupakan bentuk pergerakan partikel-partikel kecil.
Robert Boy (1627-1691) mengklaim bahwa semua fenomena
fisika dapat dijelaskan sebagai pergerakan materi-materi yang
berbeda bentuk, ukuran dan keluasannya.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Teori atom Dalton (1804)


1. Suatu zat tersusun dari suatu
partikel sangat kecil yang
tidak dapat dibagi lagi, yaitu atom.
2. Atom dari suatu unsur yang sama
Model atom Dalton John Dalton
adalah identik dan memiliki berat,
ukuran, serta bentuk yang sama, tetapi berbeda dari atom-atom unsur
lain.
3. Atom suatu unsur bersifat permanen (tidak dapat dimusnahkan) dan
tidak dapat teruraikan.
4. Suatu senyawa terbentuk dari penggabungan dua atau lebih atom
unsur dengan perbandingan jumlah yang tetap.
5. Dalam reaksi kimia, atom-atom terpisah, bergabung, dan tersusun
kembali. Atom-atom suatu unsur tidak pernah berubah menjadai
atom-atom unsur lain akibat terjadinyareaksi kimia.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Kelebihan Teori Atom Dalton

 Memulai minat terhadap penelitian mengenai model atom.

 Teori atom Dalton mampu menjelaskan hukum kekekalan

massa dan hukum perbandingan tetap.

Kelemahannya Teori Atom Dalton

 Tidak menerangkan hubungan lautan senyawa dan daya hantar


arus listrik, jika atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur
dan tidak dapat dibagi lagi.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

1. Eksperimen yang Menunjukkan Adanya Elektron

Sinar katode keluar dari katode (elektrode negatif) menuju ke


anode (elektrode positif).
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Sifat-sifat sinar katode, antara lain sebagai berikut.

1. Bergerak lurus dari katode menuju anode.

2. Sinar katode merupakan partikel yang bermuatan.

3. Sinar katode merupakan partikel yang bermuatan negatif.

4. Partikel katode tidak bergantung pada bahan katode maupun


gas yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
semua atom terdapat partikel yang bermuatan negatif. Oleh
Thomson, partikel ini disebut elektron.

5. Muatan elektron = 1,6 x 10–19 coulomb, sedangkan massanya


= 9,107 x 10–28 g.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Berdasarkan penemuan elektron, J.J.


Thomson (1904) mengemukakan teori
atomnya sebagai berikut :

J.J. Thomson
Atom merupakan suatu bola pejal yang
bermuatan positif yang tersebar merata dalam
atom. Di tempat-tempat tertentu terdapat
elektron yang bermuatan negatif. Jumlah
muatan positif sama dengan jumlah muatan
negatif.

Model Atom Thomson


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Kelebihan Teori Atom J.J Thomson


 Dapat menerangkan adanya partikel yang lebih
kecil dari atom yang disebut partikel sub atomik.
 Dapat membuktikan bahwa atom tersusun dari
partikel yang bermuatan positif dan negatif untuk
membentuk atom netral.
Kelemahan Teori Atom J.J Thomson
 Belum dapat menerangkan bagaimana susunan
muatan positif dalam atom berupa bola pejal dan
jumlah elektron.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Eksperimen yang Menunjukkan Adanya Proton

Partikel bermuatan positif ditemukan oleh Eugen Goldstein (1850-


1930) yang diperoleh dari hasil kajian tentang sinar terusan (canal
rays) yang diamati dalam tabung sianar katode berlubang.
Jika pada percobaan sinar katode digunakan katode yang berlubang
dan dinding belakangnya dilapisi dengan ZnS, pada dinding belakang
tersebut akan terjadi perpendaran. Hal ini mengindikasikan bahwa
ada partikel dari anode yang menumbuk lapisan ZnS yang berada di
belakang lempeng katode.

Sinar yang dihasilkan tersebut


berupa partikel positif yang
juga disebut sinar terusan atau
sinar kanal.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

 Sinar positif bergantung pada jenis gas yang digunakan.

 Untuk gas hidrogen (gas yang paling ringan), sinar positif


tersebut massanya = 1.837 x massa 1 elektron atau
1,6729 x 10–24 g (1,00758 satuan massa atom).

 Atom hidrogen merupakan atom yang paling ringan, dianggap


bahwa ion hidrogen adalah suatu partikel dasar yang
mengandung muatan positif. Partikel tersebut disebut proton.

 Muatan proton sama dengan muatan elektron, tetapi tandanya


berlawanan.

 Banyaknya proton dalam suatu atom khas bagi suatu atom,


misalnya atom karbon mempunyai jumlah proton 6, oksigen 8,
dan natrium 11.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

4. Eksperimen yang Menunjukkan Adanya Neutron

Pada tahun 1932, Chadwick menembakkan partikel alfa pada


lempeng berilium. Ternyata, dihasilkan partikel netral yang
kemudian disebut sebagai neutron.

Diperkirakan bahwa inti atom


tersusun dari proton dan neutron.
Jumlah neutron tidak merupakan
sifat khas dari suatu unsur.

Bagan eksperimen Chadwick


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

3. Eksperimen yang Menunjukkan Adanya Inti Atom


Ernest Rutherford (1909) melakukan eksperimen dengan
menembakkan partikel alfa () pada suatu lempeng logam yang
tipis. Hasil eksperimennya menunjukkan bahwa sebagian besar
partikel alfa diteruskan dan hanya sebagian kecil yang
dihamburkan dan dipantulkan.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Adanya partikel alfa yang dihamburkan menunjukkan


bahwa seluruh muatan positif dan hampir seluruh massa
atom terkonsentrasi pada pusat atom yang disebut inti
atom.

Sebagian besar partikel alfa diteruskan dan hanya


sebagian kecil yang dihamburkan. Hal itu mengindikasikan
bahwa sebagian besar bagian atom merupakan tempat
yang kosong. Rutherford menyimpulkan bahwa sebagian
besar massa atom terpusat dalam ruang dengan volume
yang sangat kecil yang disebut inti atom atau nukleus.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Teori atom Rutherford

Atom terdiri atas inti atom yang sangat kecil dan


bermuatan positif. Hampir seluruh massa atom
terpusat pada inti. Elektron mengelilingi inti atom
dalam orbit tertentu pada jarak yang relatif besar
dari inti. Karena atom bersifat netral, jumlah
elektron di dalam atom sama dengan jumlah
muatan inti atom.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Kelebihan Teori Atom Rutherford


 Menyatakan bahwa atom tersusun dari inti
atom dan elektron yang mengelilingi inti.

Kelemahan Teori Atom Rutherford


 Model tersebut tidak dapat menerangkan
mengapa elektron tidak pernah jatuh ke inti
sesuai dengan teori fisika klasik
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

B. Nomor Atom dan Nomor Massa


 Nomor atom menyatakan jumlah proton yang terdapat dalam
inti atom.
 Nomor atom juga menyatakan jumlah elektron yang terdapat
dalam atom (untuk atom netral).
 Nomor massa menyatakan jumlah proton dan neutron yang
terdapat dalam inti atom.
X = Lambang unsur
A = Nomor massa
A
Z X Nomor massa = jumlah proton (p) + neutron (n)
Neutron (n) = nomor massa (A) – nomor atom (Z)
Z = Nomor atom
Nomor atom (Z) = jumlah proton = jumlah elektron
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Hitunglah jumlah proton, elektron, dan neutron untuk
A. 16 B. 23
Na
8O 11
Jawab:

A. 16 O
8
Jawab :
nomor massa (A) = 16
nomor atom (Z) =8
Jumlah proton (p) = jumlah elektron (e) = 8
Jumlah neutron (n) = nomor massa (A) – nomor atom (Z)
= 16 – 8
=8
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

23
B.
11 Na

Jawab :
nomor massa (A) = 23
nomor atom (Z) = 11
Jumlah proton (p) = jumlah elektron (e) = 11
Jumlah neutron (n) = nomor massa (A) – nomor atom (Z)
= 23 – 11
= 12
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

ISOTOP, ISOBAR, ISOTON dan ISOELEKTRON

Atom-atom dari unsur yang sama mempunyai nomor


atom sama tetapi mempunyai nonor massa yang
ISOTOP berbeda atau unsur yang jumlah protonnya sama, tetapi
jumlah neutronnya berbeda
17
Contoh : 16
8 O dan 8 O

Atom-atom dari unsur yang berbeda mempunyai


massa yang sama, tetapi nomor atomnya berbeda.
ISOBAR
Contoh : 6 C14 dan 7 N14 , 11Na24 dan 12 Mg24
14 14
7 N dan 6C
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Atom-atom dari unsur yang berbeda


ISOTON
mempunyai jumlah netron yang sama.
Contoh : 6C
13 dan 7N14 , 15 P31 dan 16 S 32 ,

kelompok partikel (atom ion) yang memiliki


ISOELEKTRON jumlah elektron yang sama.
Contoh: dan
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
37
Isotop Cl terdiri atas 35
17 Cl
dan 17 Cl. Jika terdapat 75% 35
17 Cl
37
dan 25% 17 Cl, berapa massa rata-rata atom Cl?

Jawab:

Massa rata-rata Cl = (75% x 35) + (25% x 37)


= 26,25 + 9,25
= 35,5

Anda mungkin juga menyukai