Anda di halaman 1dari 30

Konsep Perkembangan

Fadhilatun Mahfudzah
A. Pengertian Pertumbuhan
(growth)

▪ Pertumbuhan adalah konteks perkembangan merujuk


perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif. yaitu
peningkatan dalam ukuran dan struktur
▪ Istilah pertumbuhan dan perkembangan berbeda,
pertumbuhan lebih menunjuk pada kemajuan fisik atau
pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu
titik optimum dan kemudian menurun menuju pada
keruntuhannya.Sedangkan perkembangan adalah lebih
menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan
rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.
▪ Perkembangan merupakan perubahan yang
menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia,
seperti perubahan-perubahan yang berkaitan dengan
aspek pengetahuan, sifat sosial, moral, keyakinan
agama, kecerdasan, dan sebagainya.
b. Kematangan (maturation)

▪ kematangan itu merupakan suatu potensi yang


dibawa oleh setiap individu sejak lahir, timbul dan
bersatu dengan pembawaannya serta turut
mengatur pola perkembangan setiap tingkah laku
individu. Dengan demikian, kematangan tidak
dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau
pembawaan karena kematangan ini merupakan
suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh
setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.
c. Belajar (Learning)

▪ Menurut Morgan “Belajar adalah setiap perubahan


tingkah laku yang menetap yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman”
(M.Ngalim Purwanto, 1993:84).
▪ Belajar yaitu Perubahan-perubahan dalam
perkembangan individu, selain dapat terjadi
karena kematangan, juga dapat terjadi karena
belajar.
Ada beberapa karakteristik yang
terkandung dalam pengertian belajar,
yaitu:

Pengertian belajar meliputi proses dan hasil.


Sebagai suatu proses
Proses belajar menghasilkan perubahan tingkah
laku pada diri individu.
Perubahan-perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar sifatnya manetap atau permanen.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
proses belajar, diantaranya:

▪ a. Faktor dari dalam diri individu (Internal)


Faktor Jasmaniah
Faktor Kesehatan
Faktor Cacat Tubuh
Faktor Psikologis
 Intelegensi
 Motif
 Minat
 Emosi
 Bakat
 Kesiapan

Faktor Kelelahan
b. Faktor-Faktor Eksternal

 Faktor Keluarga
 Faktor Sekolah
d. Latihan (exercises)

▪ Latihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki


kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya
dengan aktivitas belajar. Latihan membantu
peserta didik dalam memahami suatu
pengetahuan praktis dan penerapannya, guna
meningkatkan keterampilan, kecakapan, dan sikap
yang diperlukan oleh pendidikan dalam usaha
mencapai tujuannya.
▪ Empat istilah konsep perkembangan yakni, pertumbuhan
(growth),kematangan (maturtion), belajar (learning), dan
Latihan (exercise). Secara konseptual empat istialah ini
mempunyai persamaan dan perbedaan, persamaannya
adalah : pada keempat istilah tersebut terjadi perubahan
(changes) sedangkan letak perbedaannya terdapat pada
perubahan pada pertumbuhan yang bersifat kuantitatif,
sedangkan pada kematangan, belajar, dan latihan lebih
bersifat kualitatif. Perubahan pada pertumbuhan dan
kematangan lebih bersifat alamiah sedangkan perubahan
pada belajar dan latihan lebih bersifat disengaja dan
bertujuan.
▪ Perubahan-perubahan yang terjadi
baik sebagai pertumbuhan,
kematangan, belajar, maupun
latihan itulah yang disebut:
perkembangan (development).
Perubahan ini dapat terjadi pada
setiap periode perkembangan
sepanjang organisme hidup. Oleh
karena itu perkembangan dapat
didefinisikan sebagai perubahan
sepanjang waktu (change over
B. Definisi Perkembangan (development) serta
Implikasinya dalam Pendidikan

• Perkembangan menurut Hurlock dan Syamsu Yusuf adalah


“Serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat
dari proses kematangan dan pengalaman. Ini berarti bahwa
perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa
sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan
kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari
banyak struktur dan fungsi yang kompleks (Hurlock, 1994:2).
• Perkembangan adalah suatu perubahan yang bersifat kualitatif,
artinya, perubahan ini tidak dapat diukur dengan inci, centimeter,
gram atau kilogram. Perkembangan individu merupakan suatu
proses yang dinamis dan menuju kesuatu progres, tidak dapat
diulang dan bersifat kekal.
• Perkembangan pada seorang anak adalah terjadinya perubahan yang
bersifat terus-menerus dari keadaan sederhana ke keadaan yang lebih
lengkap, lebih kompleks. Perkembangan yang dimaksud adalah
perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju
tingkat kedewasaan atau kamatangan yang berlangsung secara
sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik
maupun psikis.
• Para ahli yang beraliran nativisme berpendapat bahwa perkembangan
individu semata-mata tergantung pada factor dasar atau pembawaan.
Tokoh utama aliran natavisme yang terkenal adalah Scopenhauer.
(Bandi, 2009).
• Fase Perkembangan

• a. Prenatal (mulai masa konsepsi s/d 9 bulan)

• b. Infancy (Lahir s/d 10 atau 14 hari)

• c. Babyhood (2 minggu s/d 2 tahun)

• d. Childhood (2 s/d 11 tahun)

• e. Adolesence/puberty (11 s/d 21 tahun)

• a) Pre adult (11 – 13 tahun)

• b) Early adult (16 – 17 tahun)

• c) Late adult (17 – 24 tahun)


• 2. Fase Perkembangan (Berdasarkan usia sekolah)

• a. Usia Prasekolah (0 – 6 tahun)

• b. Usia Sekolah Dasar (6 – 12 tahun)

• c. Usia Sekolah Menengah (12 – 18 tahun)

• d. Usia Mahasiswa (18 – 24 tahun)


• Manusia pada umumnya berkembang sesuai dengan tahapan-
tahapannya. Perkembangan tersebut dimulai sejak masa konsepsi
hingga akhir hayat. Ketika individu memasuki usia sekolah, yakni
antara tujuh sampai dengan dua belas tahun, individu dimaksud
sudah dapat disebut sebagai peserta didik yang akan berhubungan
dengan proses pembelajaran dalam suatu sistem pendidikan. Cara
pembelajaran yang diharapkan harus sesuai dengan tahapan
perkembangan anak, yakni memiliki karakteristik sebagai berikut :
• 1) Programnya disusun secara fleksibel dan tidak kaku serta
memperhatikan perbedaan individual anak;
• 2) Tidak dilakukan secara monoton, tetapi disajikan secara variatif
melalui banyak aktivitas;
• 3) Melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar
sehingga memungkinkan anak terlibat secara penuh dengan
menggunakan berbagai proses perkembangannya (Amin Budiamin,
dkk., 2009:84).
• Faktor-faktor Penentu Perkembangan Individu dan
Implikasinya terhadap Pendidikan
• Faktor-faktor penentu perkembangan individu
merupakan salah satu masalah yang menjadi perhatian
para ahli psikologi. Hasil studi psikologi sebagai jawaban
terhadap permasalahan tersebut dapat di bedakan menjadi
tiga kelompok teori, yaitu Nativisme, Empirisme dan
Konvergensi.
• Nativisme
• Schoupenhauer adalah salah seorang tokoh teori Nativisme.
Penganut teori Nativisme berasumsi bahwa setiap individu
dilahirkan ke dunia membawa factor-faktor turunan (heredity)
yang dibawa sejak lahir yang berasal dari orang tuanya.
• Teori Nativisme memberikan implikasi yang tidak kondusif
terhadap pendidikan. Teori Nativisme tidak memberikan
kemungkinan bagi pendidik dalam upaya mengubah
kepribadian peserta didik.
Empirisme
• John Locke dan J.B. Watson adalah tokoh teori Empirisme.
Sebagai penganut Empirisme Locke dan Watson menolak
asumsi Nativisme. Penganut Empirisme berasumsi bahwa
setiap anak dilahirkan ke dunia dalam keadaan bersih ibarat
papan tulis yang belum ditulisi. Individu lahir ke dunia tidak
membawa ide-ide bawaan. Penganut Empirisme meyakini
bahwa setelah kelahirannya, faktor penentu perkembangan
individu ditentukan oleh factor lingkungan/pengalamannya.
• Implikasi teori Empirisme terhadap pendidikan yakni
memberikan kemungkinan sepenuhnya bagi pendidik untuk
dapat membentuk kepribadian peserta didik; tanggung jawab
pendidikan sepenuhnya ada di pihak pendidik.
Teori Konvergensi
• Tokoh teori Konvergensi antara lain William Stern dan
Robert J.Havighurst. Mereka berasumsi bahwa
perkembangan individu ditentukan oleh dasar (nature) atau
faktor turunan (heredity) yang dibawa sejak lahir maupun
oleh factor ajar (nurture) atau lingkungan/pengalaman.

• Implikasi teori Konvergensi terhadap pendidikan yakni


memberikan kemungkinan bagi pendidik untuk dapat
membantu perkembangan individu sesuai dengan apa yang
diharapkan, namun demikian pelaksanaannya harus tetap
memperhatikan faktor-faktor hereditas peserta didik:
kematangan, bakat, kemampuan, keadaan mental
C. Prinsip-Prinsip Perkembangan serta
Implikasinya dalam Pendidikan
• 1. Menurut William Stern
 Lebih tepatnya teori konvergensi ini menyatakan
kecerdasan itu bukan hanya dipengaruhi oleh pengalaman
saja tetapi juga bisa dipengharuhi oleh faktor lingkungan
pendidik sekitar. Teori konvergensi ini juga mengatakan
bahwa walaupun manusia berasal dari pembawaan yang
sama, namun dipengaruhi oleh lingkungan.
 Seorang anak keturunan Inggris yang baru lahir dan
dibesarkan di Indonesia, serta dipelihara oleh orang
Indonesia dan dalam pemeliharaan sehari-harinya
menggunakan bahasa Indonesia, tidak mungkin bisa
berbahasa Inggris, karena pendidikannya termasuk
pergaulan sehari-harinya, tidak memberikan kesempatan
untuk berbicara bahasa Inggris.
2. Menurut Jean Piaget
• Piaget adalah orang yang paling banyak memperhatikan
perkembangan anak-anak hingga usia 7 tahun. Ia
memandang bahwa pada setiap anak terdapat dua
faktor, yaitu pengenalan dan perasaan. Keduanya
berguna untuk penyesuaian ruhani terhadap lingkungan.
Katanya pula bahwa dalam ruhani anak terdapat fungsi
pikiran. Akan tetapi, kecakapan berpikir secara
logis tidak dibawa anak secara lahir. Kecakapan berpikir
baru timbul setelah ia mencapai taraf perkembangan
tertentu.
3. Prinsip Kesatuan Organisme
• Prinsip ini berbunyi bahwa anak merupakan suatu
kesatuan fisik dan psikis dan satu kesatuan dari
komponen tersebut. Antara fisik dan psikis satu sama
lain saling mempengaruhi. Setiap komponen tidak
berkembang sendiri-sendiri tetapi dipengaruhi terhadap
komponen yang lain.
• Contohnya, jika anak sakit maka proses pembelajaran
juga akan terganggu, apa yang disampaikan guru tidak
akan terserap dengan baik oleh memori anak.
4. Prinsip Predistinasi
• Predistinasi berarti nasib atau takdir. Setiap manusia
percaya terhadap nasib atau takdir
• Berdasarkan prinsip ini berarti seberapa sempurnanya
pembawaan, bakat dan sifat-sifat keturunan, serta
betapapun baiknya lingkungan dan sarana pendidikan
anak, tidak akan berlangsung perkembangan yang
diharapkan jika tidak ada izin dari maha kuasa.
5. Prinsip Tempo dan irama (ritme)
Perkembangan
• Setiap anak mempunyai laju kecepatan yang berbeda-beda, yakni ada
yang cepat, sedang, dan ada pula yang lambat. Tempo perkembangan
seorang anak dapat dipercepat tetapi tidak dapat dipaksakan.
• Misalnya, orang tua yang mengajari anaknya untuk menulis, membaca,
dan berhitung padahal anak tersebut belum sekolah.
• Sehubungan dengan perkembangan cepat atau lambat ini, anak dapat
dibedakan atas tiga golongan, yaitu:
• a. Anak yang perkembangannya berlangsung mendatar, dan maju
secara berangsur-angsur.
• b. Anak yang cepat sekali berkembang pada waktu kecilnya, tetapi
sesudah besar perkembangannya semakin berkurang/lambat.
• c. Anak yang lambat perkembangannya pada waktu kecil tetapi
semakin besar semakin cepat kemajuannya.
6. Prinsip Kontinuitas
• Menurut prinsip kontinuitas perkembangan berlangsung
secara terus menerus dan berksinambungan.
Perkembangan periode awal pada diri anak dapat
mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Apabila anak
dapat menguasai kemampuannya dengan sempurna
pada periode awal maka pada periode berikutnya akan
dapat dikuasai.
7. Prinsip Kesamaan Pola
• Prinsip ini mengemukakan bahwa perkembangan manusia
mengikuti pola perkembangan umum yang sama. Maksud prinsip ini
adalah manusia mengiktui pola perkembangan yang sama.
Misalnya, manusia pada umur 6-7 tahun pada umumnya telah
masuk sekolah. Prinsip ini mempunyai beberapa implikasi dalam
melaksanakan pendidikan, yaitu:
• Pendidikan dapat dilaksanakan secara klasikal terhadap anak yang
berumur sama dalam situasi normal.
• b. Dapat dilaksanakan keseragaman pendidikan untuk anak
tingkat tertentu.
• c. Dapat disediakan alat-alat tertentu yang dapat digunakan dari
generasi ke generasi selanjutnya.
• Dari beberapa pendapat para ahli diatas mengenai
prinsip-prinsip perkembangan dapat menyimpulkan
bahwa perkembangan manusia itu, timbul dari
kepribadian seseorang yang bisa memilah-milah,
perkembangan tersebut tidak bisa di pandang satu sisi
melainkan dua sisi yaitu jasmani dan rohani yang mana
perkembangan itu merupakan kumpulan yang perlu di
bimbing dan dipengaruhi dari lingkungannya sehingga
akhirnya membentuk manusia yang mempunyai tingkah
laku yang baik.
• Pertumbuhan, kematangan, belajar, dan latihan erat kaitannya
dengan perkembangan individu. Semuannya memiliki peranan
penting dalam perkembangan peserta didik. Perkembangan
mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik
psikis seperti yang terkandung dalam istilah pertumbuhan,
kematangan, belajar dan latihan.
• Prinsip-prinsip perkembangan adalah pola-pola umum dalam suatu
proses perubahan alamiah yang teratur, universal dan
berkesinambungan, yang dimaksud dengan perubahan yang
teratur adalah pertumbuhan pada manusia yang berjalan normal
mengikuti tata urutan yang saling berkaitan. Tujuan perkembangan
adalah realisasi diri atau pencapaian kemampuan.
• Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik diperlukan
oleh para pendidik agar bisa bertindak secara profesional kepada
para peserta didiknya. Dengan demikian, para pendidik dapat
mengajar dengan mempertimbangkan tahapan dan prinsip
perkembangan peserta didiknya sehingga dapat terwujud tujuan
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai