Anda di halaman 1dari 47

TATA CARA PENILAIAN

KINERJA BANGUNAN GEDUNG


HIJAU

Penilaian Pengelolaan Tapak :

NAMA : SEPTA ARIANI


NRP : 142019024
KELAS :A

ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN


DOSEN : Dr. Ir. ZUBER ANGKASA, M.T.
TATA CARA PENILAIAN
KINERJA BANGUNAN GEDUNG
HIJAU
BERDASARKAN : Dalam penilaian tahap perencanaan teknis, ada 7 poin yang
LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA menjadi penilaian, yaitu :
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR:
86/SE/DC/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN 1. Pengelolaan tapak
BANGUNAN GEDUNG HIJAU
2. Efesiensi bangunan energi
Penilaian kinerja bangunan gedung hijau merupakan 3. Efesiensi penggunaan air
kegiatan penilaian terhadap penerapan persyaratan bangunan gedung 4. Kualitas udara dalam ruang
hijau pada sebuah bangunan gedung. Penilaian ini merupakan rangkaian 5. Material ramah lingkungan
yang tidak terpisahkan dari proses sertifikasi bangunan gedung hijau.
6. Pengelolaan sampah
Penilaian kinerja bangunan gedung hijau dilakukan pada
setiap tahapan dari sebuah penyelenggaraan bangunan gedung hijau 7. Pengelolaan air limbah
mulai dari tahap pemrograman, perencanaan teknis, pelaksanaan
konstruksi, tahap pemanfaatan dan tahap pembongkaran.
DATA-DATA

TAMPAK DEPAN TAMPAK S. KANAN

PERSPEKTIF

TAMPAK BELAKANG TAMPAK S. KIRI


PENILAIAN
PENGELOLAAN TAPAK
A. Adaptif terhadap pola edar
matahari
Memposisikan bangunan dengan fasad terpendek
untuk menghadap langsung ke matahari sehingga
tidak terjadi radiasi dan panas pada ruangan
Bangunan ini adaptif terhadap arah edar matahari
dikarenakan bagian yang terkena sinar matahari
langsung tidak terlalu luas (dalam jangkauan kecil)

Respon:
Bila sisi bangunan terpanjang terpaksa
Menghadap matahari, dapat di respon
Dengan menggunakan plat sunscreen.

Poin maks : 2
ARAH MATAHARI Poin didapat : 2
B. Adaptif terhadap tapak dan iklim mikro

Arah matahari

Arah angin
PENJELASAN

• Arah angin berhembus dari arah selatan


ke utara
• Sehingga bukaan pada bangunan di
maksimalkan di daerahselatan dan utara
• Bukaan yang banyak juga mempengaruhi
Adaptif terhadap tapak dan iklim mikro kelembaban suatu ruangan
maksudnya bangunan berorientas pada iklim
dalam suatu wilayah yang spesifik.
Iklim mikro di pengaruhi oleh kontur, • Penyesuaian terhadap iklim misalnya pada
kecepatan angin, kelembaban, dll. jendela terdapat plat sunscreen dan kaca
N PERSYARATAN POIN POIN YANG KETERANGA
riben utk upaya pencegahan cahaya matahari
O DITUJU N langsung dan hujan angin saat deras
A PENGOLAAN TAPAK
1. Orientasi bangunan
b. Adaptif terhadap 1 1
tapak dan iklim mikro
HASIL ORIENTASI :
POIN MAKSIMAL : 4
POIN DIDAPAT : 4

Menggunakan kaca film. Sifat kaca film adalah


memantulkan panas, kaca film yang baik sama
sekali tidak menyerap panas.
2. Pengolahan Tapak termasuk
Aksesibilitas/ Sirkulasi

a. Penutup atap dan perkerasan


memiliki nilai pantul matahari minimal 0,3
Nilai maks :1
Nilai didapat :1

Karena atap pada bangunan tersebut menggunakan atap dari


TAMPAK DEPAN keramik yang menggunakan finishing glasur yang membuat
tampilannya terlihat elegan. atap keramik sangat tahan
terhadap panas serta api, serta tidak menghantarkan panas
sehingga hantaran panas dari jalan tidak akan menembus ke
dalam bangunan.

atap keramik
b. Air hujan yang ditangkap pada area tapak dan bangunan minimal
40%
Poin maks :2
Poin didapat :2
Karena jika luas lahan adalah 356,5m² dan luas bangunan 260m². maka
luas tanah/ area yang menangkap air hujan adalah 96,5 m² = 92,03%

c. Nilai jumlah tajuk vegetasi dibanding area tapak minimal 20%


Poin maks :3
Poin didapat :3

Karena jika tapak memiliki luas 260m² dan lahan tajuk vegetasi memiliki
luas 96.5 m². maka nilai tajuk vegetasi dibanding area tapak adalah 37,11%
b. Air hujan yang ditangkap pada area tapak dan
bangunan minimal 40%

NO TAHUN CURAH HUJAN (MM) Vol. hujan yang


Perssentase air
bisa di tangkap
no Luas (m²) hujan yang
1 2011 2593,00 (m²)
ditangkap (%)
2 2012 3084,00
1 Atap 884 29,4 %
3 2013 3409,00 260
4 2014 1668,30 2 Tangkapan taman 96.5 328,1 29,4 %
5 2015 1947,20 ( zona hijau )

BERDASARKAN DATA DIATAS, SAYA MENGAMBIL CURAH HUJAN TERTINGGI YAITU


3409,20 mm = 3,40 m PADA TAHUN 2013
LUAS LAHAN = 356,5m²
CURAH HUJAN YANG JATUH KE LAHAN = 3,40 M x 356,5m² = 1212.1 m²
Palem
d. Vegetasi yang digunakan merupakan budidaya
lokal skala provinsi minimal 60%
BUNGA BUGENVIL
Poin maks :2
Poin didapat : 0
Rumput
Karena bangunan ini hanya dikelilingi oleh pohon
palem raja yang ada di Indonesia dan pohon perdu
dan rumput.
POHON TANJUNG
HASIL :
POIN MAKSIMAL : 8
POIN DIDAPAT : 6
c. Nilai jumlah tajuk vegetasi dibanding area tapak minimal 20%

No. Nama Pohon Jumlah Batang Diameter Luas Tajuk m2 Total Luas Persentase terhadap Budidaya
Tajuk m’ Tajuk m2 luas tampak (luas Lokal
tapak 356,5m² )
1 Tanjung 5 2 3.14 15,7 2,2 X
2 Palem Botol 25 1.50 1.77 44,25 6,3 X
3 Bogenville 15 2.50 4.91 73,65 10,5 X
4 Rumput Gajah 96.5 37,11 X
TOTAL 56,11

Palem tanjung Bogenville Rumput


3. Pengelolaan Lahan Terkontaminasi Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Merencanakan pemulihan pada lahan terkontaminasi


bahan berbahaya .
Poin maks :3
Poin didapat :3

Karena lahan pada sekitar bangunan tersebut bebas


limbah. HASIL :
POIN MAKSIMAL : 3
POIN DIDAPAT : 3
4. Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat

Luas Area Hijau (m²) : 96.5m²


Luas Lahan (m²) : 356,5m²
Prosentase luas area hijau : 92,03%

Pilih salah satu


a. Area hijau 10-20% : 1 Poin
b. Area hijau 20-50% : 2 Poin
c. Area hijau >50% : 3 Poin

Poin maks :3
Poin didapat :3
Karena area hijau pada lahan tersebut
berada dikisaran >50% yaitu 92,03%
Tambahan poin HASIL :
POIN MAKSIMAL : 5
d. Direncanakan area hijau dapat diakses oleh publik POIN DIDAPAT : 5
Poin maks :1
Poin didapat :0

Karena pada bangunan tersebut telah direncanakan agar area hijau tidak
dapat diakses oleh publik

e. Direncanakan melakukan penanaman pohon peneduh, peredam suara,


penyaring bau, penyaring debu
Poin maks :1
Poin didapat :1

Karena pada bangunan tersebut memiliki tanaman yang dapat menyaring


debu dan bersifat meneduhkan yaitu pohon palem , tanjung dll. Kemudian
area di sekitar tapak memiliki kebisingan yang rendah.
no pohon Gambar

1 pohon peneduh : Pohon tanjung

2 peredam suara, Rumput dapat dijadikan sebagai alternatif


untuk mengatasi kebisingan yang disebabkan oleh polusi
suara. Setiap jenis rumput memiliki perbedaam tingkat
peredaman.

3 penyaring bau, palem yang tergolong tanaman penyerap


bau busuk adalah palem waregu

4 penyaring debu, palem kuning memiliki tampilan yang


sederhana, tetapi tanaman ini dapat membersihkan udara
di sekitar Anda.
5. Penyediaan Jalur Pejalan
Kaki (Pedestrian)
a. Memiliki pedestrian dengan arah yang
mengakses antara luar gedung menuju ke teras
gedung atau menerus dalam satu komplek Gedung

Poin maks :3
Poin didapat :3

Karena bangunan tersebut telah memiliki jalur pejalan


kaki yang menghubungkan antara bangunan dan jalan
umum.
b. Bangunan Gedung memenuhi persyaratan
kemudahan terhadap fasilitas dan aksesibilitas

Poin maks :2
Poin didapat :2
Karena bangunan tersebut belum memenuhi persyaratan di
atas.
c. Memiliki fasilitas pejalan kaki yang terhubung atau HASIL :
menghubungkan fasilitas publik, misal transportasi umum, POIN MAKSIMAL : 7
jembatan penyebrangan, ruang publik, dan menuju POIN DIDAPAT : 3
persil/kavling sekitarnya
Poin maks :1
Poin didapat :1

Karena bangunan tersebut hanya terhubung ke jalan AMD.

d. Memiliki fasilitas bagi pengguna sepeda, misal jalur


khusus sepeda, tempat parkir sepeda, dan fasilitas shower.
Poin maks :1
Poin didapat :1

Bangunan direncanakan memili tempat parker sepeda dan


fasilitas shower
6. Pengelolaan Tapak Basemen

• Luas tapak gedung utama (m2) : 260m²

• Luas Lahan (m2) : 356,5m²

Koefisien tapak basemen tidak melebihi Koefisien Dasar


Bangunan.

Poin maks :2
Poin didapat :2

Karena bangunan tersebut tidak memiliki basemen


TIDAK MEMILIKI BASEMEN
HASIL :
POIN MAKSIMAL : 2
POIN DIDAPAT : 2
7. Penyediaan Lahan Parkir

a. Gedung direncanakan memiliki lahan parkir < 30% dari KDB yang
diizinkan
Poin maks :3
Poin didapat :3
Karena KDB bangunan tersebut adalah 260 m² dan luas lahan parkir/
carport adalah 15m² = 5,76%

b. Gedung direncanakan memiliki lahan parkir vertikal (di lantai atas)


Bangunan tersebut tidak merencanakan lahan parkir vertikal.

c. Gedung direncanakan memiliki lahan parkir di basemen maksimal 2


lapis
Bangunan tersebut tidak merencanakan basemen. HASIL :
POIN MAKSIMAL : 3
POIN DIDAPAT : 3
8. Sistem Pencahayaan Ruang
Luar atau Halaman

Fasilitas penerangan direncanakan menggunakan


saklar otomatis atau sensor.
Poin maks :3
Poin didapat :3

Bangunan direncanakan menggunakan sakelar


otomatis dengan sensor cahaya dan gerak.
Ruangan yang membutuhkan sakelar otomatis :
1. Teras Depan HASIL :
POIN MAKSIMAL : 3
2. Teras Belakang
POIN DIDAPAT : 3
3. Gudang
9. Pembangunan Bangunan Gedung di atas dan/ atau di Bawah
Tanah, Air dan/ atau Prasarana/ Sarana Umum

a. Memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami Bangunan tidak menerapkan prinsip-


dan penghawaan alami bagi sarana dan prasarana
umum yang ada di bawahnya. prinsip tersebut

b. Menerapkan prinsip penghematan energi dan air HASIL :


dengan mempertimbangkan persyaratan fungsi POIN MAKSIMAL : 6
bangunan gedung yang ada di bawahnya. POIN DIDAPAT : 6

c. Menerapkan pengelolaan limbah domestik di luar


lokasi BG, yang tidak mencemari lingkungan.
Hasil Akhir :
1. Orientasi bangunan
Poin maks :4 Poin didapat :4
2. Pengolahan Tapak termasuk Aksesibilitas/ Sirkulasi
Poin maks :8 Poin didapat :6
3. Pengolahan Lahan Terkontaminasi Limbah B3
Poin maks :3 Poin didapat :3
4. Rencana RTH Privat
Poin maks :5 Poin didapat :5
5. Penyediaan Pedestrian
Poin maks :7 Poin didapat :3
6. Pengelolaan Tapak Basemen
Poin maks :2 Poin didapat :2
7. Penyediaan Lahan Parkir
Poin maks :3 Poin didapat :3
TOTAL :
8. Sistem Pencahayaan Ruang Luar atau Halaman POIN MAKSIMAL : 41
Poin maks :3 Poin didapat :3 POIN DIDAPAT : 35
9. Pembangunan Bangunan Gedung di atas dan/ atau di
Bawah Tanah, Air dan/ atau Prasarana/ Sarana umum
Poin maks :6 Poin didapat :6
B. EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI
POIN YANG
NO PERSYARATAN POIN ACUAN KETERANGAN
DITUJU
B EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI

1. Selubung Bangunan
a. Selubung bangunan memiliki nilai akumulasi 5 5 menggunakan lampu yang hemat energi hingga 20%.
OTTV dan RTTV maksimum 35 Watt/m2

b. Nilai perbandingan 4
selubung bangunan transparan dengan selubung
bangunan masif (Window to Wall Ratio) kurang
dari 30%
c. Penggunaan bahan 3 0 tidak memenuhi persyaratan
selubung bangunan dapat mendukung efisiensi
energi
1. Selubung Bangunan

Langkah-langkah menghitung OTTV :

A. Menentukan Tipe Dinding (W) dan variabelnya (Uw, TDek, dan )


B. Menentukan Luas masing-masing Tipe Dinding (W), Luas Fenestrasi (F)
dan WWR
• OTTV : Harga perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang C. Menentukan SC Kaca, U kaca, dan SC efektif
memiliki arah atau orientasi tertentu (W/m2) D. Menghitung OTTV masing-masing orientasi
• α : Absorbtansi radiasi matahari
E. Menghitung OTTV keseluruhan
• UW : Transmitansi termal dinding tak tembus cahaya (W/m2.K)
• WWR : Perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada
orientasi yang ditentukan
• TDEK : Beda temperatur ekuivalen (K )
• SF : Faktor radiasi matahari (W/m2)
• SC : Koefisien peneduh dari sistem fenestrasi
• UF : Transmitansi termal fenestrasi (W/m2.K)
• ΔT : Beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian
dalam (diambil 5K)
b. Nilai perbandingan
selubung bangunan transparan dengan selubung bangunan masif (Window
to Wall Ratio) kurang dari 30%

NO SIDE TOTAL TOTAL WWR


BUKAAN AREA F/E
(M2) FASAD (M2)
(F) (E)

1 Utara
2 Selatan
3 Barat
4 Timur
TOTAL
POIN YANG
NO PERSYARATAN POIN ACUAN KETERANGAN
DITUJU
B EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI

2. Sistem Ventilasi
Pilih salah satu
a. Ventilasi alami dan/atau 4 4
mekanis sesuai dengan standar yang berlaku

b. Bangunan gedung yang 3


tidak memiliki ventilasi alami, tetap harus
memenuhi kebutuhan udara segar

c. Sistem ventilasi membantu mengurangi beban 3


pendinginan
a. Ventilasi alami dan/atau
mekanis sesuai dengan standar yang berlaku
POIN YANG
NO PERSYARATAN POIN ACUAN KETERANGAN
DITUJU
B EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI

3. Sistem Pengkondisian Udara

a. Direncanakan menggunakan AC 2 2 AC menggunakan AC system VRV. Persayaratan AC


dengan suhu minimal berkisar 25°C±1°C tertuang dalam Spesifikasi Teknis Bab II Pekerjaan
atau Kelembaban relatif ruangan berkisar Tata Udara Ventilasi Mekanis dan Monitor CO2,
60%±10% halaman 42

b. kW/TR atau COP dari peralatan 5 5 Persyaratan AC tertuang dalam Spesifikasi Teknis
pengkondisian udara sesuai dengan standard Bab II Pekerjaan Tata Udara Ventilasi Mekanis dan
yang berlaku, Monitor CO2, halaman 42

Apabila bangunan gedung yang tidak


merencanakan penggunaan pengondisian udara,
diisi dengan poin penuh
3. Sistem Pengkondisian Udara
b. kW/TR atau COP dari peralatan pengkondisian udara sesuai dengan
standard yang berlaku

Tipe AC yang digunakan:


-Tipe residential
- Single split Merk Pansonic Eco Smart 3

Dengan COP diatas 3,7 yaitu 5,7

Eco Smart 3 merupakan sebuah fitur yang secara otomatis bisa menaikkan 1 derajat
suhu remote setelah AC dinyalakan selama 2 jam. Lalu setiap 1 ½ jam suhu remote terus
naik sebesar 1 derajat.

Manfaat dari fitur ini adalah, agar ketika Anda bangun pagi tidak kedinginan karena AC
menyala dengan suhu yang sama.
Misalnya, Anda menyalakan AC di jam 11 malam dengan suhu remote 22 derajat, lalu Anda
mengaktifkan fitur ini di jam 1 pagi, secara otomatis suhu akan naik 23 derajat, lalu pada
pukul 02.30 naik lagi menjadi 24 derajat dan naik lagi 25 derajat di jam 04.00. Hal ini
berguna untuk menghindari kedinginan pada saat bangun tidur di pagi hari.
POIN YANG
NO PERSYARATAN POIN ACUAN KETERANGAN
DITUJU

B EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI

4. Sistem Pencahayaan
a. Daerah yang mendapatkan cahaya alami memiliki 4 4 Pengelompokan berdasarkan kuat penerangan pada area
pengelompokan lampu terpisah dengan daerah yang yang mendapatkan cahaya alami
tidak mendapatkan cahaya alami

b. Dilengkapi dengan dimmer/sensor photoelectric 2 2

c. Pencahayaan buatan memenuhi seluruh


persyaratan:

1) Daya maksimum lampu sesuai dengan peraturan 2 2 Daya maksimum 12 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan
paling rendah 350 lux
2) Luas area maksimum 30 m2 untuk satu sakelar untuk 2 2
satu macam pekerjaan atau satu kelompok pekerjaan

3) Menggunakan sensor/ 2 2
pengendali pencahayaan dalam fungsi tertentu
4. Sistem Pencahayaan
a. Daerah yang mendapatkan cahaya alami memiliki pengelompokan lampu
terpisah dengan daerah yang tidak mendapatkan cahaya alami

V
b. Dilengkapi dengan dimmer/sensor photoelectric

Sensor cahaya

Sensor gerak
4. Sistem Pencahayaan
2) Luas area maksimum 30 m2 untuk satu sakelar untuk satu
macam pekerjaan atau satu kelompok pekerjaan

= sakelar
4. Sistem Pencahayaan
3) Menggunakan sensor/ pengendali pencahayaan dalam fungsi tertentu

Features Mation Sensor Lampu menyala otomatis saat mendeteksi orang


bergerak dan akan mati secara otomatis jika tidak ada orang. Super Energy Saving
Hemat penggunaan listrik dengan lampu ini, karena lampu tidak akan menyala saat tidak
digunakan. Light Sensor Lampu ini akan mendetek siang dan malam. Saat malam hari
lampu akan otomatis menyala dan saat siang akan mati.
Specification : - Batterai AAA x 3 pcs ( tidak termasuk baterai )
- LED : 3pc pure white
-Lumen : 18 lm - Color temperature : 6000K - 6500K
-Ray sensor / nihgt lux < 50 lux
-PIR detection distance / angle : 5m , 120 degree
-Time delay : 10 sec
- Lighting time : 30 days - size : 8 x 8 x 3.2cm, weight :90 gram.
POIN YANG
NO PERSYARATAN POIN ACUAN KETERANGAN
DITUJU

B EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI

5. Sistem Transportasi dalam gedung

a. Perhitungan traffic analysis lift sesuai 1 1 Transportasi dalam gedung tidak menggunakan
standard yang berlaku lift

b. Menggunakan sistem 1 1 Bangunan hanya satu lantai. Sehingga


transportasi vertikal yang memiliki fitur mendapatkan nilai penuh
hemat energi
POIN YANG
NO PERSYARATAN POIN ACUAN KETERANGAN
DITUJU
B EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI

6. Sistem Kelistrikan
Pilih salah satu
a. Gedung direncanakan 1 1 Gedung memiliki persyaratan tsb
hanya memiliki satu alat ukur kWh meter
b. Bangunan gedung 2 2 * bangunan dengan kompleksitas rendah yang
direncanakan memiliki pengelompokan beban memiliki inovasi dalam pengukuran penggunaan
listrik dan masing-masing memiliki kWh energi, dapat meraih poin maksimum
meter, serta tersedia submeter energi listrik
untuk sumber daya utama lebih besar dari
100kVa

c. Dilakukan simulasi sistem 3 0


mekanikal elektrikal bangunan atau Building
Management System (BMS)
TOTAL POIN YANG DIDAPAT
C. Efisiensi Penggunaan Air
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 02/PRT/M/2015
TENTANG BANGUNAN GEDUNG HIJAU
POIN YANG
NO PERSYARATAN POIN ACUAN KETERANGAN
DITUJU

C EFISIENSI PENGGUNAAN AIR

1. Sumber Air
a. Air PDAM 1 1 Bangunan menggunakan Air dari sumber PDAM
Tirta Musi
b. Air permukaan yang diolah 3 0 Tidak menggunakan air permukaan yang di olah.

c. Air hujan yang diolah 3 3 Menampung air hujan dari lantai atap gedung
kedalam bak penampungan air dari PDAM untuk
kebutuhan saniter gedung.

d. Air daur ulang misal dari wudlu 3 3 Air daur ulang (wudhu) digunakan sebagai
tambahan air PDAM

e. Air kondensasi AC 2 2 Air kondensasi AC dimanfaatkan sebagai


tambahan Air PDAM
POIN YANG
NO PERSYARATAN POIN ACUAN KETERANGAN
DITUJU
C EFISIENSI PENGGUNAAN AIR
2. Pemakaian Air
a. Direncanakan meter air 2 2 Pemasangan meteran air pada setiap system keluaran
dipasang di setiap sistem keluaran air PDAM air
b. Direncanakan meter air 3 0 tidak ada air tanah yang digunakan
dipasang di setiap sistem keluaran air tanah
c. Direncanakan meter dipasang di setiap sistem 3 3
sumber air daur ulang dan lebih dari 10% digunakan
NO PERSYARATAN POIN ACUAN POIN YANG DITUJU KETERANGAN

C EFISIENSI PENGGUNAAN AIR


3. Penggunaan Peralatan Saniter
Hemat Air (Water Fixture)
Jumlah Penggunaan
WC flush valve (hemat: 4L/flush)
WC flush tank (hemat: 4L/flush)
Urinal Flash Valve/ peturasan (hemat: 4L/flush)
Keran Wastafel (hemat 9L/menit)
Keran Tembok (hemat 8L/menit)
Shower (hemat 9L/menit)
*diuji dalam tekanan 0,7 bar
Jumlah total fixture hemat air yang digunakan
(1) Jumlah total fixture yang digunakan
(2) Prosentase fixture hemat air
terhadap total fixture air (1:2)
Pilih salah satu
a. Direncanakan gedung 3 3
menggunakan minimal 25%
produk fixture hemat air dari total rencana pengadaan
produk fixture
TOTAL POIN YANG DIDAPAT 17
D. Kualitas Udara Dalam Ruang
1. Pelarangan Merokok

beberapa ruang berdasarkan zona bangunan yang akan ditempatkan


rambu larangan merokok sebagai berikut :

Lokasi Rambu Larangan Merokok Pada Area Hunian


Publik Ruang Tamu 1 buah
Semi Publik Ruang Keluarga 1 buah
Ruang Makan 1 buah
Bangunan sangat berkomitmen terhadap pelarangan Privat Kamar Tidur 1 buah
merokok. Hal ini akan dilakukan dengan penempatan Ruang Baca 1 buah
rambu peringatan larangan merokok serta
menyediakan tempat pembuangan dan pematian rokok Service Dapur 1 buah
di pintu masuk bangunan.
2. Pengendalian CO2 dan CO
menggunakan system Ventilasi yang terhubung dengan sensor CO2
merupakan modul sensor gas yang dapat digunakan untuk menentukan
kadar karbon dioksida yang terdapat pada udara. Modul ini berbasiskan
sensor MG-811 yang mampu melakukan pendeteksian gas karbon dioksida
dengan range 350 - 10000 ppm

Kualitas udara dalam ruangan atau Indoor Air Quality (IAQ) adalah
ukuran untuk kualitas udara di dalam ruangan, kualitas lingkungan
nyaman dalam ruangan dapat membuat orang merasa segar, efisiensi
kerja dan baik untuk kesehatan. Konsentrasi CO2 adalah faktor
penting kualitas udara dalam ruangan yang baik. Orang bernapas
menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2, saat ini orang sering
menutup jendela untuk menghindari kebisingan dan menikmati
kenyamanan hidup dan lingkungan kerja yang disediakan oleh sistem
AC, dimana faktanya bahwa konsentrasi CO2 dalam ruangan jauh lebih
tinggi daripada rata-rata di luar ruangan . Dengan konsentrasi
CO2 tinggi dan ventilasi yang tidak tepat, orang akan merasa sakit
kepala, kusam, mengantuk, kehilangan konsentrasi dan sesuai dengan
tingkat debu yang tinggi, bahan kimia dan bakteri di udara.

Anda mungkin juga menyukai