1-
PELUANG DAN
DAMPAK
OPPORTUNITY dan
DAMPAK
Benarkah globalisasi menciptakan kesejahteraan dan
manfaat?
Perhatikan :
– Pembangunan di developing countries
– US: pasar developing countries
Dampak:
– Pengaruh situasi ekonomi dunia
– Kepedulian terhadap HAM
– Keterbukaan pasar dan sumberdaya
– Solidaritas global
– Keterkaitan dgn negara lain (X/M)
Lehman Brothers, yang merupakan perusahaan sekuritas keempat terbesar di AS dan salah satu tertua di Wall Street,
harus mengaku bangkrut. Merrill Lynch harus merelakan diri diakuisisi oleh perusahaan yang menjadi rivalnya
selama ini, Bank of America. Akibat situasi itu, Pemerintah AS dipaksa menalangi dana untuk menyelamatkan
lembaga-lembaga keuangan tersebut dari kehancurannya. Pemerintahan George Bush telah menyiapkan sekitar
700 Milyar dollar AS untuk keperluan tersebut. Sedangkan Federal Reserve harus menjadi lender of resort
(penjamin likuiditas terakhir perbankan) sejumlah raksasa bank investasi, lembaga sekuritas atau perusahaan
asuransi, dan penjamin kredit yang rontok satu per satu, mulai dari Bear Stearns, Fannie Mae dan Freddie Mac,
IndyMac, hingga American International Group (AIG). Sementara, UBS, bank tabungan, dan bank kredit terbesar
Washington Mutual juga di ujung tanduk di mana pada saat ini belum ditemukan investor baru untuk menyuntik
modalnya.
Dua bank investasi yang masih tersisa, yaitu Morgan Stanley dan Goldman Sachs, kemungkinan juga akan dipaksa
merger dengan bank lain guna menghindari nasib serupa.
Krisis keuangan di AS yang demikian hebat ini kemudian seperti air bah yang menerjang dan memporak-porandakan
sejumlah lembaga sekuritas, lembaga keuangan maupun lembaga kredit di berbagai negeri imperialisme yang
lain. Terjangan krisis keuangan di AS ini meluas dengan cepat, sehingga lembaga sekuritas seperti Yamato di
Jepang mengalami kebangkrutan total dan di negeri-negeri imperialisme lainnya, seperti Perancis, Italia harus
menanggung beban hutang milyaran dollar AS. Sebagai misal, pemerintah Inggris pada tanggal 29 September
2008 harus mengambil alih Bradford & Bingley dan pada perkembangan selanjutnya menyiapkan dana talangan
50 miliar poundsterling (sekitar 87 miliar dollar AS). Jerman pada 3 Oktober 2008 mengucurkan 68 miliar dollar AS
untuk menopang Hypo Real Estate, sementara Perancis, Belgia, Luksemburk bersama-sama berusaha
menyelamatkan Dexia. Pukulan pada sektor keuangan tersebut pada akhirnya juga menghantam berbagai industri
dan sektor riil lainnya. Indutri otomotif, seperti General Motors, BMW, Ford, Crhysiller harus mengurangi, bahkan
menghentikan produksinya, karena melemahnya pasar mobil akibat krisis yang terjadi. Sementara, perusahaan IT
Yahoo harus memecat sekitar 1400 karyawannya. Bahkan beberapa industri mainan di China terpaksa
mengurangi produksi serta menutup pabriknya, karena pasar dari produksi pabrik mainan ini sebelumnya sangat
bergantung pada pasar di AS yang pada saat ini sedang mengalami krisis ekonomi.
Sumber: Indonesia.com/news. 11/12/2008
KASUS
Bagaimana
dengan
Indonesia?
.
Ekspor Indonesia Tahun 2012 – 2016 (Dalam ribuan US$)
Sumber: www.kemenperin.go.id
.
7 Komoditi Ekspor
Andalan Indonesia
.
.
Kelapa Sawit
Indonesia saat ini mendominasi pasar minyak sawit di dunia
dengan produksi mencapai 31 juta ton per tahun. Terlepas
dari rencana moratorium perkebunan sawit yang digagas
pemerintahan Joko Widodo, Indonesia sempat berniat
menggandakan produksi sawit hingga tahun 2030.
.
Beras
Dari 744 juta ton beras yang diproduksi dunia, hampir 10% diantaranya
berasal dari Indonesia. Jumlahnya mencapai 70,7 juta ton. Namun
kapasitas produksi saat ini cuma mampu memenuhi kebutuhan di
dalam negeri. Pemerintahan Joko Widodo berjanji akan
meningkatkan kapasitas produksi dengan membuka lahan baru dan
mengembangkan varian padi yang lebih efektif.
.
Batu Bara
Kalimantan yang kaya batu bara banyak mendatangkan hujan devisa
buat negara. Setiap tahun Indonesia memproduksi batu bara setara
281 juta ton minyak bumi. Jumlah tersebut mencapai 7,2% dari total
produksi dunia. Saat ini India telah menggeser Cina sebagai negara
importir batu bara Indonesia terbesar.
.
Kakao
Produk andalan Sulawesi dan Sumatera ini termasuk primadona
komoditi yang dimiliki Indonesia. Saat ini produksi kakao mencapai
712.231 ton yang menempatkan Indonesia sebagai produsen
terbesar ketiga dunia.
.
Energi Geothermal
Terletak di bibir Cincin Api Pasifik, Indonesia berlimpah energi panas bumi.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, potensi
geothermal di tanah air mencapai 28.000 MW. Saat ini sebagian besar
energi panas bumi diproduksi di PLTP Gunung Salak.
.
Biji Kopi
Indonesia adalah produsen biji kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil
dan Vietnam. Tapi soal efektifitas produksi kita banyak tertinggal
ketimbang kedua negara tersebut. Saat ini produksi biji kopi Indonesia
baru sebatas 800 kilogramm per hektar. Bandingkan dengan Brazil
yang mencapai 2000kg/hektar atau Vietnam 1500kg/hektar.
30 Negara Tujuan Ekspor Terbesar Untuk
Produk Hasil Industri (Dalam ribuan US$)
2012 2013 2014 2015 2016
NEGARA
1 Amerika Serikat 14.024.170,0 14.621.316,2 15.369.489,9 14.806.126,4 15.194.817,5
.
Lanjutan ……………………
2012 2013 2014 2015 2016
NEGARA
11 Vietnam 1.958.113,9 2.085.374,7 2.157.775,5 2.300.404,9 2.632.662,6
.
Lanjutan ……………………
2012 2013 2014 2015 2016
NEGARA
21 Saudi Arabia 1.763.756,9 1.723.102,6 2.142.582,6 2.043.353,6 1.312.279,7
.
Ekspor ke Negara-Negara Asean
(Dalam ribuan US$)
.
.
DIDOMINASI
• Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Dan Semi Trailer
• Industri Makanan
• Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan Kimia
• Industri Logam Dasar
• Industri Mesin Dan Perlengkapan Ytdl
• Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas
• Industri Komputer, Barang Elektronik Dan Optik
• Industri Peralatan Listrik
• Industri Alat Angkutan Lainnya
BEBERAPA PENUNJANG
Makanan Olahan
Minyak Atsiri
.
. Hongkong, I N D I A, VIETNAM, REP.RAKYAT CINA, J
E R M A N, SINGAPURA, KOREA UTARA, ITALIA,
Kulit dan Produk
MALAYSIA, THAILAND, SPANYOL, TAIWAN, Jepang,
Kulit
KAMBOJA, SRI LANGKA, REP.AFRIKA SELATAN,
PERANCIS, PILIPINA, AMERIKA SERIKAT, MEKSIKO
. Essential Olls Singapore, Malaysia, Thailand, Philippine, Japan, Vietnam, China, Hong Kong,
Taiwan, India, Pakistan, PCA, Saudi Arabia, Yemen, Nigeria, Kenya, USA, French,
England, Swiss, Spain, Dutch
. Spices Singapore, United of Emirate Arabs, Morocco, Algeria, Tunisia, USA, Dutch, Brazil,
German, Belgium
Stationary non Paper Singapore, Australia, Malaysia, Thailand, Hong Kong, Japan, New Zealand, Saudi
Arabia, Iran, United of Emirate Arabs, USA, German, Belgium, England Mexico,
. Colombia, Sweden
. Medical Instrument Japan, China, Singapore, Pakistan, Malaysia, Hong Kong, Samoa, Maldives, India,
and Appliances Saudi Arabia, United of Emirate Arabs, Kuwait, Qatar, German, USA, Swiss, Dutch,
Andorna
Peluang Bisnis Kreatif Modal Kecil
Andalan Ekspor
• UKM atau usaha kecil menengah sudah menjadi salah satu
unsur terpenting penggerak dunia perekonomian Indonesia.
Perkembangan dan kemajuannya tidak hanya memberi
keuntungan bagi negara saja, tapi juga mampu membuka
lapangan kerja dalam jumlah yang sangat besar. Apalagi saat
ini makin banyak UKM di tanah air yang produk-produknya
berhasil menembus pasar luar negeri atau ekspor.
• Oleh karena itu, pemerintah tidak pernah ragu memberikan
dukungan dan bantuan bagi para pelaku UKM. Terutama
sekali yang termasuk golongan industri kreatif. Karena sektor
tersebut selain hanya butuh modal kecil saja, peluang bisnis
untuk masuk pasar global sangat besar. Sebagian besar
modalnya bukan dana segar melainkan tingkat kreatifitas dari
pelakunya.
Pengertian Bisnis atau Industri
Kreatif
• Bisnis atau industri kreatif merupakan
sebuah kumpulan kegiatan berorientasi
ekonomi yang berhubungan erat dengan
penggunaan atau penciptaan informasi
maupun pengetahuan. Bisnis ini juga
sangat dikenal dengan sebutan industri
budaya atau ekonomi kreatif
Pengertian dari Kementrian
Perdagangan
• Bisnis kreatif sebagai peluang usaha yang
datang dari penggunaan kreasi,
ketrampilan dan bakat personal.
Tujuannya adalah untuk
mensejahterahkan serta membuka
lapangan kerja baru. Adapun caranya
adalah dengan menghasilkan atau
mengeksploitasi sumber daya cipta dan
daya kreasi dari setiap individu
.
Ketika diingatkan mengenai pemberlakuan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) atau perdagangan bebas ASEAN-
China mulai 1 Januari 2010, hampir semua pihak terkaget-kaget. Padahal perjanjian tersebut telah ditandatangani
jauh sebelumnya, yakni pada 2004. Semestinya tenggang waktu antara kesepakatan dan pelaksanaannya bisa
dimanfaatkan untuk sosialisasi dan mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh, sehingga saat diberlakukan —
dalam istilah ilmu bela diri — sudah memiliki kuda-kuda yang cukup kuat.
Barangkali sebagian besar atau bahkan kita semua dalam masa enam tahun itu terlena oleh isu-isu dan aktivitas politik
yang lebih seksi ketimbang masalah perdagangan. Padahal masalah tersebut bersangkut paut dengan
perekonomian, dan lebih jauh lagi berhubungan erat dengan kesejahteraan rakyat. Sayang, kegawatan itu baru
kita sadari ketika sudah tidak lagi ada waktu untuk berbenah dan bersiap-siap. Lalu, yang muncul adalah keluhan
beberapa sektor industri yang selama ini sudah terancam oleh kehadiran produk-produk buatan China.
Industri yang merasa terancam antara lain tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, mebel, dan baja. Sehubungan
dengan ketidaksiapan itu, pemerintah berencana mengajukan penundaan pemberlakuan tariff bea masuk 0%.
Terlepas dari persoalan tersebut, kita memang perlu berbenah dan menyiapkan berbagai strategi untuk mengatasi
kemungkinan-kemungkinan buruk yang bakal terjadi. Contohnya sebagaimana sudah disebutkan adalah
mengajukan penundaan atau moratorium terhadap pos-pos tariff yang merugikan kita.
Di luar masalah keluhan tidak siap beberapa sektor industri itu, kita memiliki industri lokal yang memproduksi komoditas
berdaya saing tinggi. Sebagian besar di antaranya tergolong usaha mikro, kecil, dan menengah. Misalnya aneka
kerajinan dan makanan yang selama ini malah kebanyakan bermain di pasar ekspor. Ada radio kayu yang
menyabet berbagai penghargaan di luar negeri karena keunikan dan nilai seninya yang tinggi. Ada pula aneka
jamu dan obat herbal yang tak kalah bermutu jika dibandingkan dengan komoditas sejenis buatan China.
Industri makanan Jateng, misalnya jenang Kudus, pun telah merambah pasar ekspor. Tak hanya kawasan ASEAN,
melainkan juga Timur Tengah. Kenyataan itu menunjukkan, sebenarnya kita memiliki peluang besar sehubungan
dengan pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China. Kini yang perlu dilakukan adalah terus
menggali peluang-peluang yang memungkinkan serta memanfaatkan secara optimal. Usaha mikro, kecil, dan
menengah yang terbukti memiliki daya tahan dan kelenturan perlu mendapat perhatian tersendiri.
Di samping para pelaku industri berupaya efisien dan produktif, uluran tangan pemerintah melalui instansi-instansi
terkait masih dibutuhkan. Di antaranya yang penting adalah permodalan dan kemudahan perizinan. Rencana
lokalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah yang berorientasi ekspor di Kota Semarang merupakan salah satu
langkah meningkatkan daya saing. Selain lebih dekat dengan sarana dan prasarana kegiatan ekspor, produk
mereka diusahakan sesuai dengan standard yang ditetapkan oleh pengimpor.
Sumber:
Wacana, 03 Februari 2010
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/02/03/97661/10/Peluang-Industri-Lokal-di-ACFTA
.
Rumah mode Bilqis Solo siap menampilkan karya terbaiknya dalam Indonesian Moslem Fashion
Show yang digelar di Auckland dan Melbourne Australia, 14-20 Juni 2010. Prototipe busana
muslim yang diusung Bilqis diyakini bakal mampu menunjukkan gambaran umat Islam yang
humanis, di samping mengangkat nama batik Solo dan Indonesia.
“Jadi keberangkatan kami ke Australia, tidak saja mengangkat nama Bilqis, tapi juga batik Solo
maupun gambaran citra muslim Indonesia yang humanis,” jelas H Adib Ajiputra didampingi
istrinya Hj Tuti kepada wartawan, Selasa. Keberangkatan Bilqis ke Australia atas kepercayaan
Kementerian Pariwisata dan Budaya, setelah beberapa bulan terakhir ini banyak menampilkan
desain terbaiknya yang terbuat dari batik di Jakarta.
Menurutnya, pasar busana muslim di Australia cukup besar. Ini tidak saja di kalangan warga
Indonesia yang bermukim di sana, tetapi juga masyarakat internasional. Setidaknya ada 3000
warga Melbourne yang mengenakan busana muslim, di antaranya pelanggan Bilqis. Seperti
biasanya, Bilqis akan menampilkan desain terbarunya yang banyak mengandalkan kain
Nusantara, di antaranya batik maupun kain ikat.
“Kami memang mengedepankan bahan baku dalam negeri yakni batik dari berbagai daerah
maupun tenun ikat. Komitmen menggunakan bahan dasar dari dalam negeri inilah yang membuat
Bilqis mendapat kepercayaan untuk tampil di Australia,” tambah Hj Tuti. Bahkan di antara busana
muslim yang akan dipamerkan ada yang menampilkan batik migrasi dari Solo-Madura. Artinya
batik ini diproses di Solo, namun motifnya menggunakan batik Madura.
Keberangkatan ke Australia merupakan rangkaian tur promosi wisata Indonesia yang mengambil
tema Indonesia Heritage. Departemen Budaya dan Pariwisata menganggap perlu menunjukkan
kemajuan kulturistik dan mayoritas masyarakat Indonesia yang notabene beragama Islam melalui
pergelaran fashion show busana muslim. Tujuannya adalah menunjukkan Indonesia mampu
mengkreasikan apa yang dimilikinya yaitu batik menjadi bermacam-macam pola desain untuk
memenuhi tuntutan trend Indonesia dan kebutuhan akan kesantunan masyarakat.
Dikutip dari Kedaulatan Rakyat 10 Juni 2010
ART & SCIENCE
Art
Tapi science penting
– How will our idea, goods or service will fit into the
international market?
– Should we enter market through trade or investment?
– Should I obtain my supplies domestically or from abroad?
– What product adjustments are necessary to be responsive
to local condition?
– What threats from global competition should be expected
and how can these threats be counteracted?
MNC
Apa MNCs itu?
Pro:
Transfer teknologi, sumber2 dana, teknik2 baru tentang manajemen, dan
pengalaman marketing
Vital dalam pembangunan sosial & ekonomi, kontribusinya bear dalam
pembangunan
Kontra:
Neokapitalisme dan neokolonialisme
Karena kontribusinya besar, mis dalam ekspor, maka negara menjadi sangat
tergantung
Mematikan usaha2 nasional
Dedikasi terhadap host countries diragukan, terjadi fly capital antar negara dan
atau antar subsidiaries
Menghindari pajak
Kadang2 transfer teknologi/manajemen hanya ‘lip service’
GLOBAL LINKS