Anda di halaman 1dari 16

TINJAUAN PUSTAKA

LUPUS Lupus eitematosus (LE) merupakan penyakit autoimun yang melibatkan


ERITEMATOSUS jaringan konektif dan pembuluh darah. LE memiliki manifestasi klinis yang
KUTAN sangat bervariasi, yaitu kelainan kulit saja (LE Kutan( hingga keterlibatan
sistemik (LE sistemik/LES).

AWESOME
SLIDE
Faktor yang Berperan dalam Lupus
Penyebab Lupus hingga
saat ini belum
sepenuhnya diketahui
Kombinasi faktor genetik, Genetik
hormon, dan lingkungan
diduga sebagai penyebab • Interaksi banyak gen
• Riwayat keluarga berpengaruh

HORMONAL
Estrogen dan prolaktin diduga berperan

LINGKUNGAN
radiasi ultraviolet (UV), infeksi virus, obat, dan rokok
Jenis Penyakit Lupus
01 Lupus eritematosus sistemik (LES)
• Kemunculan gejala pada berbagai organ (sistemik)

02 Lupus eritematosus kutaneus (CLE)


• Hanya melibatkan kulit, tidak ada keterlibatan
sistemik

03 Lupus imbas obat


• Gejala Klinis LES, dicetuskan oleh obat-obatan
Tanda dan Gejala
Dapat muncul pada berbagai sistem organ:
• Muskuloskeletal (anggota gerak)
• Mukokutan (kulit)
• Ginjal
• Hematologi (sel-sel darah)
• Neuropsikiatri (sistem saraf)
• Kardiorespirasi (jantung dan paru)
Gejala yang pertama muncul dapat berbeda pada setiap
orang
Tanda dan Gejala

• Organ dengan keterlibatan


terbanyak:
• Muskuloskeletal: nyeri sendi,
peradangan sendi
• Mukokutan: ruam pada pipi,
Ruam diskoid
sensitivitas terhadap sinar
matahari, ulkus oral/sariawan
• Ginjal: bengkak seluruh tubuh,
BAK keruh/berbusa/kemerahan,
gangguan fungsi ginjal
• Hematologi: anemia, leukopenia,
trombositopenia

Ruam kupu-kupu
Klasifikasi
LE Kutan LE Kutan Non-spesifik
A. LE Kutan Akut A. Penyakit vaskular kutan
1. Lokalisata: malar rash; butterfly rash 1. Vaskulitis
2. Generalisata a. Leukositoklastik
B. LE Kutan Subakut b. Periarteritis nodosa
1. Tipe Anular 2. Vaskulopati
2. Tipe Papuloskuamosa 3. Telangiektasis periungual
C. LE Kutan Kronik 4. Livedo retikularis
1. Tipe Diskoid klasik/ Discoid LE (DLE) 5. Tromboflebitis
a. Lokalisata
6. Fenomena Raynaud
b. Generalisata
7. Ritromelalgia
2. Tipe Hipertrofik
B. Alopesia tanpa jaringan parut
3. Lupus profundus
1. Lupus hair
4. Lesi mukosa DLE
2. Telogen effluvium
a. Oral
3. Alopecia areata
b. Konjungtiva
C. Sklerodaktili
5. Lupus tumidus
D. Nodul rheumatoid
6. Chillblain lupus
E. Kalsinosis kutis
7. Lichenoid DLE
F. Lesi bulosa non spesifik
G. Urtikaria
H. Musinosis papulonodular
I. Cutis laxa/anetroderma
J. Akantosis nigrikans
K. Eritema multiforme
L. Ulkus pada tungkai
M. Liken Planus
Lupus Eritematosus Kutan Akut

• LE Kutan akut lokalisata biasanya ditemukan di wajah berupa lesi malar atau butterfly rash dan
dilaporkan terjadi pada 20-60% pasien LES. Gambaran khas berupa lesi eritematosa yang
simetris dan konfluens, serta edema pada area malar dan melintasi hidung. Biasanya dimulai
dengan makula kecil atau papul pada wajah kemudian konfluens dan hiperkeratotik. Terkadang
dapat meluas sampai ke dahi, dagu dan leher area V. jarang ditemukan mengenai lipatan
nasolabial.

• LE Kutan akut dicetuskan dan dapat eksaserbasi akibat pajanan radiasi UV. Lesi dapat bertahan
dalam durasi yang bervariasi hingga menetap waktu jangka panjang bergantung pada aktivitas
penyakit. Pigmentasi post inflamasi seringkali ditemukan pada pasien berkulit gelap. Tidak
ditemukan jaringan parut kecuali bila terjadi infeksi sekunder.
LUPUS ERITEMATOSUS SUB
AKUT

• Gambaran klinis berupa macula atau papul eritematosa yang berkembang


menjadi lesi papuloskuamosa atau plak anular hiperkeratotik. Lesi sangat
fotosensitif dan ditemukan pada area yang muda terpajan UV, yaitu punggung
atas, bahu, lengan sisi ekstensor, area leher V, dan jarang sekali diwajah. Bila
mengenai wajah, biasanya pada sisi lateral.

• Lesi biasanya menetap lebih lama dibandingkan lesi pada LE Kutan akut dan
meninggalkan macula pigmentasi dalam waktu cukup lama. Lesi LE Kutan
subakut mengalami resolusi tanpa meninggalkan jaringan parut/skar.
LUPUS ERITEMATOSUS
KUTAN KRONIK

Lesi discoid klasik (DLE) merupakan bentuk yang paling sering ditemukan,
diulai macula merah-keunguan, papul atau plak kecil yang secara cepat
berkembang menjadi permukaan yang hiperkeratotik.

Lesi discoid awal berupa plak eritematosa dengan bentuk menyerupai


uang logam yang berbatas tegas, ditutupi skuama yang lekat dan
menutupi folikel rambut. Bentuk khas lesi discoid adalah plak eritema
yang meluas dengan area hiperpigmentasi di bagian perifer,
meninggalkan skar atrofik pada bagian sentral, telangiektasis, dan
hipopigmentasi.

Pada area rambut dapat menyebabkan alopesia dengan skar sehingga


menyebabkan deformitas dan sering memengaruhi kualitas hidup pasien.
Keterlibatan folikel berupa keratotic plug merupakan gambaran yang
dominan.
Diagnosis

Diagnosis klinis LE kutan bergantung subtype manifestasi klinis


kulit yang timbul. Pada lesi kulit yang tidak khas dibutuhkan
pemeriksaan laboratorium dan histopatologis.
Pemeriksaan Penunjang

pada LE Kutan subakut


adalah autoantibodi anti-
Pada LE Kutan kronik dapat
pada LE Kutan akut sering Ro/SS-A (70-90%) dan anti-
ditemukan titer ANA yang
ditemukan titer tinggi ANA, La/SS-B (30-50%). ANA
rendah (30-40%). Hanya 5%
anti-dsDNA, anti-Sm, dan dapat ditemukan pada 60-
pasien DLE ditemukan titer
hipokomplementemia 80% dan faktor rheumatoid
ANA tinggi.
pada sepertiga pasien LE
Kutan subakut
Tatalaksana
• evaluasi kemungkinan keterlibatan sistemik
• Penghindaran terhadap radiasi UV dan pengguaan tabir surya setiap hari sangat penting
dalam mencegah perluasan dan eksaserbasi penyakit, sehingga pasien perlu diberikan
edukas mengenai hal tersebut.

 Pada lesi yang sedikit atau lokalisata, pemberian kortikosteroid topical potensi sedang-
tinggi dapat bermanfaat. Terkadang dapat diberikan suntikan kortikosteroid intralesi.
 Kortikosteroid sistemik, antimalarial, retinoid, dan imunosupresan diberikan pada LE
Kutan yang luas atau tidak respons terhadap terapi topical. Perlu perhatian pada efek
samping akibat pengguaan terapi sistemik jangka panjang. Misalnya retinoati akibat
penggunaan antimalaria
• Pola Hidup bagi Pasien SLE
Tetap aktif dan kurangi tirah baring berlebihan
Latihan secara berkesinambungan

Tujuan: mengurangi gejala kelelahan, gangguan tidur, risiko penyakit jantung

Contoh: berenang, berjalan kaki, bersepeda,


Kebiasaan yang Perlu Dihindari

Hindari aktivitas merokok dan paparan • Gunakan tabir surya (SPF ³30) 15 menit sebelum
asap rokok dari orang lain! beraktivitas di luar ruangan,
• Pakai pakaian yang melindungi dari paparan sinar
matahari,
• Beraktivitas di luar ruangan sebelum jam
• atau setelah jam 16.00
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai