Saluran( mata
dan telingan) Penerima
Tempat
1. Inisiatif
2. Pendekatan tidak langsung
3. Pertanyaan terbuka
4. Penggunaan aktivitas verbal
5. Wawancara spontan
6. Penanganan ekspresi yang
timbul dalam wawancara
Faktor yang Mempengaruhi
Wawancara
1. Faktor penunjang
• Dilihat dari klien
Kecakapan dan kemauan klien dalam menceritakan
masalahnya
• Dilihat dari pewawancara
• Kecakapan pewawancara dalam mengajukan
pertanyaan terbuka yang dapat menggali seluruh
masalah
• Sikap pewawancara.
• Pengetahuan
• Sistem sosial
Faktor penghambat
1. Pewawancara kurang cakap dalam
mendengarkan dan mengajukan pertanyaan
terbuka serta menyimpulkan inti pembicaraan,
sehingga tidak dapat menangkap pembicaraan.
Tujuan Observasi
• Memperoleh informasi.
• Mempertanggung jawabkan tugas/kegiatan yang telah dilakukan.
• Sebagai bahan untuk mengambil keputusan dalam mengembangkan
program/kegiatan dan tindak lanjut dari aktifitas monitoring.
• Menentukan kompetensi pekerjaan dan meningkatkan kinerja dengan
menilai dan mendorong hubungan yang baik diantara pegawai.
• Menghargai pengembangan staf dan memotivasi bidan kearah pencapaian
kualitas yang tinggi.
• Menggiatkan konseling dan bimbingan dari manajer.
• Memilih bidan yang berkualitas untuk pengembangan dan peningkatan
gaji.
• Mengidentifikasi ketidakpuasan bidan.
Hal yang Harus di perhatikan saat
Observasi
• Pengamatan objektif
• Penafsiran (interpretasi)
Instrumen Observasi
1. Daftar Tilik (Check List)
2. Skala Penilaian (Rating Scale)
3. Alat-Alat Mekanik
Kelebihan dan Kekurangan Observasi
• Kelebihan observasi
1. Dapat membandingkan apakah perkataan sesuai dengan tindakan.
2. Peneliti dapat mempelajari subjek yang tidak memberi kesempatan
laporan lisan (verbal).
3. Subjek observasi bebas melakukan kegiatan.
4. Dimungkinkan mengadakan pencatatan secara serempak kepada sasaran
penilaian yang lebih banyak.
• Kelemahan observasi :
1. Observasi tidak selamanya memungkinkan untuk suatu kejadian yang
spontan, harus ada persiapan.
2. Tidak bisa menentukan ukuran kuantitas terhadap variabel yang ada,
karena hanya dapat menghitung variabel yang kelihatan.
3. Sulit mendapatkan data terutama yang sifatnya rahasia dan memerlukan
waktu yang lama.
4. Apabila sasaran penilaian mengetahui bahwa mereka sedang diamati,
mereka akan dengan sengaja menimbulkan kesan-kesan yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan, jadi sifatnya dibuat-buat.
5. Subyektifitas dari observer tidak dapat dihindari
DOKUMENTASI
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang
artinya bahan pustaka baik berupa tulisan atau
rekaman.
SOAP adalah Catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis.
Identifikasi langkah manajemen kebidanan yang berorientasi pada SOAP
yaitu
1. S = Subjective Data = Data Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
2. O = Objective Data = Objektif Data
Menggambarka pendokumentasian dari hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dala fokus
untuk mendukung Assesment.
3. A = Assesment = Pengkajian ulang = Kesimpulan dari data S dan O
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dari interpretasi data
subjektif dan data objektif dalam suatu identifikasi.
3. P = Perencanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan asuhan secara
menyeluruh dalam melaksanakannya secara efisien serta mengevaluasi
efektivitas asuhan yang diberikan.
4. Prinsip- Prinsip Dokumentasi
a. Isi pencatatan
• 1. Mengandung nilai administratif
• 2. Mengandung nilai hukum
• 3. Mengandung nilai keuangan
• 4. Mengandung nilai riset
• 5. Mengandung nilai edukasi
b. Teknik pencatatan
• Menulis nama pasien pada setiap halaman catatan perawata/bidan
• Mudah dibaca, sebaiknya menbggunakan tinta warna biru / hitam
• Akurat, menulis catatan selalu dimulai dengan menulis tanggal, waktu dan dapat dipercaya secara
faktual
• Ringkas, singkatan yang biasanya digunakan dan dapat diterima, dapat dipakai.
• Pencatatan mencakup keadaan sekarang dan waktu lampau.
• Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret satu kali kemudian tulis kata “salah” diatasnya
serta paraf dengan jelas. Dilanjutkan dengan informasi yang benar “jangan dihapus” . validitas
pemcatatan akan rusak jika ada penghapusan.
• Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilakukan dan bubuhi tanda tangan
• Jika pencatatan bersambung pada halaman baru, tanda tangani dan tulis kembali waktu dan tanggal
pada bagian halaman tersebut.
5. Jenis –Jenis Pencatatan
Catatan pasien secara tradisional
catatan berorientasi pada masalah