Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 1

1. FADIAH AL WAFI IBRAHIM (023 2018 0041)


2. NOER ZAFIRAH AMANDA MATHAR (023
2018 0238)
3. REZA REZKY PUTRI (023 2018 0253)
Regulasi berasal dari bahasa Inggis, yakni regulation atau peraturan. Dalam
kamus bahasa Indonesia (Reality publisher, 2008), kata “peraturan” mengandung
arti kaidah yang dibuat untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata
sesuatu dengan aturan, dan ketentuan yang harus dijalankan serta dipatuhi.

Jadi, regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi
dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintahan
pusat, pemerintahan daerah, partai politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan
atau tempat peribadatan, maupun organisasi sosial masyarakat lainnya.
Teknik penyusunan regulasi publik berupa
rangkaian alur tahapan, sehingga regulasi
publik tersebut siap disusun dan kemudian
ditetapkan serta diterapkan.
1. Pendahuluan
2. Alasan penyusunan regulasi publik
3. Permasalahan dan misi
4. Dengan apa diatur
5. Bagaimana mengaturnya
6. Diskusi/musyawarah
7. Catatan
Penyusunan regulasi publik diawali dengan
merumuskan masalah yang akan diatur. Perumusan
masalah publik meliputi hal-hal berikut:
1. Perumusan Masalah
a. Apa masalah publik yang ada?
b. Siapa masyarakat yang perilakunya bermasalah?
c. Siapa aparat pelaksana yang perilakunya
bermasalah?
d. Analisis keuntungan dan kerugian atas penerapan
regulasi publik?
e. Tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi
masalah publik?
2. Perumusan Draft Regulasi Publik
3. Prosedur Pembahasan
4. Pengesahan dan Pengundangan
“Judicial Review” (hak uji materiil)
merupakan kewenangan lembaga peradilan
untuk menguji kesahan dan daya jual
produk-produk hukum yang dihasilkan oleh
eksekutif, legislatif serta yudikatif
dihadapan konstitusi yang berlaku. Dalam
PERDA No. 1 Tahun 1999 disebutkan bahwa
bila dalam 90 hari setelah putusan
diberikan kepada pegugat, maka peraturan
per UU batal demi hukum. Serta seluruh
atau sebagian pasal UU bertentangan
dengan UUD.
1. Dasar Hukum Keuangan Negara

Keuangan negara dapat


diinterpretasikan sebagai pelaksanaan
hak dan kewajiban warga yang di nilai
dengan uang, dalam kerangka tata
penyelenggaraan pemerintah.
1. Hak monopoli mencetak dan
mengedarkan uang
2. Hak untuk memungut sumber-sumber
keuangan, seperti pajak, bea dan cukai
3. Hak untuk memproduksi barang dan
jasa yang dapat dinikmati oleh khalayak
umum, yang dalam hal ini pemerintah
dapat memperoleh (kontra prestasi)
sebagai sumber penerima negara
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluuh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial
Dalam UUD 1945 Amandemen VI secara khusus diatur
mengenai Keuangan Negara yaitu pada bab VIII pasal 23 yang
berbunyi sebagai berikut:
1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan
undang –undang dan dilaksanakan secara terbuka secara
bertanggungjawab untuk sebesar –sebesarnya kemakmuran
masyarakat.
2) Rancangan Undang- Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan
Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja yang diusulkan oleh
presiden, pemerintah menjalankan anggaran pendapatan
dan belanja negara tahun lalu.
2. Dasar Hukum Keuangan Daerah
Pembangunan daerah sebagai bagian
integral dari pembangunan nasional didasari
pada prinsip otonomi daerah dalam pengelolaan
sumberdaya. Prinsip otonomi daerah
memberikan kewenangan yang luas dan
tanggung jawab nyata pada pemerintahan
daerah secara proporsional. Dalam rangka
penyelenggaraan Daerah Otonom, dijelaskan
dalam Pasal 64 Undang-undang Nomor 5 Tahun
1974, tentang fungsi penyusunan APBD.
3. Dasar Hukum Keuangan Organisasi Publik
Lainnya

Ada beberapa UU atau standar yang


mengaturnya, yaitu :
1) PSAK No. 45 tentang Organisasi Nirlaba
2) UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
3) UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
4) PP No. 29 Tahun 2005 tentang Bantuan
Keuangan kepada Partai Politik
1. Regulasi yang berfokus pada
manajemen
2. Regulasi belum bersifat teknik
3. Perbedaan interpretasi antara undang-
undang dan regulasi di bawahnya
4. Pelaksanaan regulasi yang bersifat
transisi berdampak pemborosan
anggaran
5. Pelaksanaan regulasi tanpa sanksi

Anda mungkin juga menyukai