• Reduksi Hidrostatik – Metode ini dengan cara memasukkan barium enema melalui anus menggunakan kateter dengan tekanan tertentu dengan diikuti oleh X-ray. Tampak bayangan barium bergerak berbentuk “cupping” – Berikut ini adalah tahapan pelaksanaannya: 1. Masukkan kateter yang telah dilubrikasi ke dalam rectum dan difiksasi kuat diantara pertengahan bokong 2. Pengisian dari usus dipantau dengan fluoroskopi dan tekanan hidrostatik konstan dipertahankan sepanjang reduksi berlangsung 3. Reduksi hidrostatik telah sempurna jika media kontras mengalir bebas melalui katup ileocaecal ke ileum terminal Tatalaksana 2. Tindakan Operatif A. Memperbaiki Keadaan Umum – Dilakukan pada fase lanjut dari suatu invaginasi, sehingga diputuskan untuk laparotomi cito untuk melakukan reposisi operatif – Tindakan sebelum operasi : 1. Pemasangan NGT untuk dekompresi dan mencegah aspirasi ke jalan napas saat muntah 2. Kateterisasi untuk dekompresi dan monitoring diuresis saat melakukan rehidrasi 3. Rehidrasi dengan NaCl fisiologis untuk monitoring diuresis 4. Pemberian Antibiotik untuk profilaksis (harus perhatikan kondisi anaknya dan adanya infeksi). Contoh : Ampisilin, Gentamisin, Metronidazol 5. Pemberian H2 blocker untuk mencegah stress ulcer Tatalaksana B. Tindakan untuk mereposisi usus – Reposisi manual “milking”, dilakukan insisi secara transversal (melintang), pada anak < 2tahun dianjurkan insisi transversal supraumbilikal – Reseksi usus dilakukan apabila pada kasus yang tidak berhasil direduksi dengan cara manual, atau kelainan patologis ditemukan – Setelah reseksi usus, dilakukan anastomosis “end to end” Referensi 1. WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Dirumah Sakit: Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama Di Kabupaten/Kota. Jakarta: Bina Mulia; 2009. Hal 276