Anda di halaman 1dari 32

PRESENTASI KASUS KECIL

CONGESTIVE HEART FAILURE

Pembimbing :
dr. Abraham Avicenna, Sp. JP

Disusun oleh :
Pratiwi Sekar G4A016059
Sofyan Hardi G4A016062
Ayu Tiara Nurpratomo 1620221181
Nur Khalifah 1620221197
Renjana Rizkika 1620221199
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. K
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 45 tahun
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Agama : Islam
 Alamat : Kutayu RT 01/01 Tonjong Brebes
 Pasien tiba di : Poli Jantung
 Tanggal masuk RS : 20 Juni 2017
 Tanggal periksa : 21 Juni 2017
 Ruang rawat : Mawar wanita
ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS)

Keluhan utama

• Dada terasa sesak

Keluhan tambahan

• Nyeri dada menjalar sampai ke punggung dan


nyeri kepala sebelah
Riwayat penyakit sekarang

• Pasien datang ke Poli Jantung RSMS rujukan dari Rumah Sakit


Banyuwangi, Pasien dirawat di RS Banyuwangi selama 5 hari namun
belum membaik. Pasien datang dengan keluhan utama dada terasa sesak.
Keluhan dirasakan sejak 7 hari sebelum masuk RSMS. Keluhan dirasakan
terus menerus sepanjang hari dan sangat mengganggu aktivitas dengan
berjalan 4 meter sudah sesak, pasien mengaku sesaknya bertambah berat
ketika beraktivitas dan tidur terlentang. Pasien sering terbangun di malam
hari karena sesak nafas, untuk mengurangi sesak tersebut pasien istirahat
dan tidur dengan menggunakan 3 bantal. Napas dirasakan cepat dan
dalam. Sesak napas dirasakan seperti tertindih sesuatu. Sesak nafas tidak
disertai bunyi mengi dan timbulnya tidak dipengaruhi oleh udara dingin,
asap, debu, bulu binatang ataupun makanan tertentu.

• Pasien juga mengeluh mudah lelah, dada berdebar-debar, kadang-kadang


pasien merasakan nyeri dada yang menjalar sampai ke punggung, neri
kepala sebelah, nyeri ulu hati, nafsu makan berkurang, dan mual. Keluhan
kedua kaki dan tangan bengakk disangkal. Keadaan ini mengganggu
aktivitas pasien dan waktu istirahatnya.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
• Riwayat penyakit yang sama : disangkal • Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal • Riwayat DM : disangkal
• Riwayat DM : disangkal • Riwayat asma : disangkal
• Riwayat asma : disangkal • Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat operasi : disangkal • Riwayat penyakit ginjal : disangkal
• Riwayat penyakit ginjal : disangkal • Riwayat penyakit paru : disangkal
• Riwayat cuci darah : disangkal
• Riwayat penyakit paru : disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi

• Community
• Pasien tinggal di rumah bersama suami dan anaknya, di lingkungan pedesaan
yang cukup padat penduduknya. Hubungan antara pasien dengan tetangga dan
keluarga dekat dan baik.
• Home
• Rumah pasien terdiri dari 3 kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang keluarga,
satu dapur, dan satu kamar mandi. Satu kamar masing-masing dihuni oleh 1-2
orang. Kamar mandi dan jamban di dalam rumah. Atapnya memakai genteng
dan lantai terbuat dari keramik.
• Occupational
• Pasien merupakan ibu rumah tangga. Pembiayaan kebutuhan sehari-hari
terpenuhi dari pendapatan suaminya. Pembiayaan rumah sakit ditanggung BPJS
Kesehatan.
• Diet
• Pasien mengaku makan sehari 2-3 kali sehari, dengan nasi, sayur dan lauk pauk
seadanya. Pasien mengaku tidak pernah mengkonsumsi alkohol, ataupun
mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Pasien mengaku sering mengkonsumsi
makanan yang asin dan gorengan.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Lemah
 Kesadaran : Compos mentis
 Vital sign
- TD : 120/70 mmHg
-N : 83 x/menit
- RR : 22 x menit
-S : 36.3 oC
 Berat badan : 38 kg
 Tinggi badan : 150 cm
 Indeks Massa Tubuh : 16.89 kg/m2
 Pemeriksaan kepala  Pemeriksaan telinga
- Bentuk kepala : Simetris, - Simetris
mesocephal - Kelainan bentuk : (-)
- Discharge : (-)
- Rambut : Distribusi merata,
- Pemeriksaan Hidung
warna hitam
- Discharge : (-)
- Venektasi temporal : tidak ada - Nafas Cuping Hidung: (-)
- Pemeriksaan mulut
 Pemeriksaan mata  Bibir sianosis : (-)
 Lidah sianosis : (-)
- Konjungtiva : Anemis (-/-)  Lidah kotor : (-)
- Sklera : Ikterik (-/-)
- Palpebra : Oedem (-/-)  Pemeriksaan leher
- Deviasi trakea (-), pembesaran
- Reflek cahaya langsung/ tidak kelenjar tiroid (-)
langsung : (+/+) / (+/+) - Palpasi : JVP 5+3 cm
PemeriksaanThorax
 Pulmo
 Jantung
- Inspeksi
- Inspeksi
Simetris kanan kiri, retraksi (-), Ictus cordis tampak di SIC VI 2 jari
ketinggalan gerak (-) lateral LMCS, pulsasi epigastrium (-)

- Palpasi - Palpasi
Vokal fremitus lobus superior kanan sama Ictus cordis teraba di SIC VI 2 jari lateral
dengan kiri. LMC sinistra, tak kuat angkat.
Vokal fremitus lobus inferior kanan sama
dengan kiri. - Perkusi
Batas atas kanan : SIC II LMCD
- Perkusi Batas atas kiri : SIC II
Sonor di kedua lapang paru, batas paru LMCS
hepar di SIC V LMCD. Batas bawah kanan : SIC V LMCD
Batas bawah kiri : SIC VI, 2 jari
- Auskultasi lateral LMCS
Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing - Auskultasi
(+/+), RBH (-/-), RBK(-/-)
S1>S2, reguler, murmur (-), gallop (+).
Pemeriksaan Abdomen Pemeriksaan Ekstremitas
 Inspeksi  Superior : Edema (-/-),
- Datar, jaringan parut (-) akral dingin (-/-), sianosis (-/-),
ikterik (-/-)
 Auskultasi
- Bising usus (+) normal.
 Inferior : Edema (-/-),
 Perkusi akral dingin (-/-), sianosis (-/-),
- Timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-) ikterik (-/-)

 Palpasi
- Supel, nyeri tekan (-), undulasi (-)

 Hepar : tidak teraba

 Lien : tidak teraba


Pemeriksaan Laboratorium tanggal 20
Juni 2017
EKG
FOTO THORAX
DIAGNOSIS KERJA
 CHF,
 MS,
 MR,
 AF
PENATALAKSAAN
Non Medikamentosa

• Bed rest
• Diet TKTP (Tinggi kalori tinggi protein) lunak

Medikamentosa

• O2 4 LPM
• IVFD RL 10 tpm
• Inj Furosemide 2x1 amp
• Po Spironolacton 2x25 mg
• Po Digoxin 2x1/2 tab
• Po Simarc 1x1 tab
• Po Curcuma 3x1 tab
PROGNOSIS

Ad vitam :Dubia ad Bonam

Ad fungtionam : Dubia ad Bonam

Ad sanationam : Dubia ad Bonam


II. TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

 gagal jantung adalah keadaan patofisiologik yang mana jantung


sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk
metabolisme jaringan. Keadaan ini dapat timbul dengan atau
tanpa penyakit jantung.

 Gagal jantung juga dapat dibagi menjadi gagal jantung akut,


gagal jantung kronis dekompensasi, serta gagal jantung
(Mariyono dan Santoso, 2007).
ETIOLOGI
Faktor yang mendasari

• Di Amerika Serikat dan Eropa Barat, penyakit jantung iskemik adalah tiga perempat dari
seluruh kasus, kardiomiopati menempati urutan kedua dan penyakit congenital, kelainan
katup serta hipertensi adalah penyebab yang lainnya (Braunwald, 2005).

Faktor presipitasi

• Infeksi
• Aritmia
• Fisik, makanan, cairan, lingkungan, dan ledakan emosi
• Infark miokard
• Embolisme paru
• Anemia
• Tirotoksikosis dan kehamilan
• Hipertensi berat
• Rematik, virus, dan bentuk lain miokarditis
• Infeksi endokarditis
Pasien dengan faktor pencetus yang teridentifikasi, terawat dan tereliminasi mempunyai
prognosis lebih baik daripada yang tidak dapat terdeteksi.
EPIDEMIOLOGI
 Menurut data WHO 2013, 17,3 juta orang meninggal akibat
gangguan kardiovaskular pada tahun 2008 dan lebih dari 23 juta
orang akan meninggal setiap tahun dengan gangguan
kadiovaskular (WHO, 2013).

 Lebih dari 80% kematian akibat gangguan kardiovaskular terjadi


di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (Yancy,
2013).

 Prevalensi faktor risiko jantung dan pembuluh darah, seperti


makan makanan asin 24,5%, kurang sayur dan buah 93,6%,
kurang aktivitas fisik 49,2%, perokok setiap hari 23,7% dan
konsumsi alkohol 4,6% (Depkes RI, 2009)
PATOGENESIS
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
 Gejala dan tanda sesak nafas
 Sesak napas selama melakukan aktivitas (paling sering), saat
istirahat, atau saat tidur, yang mungkin datang tiba-tiba dan
membangunkan. Pasien sering mengalami kesulitan bernapas
sambil berbaring datar dan mungkin perlu untuk menopang tubuh
bagian atas dan kepala di dua bantal. Pasien sering mengeluh
bangun lelah atau merasa cemas dan gelisah.
 Gejala kardiak lainnya seperti nyeri dada dan jantung berdebar
 Gejala nonkardiak umum dan gejala gagal jantung meliputi
anoreksia, mual, penurunan berat badan, kembung, kelelahan,
kelemahan, oliguria, nokturia, dan gejala serebral dari berbagai
tingkat keparahan, mulai dari kecemasan, gangguan memori, dan
kebingungan (Lam, 2011).
Pemeriksaan Penunjang

 Foto rontgen dada: pembesaran jantung, distensi vena pulmonaris dan


redistribusinya ke apeks paru (opasifikasi hilus paru bisa sampai ke apeks),
peningkatan tekanan vascular pulmonari, kadang-kadang ditemukan efusi
pleura.
 Elektrokardiografi: membantu menunjukkan etiologi gagal jantung
(infark, iskemia, hipertrofi dll) dapat ditemukan low voltage, T inverse,
QS, depresi ST.
 Laboratorium
 Kimia darah (termasuk ureum, kreatinin, glukosa, elektrolit),
hemoglobin, tes fungsi tiroid, tes fungsi hati, dan lipid darah. Urinalisa
untuk mendeteksi proteinuria atau glukosuria
 Ekokardiografi
 Dapat menilai dengan cepat dengan informasi yang rinci tentang funsi dan
struktur jantung, katup dan perikard.
KRITERIA FRAMINGHAM

Kriteria mayor Kriteria minor

• Paroksismal nocturnal dispnea • Edema ekstremitas


• Distensi vena leher • Batuk malam hari
• Ronki paru • Dispnea d’effort
• Kardiomegali • Hepatomegali
• Edema paru akut • Efusi pleura
• Gallop S3 • Penurunan kapasitas vital 1/3
• Peninggian tekanan vena dari normal
jugularis • Takikardi (>120/menit)
• Refluks hepatojugular

Diagnosis gagal jantung ditegakkan minimal ada 1 kriteria


mayor danm2 kriteria minor (Panggabean, 2006).
Klasifikasi fungsional The New York Heart
Association (NYHA )
 Kelas I : tidak ada gejala bila melakukan kegiatan
fisik biasa

 Kelas II : timbul gejala bila melakukan kegiatan fisik biasa

 Kelas III : timbul gejala sewaktu melakukan kegiatan fisik


ringan

 Kelas IV : timbul gejala pada saat istirahat


GAMBARAN RADIOLOGIS GAGAL JANTUNG
 Pembesaran jantung

 Penonjolan vascular pada lobus atas: akibat


meningkatnya tekanan vena pulmonalis

 Efusi pleura

 Edema pulmonal interstitial

 Edema pulmonal alveolus


PENATALAKSANAAN
Tujuan Terapi 
 Mencegah terjadinya CHF pada orang yang telah mempunyai
faktor resiko.
 Deteksi dini asimptomatik disfungsi LV.
 Meringankan gejala dan memperbaiki kualitas hidup.
 Progresifitas penyakit berjalan dengan lambat.
Terapi Non farmakologis
 Istirahat baring pada gagal jantung akut, berat dan eksaserbasi akut.
 Aktivitas fisik yang berat sebaiknya dikurangi untuk mengurangi beban kerja
jantung karena demand oksigen yang tinggi. Aktivitas sosial dan pekerjaan
diusahakan agar dapat dilakukan seperti biasa. Sesuaikan kemampuan fisik
dengan profesi yang masih bisa dilakukan. Aktivitas fisik (latihan jasmani jalan
3-5 kali/minggu selama 20-30 menit atau sepeda statis 5 kali/minggu selama
20 menit dengan beban 70-80% denyut jantung maksimal pada gagal jantung
ringan dan sedang).
 Gagal jantung berat harus menghindari penerbangan panjang.
 Pemberian oksigen bisa diberikan jika pasien merasa sangat sesak.
 Merokok bisa menurunkan curah jantung, meningkatkan denyut jantung, dan
meningkatkan resistensi vascular sistemik dan pulmonal sehingga harus
dihentikan.
 Hentikan alkohol pada kardiomiopati. Batasi 20-30 g/hari pada yang lainnya.
 Diet (hindarkan obesitas, rendah garam 2 gram pada gagal jantung ringan dan
1 gram pada gagal jantung berat, jumlah cairan 1 liter pada gagal jantung berat
dan 1,5 liter pada gagal jantung ringan.
 Edukasi mengenai hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan.
Terapi Farmakologis
 Angiotensin converting enzyme Inhibitor (ACE I)

Beta Blocker

Angiotensin II receptor type 1 Inhibitor (ARB)

Diuretik

Antagonis Aldosteron

Digoxin

Nitrat dan hidralazin


 Yancy et al. (2013) juga memaparkan mengenai algoritma terapi
dari penggolongan obat-obat CHF
KOMPLIKASI
 Syok Kardiogenik

 Gagal Ginjal

 Kelainan Katup

 Kerusakan Hati
PROGNOSIS
 CHF memiliki sifat letal dan menyebabkan risiko kematian yang
tinggi. Prognosis lebih baik ditemukan pada wanita dan orang
dengan usia muda. (Anderson, et al, 1993).

 Sementara prognosis pada penderita gagal jantung yang


mendapat terapi yaitu (Hauser et al., 2005):
- Kelas NYHA I : mortalitas 5 tahun 10-20%
- Kelas NYHA II : mortalitas 5 tahun 10-20%
- Kelas NYHA III : mortalitas 5 tahun 50-70%
- Kelas NYHA IV : mortalitas 5 tahun 70-90%

Anda mungkin juga menyukai