Anda di halaman 1dari 21

PRESENTASI KASUS KECIL

SIROSIS HEPATIS

Pembimbing:
dr. Heppy Oktavianto, Sp.PD, M.Sc

Disusun oleh :

Bayu Aji Pamungkas G4A015061


M. Faishal Hidayat G4A015118

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
2017
Identitas Pasien

• Identitas Pasien
• Nama : Ny. Misem
• Usia : 59 tahun
• Status : Menikah
• Agama : Islam
• No. RM : 00-26-27-15
• Tgl masuk : 16 Februari 2017
• Tgl periksa : 20 Februari 2017
Anamnesis
• Anamnesis
• Keluhan Utama :
• Kedua kaki bengkak sejak 2 minggu
• Keluhan tambahan : perut membesar
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien datang dengan keluhan kaki membengkak sejak 2 minggu SMRS. Keluhan dirasa semakin hari semakin
memberat. Selain itu pasien mrngeluhkan perut yang juga semakin lama semakin membesar dan kencang.
Sebelumnya pssien juga dirawat di RSMS dengan keluhan yang sama
• Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat memiliki keluhan yang sama : diakui
• Riwayat memiliki hipertensi : diakui
• Riwayat penyakit diabetes melitus : disangkal
• Riwayat Penyakit Keluarga :
• Riwayat memiliki keluhan yang sama : disangkal
• Riwayat memiliki hipertensi : tidak diketahui
• Riwayat memiliki diabetes melitus : tidak diketahui
• Riwayat Sosial Ekonomi :.
• Pasien merupakan ibu rumah tangga dan seorang istri dan lima orang anak, pekerjaan pasien sehari hari adalah
sebagai seorang buruh bangunan dengan penghasilan yang tidak menentu setiap bulannya.

Pemeriksaan Fisik
• KU/KES: Baik/Compos Mentis
• BP : 90/60 mmHg
• HR : 80 x/min
• RR : 19 x/min
• T : 36.8 C (peraksila)
• Kepala : mesosefal, VT –
• Mata : CA +/+ , SI -/-
• Hidung : NCH -
• Mulut : bibir sianosis -, lidah sianosis –
• Leher : tidak ada pembesaran tiroid, deviasi trachea –
• Paru : hemithorax D=S, VF D=S, sonor di semua lapang paru, SD Ves +/+, Rh -/-,
Wh -/-
• Cor : IC tak terlihat, S1>S2, batas jantung normal
• Abdomen : Cembung, CM -, BU + N, timpani +, NT + hipokondriaka dekstra dan epigastrika
• Hepar : Tidak teraba pembesaran
• Lien : Tidak teraba pembesaran
• Ekstremitas : superior edema -/-, sianosis -/-; Inferior edema +/+, sianosis -/-; akral hangat

SOAP PASIEN

S O A P
20 Maret 2017
-Nyeri perut , terasa KU/KES: Baik/CM -Sirosis -IVFD Aminofusin
penuh TD: 90/70 Hati Hepar 20 TPM
-Sesak N: 86 x/min -Impugan 2x2
-Malam susah tidur RR: 20 x/min - Pro pungsi Ascites
S : 36.5 C - BB 49 kg

21 Maret 2017
-Kaki bengkak semakin KU/KES: Baik/CM -Sirosis -IVFD Aminofusin
membesar TD: 100/70 Hati Hepar 20 TPM
-Perut semakin kencang N: 80 x/min -Impugan 2x2
RR: 19 x/min -Albumin 20% 100 cc
S: 36.4 C - Pro pungsi Ascites
- BB 49 kg
22 Maret 2017
Keluhan dirasa masih KU/KES: Baik/CM -Sirosis -IVFD Aminofusin
sama seperti kemarin. : TD: 90/60 Hati Hepar 20 TPM
- Kaki bengkak, N: 79 x/min -Impugan 2x2
nyeri susah RR: 20 x/min -Albumin 20% 100 cc
digerakan S : 36,5 C - Pro pungsi Ascites
- Perut semakin - BB 48,5 kg
kencang ,
(undulasi +)
LABORATORIUM
• Hasil Laboratorium Darah Tanggal 21/03/2017
• Darah Lengkap
• Hb 8.1 L
• Ht 22 L
• Eritrosit 2.1 L 7 JUNI 2016
• Leukosit 5710
• Trombosit 117.000 L
• Albumin : 1,35 L
• Bilirubin total : 2,43 H
• Bilirubin direk : 1.37 H
• Bilirubin Indirek : 1.06 H
• SGOT : 55 H
• SGPT : 40
• Alkali fosfatase : 75
• Gamma GT : 41
• Ureum : 30.6
• Kreatinin : 1.46 H
• GDS : 108
• AFP : 34.90 H
Diagnosis
• Sirosis hepatis
PLANNING
• Farmakologi : • Diet tinggi protein,
• IVFD Aminofusin tinggi karbohidrat
Hepar 20 TPM (diet hati III: protein
• -Impugan 2x2 1g/kgBB, 2000-
3000kkal).
• -Albumin 20% 100 cc
• Diet rendah garam II
• - Pro pungsi Ascites (600-800 mg) atau III
(1000-2000 mg)

• Non Farmakologi
• Bed rest
DEFINISI
Sirosis hepatis adalah fase lanjut dari penyakit
hati kronik yang menggambarkan stadium akhir
fibrosis hepatis yang berlangsung secara
progresif, yang ditandai dengan distorsi struktur
hepar dan pembentukan nodul regeneratif.
ETIOLOGI
• Virus hepatitis (B,C,dan D)
• Alkohol
• Kelainan metabolik :
– Hemakhomatosis (kelebihan beban besi)
– Penyakit Wilson (kelebihan beban tembaga)
– Defisiensi Alphal-antitripsin
– Glikonosis type-IV
– Galaktosemia
– Tirosinemia
• Kolestasis
• Sumbatan saluran vena hepatica
-Sindroma Budd-Chiari
-Payah jantung
• Penyakit autoimun hepar (Hepatitis Lupoid)
• Toksin dan obat-obatan (misalnya : metotrexat, amiodaron,INH, dan lain lain)
• Malnutrisi (Sutadi, 2003)
Klasifikasi
» Klasifikasi Morfologi
1. Sirosis mikronoduler
2. Sirosis makronoduler
3. Sirosis campuran

» Klasifikasi Fungsional
1. Sirosis hepatis kompensata
2. Sirosis hepatis dekomsata
Manifestasi Klinis
Penegakan Diagnosis

»Anamnesis
• Mudah lelah dan lemas
• Nafsu makan berkurang dan penurunan berat
badan
• Perut kembung, mual
• Penurunan berat badan
• Gangguan tidur (Nurdjanah, 2009)
Pemeriksaan Fisik
• Kegagalan fungsi hati (spidernavi, alopesia
pectoralis ginekomasti, atrofi testis, gangguan
siklus haid, eritema palmaris, white nail)
• Hipertensi porta (tekanan sistem porta
>10mmHg) ditandai dengan splenomegali,
asites, perdarahan saluran pencernaan seperti
BAB hitam dan muntah hitam atau darah.
• Ikterus dengan air kemih seperti teh
• Epistaksis, gusi berdarah (Wolf, 2012).
Pemeriksaan Penunjang
» Tes Fungsi Hati
• SGOT, AST, SGPT, ALT , meningkat tapi tidak begitu tinggi.
• ALP meningkat 2-3 kali batas normal
• Gamma Glutamil Transpeptidase (GGT), meningkat sama dengan ALP.
• Bilirubin, konsentrasinya bisa normal pada sirosis kompensata dan
meningkat pada sirosis yang lebih lanjut (dekompensata)
• Globulin, konsentrasinya meningkat akibat sekunder dari pintasan,
antigen bakteri dari sistem porta masuk ke jaringan limfoid yang
selanjutnya menginduksi immunoglobulin.
• Waktu protrombin memanjang karena disfungsi sintesis faktor
koagulan.
• Na serum menurun, terutama pada sirosis dengan asites, dikaitkan
dengan ketidakmampuan ekskresi air bebas.
• Pansitopenia dapat terjadi akibat splenomegali kongestif berkaitan
dengan hipertensi porta sehingga terjadi hipersplenisme.
• Seromarker hepatitis (Nurdjanah, 2009)
CONT
1. Barium meal, untuk melihat varises sebagai konfirmasi
adanya hipertensi porta
2. USG, untuk untuk menilai ukuran hati, sudut, permukaan,
serta untuk melihat adanya asites, splenomegali,
thrombosis vena porta, pelebaran vena porta, dan sebagai
skrinning untuk adanya karsinoma hati pada pasien sirosis.
3. Kolesistografi/kolangiografi : Memperlihatkan penyakit
duktus empedu yang mungkin sebagai faktor predisposisi.
4. Esofagoskopi : Dapat melihat adanya varises esophagus
5. Portografi Transhepatik perkutaneus : Memperlihatkan
sirkulasi sistem vena portal,
6. Scan/biopsy hati : Mendeteksi infiltrat lemak, fibrosis,
kerusakan jaringan hati (Nurdjanah, 2009).
TATALAKSANA
Secara umum, penatalaksanaan sirosis hepatis
adalah
1. Bed rest sampai gejala membaik
2. Diet tinggi protein, tinggi karbohidrat (diet
hati III: protein 1g/kgBB, 2000-3000 kkal).
Jika ada asites diberikan diberikan diet
rendah garam II (600-800 mg) atau III (1000-
2000 mg)
3. Diuretik
• Sirosis tanpa kegagalan faal hati dan hipertensi
portal.
1. Diet tinggi protein dan karbohidrat. Lemak tidak
perlu dibatasi
2. Diberikan vitamin: B12, essensial phosfolipid
(EPL), cursil dan obat yang mengandung protein
tinggi seperti superton.
3. Hindari minuman beralkohol, zat hepatotoksik,
dan makanan yang disimpan lama diudara
terbuka lebih dari 24 jam.
 Sirosis dengan kegagalan faal hati dan hipertensi portal.
 Istirahat
Aktifitas fisik dibatasi, dianjurkan untuk istirahat ditempat tidur lebih
kurang setengah hari setiap harinya.
 Diet
Bila tidak ada tanda-tanda koma hepatikum diberikan diet 1500-2000
kal dengan protein sekurang-kurangnya 1 gr/kgBB/hr.
Perlu juga diberikan roboransia.
Makanan dan minuman yang mengandung alkohol dihentikan secara
mutlak.
Hindari makanan yang lebih dari 24 jam di udara bebas.
 Diuretik
Dilakukan jika selama 4 hari diet tidak ada respon, diberikan
spironolakton 100-200 mg/hari.
Komplikasi
• Ensepalopati Hepatikum
• Varises Esophagus
• Peritonitis Bakterial Spontan (PBS)
• Sindrom Hepatorenal
• Sindrom Hepatopulmonal

Prognosis
• Prognosis sirosis hepatis dipengaruhi oleh etiologi, beratnya
kerusakan hepar, komplikasi, dan penyakit lain yang menyertai
sirosis.
• Klasifikasi Child-Turcotte berkaitan dengan kelangsungan hidup.
Angka kelangsungan hidup selama satu tahun untuk pasien
dengan Child A, B, dan C berturut-turut 100%, 80% dan 45%
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai