Cor
Inspeksi : Ictus Cordis tampak di SIC V 1 jari lateral LMCS
P.parasternal (-) p.epigastrium (-).
Palpasi : Ictus Cordis teraba di SIC V 1 jari lateral LMCS, kuat angkat (-)
Perkusi :
○ Batas atas kanan : SIC II LPSD
○ Batas atas kiri : SIC II LPSS
○ Batas bawah kanan : SIC IV LPSD
○ Batas bawah kiri : SIC V LMCS
Auskultasi : S1>S2 reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : datar, caput medusa (-)
Auskultasi : bising usus (+) terdengar setiap 3-5
detik (normal)
Perkusi: timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-), nyeri
ketok costo vertebrae (-/-)
Palpasi: supel, undulasi (-), nyeri tekan (-)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Pemeriksaan Ekstremitas superior Ekstremitas inferior
Edema (pitting) - - + +
Sianosis - - - -
Kuku kuning - - - -
(ikterik)
Akral dingin - - - -
Reflek fisiologis
Bicep/tricep +N +N +N +N
Patela +N +N +N +N
Reflek patologis
Reflek babinsky - - - -
Sensoris D=S D=S D=S D=S
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Hemoglobin 9.7 g/Dl (L) 12 - 16 gr/dl
Leukosit 14340 U/L (H) 4.800 –10.800/µL
Hematokrit 30 % (L) 37 - 47%
Eritrosit 3.5 x10ˆ6/Ul (L) 4.2 – 5.4 juta/µL
Trombosit 340000 /uL 150.000 -400.000/µL
MCV 84.8 80 – 96 fL
MCH 27.9 27 – 32 pg
MCHC 32.9 33 – 37 gr/Dl
RDW 15.3% (H) 11.5 – 14.5
MPV 9.3 (L) 9.4 – 12.4
HitungJenis
Basofil 0,2 % 0–1%
Eosinofil 0,7 % (L) 1–3%
Batang 0.6 % (L) 2–6%
Segmen 80.5 % (H) 50 – 70 %
Limfosit 7.5 % (L) 20 – 40 %
Monosit 10.5 % (H) 2 -8 %
Kimia Klinik
GDS 95 mg/dL <= 200 mg/dl
Ureum 107.7 mg/Dl (H) 14,98 – 38,52 mg/dL
• Insufisiensi ginjal menandakan bahwa ginjal sudah tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya secara normal. Namun nefron yang masih berfungsi akan melakukan
kompensasi untuk memaksimalkan fungsi ginjal. Pada keadaan ini GFR mengalami
penurunan yang bermakna hingga mencapai 25% dari besaran normal akibat
Stadium II
(Insufisiensi kerusakan lebih dari 75% jaringan nefron. Tanda dan gejala serta disfungsi ginjal yang
Ginjal) ringan sudah muncul, seperti kelainan konsentrasi urin, nokturia, anemia ringan, dan
gangguan fungsi ginjal saat stress.
• Stadium ini menandakan sekitar 90% dari massa nefron telah hancur, atau hanya
sekitar 200.000 nefron yang masih utuh. Nilai GFR pun hanya 10% dari keadaan
Stadium III (End normal, dan bersihan kreatinin hanya sebesar 5-10 ml per menit atau kurang. Pada
Stage Renal
Disease/ ESRD) keadaan ini, kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat
menyolok sebagai respons terhadap GFR yang mengalami penurunan. Gejala yang
timbul cukup parah, karena ginjal tidak sanggup mempertahankan homeostasis cairan
dan elektrolit dalam tubuh. Pasien biasanya menjadi oligourik dan terdapat perubahan
biokimia serta gejala-gejala yang dinamakan sindrom uremik.
MANIFESTASI KLINIS
Kelainan hemopoiesis
Kelainan saluran cerna
Kelainan kulit
Kelainan kardiovaskular
DIAGNOSIS
Anamnesis & Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
perkiraan prognosis dari CKD juga dapat diamati dari hasil monitoring GFR dan
albuminuria selama beberapa tahun. Kotak hijau untuk prognosis baik, kuning
prognosis sedang, dan merah prognosis buruk.
KESIMPULAN
Pada kasus ini diagnosis pasien adalah
CKD stage 5 dengan GFR 8.8
Pada pasien ini pasien sudah memasuki
stadium III (End Stage Renal Disease/
ESRD)
Prognosis penyakit CKD pada pasien ini
adalah dubia ad malam.
Pengobatan CKD yang tepat untuk
pasien ini adalah terapi pengganti ginjal,
yaitu hemodialysis rutin 2 kali seminggu.