Anda di halaman 1dari 31

Puspa Maharani 1610221117

Yudith Anindita G4A015096


IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. AS
 Umur : 59 Tahun
 Jenis kelamin : Laki-Laki
 Alamat : Rancamaya RT 03/02
Cilongok
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Pekerjaan : Tidak bekerja
 Tanggal masuk : 11 Maret 2017
 Tanggal periksa : 11 Maret 2017
 No.CM : 00092021
ANAMNESIS
 Keluhan utama :
Batuk-batuk parah
 Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan batuk-batuk parah
berdahak hingga sesak. Batuk dirasakan sejak 3
hari SMRS dan berdahak dengan dahak berwarna
hijau.
Pasien juga mengeluhkan sesak. Sesak memberat
bila dalam posisi tidur tanpa bantal. Pasien
mengaku memiliki penyakit ginjal dan rutin cuci
darah 2x seminggu setiap rabu dan sabtu sejak
tahun 2012.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Riwayat penyakit yang sama : disangkal
 Riwayat darah tinggi : disangkal
 Riwayat penyakit gula : disangkal
 Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat sakit jantung : disangkal
 Riwayat sakit ginjal : diakui
 Riwayat sakit kuning/liver : disangkal
 Riwayat sakit tenggorokan/ kulit : disangkal
 Riwayat konsumsi obat-obatan lama : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
 Riwayat penyakit yang sama : disangkal
 Riwayat darah tinggi : disangkal
 Riwayat penyakit gula : disangkal
 Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat asma : disangkal
 Riwayat sakit ginjal : disangkal
 Riwayat penyakit jantung : disangkal
 Riwayat sakit kuning/liver : disangkal
 Riwayat sakit tenggorokan/ kulit : disangkal
 Riwayat konsumsi obat-obatan : disangkal
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
 Home
Pasien tinggal di rumah dengan ibu, istri dan 3 anak-anaknya
 Occupational
Pasien tidak bekerja
 Personal habit
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok ataupun konsumsi
alkohol. Pasien jarang berolahrga, hanya jalan kaki kadang-
kadang.
 Drugs and Diet
Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan
 Biaya pengobatan
Pasien berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi
menengah ke bawah. Sumber pembiayaan kesehatan berasal
dari jaminan kesehatan BPJS non PBI.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum: tampak sesak
 Kesadaran : Compos mentis
 Vital sign
 Tekanan darah: 110/80 mmHg
 Nadi : 84 ×/menit reguler, isi cukup
 Pernapasan : 22 ×/menit
 Suhu : 36.4 °C
STATUS GENERALIS
 Pemeriksaan kepala
 Bentuk kepala
Mesocephal, simetris, venektasi temporalis (-)
 Rambut
Warna rambut hitam dan beruban, tidak rontok dan terdistribusi merata.
 Mata
Simetris, edema palpebra (-/-) konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
kering (-), refleks cahaya (+/+) normal, pupil isokor diameter 3 mm/3mm.
 Telinga
Discharge (-)
 Hidung
Discharge (-), deformitas (-) dan napas cuping hidung (-)
 Mulut
Bibir kering (-), bibir pucat (-), bibir sianosis (-), lidah sianosis (-), lidah kotor (-)
 Pemeriksaan leher
Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), Palpasi : JVP 5+ 2 cmH2O
 Pemeriksaan thorax
 Paru
 Inspeksi : Dinding dada tampak simetris dan tidak tampak
 ketertinggalan gerak antara hemithorax kanan dan kiri.
 Kelainan bentuk dada (-), retraksi intercostalis (-).
 Palpasi : Apex vokal fremitus sinistra = dextra
Basal vokal fremitus sinistra = dextra
 Perkusi : Perkusi seluruh lapang paru dextra et sinistra sonor
Batas paru-hepar SIC V LMCD
 Auskultasi : suara dasar vesikuler +/+, RBH+/+, RBK +/+ Wheezing -/-

 Cor
 Inspeksi : Ictus Cordis tampak di SIC V 1 jari lateral LMCS
 P.parasternal (-) p.epigastrium (-).
 Palpasi : Ictus Cordis teraba di SIC V 1 jari lateral LMCS, kuat angkat (-)
 Perkusi :
○ Batas atas kanan : SIC II LPSD
○ Batas atas kiri : SIC II LPSS
○ Batas bawah kanan : SIC IV LPSD
○ Batas bawah kiri : SIC V LMCS
 Auskultasi : S1>S2 reguler, Gallop (-), Murmur (-)
 Pemeriksaan abdomen
 Inspeksi : datar, caput medusa (-)
 Auskultasi : bising usus (+) terdengar setiap 3-5
detik (normal)
 Perkusi: timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-), nyeri
ketok costo vertebrae (-/-)
 Palpasi: supel, undulasi (-), nyeri tekan (-)
 Hepar : tidak teraba
 Lien : tidak teraba
Pemeriksaan Ekstremitas superior Ekstremitas inferior

Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Edema (pitting) - - + +

Sianosis - - - -
Kuku kuning - - - -
(ikterik)
Akral dingin - - - -
Reflek fisiologis
Bicep/tricep +N +N +N +N
Patela +N +N +N +N
Reflek patologis
Reflek babinsky - - - -
Sensoris D=S D=S D=S D=S
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Hemoglobin 9.7 g/Dl (L) 12 - 16 gr/dl
Leukosit 14340 U/L (H) 4.800 –10.800/µL
Hematokrit 30 % (L) 37 - 47%
Eritrosit 3.5 x10ˆ6/Ul (L) 4.2 – 5.4 juta/µL
Trombosit 340000 /uL 150.000 -400.000/µL

MCV 84.8 80 – 96 fL
MCH 27.9 27 – 32 pg
MCHC 32.9 33 – 37 gr/Dl
RDW 15.3% (H) 11.5 – 14.5
MPV 9.3 (L) 9.4 – 12.4
HitungJenis
Basofil 0,2 % 0–1%
Eosinofil 0,7 % (L) 1–3%
Batang 0.6 % (L) 2–6%
Segmen 80.5 % (H) 50 – 70 %
Limfosit 7.5 % (L) 20 – 40 %
Monosit 10.5 % (H) 2 -8 %
Kimia Klinik
GDS 95 mg/dL <= 200 mg/dl
Ureum 107.7 mg/Dl (H) 14,98 – 38,52 mg/dL

Kreatinin 9.29 mg/dL (H) 0,70 – 1,30 mg/dL


ASSESSMENT
CKD ST 5 ON HD RUTIN,
BRONKOPNEUMONIA
TERAPI
 Farmakologi
 O2 4 lpm
 IVFD RL 20 tpm
 Inj. Ranitidine 2x1 amp
 Inj. Furosemid 3x2 amp
 Inj, ceftriaxone 1g/12 jam
 PO asam folat 3x1 tab
 PO CaCo3 3x1 tab
 PO Paracetamol 3x1 tab
 PO Codein 2x10 mg
 PO Bicnat 3x1 pulv
 Non Farmakologi
 Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit,
pengobatan, pencegahan dan komplikasinya.
 Hemodialisa rutin
 Motivasi pasien untuk rutin control dan tidak putus
antibiotik
 Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan
daya tahan tubuh dan menunjang proses
penyembuhan pasien.
 Motivasi keluarga untuk mengingatkan minum obat
 Monitoring
 Keadaan umum dan kesadaran
 Tanda vital
 Laboratorium
 Prognosis
 Ad vitam : dubia ad malam
 Ad fungsionam : dubia ad malam
 Ad sanationam : dubia ad malam
CHRONIC KIDNEY DISEASE
DEFINISI
 Menurut Kidney Disease Improving Global Outcome
(KDIGO) mendefinisikan CKD sebagai kerusakan
ginjal, baik struktur maupun fungsional, selama 3 bulan
atau lebih. Pasien dengan CKD akan memiliki
perjalanan penyakit yang progresif menuju End Stage
Renal Disease (ESRD)
 Kriteria penyakit ginjal kronik:
 Kerusakan ginjal yang terjadi minimal 3 bulan, berupa kelainan
struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan GFR,
dengan manifestasi:
○ kelainan patologis ginjal.
○ terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam
komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam tes
pencitraan (imaging tests).
 Nilai GFR < 60 ml/menit/1,73m² selama minimal 3 bulan,
dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
KLASIFIKASI
Klasifikasi Berdasarkan Keparahan
Derajat Deskripsi GFR
Keadaan Klinis
mL/min/1.73 m2
1 Kerusakan ginjal dengan Albuminuria,
GFR Normal atau ≥ 90 proteinuria, hematuria
meningkat
2 Kerusakan ginjal dengan Albuminuria,
penurunan GFR ringan 60-89 proteinuria, hematuria

3 Penurunan GFR sedang Insufisiensi ginjal


30-59
kronik
4 Penurunan GFR berat Insufisiensi ginjal
15-29 kronik, pre-ESRD

5 Gagal ginjal < 15 Gagal ginjal, uremia,


Atau dialisis ESRD
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
 Gangguan kongenital dan herediter, seperti penyakit
ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal.
 Penyakit metabolik, seperti Diabetes Mellitus (DM), gout,
hiperparatiroidisme.
 Penyakit infeksi, seperti pielonefritis kronis dan refluks
nefropati.
 Penyakit kardiovaskuler, seperti hipertensi, ischaemic
heart disease, chronic heart failure, cerebrovascular
disease.
 Penyakit struktural saluran kemih, seperti batu ginjal atau
hipertrofi prostat.
 Nefropati toksik, seperti penyalahgunaan analgesik,
nefropati timah.
 Gangguan multisistem, seperti Sistemik Lupus
EPIDEMIOLOGI
 Insidensi penyakit CKD di Inggris, berdasarkan data tahun 2009-2010
sekitar 1,44 juta penduduk pertahun, sekitar 1,3% setiap tahunnya.
 Lebih dari setengahya menjalani terapi pengganti renal untuk 2%
pasien yang berkembang menjadi gagal ginjal.
 Penyakit CKD lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Insidennya
pun lebih sering pada kulit berwarna hitam daripada kulit putih
 Penyebab CKD pada pasien dengan hemodialisis di Indonesia menurut
data PERNEFRI tahun 2011 didapatkan sebagai berikut:
Penyakit Ginjal hipertensi (34%), nefropati diabetika (27%), glomerulopati
primer (14%), nefropati obstruksi (8%), pielonefritis kronik (6%), nefropati
asam urat (2%), SLE (1%), ginjal polikistik (1%), lain-lain (6%), dan tidak
diketahui (1%). Sedangkan menurut Zadem (2011), tahun 2010, angka
kejadian CKD yang berhubungan dengan DM sebanyak 37.5%, hipertensi
24.4%, dan glomerulonephritis 14.8%.
STADIUM
• Selama stadium ini, kreatinin serum dan kadar BUN normal, dan pasien
asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal hanya dapat terdeteksi dengan memberi
Stadium I beban kerja yang berat pada ginjal tersebut, seperti tes pemekatan urin yang
(Penurunan lama atau dengan mengadakan tes GFR yang teliti.
Fungsi Ginjal)

• Insufisiensi ginjal menandakan bahwa ginjal sudah tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya secara normal. Namun nefron yang masih berfungsi akan melakukan
kompensasi untuk memaksimalkan fungsi ginjal. Pada keadaan ini GFR mengalami
penurunan yang bermakna hingga mencapai 25% dari besaran normal akibat
Stadium II
(Insufisiensi kerusakan lebih dari 75% jaringan nefron. Tanda dan gejala serta disfungsi ginjal yang
Ginjal) ringan sudah muncul, seperti kelainan konsentrasi urin, nokturia, anemia ringan, dan
gangguan fungsi ginjal saat stress.

• Stadium ini menandakan sekitar 90% dari massa nefron telah hancur, atau hanya
sekitar 200.000 nefron yang masih utuh. Nilai GFR pun hanya 10% dari keadaan
Stadium III (End normal, dan bersihan kreatinin hanya sebesar 5-10 ml per menit atau kurang. Pada
Stage Renal
Disease/ ESRD) keadaan ini, kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat
menyolok sebagai respons terhadap GFR yang mengalami penurunan. Gejala yang
timbul cukup parah, karena ginjal tidak sanggup mempertahankan homeostasis cairan
dan elektrolit dalam tubuh. Pasien biasanya menjadi oligourik dan terdapat perubahan
biokimia serta gejala-gejala yang dinamakan sindrom uremik.
MANIFESTASI KLINIS
 Kelainan hemopoiesis
 Kelainan saluran cerna
 Kelainan kulit
 Kelainan kardiovaskular
DIAGNOSIS
Anamnesis & Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• Sesuai dengan penyakit yang • Pemeriksaan Laboratorium


mendasari, seperti hipertensi, • Pemeriksaan darah.
diabetes mellitus, infeksi traktus • Kelainan biokimiawi darah
urinarius, batu traktus urinarius,
• Penurunan fungsi ginjal
hiperurikemi, SLE, dan lainnya.
• Kelainan urinalisis.
• Sindrom uremia, yang terdiri dari:
lemah, letargi, anoreksia, mual
muntah, nokturia, kelebihan • Gambaran radiologis
cairan, neuropati perifer, pruritus, • Foto polos abdomen, bisa tampak
uremic frost, perikarditis, kejang, batu radio-opak.
sampai koma. • Pielografi intravena
• Gejala komplikasinya antara lain: • USG ginjal bisa memperlihatkan
hipertensi, anemia, osteodistrofi ukuran ginjal yang mengecil,
renal, payah jantung, asidosis korteks yang menipis adanya
metabolik, gangguan hidronefrosis atau batu ginjal,
keseimbangan elektrolit. kista, massa, kalsifikasi.
TATALAKSANA

 Terapi Spesifik terhadap Penyakit Dasarnya


 Pencegahan dan Terapi terhadap Kondisi Komorbid
 Memperlambat Pemburukan Fungsi Ginjal
 Pembatasan asupan protein
 Terapi farmakologis untuk mengurangi hipertensi
intraglomerulus
 Pencegahan dan Terapi terhadap Komplikasi
• Terapi Pengganti Ginjal berupa Dialisis atau Transplantasi
o Hemodialisis
○ Indikasi absolut
 perikarditis,
 ensefalopati/neuropati azotemik,
 edem pulmo dan kelebihan cairan yang tidak responsif dengan diuretik,
 hipertensi refrakter,
 muntah persisten,
 Blood Uremic Nitrogen (BUN) > 120 mg% dan kreatinin > 10 mg%.
○ Indikasi elektif
 LFG antara 5 dan 8 mL/menit/1,73m²
 mual, anoreksia, muntah, dan astenia berat
o Dialisis peritoneal (DP)
○ indikasi medik CAPD, yaitu:
 pasien anak-anak dan orang tua (umur lebih dari 65 tahun),
 sistem kardiovaskular,
 pasien-pasien yang cenderung akan mengalami perdarahan bila dilakukan hemodialisis,
 kesulitan pembuatan AV shunting,
 pasien dengan stroke,
 pasien GGT (gagal ginjal terminal) dengan residual urin masih cukup,
 pasien nefropati diabetik disertai comorbidity dan comortality.
o Transplantasi ginjal
○ Pertimbangan transplantasi ginjal, yaitu:
 Cangkok ginjal (kidney transplant) dapat mengambil alih seluruh (100%) fungsi ginjal,
sedangkan hemodialisis hanya mengambil alih 70-80% faal ginjal alamiah
 Kualitas hidup normal kembali
KOMPLIKASI
 Anemia, yang diakibatkan oleh penurunan eritropoetin,
penurunan rentang usia sel darah merah, penekanan
sumsum tulang, defisiensi besi, dan asam folat.
 Hipertensi, yang diakibatkan oleh retensi cairan dan natrium
serta malfungsi sistem renin-angiotensin-aldosteron.
 Hiperkalemia, yang diakibatkan oleh penurunan ekskresi,
asidosis metabolik, katabolisme berlebih.
 Osteodistrofi ginjal, yang diakibatkan oleh
ketidakseimbangan kalsium dan fosfat
 Uremia, peningkatan kadar urea dalam darah karena
gagalnya sekresi yang disebabkan oleh penurunan fungsi
filtrasi pada glomerulus.
 CHF (Congestive Heart Failure), disebabkan oleh jantung
yang tidak dapat mengkompensasi akibat dari CKD. CHF
yang berkelanjutan dapat mengakibatkan edema pulmo.
PROGNOSIS

perkiraan prognosis dari CKD juga dapat diamati dari hasil monitoring GFR dan
albuminuria selama beberapa tahun. Kotak hijau untuk prognosis baik, kuning
prognosis sedang, dan merah prognosis buruk.
KESIMPULAN
 Pada kasus ini diagnosis pasien adalah
CKD stage 5 dengan GFR 8.8
 Pada pasien ini pasien sudah memasuki
stadium III (End Stage Renal Disease/
ESRD)
 Prognosis penyakit CKD pada pasien ini
adalah dubia ad malam.
 Pengobatan CKD yang tepat untuk
pasien ini adalah terapi pengganti ginjal,
yaitu hemodialysis rutin 2 kali seminggu.

Anda mungkin juga menyukai