KMB Tugas 2 Selesai
KMB Tugas 2 Selesai
Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak glukosa dalam karbohidrat cukup
efektif untuk pemenuhan energi,
sedangkan lemak sulit untuk
diserap/dimetabolisme sehingga akan
membebani hepar.
Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan
hepar yang mengalami inflamasi hati dan
bendungan vena porta.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 24 jam nyeri pasien berkurang atau
teratasi.
Kriteria hasil : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik
dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan,
menangis intensitas dan lokasinya)
Intervensi Rasional
Berikan teknik nonfarmakologis untuk nyeri yang berhubungan dengan
mengurangi rasa nyeri. ( terapi pijat, hepatitis sangat tidak nyaman, oleh
aromaterapi, terapi musik, terapi karena terdapat peregangan secara
bermain) kapsula hati, melalui teknik
nonfarmakologi diharapkan dapat
mengurangi nyeri secara efektif)
Berikan informasi akurat dan jelaskan klien yang disiapkan untuk mengalami
penyebab nyeri, priode nyeri, dan nyeri melalui penjelasan nyeri yang
pemicu nyeri sesungguhnya akan dirasakan
(cenderung lebih tenang dibanding
klien yang penjelasan kurang/tidak
terdapat penjelasan)
Ganti linen setiap hari atau lebih sering kondisi kulit yang mengalami lembab
jika mengalami hiperhidrosis memicu timbulnya pertumbuhan
(kaeringat brlebihan) jamur. Juga akan mengurangi
kenyamanan klien, mencegah
timbulnya ruam kulit.
Resiko gangguan integritas kulit dan jaringan
berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap
akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 24 jam tidak terjadi kerusakan intergritas
kulit dan jaringan.
Kriteria hasil : Jaringan kulit utuh, penurunan
pruritus.
Intervensi Rasional
Dorong untuk tirah baring bila ada Dapat meningkatkan posisi rekumben
asites. untuk dieresis
Batasi asupan cairan dan garam Dengan membatasi cairan dan garam
dapat mengurangi terjadinya edema.
Diagnosa kedua
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan fisik.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 1x24
jam klien toleran terhadap aktivitas.
Kriteria hasil :
Melaporkan peningkatan kekuatan dan kesehatan
klien.
Merencanakan aktivitas untuk memberikan
kesempatan istirahat yang cukup.
Meningkatkan aktivitas dan latihan bersamaan
dengan bertambahnya kekuatan.
Intervensi Rasional
Tawarkan diet tinggi kalori, tinggi Memberikan kalori bagi tenaga dan
protein (TKTP) protein bagi proses penyembuhan
4 Ganti linen setiap hari atau kondisi kulit yang mengalami lembab
lebih sering jika mengalami memicu timbulnya pertumbuhan
hiperhidrosis (kaeringat jamur. Juga akan mengurangi
brlebihan) kenyamanan klien, mencegah
timbulnya ruam kulit.
Diagnosa keempat
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
arus balik getah empedu ke aliran darah
Tujuan: integritas jaringan: kulit dan
membrane mukosa
Kriteria Hasil: kerusakahn integritas kulit
pasien teratasi dengan kriteria hasil:
Integritas kulit yang baik bisa di pertahankan
(sensasi)=, elastisitas, temperature, hidrasi)
Tidak ada luka/lesi pada kulit
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan
kelembapan kulit dan perawatan alami
No Intervensi Rasional
1 Pertahankan kebersihan kekeringan meningkatkan
tanpa menyebabkan kulit sensitifitas kulit dengan
kering merangsang ujung syaraf
Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setiap saat setelah
rencana keperawatan dilakukan sedangkan
cara melakukan evaluasi sesuai dengan
criteria keberhasilan pada tujuan rencana
keparawatan.
A. DEFINISI
Batu empedu adalah timbunan kristal
didalam kandung empedu atau dalam
saluran empedu. Kholelitiasis berasal dari
kata “kole” yang artinya empedu, “lithia”
yang artinya batu, dan “sis” yang berarti
proses. Sebuah ukuran batu empedu dapat
bervariasi dan dapat sekecil butiran pasir
atau seperti bola golf.
Perubahan komposisi empedu
Faktor tersebut merupakan faktor
terpenting dalam pembentukan batu empedu
karena hati penderita batu empedu kolesterol
mengekresi empedu yang sangat jenuh
dengan kolesterol. Kolesterol yang berlebihan
ini mengendap dalam kandung empedu
untuk membentuk batu empedu
Statis empedu
Infeksi kandung empedu
Gejala akut
Tanda : epigastrium kanan terasa nyeri dan
spasme, saat akan melakukan inspirasi pada
pernafasan ketika di raba akan terdapat nyeri tekan,
kandung empedu membesar dan nyeri, ikterus
ringan.
Gejala kronis
Tanda : biasanya tak tampak gambaran pada
abdomen, kadang terdapat nyeri di kuadran kanan
atas.
Gejala : rasa nyeri (kolik empedu), tempat :
abdomen bagian atas (mid epigastrium), sifat :
terpusat di epigastrium menyebar ke arah skapula
kanan, mual dan muntah, intoleransi dengan
makanan berlemak, flatulensi, eruktasi (bersendawa).
Pembentukan batu dimulai hanya bila terdapat
suatu nidus atau inti pengendapan kolesterol.
Pada tingkat supersaturasi kolesterol, kristal
klesterol keluar dari larutan membentuk suatu
nidus, dan membentuk suatu pengendapan.
Pada tingkat saturasi yang lebih rendah,
mungkin bakteri, fragmen parasit, epitel sel
yang lepas, atau partikel debris yang lain
diperlukan untuk dipakai sebagai benih
pengkristalan
Radiologi
Radiografi: Kolesistografi
Sonogram
ERCP (Endoscopic Retrograde Colangiopancre
atografi)
Radiologi
Radiografi: Kolesistografi
Sonogram
ERCP (Endoscopic Retrograde Colangiopancre
atografi)
Kenaikan serum kolesterol
Kenaikan fosfolipid
Penurunan ester kolesterol
Kenaikan protrombin serum time
Kenaikan bilirubin total, transaminase (Normal <
0,4 mg/dl)
Penurunan urobilirubin
Peningkatan sel darah putih: 12.000 -
15.000/iu (Normal : 5000 - 10.000/iu)
Peningkatan serum amilase, bila pankreas terliba
t atau bila ada batu di
duktus utama (Normal: 17 - 115 unit/100ml).
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita
koleitiasis :
Asimtomatik
Obstruksi duktus sistikus
Kolik bilier
Kolesistitis akut
Perikolesistitis
Peradangan pankreas (pankreatitis)
Perforasi
Kolesistitis kronis
Hidrop kandung empedu
Empiema kandung empedu
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita
koleitiasis :
Asimtomatik
Obstruksi duktus sistikus
Kolik bilier
Kolesistitis akut
Perikolesistitis
Peradangan pankreas (pankreatitis)
Perforasi
Kolesistitis kronis
Hidrop kandung empedu
Empiema kandung empedu
1. Pengkajian
Identitas
Berisi tentang identitas pasien dan penaggung jawab
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan
oleh klien saat pengkajian. Biasanya keluhan utama yang
klien rasakan adalah nyeri abdomen pada kuadran kanan
atas, dan mual muntah.
Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama
melalui metode PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu
focus utama keluhan klien, quality atau kualitas (Q) yaitu
bagaimana nyeri/gatal dirasakan oleh klien, regional (R)
yaitu nyeri/gatal menjalar kemana, Safety (S) yaitu posisi
yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri/gatal atau
klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan klien
merasakan nyeri/gatal tersebut.
◦ Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien
pernah menderita penyakit kolelitiasis.
3.Pemeriksaan umum
◦ Keadaan Umum
Pada hasil pemeriksaan fisik abdomen
didapatkan :
Inspeksi : datar, eritem (-), sikatrik (-)
Auskultasi : peristaltik (+)
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (+) regio kuadran
kanan atas, hepar-lien tidak teraba, massa (-)
Sistem endokrin
Mengkaji tentang keadaan abdomen dan kantung
empedu.
Pemeriksaan pola
Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan
Tanda : gelisah
◦ Sirkulasi
Tanda : takikardi, berkeringat
◦ Eliminasi
Gejala : perubahan warna urine dan feses
Tanda : distensi abdomen
Terba masssa pada kuadran atas
Urine pekat, gelap
Feses warna tanah liat, steatorea
◦ Makanan/cairan
Gejiala : anereksia, mual/muntah
◦ Nyeri berhubungan dengan agen cedera
biologis: obstruksi/spasme duktus, proses
inflamasi, iskemia jaringan/nekrosis.
◦ Resiko hipovolemia berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif
◦ Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan
kurang dari kebutuhan tubuh,
mual/muntah
intervensi keperawatan
Diagnosa pertama
Nyeri berhubungan dengan agen cedera
biologis: obstruksi/spasme duktus, proses
inflamasi, iskemia jaringan/nekrosis
Tujuan : setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 24 jam nyeri pasien
berkurang atau teratasi.
Kriteria hasil : Menunjukkan tanda-tanda
nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak
meringis kesakitan, menangis intensitas
dan lokasinya)
No Intervensi Rasional