Anda di halaman 1dari 16

Kebijakan Moneter

Dr. Hastarini Dwi Atmanti


Definisi
• Secara umum Kebijakan moneter adalah
kebijakan pemerintah melalui bank sentral
untuk menambah atau mengurangi jumlah
uang yang beredar dalam rangka
mengendalikan perekonomian. Di
Indonesia kedudukan bank sentral di
wakili oleh BI (Bank Indonesia)

Dr. Hastarini Dwi Atmanti


Dr. Hastarini Dwi Atmanti
Dr. Hastarini Dwi Atmanti
Dr. Hastarini Dwi Atmanti
Dr. Hastarini Dwi Atmanti
Dr. Hastarini Dwi Atmanti
Dr. Hastarini Dwi Atmanti
Open Market Operation
• Meningkatkan jumlah uang beredar, dengan
membeli kembali SBI/obligasi pemerintah (surat
utang dr pemerintah kepada investor)
• Uang beredar naik, maka suku bunga turun
• Suku bunga turun, Investasi, Konsumsi, net
ekspor naik.
• Investasi naik, GDP riil naik, pengangguran
turun
• Tetapi akhirnya tingkat harga-harga naik inflasi
naik; sehingga akan dilakukan kebalikannya.

Dr. Hastarini Dwi Atmanti


Reserve Requirement
Penetapan cadangan tunai dan giro wajib minimum

• Bank komersial memiliki dua cadangan:


– Cadangan tunai  uang tunai yang disimpan di bank untuk
memenuhi kewajiban bank kepada nasabah;
– Giro Wajib Minimum (GWM)  merupakan rekening bank
komersial di bank sentral.

• GWM 5% berarti bank komersial wajib menyimpan dana


di dalam rekening di bank sentral minimal 5% dari dana
pihak ketiga yang dikumpulkan bank tersebut.

• Semakin tinggi cadangan, semakin sedikit dana pihak


ketiga (seperti deposito) yang dapat disalurkan sebagai
pinjaman dan investasi.  efek penggandaan menjadi
kecil.
Dr. Hastarini Dwi Atmanti
The Discount Rate
Mempengaruhi tingkat bunga diskonto

• Bank Sentral menetapkan tingkat bunga diskonto pada


bank umum/komersial.
• Dalam kondisi perekonomian lesu bank sentral
seharusnya menurunkan tingkat bunga diskonto

• Tingkat diskonto juga merupakan tingkat pemotongan


nilai dari pinjaman terhadap nilai nominalnya.
– Contoh: tingkat diskonto 5% untuk Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) 1 bulan berarti SBI dengan nilai nominal tertentu (misal Rp
1 milyar), dijual dengan harga Rp 950 juta (dipotong/didiskon
5%). Pada saat jatuh tempo satu bulan kemudian, Bank Sentral
menebus SBI tersebut senilai Rp 1 milyar.

Dr. Hastarini Dwi Atmanti


Selective credit control
• Pengawasan agar pemberian kredit diutamakan
pada sektor-sektor produktif.

• Yang diawasi adalah corak pinjaman dan dan


bentuk investasi yang dilakukan.

• Misal pemerintah ingin mendorong


perkembangan industri kecil dan menengah
kreditnya bersifat lunak, baik bunganya maupun
jangka waktu pengembaliannya.

Dr. Hastarini Dwi Atmanti


Prinsip 5 C
1. Character

Prinsip ini dilihat dari segi kepribadian nasabah. Hal ini bisa dilihat dari hasil
wawancara antara Customer Service kepada nasabah yang hendak mengajukan
kredit, mengenai latar belakang, kebiasaan hidup, pola hidup nasabah, dan lain-lain.
Inti dari prinsip Character ini ialah menilai calon nasabah apakah bisa dipercaya
dalam menjalani kerjasama dengan bank.

2. Capacity

Prinsip ini adalah yang menilai nasabah dari kemampuan nasabah dalam
menjalankan keungan yang ada pada usaha yang dimilikinya. Apakah nasabah
tersebut pernah mengalami sebuah permasalahan keuangan sebelumnya atau tidak,
di mana prinsip ini menilai akan kemampuan membayar kredit nasabah terhadap
bank.

Dr. Hastarini Dwi Atmanti


3. Capital

Yakni terkait akan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki,


khususnya nasabah yang mempunyai sebuah usaha. Capital dinilai
dari laporan tahunan perusahaan yang dikelola oleh nasabah,
sehingga dari penilaian tersebut, pihak bank dapat menentukan
layak atau tidaknya nasabah tersebut mendapat pinjaman, lalu
seberapa besar bantuan kredit yang akan diberikan.

4. Collateral

Prinsip ini perlu diperhatikan bagi para nasabah ketika mereka tidak
dapat memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan pinjaman
dari pihak bank. Jika hal demikian terjadi, maka sesuai dengan
ketentuan yang ada, pihak bank bisa saja menyita aset yang telah
dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan.

Dr. Hastarini Dwi Atmanti


5. Condition

• Prinsip ini dipengaruhi oleh faktor di luar dari pihak bank


maupun nasabah. Kondisi perekonomian suatu daerah
atau Negara memang sangat berpengaruh kepada
kedua belah pihak, di mana usaha yang dijalankan oleh
nasabah sangat tergantung pada kondisi perekonomian
baik mikro maupun makro, sedangkan pihak bank
menghadapi permasalahan yang sama. Untuk
memperlacar kerjasama dari kedua belah pihak, maka
penting adanya untuk memperlancar komunikasi antara
nasabah dengan bank.

Dr. Hastarini Dwi Atmanti


Moral suasion
• Bank Sentral melakukan ajakan/himbauan
kepada bank umum untuk membantu
pemerintah dalam melaksanakan program
tertentu.
Contoh:
– Bank umum diminta mengurangi pemberian pinjaman
pada saat bank sentral menghendaki uang ketat.
– Menghimbau melakukan ekspansi untuk
melonggarkan uang beredar.
• Keberhasilan kebijakan moneter ini sangat
tergantung kepada kemauan bank umum untuk
menuruti himbauan tersebut.
Dr. Hastarini Dwi Atmanti

Anda mungkin juga menyukai