Anda di halaman 1dari 22

KEPAILITAN

Disusun Oleh :
Eriesta Mauliana 12030117120012
Febrina Claudya T 12030117120020
Vivilia amartha P. 12030117120021
Vebriane W. 12030117120036
Veneyssia Yuliana 12030117120047
Chairunnisa Mahdiya 12030117140154
Thifal Suci K. 12030117120058
Kevin Fatahillah Akbar 12030117140172
S1-Akuntansi
Pengertian
Kepailitan
1 Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004

Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Un


dang-undang Kepailitan dan PKPU), “kepailitan” diartikan sebagai sita
umum atas semua kekayaan Debitur Pailit yang pengurusan dan pem
beresannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pen
gawas.

2 Menurut kamus

Pailit berarti “bangkrut” atau “jatuh miskin”.

3 Secara Umum

keadaan atau kondisi dimana seseorang atau badan hukum tidak ma


mpu lagi membayar kewajibannya (Dalam hal ini utangnya) kepada si
piutang.
Syarat Kepailitan
adanya debitur yang tidak membayar minimal satu utang sudah dapat ditagih
utang

pernyataan pailit diputus oleh Pengadil


adanya lebih dari satu Kreditur an Niaga

adanya lebih dari satu utang

minimal satu utang sudah jatuh tempo


Asas Utama Undang-Undang Kepailitan
3) Terbuka
Keadaan insolven suatu badan hukum harus dike
tahui oleh masyarakat sehingga tidak akan meni
1) Cepat mbulkan efek yang negative dikemudian hari, da
Proses kepailitan lebih sering digunak n mencegah debitur yang beritikad buruk untuk
an oleh pelaku usaha, sehingga meme mendapatkan dana dari masyarakt dengan cara
rlukan keputusan yang cepat. menipu.

4) Efektif
2) Adil Keputusan pengadilan harus dapat die
Melindungi kreditur dan debitur yang b ksekusi dengan cepat, baik keputusan
eritikad baik serta pihak ketiga yang te penolakan permohonan pailit, keputus
rgantung dengan usaha debitur. an pailit, keputusan perdamaian ataup
un keputusan PKPU.
Tujuan hukum kepailitan
1. Agar debitur tidak membayar utangnya dengan sukarela
walaupun telah ada putusan pengadilan yang menghuk
umnya supaya melunasi utangnya, atau karena tidak m
ampu untuk membayar seluruh hutangnya, maka seluru
h harta bendanya disita untuk dijual dan hasil penjualan 4. Menghindarkan kecurangan-kecurangan yang dilakuka
itu dibagi-bagikan kepada semua krediturnya menurut b oleh si debitur sendiri, misalnya debitur melarikan atau men
esar kecilnya piutang masing-masing, kecuali ada alasa ghilangkan semua harta kekayaannya dengan maksud mel
n-alasan yang sah untuk didahulukan; epaskan tanggung jawabnya terhadap para kreditur, debitur
menyembunyikan harta kekayaannya, sehingga para kredit
ur tidak akan mendapatkan apa-apa.
2. untuk menghindarkan kreditur pada waktu bersamaan
meminta pembayaran kembali piutangnya dari si debitur;
5. Menghukum pengurus yang karena kesalahannya telah
mengakibatkan perusahaannya mengalami keadaan keuan
3. Menghindari adanya kreditur yang ingin mendapatkan ha
gan yang buruk sehingga perusahaan mengalami keadaan
k istimewa yang menuntut hak-haknya dengan cara me
insolvensi.
njual sendiri barang milik debitur, tanpa memperhatikan
kepentingan kreditur lainnya;
Dasar Hukum Kepailitan

Dan beberapa Undang-U UU No. 4 Tahun 1 Pasal- Pasal yan


ndang Lainnya yang men UU No. 37 Tahun
996 Tentang Hak g Terdapat Dalam
gatur Mengenai BUMN 2004 Tentang Ke UU No. 40 Tahun
TanggunganUU N Kitab Undang-Un
(UU No.19 Tahun 2003), pailitan dan Penu 2007 Tentang Per
o. 42 Tahun 1992 dang Hukum Per
Pasar Modal( UU No. 8 ndaan Kewajiban seroan Terbatas
Tentang Jaminan data (BW) yaitu P
Tahun 1995), Yayasan Pembayaran;
Fiducia asal 1131-1134.
(UU No.16 Tahun 2001 )
, Koperasi (UU No. 25
Tahun 1992).
Fungsi Undang-Undang Kepailitan

Mengatur tata cara agar


seorang debitur dapat dinyat
Mengatur mengenai sahnya akan pailit.
piutang atau tagihan.

Mengatur tingkat Prioritas da Mengatur tata cara menentuk


n urutan masing-masing piut an kebenaran mengenai adan
ang para kreditor. ya suatu piutan kreditur.
Pelindungan Kepentingan Kepailitan Perseroan

•Kepentingan perseroan.
•Kepentingan pemegang saham minoritas.
•Kepentingan karyawan perseroan.
•Kepentingan persaingan usaha yang sehat.
•Kepentingan masyarakat.
Perlindungan Kepentingan Kepailitan Masyarakat
•Pajak yang dibayar debitur oleh negara.
•Masyarakat yang memerlukan kesempatan kerja dari debitur.
•Masyarakat yang memasok barang dan jasa kepada dibitur.
•Masyarakat yang tergantung hidupnya dari pasokan barang dan jasa ( konsu
men atau pedagang ).
Pihak yang Dapat Mengajukan Kepailitan

•Debitur sendiri
•Seorang atau lebih krediturnya
•Kejaksaan untuk kepentingan umum
•Bank Indonesia (BI) dalam hal debitur merupakan bank
•Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dalam hal debitur merupakan perusahaan efek
•Menteri Keuangan dalam hal debitur merupakan perusahaan asuransi, perusahaan reasur
ansi, dana pensiun, atau BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik.
Pihak yang Dapat Dijatuhkan Pailit

•Orang perorangan : pria dan wanita; menikah atau belum menikah. Jadi pemohon ad
alah debitur perorangan yang telah menikah, maka permohonan hanya dapat diajuka
n atas persetujuan suami atau isterinya, kecuali tidak ada percampuran harta.
•Perserikatan atau perkumpulan tidak berbadan hukum lainnya. Jika pemohon berben
tuk Firma harus memuat nama dan tempat kediaman masimh-masing persero yang s
ecara tanggung renteng terikat untuk seluruh utang Firma.
•Perseroan, perkumpulan, koperasi, yayasan yang berbadan hukum.
•Harta warisan.
Akibat Kepailitan
•Kepailitan meliputi seluruh harta kekayaan debitur pada saat pernyataan pailit diuca
pkan serta segala sesuatu yang diperoleh selama kepailitan. Kecuali tempat tidur,pa
kaian, alat-alat pertukangan, buku-buku yang diperlukan dalam pekerjaan,makanan
dan minuman untuk satu bulan, alimentasi atau uang yang diterima dari pendapatan
anak-anaknya.
•Debitur demi hukum kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus harta keka
yaannya yang termasuk dalam harta pailit. Sejak tanggal putusan pernyataan pailit d
iucapkan ( sejak pukul 00.00 waktu setempat ).
•Kepailitan hanya mengenai harta pailit dan tidak mengenai diri pribadi debitur pailit.
•Harta pailit diurus dan dikuasai curator untuk kepentingan semua kreditur dan debit
ur. Hakim pengawas memimpin dan mengawasi pelaksanaan jalannya kepailitan.
Cara Penundaan Kepailitan
•Jika pengesahan perdamaian telah memperoleh kekuatan hukum tetap, kepailit
an berakhir.
•Kurator wajib mengumumkan perdamaian tersebut dalam Berita Negara Repub
lik Indonesia dan paling sedikit 2 surat kabar harian.
•Jika tidak ditentukan lain, Kurator wajib mengembalikan kepada Debitur semua
benda, uang, buku dan dokumen yang termasuk harta pailit dengan tanda terim
a yang sah.
Prosedur Permohonan Pailit
•Permohonan pernyataan pailit diajukan kepada ketua pengadilan.
•Penitera mendaftarkan permohonan pernyataan pailit pada tanggal permohonan yang bersangkutan diajukan, dan kepad
a pemohon diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dengan tanggal yang sama
dengan tanggal pendaftaran.
•Penitera wajib menolak pendaftaran permohonan pernyataan pailit bagi institusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 a
yat (3),(4) dan ayat (5) jika dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan dalam ayat-ayat tersebut.
•Panitera menyampaikan permohonan pernyataan pailit kepada ketua pengadilan paling lambat 2 (dua) hari setelah tangg
al permohonan didaftarkan.
•Dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari setelah tanggal permohonan pernyataan pailit didaftarkan,pengadilan me
mpelajari permohonan dan menetapkan hari sidang.
•Sidang pemeriksaan atas permohonan pernyatan pailit diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 20 (dua puluh
) hari setelah tanggal permohonan didaftarkan.
•Atas permohonan debitur dan berdasarkan alasan yang cukup, pengadilan dapat menunda penyelenggaraan sidang seb
agaimana dimaksud pada ayat (5) sampai dengan paling lambat 25 (dua puluh lima) hari setelah tanggal permohonan did
aftarkan.
Debitur yang melakukan permohonan kepailitan pada Perseroan Terbatas harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Surat permohonan bermaterai ditujukan kepada ketua pengadilan niaga
2. Akta pendafataran perusahaan yang dilagalisir oleh kantor perdagangan
3. Putusan sah Rapat umum Pemegang Saham (RUPS)
4. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
5. Neraca keuangan terakhir
6. Nama serta alamat debitur dan kreditur
Syarat yang harus dilakukan oleh kreditur yang melakukan permohonan kepailitan adalah:
•Surat permohonan yang bermaterai yang ditanda tangani oleh Ketua Pengadilan Niaga
•Akta pendaftaran perusahaan yang dilegalisir oleh ketua perdagangan
•Surat perjanjian utang yang ditanda tangani kedua belah pihak
•Perincian utang yang tidak terbayar
•Nama dan alamat masing-masing kreditur/debitur
pihak yang melakukan kepengurusan yaitu:[13]
•Hakim pengawas yang melakukan pengawasan pada pengurusan dan pemberesan harta p
ailit, diatur pada pasal 65 UU No 37 Tahun 2004
•Kurator, memiliki tugas melakukan pemberesan harta pailit
•Dalam hal kepailitan terdapat upaya yang dapat dilakukan yaitu perlawanan, kasasi ke Mah
kamah Agung, dan Peninjauan Kembali terhadap keputusan pailit yang mempunyai kekuata
n hukum tetap.
Upaya Hukum
Jika para pihak tidak puas terhadap keputusan pengadilan niaga, dapat mengadakan up
aya hukum, yakni kasasi. Dijabarkan dalam Pasal 11 UUK, yang mengemukakan :
(1) Upaya hukum yang dapat diajukan terhadap putusan atas permohonan pernyataa
n pailit adalah kasasi ke MA.
(2) Permohonan kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan paling lambat
8 (delapan) hari setelah tanggal putusan yang domohonkan kasasi diucapkan, dengan m
endaftarkan kepada panitera pengadilan yang telah memutus permohonan pernyataan p
ailit.
(3) Permohonan kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selain dapat diajukan ol
eh debitor dan kreditor yang merupakan pihak pada persidangan tingkat pertama, juga d
apat diajukan oleh kreditur lain yang bukan merupakan pihak pada persidangan tingkat p
ertama yang tidak puas terhadap putusan atas permohonan pernyataan pailit.
(4) Panitera mendaftar permohonan kasasi pada tanggal permohonan yang bersangk
utan diajukan dan kepada pemohon diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani p
anitera dengan tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan pendaftaran.
Putusan Pailit
Jika pengadilan menerima permohonan pailit,diangkat curator untuk melaksanakan tugas p
engurusan dan atau pemberesan atas harta pailit. Curator dapat ditunjuk oleh :
a. Debitor atau kreditor
b. Pengadilan
Curator adalah pihak yang diberi tugas untuk melakukan pengurusan dan atau pemberesa
n atas harta pailit. Dalam melakukan tugasnya, kurator :
1. Tidak diharuskan memperoleh persetujuan dari atau menyampaikan pemberitahuan terl
ebih dahulu kepada debitur atau salah satu organ debitur, meskipun dalam keadaan diluar
kepailitan persetujuan atau pemberitahuan demikian dipersyaratkan;
2. Dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, semata – mata dalam meningkatkan nilai
harta pailit. Bila dalam melakukan pinjaman dari pihak ketiga curator perlu membebani hart
a pailit dengan hak tanggungan, gadai atau hak agunan atas kebendaan lainnya, maka pinj
aman tersebut harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan hakim pengawas.
Curator yang dimaksud di atas terdiri dari 2 macam, yaitu :
1. Balai Harta Peninggalan (BHP)
2. Curator lainnya yaitu perseorangan atau persekutuan perdata yang berdomisili di Indon
esia yang memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus dan atau me
mbereskan harta pailit dan telah terdaftar pada departemen Kehakiman.
Berakhirnya Kepailitan
Pembatalan oleh MA setelah adanya upaya hukum.
1. Pencabutan kepailitan atas usul curator karena kekayaan debitur sangat tidak mencuk
upi untuk membayar utang.
2. Pemberesan.
3. Perdamaian.

Anda mungkin juga menyukai