Anda di halaman 1dari 57

C A S E R E P O R T

Katarak Senilis Imatur OD + Endoftalmitis OS dengan


ulkus kornea melting + Hipertensi

Perceptor: dr. Rani Himayani, Sp.M


Oleh:
Septilia Sugiarti

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA


SMF MATA RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. Y
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 71 tahun
Agama : Islam
Alamat : Purwosari, Lampung Barat
Anamnesis
Mata kiri terasa nyeri dan
tidak dapat melihat 1 bulan
01 Anamnesis SMRS.

Dilakukan secara Keluhan Utama 02


autoanamnesis
MRS : Selasa, 30 Juli 2019
Pukul 14.30 WIB

Mata kiri terasa


1 bulan setelah op: 1 bulan ini makin Keluhan saat ini mata
nyeri dan tidak
Mata kiri merah, memburuk pasien tidak sulit dibuka, edema
dapat melihat
nyeri, berair, gatal dapat melihat lalu pasien pada kelopak mata
sejak 1 bulan
dan mengganjal dirujuk dari RS Handayani atas dan bawah serta
SMRS.
ke RSAM bernanah dan kepala
Mata kanan buram terasa pusing.
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (+)
Diabetes Mellitus (-)
Penyakit Jantung (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan
serupa.
Tanda-tanda Status Generalis
Vital
KeadaanUmum • Tampaksakitsedang
Kepala

Kesadaran • Compos mentis


Ekstremit
THT
as
TekananDarah • 160/100mmHg

Dalambatasn
FrekuensiNadi • 90x/menit ormal

FrekuensiNapas • 20x/menit
Abdomen Leher

Suhu • 36,80C
Thoraks
Status Oftalmologis
Oculus Dextra (OD) Oculus Sinistra (OS)
1/60 Visus NLP
Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan
Dalam batas normal Supersilia Dalam batas normal
Ortoforia, Eksoftalmus Ortoforia, Eksoftalmus
(-), Strabismus(-), Bulbus Oculi (-), Strabismus (-),

Dalam batas normal Silia Sekret purulent (+)

Edema (-), hiperemis (-) Palpebra Superior Edema (+), Hiperemis (+)
Edema (-), hiperemis (-) Palpebra Inferior Edema (+), Hiperemis (+)

Sekret (-), edema (-) Konjungtiva Palpebra Hiperemis (+)

Edema (-) Konjungtiva Fornices Edema (+)


Injeksi konjungtiva (-) Konjungtiva Bulbi Injeksi konjungtiva (+)
Oculus Dextra (OD) Oculus Sinistra (OS)
Ikterik (-), injeksi sklera (-) Sclera Ikterik (-), injeksi sklera (+)
Jernih Kornea Edema (+), Ulkus melting (+)
dibagian central perifer, bentuk
tidak teratur, batas tidak tegas
Dalam Camera Oculi Anterior Sulit dinilai
Kripta (+) berwarna coklat, sinekia (-) Iris Sulit dinilai
Bulat reguler, letak central, reflek pupil Pupil Sulit dinilai, refleks pupil (-)
(+)
Keruh sebagian Lensa Sulit dinilai
Shadow test (+) Shadow Test Sulit dinilai
Refleks merah (+) Fundus Refleks Sulit dinilai
Perdarahan (-) Corpus Vitreum Sulit dinilai
Normal (terpalpasi) Tensio Oculi Normal (terpalpasi)
Normal Sistem Kanalis, Lakrimalis Sekret (+)
Status Oftalmologis

Endoftalmitis dengan ulkus kornea melting OS Katarak Senilis Imatur OD


Kesan: .

Oculi Sinistra: visus OS: NLP, edema palpebra superior dan inferior, injeksi konjungtiva(+) dan injeksi
siliar(+), kornea ulkus melting (+).
Kesan:
Oculi Dextra: visus OD: 1/60, reflek pupil (+), lensa keruh sebagian, shadow test (+), refleks fundus (+).
HASIL LABORATORIUM 30/7/2019
Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan Parameter Hasil Nilai Satuan
rujukan
Hemoglobin 12,0 13,0 – 18,0 g/dL SGOT 22 <37 U/L
Leukosit 12.300 4.800 – 10.800 /µL SGPT 40 <41 U/L
Trombosit 457.000 150.000 – 450.000 /µL Ureuum 27 13-43 mg/dL
Creatinine 0,68 0,72-1,18 mg/dL
CT 9 9-15 menit
Natrium 135 135-145 mmol/L
BT 2 1-3 menit
Kalium 3,5 3,5-5,0 mmol/L
GDS 100 <140 mg/dL Calsium 8,3 8,6-10,0 mg/dL
Chlorida 97 96-106 mmol/L
Resume
Pasien datang ke poli mata dengan keluhan mata kiri merah, berair,
nyeri, gatal dan mengganjal dan disertai kelopak mata kiri yang
membengkak sejak 1 bulan lalu setelah operasi katarak di RS
Handayani Kotabumi.

Setelah operasi pasien dapat melihat dengan lebih baik dari


sebelumnya namun masih terasa buram, sekitar 1 bulan setelah
operasi pasien mengeluhkan mata merah, berair, nyeri pada mata,
gatal, dan terasa mengganjal karena bengkak, setelah itu penglihatan
mata kiri pasien semakin memburuk, menjadi tidak dapat melihat dan
pasien sering mengeluhkan kepala terasa pusing.

Pada pemeriksaan oftalmologik didapatkan visus OD: 1/60, reflek pupil


(+), lensa keruh sebagian, shadow test (+), refleks fundus (+), dan visus
OS: NLP, edema palpebra superior dan inferior, injeksi konjungtiva(+)
dan injeksi siliar(+), kornea ulkus (+) melting (+).
Diagnosis Banding

• PanofthalmitisOS
• UveitisOS
• Ulkus korneaOS
• Ruptur bola mataOS

Diagnosis Kerja

• Katarak Senilis Imatur OD + Endoftalmitis OS dengan ulkus kornea melting +


Hipertensi
TATALAKSANA
Non-Medikamentosa
• Observasi TTV
• Jaga higienitas, bersihkan sekret
sesering mungkin

Medikamentosa
• Vigamox ed/jam OD
• C- Lyteers ed/jam OD
• Ceftriaxone 2x1gr IV
• Ketorolac drip /12jam
• Amlodipin tab 1x10mg
Konsul dr. Sp.M  dilakukan eviserasi OS
dalam NU
Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad fungtionam : ad malam
Ad sanationam : dubia
FOLLOW UP

Sabtu, 2/8/19
S/ Post operasi hari ke 1, mata kiri pasien tidak ada perdarahan, jahitan (+)
O/
KU: Baik
Kes: CM
TD: 120/80 mmHg
A/ Post enukleasi OS + KSI OD + Hipertensi
P/
 Observasi TTV
 Jaga higienitas, bersihkan sekret sesering mungkin
 Vigamox ed/jam OD
 C- Lyteers ed/jam OD
 Ceftriaxone 2x1gr IV
 Ketorolac drip /12jam
 Amlodipin tab 1x10mg
Intra Operatif
OD
Optalmologis Post Op hari ke 1 Visus : 1/60
Palpebra : Hiperemis (-), Edema (-)
Konjungtiva : Injeksi konjungtiva (-)
Kornea : Jernih
COA : Dalam
Iris : dbn
Pupil : Refleks pupil (+)
Lensa : Keruh sebagian, Shadow test (+)
OS
Visus :-
Palpebra : Hiperemis (-), Edema (-)
Konjungtiva :-
Kornea :-
COA :-
Iris :-
Pupil :-
Lensa :-
Tinjauan Pustaka
Anatomi Bola Mata
Endoftalmitis
Endoftalmitis adalah peradangan berat yang mengenai cairan dan jaringan intraokular,
yang umumnya melibatkan segmen anterior dan posterior mata, yang disebabkan oleh infeksi
bakteri atau jamur baik secara eksogen maupun endogen.

Pengertian
Endoftalmitis
KLASIFIKASI

Endoftalmitis
Endoftalmitis Akut
Endoftalmitis Pasca Operasi
Pasca Bedah
Pseudofaki Kronik Filtrasi
Katarak
Antiglaukoma

Endoftalmitis Endoftalmitis Fungal


Pasca Trauma Endogen Endoftalmitis
Endoftalmitis Akut Pasca Bedah
Katarak
Endoftalmitis Pseudofaki Kronik
Patofisiologi

Kerusakan okular barries

Mikroorganisme menembus sawar darah mata

Proliferasi Bakteri

Memicu sel sel inflamasi

Pengeluaran hasil metabolik dan toksin

Kerusakan jaringan
DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan
Fisik

Pemeriksaan
Penunjang
Gejala Subjektif

Fotofobia Mata terasa bengkak

Kelopak mata bengkak, merah,


Nyeri pada bola mata
kadang sulit untuk dibuka
Subjektif
Adanya riwayat tindakan bedah
Penurunan tajam
mata, trauma tembus bola mata
penglihatan

Nyeri kepala Riwayat penyakit sistemik


Gejala Objektif
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan luar, slit lamp dan funduskopi kelainan fisik
yang dapat ditemukan dapat berupa:

Edema Palpebra Superior Discharge Purulen

Reaksi konjungtiva berupa Hipopion


hiperemis dan kemosis
Objektif

Injeksi siliar dan injeksi konjungtiva Kekeruhan vitreus

Penurunan refleks fundus  gambaran


Edema Kornea, Kornea keruh warna agak pucat ataupun hilang sama
sekali.
Pemeriksaan Penunjang

• Metode kultur
• USG mata.
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan apakah ada benda asing dalam bola mata,
menilai densitas dari vitreitis yang terjadi dan mengetahui apakah infeksi telah
mencapai retina.
• Pemeriksaan penunjang lainnya dilakukan untuk mengetahui penyakit sistemik yang
dapat menimbulkan endoftalmitis, melalui penyebaran secara hematogen.
PENATALAKSANAAN
NonFarmakolo
gi
• Antibiotik
Farmakologi • Terapi steroid
• Terapi suportif

• Vitrektomi
Operatif
KOMPLIKASI
• Penyulit endoftalmitis adalah apabila proses peradangan
mengenai ketiga lapisan mata (retina, koroid, dan sclera ) dan
badan kaca maka akan dapat mengakibatkan panoftalmitis.
PROGNOSIS
Prognosis dari endoftalmitis sendiri bergantung durasi
dari endoftalmitis, jangka waktu infeksi sampai
penatalaksanaan, virulensi bakteri dan keparahan dari
trauma.
Kesimpulan

• Endoftalmitis adalah adanya peradangan hebat


intraokular, terjadi yang diakibatkan dari bakteri, jamur
atau keduanya.
• Endoftalmitis adalah peradangan berat yang terjadi
pada seluruh jaringan yang mengenai dua dinding bola
mata, yaitu retina dan koroid tanpa melibatkan sklera,
dan kapsula tenon.
• Tanda dan gejala yang ditunjukkan antara lain adanya
penurunan visus, hiperemi konjungtiva, nyeri,
pembengkakan, hipopion, konjungtiva kemosis dan
edema kornea.
• Sedangkan jenis dari endoftalmitis ini sendiri yaitu endoftalmitis
akut pasca bedah katarak, endoftalmitis pseudofaki kronik,
endoftalmitis pasca operasi filtrasi anti-Glaukoma, endoftalmitis
pasca trauma, endoftalmitis endogen, dan endoftalmitis jamur.
• Pemeriksaan penunjang untuk endoftalmitis adalah vitreous tap
untuk mengetahui organisme penyebab sehingga terapi yang
diberikan sesuai.
• Prognosis dari endoftalmitis sendiri bergantung durasi
dari endoftalmitis, jangka waktu infeksi sampai
penatalaksanaan, virulensi bakteri dan keparahan dari
trauma.
THANK YOU

Tindakan pengangkatan bola mata

Eviserasi Enukleasi Eksenterasi


Eviserasi

EviserasiPengangkatan
isibolamata.

EviserasibulbiTindakanmeng
eluarkanseluruhisibolamata(kor
nea,lensa,badankaca,
retinadankoroid)tapidenganme
nyisakansclera.

Setelahisidikeluarkanma
kalimbuskorneadieratkanda
ndijahit.

Eviserasibulbidilakukanpad
amatadenganpanophthalmi
tisdanendophthalmitisberat.
Enukleasi

EnukleasibulbiTindakanpembedahanmengeluarkanbolamatadenganmelep
as&amp;memotongjaringanyangmengikatnyadidalamronggaorbita.

Jaringanyangdipotongseluruhototpenggerakmata,sebagiannervusoptikusa
nterior&amp;melepaskankonjungtivadaribolamatadenganusahauntukmempe
rtahankankonjungtivatersebut,kapsulatenon,sertaototekstraokular.

Enukleasibulbibiasanyadilakukanpadakeganasanintraokular,matay
angdapatmenimbulkanoftalmiasimpatika,matayangtidakberfungsid
anmemberikankeluhanrasasakit,endophthalmitissupuratifdanpthisi
s.

Biasanyapasiensetelahenukleasibulbidiberimatapalsuatauprotesis.
Eksenterasi

EksenterasiorbitaTindakanpengangkatanjaringanlunakorbitater
masukbolamata.
Prosedurmencakuppengangkatanbolamata,kelopakmata,konjungti
va,dankeseluruhanisiorbitatermasukareaperiorbita

EksenterasiorbitaPembedahandestruktifyangdilakukanpadasitua
siklinisyangemergensisebagaiupayamenyelamatkanjiwa.
Eksenterasiterutamadilakukanpadakondisikeganasanorbitadankad
ang-kadanguntukinfeksidaninflamasiorbitayangmengancamjiwa.

Eksenterasisubtotalmencakuppengangkatanbolamata,konjungtiva,
danototekstraokular,tanpadilakukandiseksisubperiosteal.
Analisis Kasus
Analisis Diagnosis
Pada anamnesis didapatkan informasi mengenai penyakit
sekarang, yaitu:

Pasien datang ke poli mata dengan keluhan mata kiri


merah, berair, nyeri, gatal dan mengganjal dan disertai
kelopak mata kiri yang membengkak sejak 1 bulan lalu
setelah operasi katarak di RS Handayani Kotabumi.
Setelah operasi pasien dapat melihat dengan lebih baik
dari sebelumnya namun masih terasa buram, sekitar 1
bulan setelah operasi pasien mengeluhkan mata merah,
berair, nyeri pada mata, gatal, dan terasa mengganjal
karena bengkak. Pasien mengatakan bagian mata kiri
yang berwarna hitam berubah warna menjadi putih,
setelah itu penglihatan mata kiri pasien semakin
memburuk, menjadi tidak dapat melihat dan pasien sering
mengeluhkan kepala terasa pusing. Lalu pasien periksa di
RS Handayani ternyata mata kiri pasien sudah bernanah
terasa perih pada mata, nyeri pada mata.
Apakah diagnosa pada kasus ini sudah tepat?
Gejala subjektif dari endoftalmitis adalah :
Post op katarak 3 bulan • Fotofobia (rasa takut pada cahaya)
yll • Nyeri pada bola mata
• Penurunan tajam penglihatan
• Nyeri kepala
• Mata terasa bengkak
1 bulan setelah post op: • Kelopak mata bengkak, merah, kadang sulit untuk dibuka
mata merah, berair,
nyeri, dan terasa
mengganjal, edema
kelopak mata Gejala objektif dari endoftalmitis  pemeriksaan luar, slit lamp &
funduskopi, kelainan fisik yang dapat ditemukan:
 Edema Palpebra Superior (bengkak pada kelopak mata superior)
penglihatan mata kiri  Injeksi Konjungtiva
pasien semakin
 Hipopion (akumulasi sel darah putih/nanah di ruang anterior mata)
memburuk  menjadi
tidak dapat melihat  Edema Kornea (bengkak pada kornea)
 Vitritis (vitreous yang mengalami inflamasi)
 Discharge Purulen (mengeluarkan nanah)
 Kemosis (edema/bengkak pada stroma konjungtiva)
Oculus Dextra (OD) Oculus Sinistra (OS)
1/60 Visus NLP
Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan
Dalam batas normal Supersilia Dalam batas normal
Ortoforia, Eksoftalmus Ortoforia, Eksoftalmus
Bulbus Oculi
(-), Strabismus(-), (-), Strabismus (-),
Dalam batas normal Silia Sekret purulent (+)
Status Oftalmologis :

Edema (-), hiperemis (-) Palpebra Superior Edema (+), Hiperemis (+)
Edema (-), hiperemis (-) Palpebra Inferior Edema (+), Hiperemis (+)
Sekret (-), edema (-) Konjungtiva Palpebra Hiperemis (+)
Edema (-) Konjungtiva Fornices Edema (+)
Injeksi konjungtiva (-) Konjungtiva Bulbi Injeksi konjungtiva (+)

Oculus Dextra (OD) Oculus Sinistra (OS)


Ikterik (-), injeksi sklera (-) Sclera Ikterik (-), injeksi sklera (+)
Jernih Kornea Edema (+), Ulkus melting (+)
dibagian central perifer, bentuk tidak
teratur, batas tidak tegas
Dalam Camera Oculi Anterior Sulit dinilai
Kripta (+) berwarna coklat, sinekia (-) Iris Sulit dinilai

Bulat reguler, letak central, reflek pupil Pupil Sulit dinilai, refleks pupil (-)
(+)
Keruh sebagian Lensa Sulit dinilai
Shadow test (+) Shadow Test Sulit dinilai
Refleks merah (+) Fundus Refleks Sulit dinilai
Perdarahan (-) Corpus Vitreum Sulit dinilai
Normal (terpalpasi) Tensio Oculi Normal (terpalpasi)
Normal Sistem Kanalis, Lakrimalis Sekret (+)
Analisis Tatalaksana
Saat awal didiagnosis endoftalmitis terapi pasien saat dirawat telah diberikan vigamox ed gtt/jam os
 c- lyteers ed gtt/jam os
 ceftriaxone 2x1gr iv
 ketorolac drip/12jam
 amlodipin tab 1x10mg
 Pro tindakan eviserasi

Tatalaksana endoftalmitis pada pasien dilakukan pengangkatan bola mata


dengan tindakan enukleasi  karena saat dilakukan pembedahan sklera
pasien telah ruptur.
Tindakan enukleasi yaitu pengangkatan seluruh isi bola mata termasuk
nervus optikus.

Indikasi dilakukan enukleasi bulbi :


 Visus yang sangat turun dengan nyeri rongga orbita
 Tumor intraokular
 Trauma hebat dg risiko oftalmia simpatika
 Mata yang tidak berfungsi dan memberikan keluhan rasa sakit,
Endophthalmitis supuratif dan pthisis.
Apakah Tatalaksana pada pasien ini
sudah tepat?

Tatalaksana yang diberikan Analisis


• Drug Therapy • Tatalaksana obat-obatan
• Ceftriaxone pada kasus ini yang
diberikan merupakan
antibiotik spktrum luas,
pada pasien di berikan
cefadroksil 2x500mg
Apakah Tatalaksana pada pasien ini
sudah tepat?

Tatalaksana yang diberikan Analisis


• Drug Therapy • Selain pada bakteri, juga
• Metronidazole bekerja menghentikan
pertumbuhan dari
protozoa
• Paracetamol Sebagai antipiretik dan juga
analgetik
Apakah Tatalaksana pada pasien ini
sudah tepat?

Tatalaksana yang diberikan Analisis


• Medical treatment • Penanganan luka
dengan di bersihkan
setiap hari dan
pemberian topical berupa
gentamicin yg deioleskan
pada luka
Daftar Pustaka

Christiana. Endoftalmitis. Available at: http://cpddokter.com/


home/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=1661: Accesed 2019, Agustus 1.

Cooper Ba, Holekamp Nm, Bohigian G, Thompson PA. Case- control study of endophthalmitis after
cataract surgery comparing scleral and corneal wounds. Am J
Ophtalmol 2003; 136: 300-5.

Ehlers, J., Shah, C,. Postoperative endophtalmitis. Dalam: The Wills Eye Manual. Office and
Emergency Room Diagnosis and Treatment of Eye Disease. Fifth Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer
Lippincott Williams & Wilkins; 2005.

Hatch WV, Cernat G, Wong D, Devenyi R, Bell CM. Risk factors for acute endophthalmitis after
cataract surgery: a population-based study. Ophthalmology 2009;116(3):425-30.

Ilyas S. Dalam: Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta, FKUI: 1998; 5 Kalamalarajah S, Silvestri G,
Sharma N. Surveillance of endophthalmitis following cataract surgery in the UK. Eye 2004; 18:6: 580-7.

Kalamalarajah S, Silvestri G, Sharma N. Surveillance of endophthalmitis following cataract surgery in


the UK. Eye 2004; 18:6: 580-7.
Daftar Pustaka

Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. 4th ed. Anshan publishers 2007.346-352.

Ojaimi Elvis and David T Wong. Endophthalmitis, Prevention and Treatment.University of Toronto.2013

Rooseno, D. Endoftalmitis. Available at: http://www.scribd.com/ doc/44504681/endoftalmitis. Accesed


2019, Agustus 1.

Sherwood Dr, Rich WJ, Jacob JS. Bacterial contamination of intraocular and extraocular fluids during
extracapsular cataract extraction. Eye 1989;3:308-12.

Suhardjo, Hartono. Ilmu Kesehatan Mata. Bagian Ilmu Penyakit Mata : Fakultas kedokteran Gadjah
Mada. Yogyakarta ED 1st. 2007

Suherman, S., Ascobat, P. Adrenokortikotropin, adrenokortikosteroid, analog-sintetik dan antagonisnya.


Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia; 2007: Hal.496-516.

Vaughan D, Asbury T. Korpus Vitreum Dalam:. Oftalmologi Umum (General Opthalmology). Edisi 14.
Jakarta, Widya Medika: 1994; 195 – 96.
Thank You
Salah satu rencana stategik nasional Making
Pregnancy Safer (MPS) di indonesia adalah
kehamilan dan persalinan di indonesia berlangsung
Wound Dehiscence aman serta bayi yang dilahirkan sehat.

Pendahuluan
Sasaran yang ditetapkan salah
satunya adalah menurukan angka
kematian dan kesakitan ibu

Salah satu cara menurunkan


angka kematian dan kesakitan
ibu adalah mengurangi atau
mencegah terjadinya komplikasi
pasca persalinan, lebih spesifik
lagi mengurangi komplikasi pasca
persalinan bedah caesar yang
berupa infeksi luka operasi (ILO)
pasca bedah caesar yang dapat
berlanjut menjadi wound
Manajemen Kasus dehiscence.
Kelompok C2
Wound Dehiscence
Terbukanya sebagian atau seluruh (eviserasi) dari
lapisan jahitan pasca pembedahan
Persentase angka kejadian wound dehiscence akibat
10-35% eviserasi fascia pasca bedah caesar dapat mengakibatkan
sepsis dan akhirnya kematian

Wound dehiscence akibat eviseasi sering terdeteksi antara


5-14 hari setelah operasi dengan rata-rata 8 hari.

Terjadi ketika luka gagal Terpisahnya luka terjadi


membentuk pertahanan ketika terdapat tekanan
berlebihan sehingga dapat
yang cukup untuk
memutus jahitan, yaitu ketika
menahan tekanan yang
jahitan yang mudah diserap
diberikan kepada luka larut terlalu cepat atau ketika
tersebut. jahitan yang terlalu ketat
memotong jaringan.
Klasifikasi

Dehinensi Dehinensi
luka operasi luka operasi
dini lambat
Patogenesis Wound Dehiscence
Infeksi dan wound dehiscence adalah komplikasi dr
penyembuhan suatu luka yg salah, biasanya sering didahului
oleh suatu infeksi luka operasi (ILO) berkelanjutan  01 04 Kejadian infeksi dapat meningkat
penyembuhan luka terganggu dan infeksi selain faktor lokal, jika jumlah bakteri meningkat
sistemik, dan teknik.

Penyebab lain dapat berupa resultante Jika imunitas terganggu karna adanya
virulensi bakteri atau kemampuannya benda asing di daerah operasi 
menyebabkan sakit, kekuatan dr sistem 02 05 imunitas dapat turun  benda asing
imun dan adanya biomaterial pd daerah tersebut mempermudah bakteri untuk
operasi spt benang, drain, staples, dsb. berkembang.

Patogenensis ILO diawali Bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi


dimana tmp insisi operasi adalah
03 06
terkontaminasi (dapat Streptococcus β hemolitikus grup A
dibuktikan dengan kultur) Streptococcus β hemolitikus grup B

Anda mungkin juga menyukai