5
1.Diana Chyntia Debi
2.Roza Sri Susanti
3.Fitriatun
4.Ratih Ayuning Chyntya
5.Nur Annisa
6.Sutriati
FUNGSI DAN PRINSIP-PRINSIP
BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Fungsi Pemahaman
Berkenaan dengan pemahaman, pelayanan bimbingan dan
konseling, yaitu klien dengan berbagai permasalahannya.
Pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh
klien sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan membantu klien,
serta pemahaman tentang lingkungan klien oleh klien.
a. Pemahaman Tentang Klien
KM = O + S/1+2+3
Keterangan :
KM = Kondisi bermasalah
O = Faktor Organik
S = Stres
1 = Kemampuan memecahkan masalah
2 = Penilaian positif terhadap diri sendiri (self-esteem)
3 = Dukungan kelompok
Secara verbal rumusan masalah tersebut
mengungkapkan bahwa makin kuat gabungan
kondisi faktor organik dan stres akan
menungkatkan kondisi bermasalah pada diri
individu, apabila faktor kemampuan memecahkan
masalah, self-esteem, dan dukungan kelompok
konstan (tetap). Sebaliknya kondisi bermasalah pada
diri klien akan berkurang apabila gabungan
kondisi.faktor organik dan stres tetap, sedangkan
kemampuan memcahakan masalah, self esteem, dan
dukungan kelopmpok bertambah, aplikasi rumus
tersebut terhadap upaya pencegahan adalah bahwa :
Mencegah adalah menghindari timbulnya atau
meningkatnya kondisi bermasalah pada diri klien.
Mencegh adalah mempunyai dan menurunkan
faktor organik dan stres, serta
Mencegah adalah meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah, penilaian positif terhadap diri
sendiri dan dukungan kelompok.
b. Upaya Pencegahan
Sejak lama telah timbul dua sikap yang
berbeda terhadap upaya pencegahan, khususnya
dalam bidang kesehatan mental yaitu sikap skeptik
dan optimistik (Hornet & McElhaney, 1973). Sikap
skeptik, meskipun menerima konsep pencegahan
sebagai suatu yang bagus, namun meragukan
apakah upaya pencegahan memang dapat
dilakukan. Mereka yang bersikap skeptik itu
menganggap bahwa gangguan mental emosional
itu tidak dapat dicegah. Sebaliknya golongan yang
bersikap optimistik menganggap bahwa upaya
pencegahan itu sangat penting dan
pelaksanaannya mesti diusahakan. Mereka sangat
menekankan pengaruh hubungan timbal balik
antara lingungan dan organisme (individu)
Upaya pencegahan yang perlu dilakukan oleh konselor
adalah :
Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau
diberikan akan berdampak negatif terhadap individu
yang bersangkutan.
Mendorong perbaikan kondisi diri pada klien.
Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal
yang diperlukan dan mempengaruhi perkembangan
dan kehidupannya.
Secara operasional konselor perlu menampilkan kegiatan dalam
rangka fungsi pencegahan. Secara garis besar, program-program
tersebut dikembangkan, disusun dan diselenggarakan melalui
tahap-tahap :
Identifikasi
permasalahan yang mungkin timbul
Mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumber penyebab
timbulnya masalah-masalah.
Mengidentifikasi pihak-pihak yang dapat membantu
pencegahan masalah tersebut
Menyusun rencana program pencegahan
Pelaksanaan dan monitoring
Evaluasi dan laporan.
Fungsi Pengentasan
Langkah-langkah pengentasan masalah
Upaya pengentasan maslah pada dasarnya dilakukan secara
perorangan, sebab setiap masalah adalah unik, masalah-masalah
yang diderita oleh individu-individu yang berbeda tidak boleh
dismaratakan. Untuk itu konselor perlu memiliki ketersediaan
sebagai bahan yang dan keterampilan untuk menangani berbagai
maslah yang beraneka ragam itu.
Pengentasan masalah berdasarkan diagnosis
Pengertian diagnsotik yang dipakai oleh bordin itu lebih lanjut
dikenal sebagai “diagnostik pengklasifikasian”. Dalam upaya
diagnostik itu masalah-masalah diklasifikasi, dilihat sebab-
sebabnya, dan tentukan cara pengentasannya.
Klasifikasi Masalah Sebab Cara Pengentasan
Sikap tergantung Klien belum belajar untuk bertanggung Konselor membantu klien agar merasa
jawab dalam pemecahan masalah sendiri sanggup menghadapi masalah dalam
hidupnya sehari-hari dan memperoleh
pengalaman langsung untuk
memungkinkan nya tidak lagi tegantung
pada orang lain.
Kekurangan informasi Pengalaman yang dimilikiklien selama Konselor memberikan informasi yang
ini tidak memadai lagi untuk mengatasi diperlukan klien atau langsung
permasalahan yang dihadapi. membawa klien ke sumber informasi
yang dimaksud.
Terjadi konflik dalam diri sendiri Dua atau lebih perasaan dan keinginan Konselor membantu klien untuk klien
yang berlainan arah mendorong konflik untuk mengenali dan menerima
dalam diri klien. perasaan-perasaan dan keinginan-
keinginannya yang berlainan arah itu
sehingga konflik itu teratasi.
Kecemasan dalam memilih Klien tidak mampu menghadapi dan Konselor membantu klien menyadari
menerima suasana berat (dalam dan menerima masalah yang
memilih) yang tak terelakan. dihadapinya itu dan selanjutnya
membuat suatu keputusan.
Tidak ada masalah Klien membutuhkan dukungan terhadap Konselor memberikan dorongan dan
keputusan yang telah diambilnya, atau dukungan kepada klien.
ingin mengecek apakah ia bertindak
dijalur yang benar.
Sebagai rambu-rambu yang dapat dipergunakan untuk
terselenggaranya diagnosis pemahaman itu, disini
dicatatkan tiga dimensi diagnosis, yaitu :
Diagnosis mental/psikologis
Diagnosis sosio-emosional
Diagnosis instrumental
Diagnosis mental/psikologis mengarah
kepada pemahaman tentang kondisi mental /psikologis
klien, seperti kemampuan-kemampuan dasarnya, bakat
dan kecenderungan minat-minatnya, keinginan dan
harapan-harapannya, temperamen dan kematangan
emosionalnya, sikap dan kebiasaannya. Diagnosis
sosio-emosinal mengacu kepada hubungan sosial klien
dengan orang-orang yang amat besar pengaruhny
terhadap klien, seperti orang tua, guru, teman sebaya
(bagi siswa), suami/istri, mertua (bagi pasangan suami-
istri), pejabat yang menjadi atasan langsung (bagi
karyawan), serta suasana hubungan antara klien
dengan orang-orang penting. Diagnosis instrumental
itu meliputi aspek-aspek fisik klien (seperti kesehatan),
fisik lingkungan (seperti keasaan sandang, pangan,
papan). Sarana kegiatan (seperti buku-buku pelajaran
bagi siswa, alat-alat kantor bagi karyawan), dan
pemahaman situasi (misalnya untuk dapat bertindak
secara disiplin, seseorang harus memahami terlebih
dahulu peraturan yang berlaku; untuk dapat memilih
yang tepat, seseorang perlu memahami kondisi dari
setiap pilihan yang ada.
c. Pengentasan masalah berdasarkan teori konseling