Anda di halaman 1dari 31

Clinical Science Session

INFERTILITAS
Citra Husna Pratiwi
Winarti Rimadhani

Preseptor : dr. Dedy Hendri, Sp.OG (K)


OUTLINE
PENDAHULUAN
01
TINJAUAN PUSTAKA
02
KESIMPULAN
03 .

04
05
PENDAHULUAN
BAB I
LATAR BELAKANG
INFERTILITAS

Infertilitas merupakan masalah yang dihadapi oleh pasangan suami


istri yang telah menikah selama minimal satu tahun, melakukan
hubungan senggama teratur, tanpa menggunakan kontrasepsi, tetapi
belum berhasil memperoleh kehamilan.

85%

Perancis  perempuan usia 25 tahun, 65% pada Masalah infertilitas  dampak besar bagi
6 bulan pertama dan 85% pada tahun pertama.
pasangan suami istri  masalah medis,
ekonomi dan psikologis.
65%
Latar Belakang
Batasan Masalah Tujuan Penulisan Metode Penulisan

• Definisi Mengetahui definisi, Tinjauan kepustakaan


• Klasifikasi klasifikasi, epidemiologi, yang merujuk ke
• Epidemiologi faktor resiko, etiologi, berbagai literatur
• Faktor resiko diagnosis, tatalaksana
• Etiologi infertilitas
• Diagnosis
• Tatalaksana
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
DEFINISI

Infertilitas merupakan masalah yang dihadapi oleh pasangan


suami istri yang telah menikah selama minimal satu tahun,
melakukan hubungan senggama teratur, tanpa menggunakan
kontrasepsi, tetapi belum berhasil memperoleh kehamilan.
INFERTILITAS
PRIMER SEKUNDER

sebelumnya pasangan suami istri • pasangan suami istri gagal untuk


belum pernah mengalami memperoleh kehamilan setelah
kehamilan satu tahun pascapersalinan atau
pascaabortus tanpa kontrasepsi
apapun.
• ketidakmampuan seseorang
memiliki anak atau
mempertahankan kehamilannya.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi pasangan infertil di Indonesia
tahun 2013 adalah 15-25% dari seluruh
pasangan yang ada.

 Infertilitas dapat disebabkan oleh perempuan dan laki-laki.


 Perempuan karena faktor ovulasi (40%), faktor tuba (40%),
idiopatik (10%) dan lainnya (10%).
 Laki laki setidaknya sebesar 30-40% dari infertilitas.

Prevalensi infertilitas idiopatik bervariasi 15-25%


antara 22-28 %
Indonesia
FAKTOR RESIKO
Frekuensi
Gaya Hidup Pekerjaan Usia
sanggama

Konsumsi Alkohol Fisik < 40 tahun Frekuensi dalam


seminggu
Merokok dan kafein Kimia > 40 tahun

Berat Badan

Olahraga dan stres

Vitamin dan obat


ETIOLOGI
PEREMPUAN LAKI-LAKI

• Gangguan ovulasi • Kelainan urogenital (kongenital


• Gangguan Tuba dan Pelvis / didapat).
• Gangguan Uterus • Infeksi saluran urogenital
• Suhu skrotum yang meningkat
• Kelainan endokrin
• Kelainan genetik
• Faktor imunologi
Gangguan Ovulasi
Kelas 3
Kelas 1
Kegagalan ovarium
Kegagalan dari hipotalamus
(hiperginadotropin-
dan hipofisis
hipogonadism)
Klasifikasi
WHO
Kelas 2
Gangguan fungsi ovarium Kelas 4
Hiperprolaktinemia
Diagnosis
Diagnosa Infertilitas yang berhubungan dengan Faktor Istri

1.Pemeriksaan riwayat infertilitas (anamnesis) → usia, riwayat kehamilan,


panjang siklus haid, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat operasi, frekue
nsi koitus, dan waktu koitus. Perlu juga diketahui pola hidup dari pasien m
engenai konsumsi alkohol, merokok, dan stress

Tahap pertama (Fase I)

2.Pemeriksaan Fisik → Indeks Massa Tubuh (IMT), pemeriksaan kelenjar ti


roid, hirsutisme, akne, sebagai pertanda hiperandrogenism
→ dilakukan juga pemeriksaan pelvik untuk mengetahui apakah ada kelain
an di vagina, serviks, dan uterus
Diagnosis
Diagnosa Infertilitas yang berhubungan dengan Faktor Istri

3.Penilaian ovulasi → USG transvaginal dapat dilihat pertumbuhan folikel.


Bila diameter mencapai 18-25 mm, berarti menunjukkan folikel matur dan
akan terjadi ovulasi

Tahap pertama (Fase I)


4.Uji pasca senggama (UPS) → memberi informasi tentang interaksi antara
sperma dengan getah serviks
→ UPS dilakukan 2-3 hari sebelum perkiraan ovulasi dimana “spin barkeit
” dari getah serviks mencapai 5 cm atau lebih → UPS dikatakan (+) bila dit
emukan paling sedikit 5 sperma per lapang pandang besar (LPB).
Diagnosis
Diagnosa Infertilitas yang berhubungan dengan Faktor Istri

• Pemeriksaan HSG untuk mencari patensi tuba


• Uji ini dilakukan pada paruh pertama siklus haid, dimana sebelum tinda
kan dilakukan, pasien dianjurkan tidak senggama paling sedikit dua har
Tahap kedua (Fase II)
i sebelumnya
• HSG dilakukan oleh ahli radiologi dengan menyuntikkan larutan radioo
paque melalui kanalis servikalis ke uterus dan tuba fallopi.
Diagnosis
Diagnosa Infertilitas yang berhubungan dengan Faktor Istri

• Akhir-akhir ini laparoskopi dianggap cara terbaik untuk menilai fungsi tub
a fallopi
• Kedua tuba dapat dilihat secara langsung dan potensinya dapat diuji deng
Tahap ketiga (Fase III) an menyuntikkan larutan metilen blue atau indigokarmir dan dengan melih
at pelimpahannya ke dalam rongga peritoneum
• Dapat sekaligus melihat kelainan yang mungkin terdapat dalam rongga pe
ritoneal, seperti endometritis, perlengketan pelviks, dan patologi ovarium.
Diagnosis
Diagnosa Pemeriksaan Infertilitas yang Terkait dengan Faktor Suami
Diagnosis
Diagnosa Pemeriksaan Infertilitas yang Terkait dengan Faktor Suami:
Pemeriksaan Fisik

Penampilan umum harus diperhatikan, meliputi tanda-tanda kekurangan rambut pada tubuh atau ginekomastia yang
menunjukkan adanya defisiensi androgen, tinggi badan, berat badan, IMT, dan tekanan darah

Palpasi skrotum saat pasien berdiri diperlukan untuk menentukan ukuran dan konsistensi testis →jika skrotum tidak
terpalpasi gunakkan Orkidometer. Rata-rata normal volume testis dewasa adalah 20 ml.

Konsistensi normal adalah konsistensi yang kenyal. Testis yang lunak dan kecil dapat mengindikasikan
spermatogenesis yang terganggu

Palpasi epididimis diperlukan untuk melihat adanya distensi atau indurasi

Adanya perbedaan ukuran testis dan sensasi seperti meraba “sekantung ulat” pada tes valsava
merupakan tanda-tanda kemungkinan adanya varikokel.
Pemeriksaan Penunjang

Makroskopis:
Warna, volume, bau, Ph
Pemeriksaan dasar yang wajib dikerj , viskositas, likuefaksi
akan pada pasangan suami istri denga
n masalah infertilitas adalah pemeriksa
an analisis sperma Mikroskopis:
volume , konsentrasi, jum
lah total setiap ejakulasi,
motilitas, motilitas progre
sif, morfologi, dan vitalita
s.
Pemeriksaan Penunjang
Makroskopis

Volume:
Warna:
 Normospermi
 Warna normal adalah Bau:
yaitu 2-6 ml, dengan harga
putih/agak keruh,  Bau khas yang mungkin
rata-rata 2-3,5 ml.
 Warna kekuningan ke disebabkan oleh proses
 Aspermi bila tidak kelua
mungkinan radang sal oksidasi dari spermia
r sperma pada waktu ej
uran kencing atau abst yang diproduksi oleh pr
akulasi.
inensia terlalu lama ostat.
 Hiperspermi bila volum
 Warna merah biasany  Semen dapat berbau b
e lebih dari 6 ml.
a oleh karena tercema usuk atau amis bila te
 Hipospermi bila volume
r sel eritrosit rjadi infeksi.
kurang dari 1 ml
Pemeriksaan Penunjang
Makroskopis

Likuefaksi:
pH:
Viskositas:  Semen normal pada s
 WHO memakai kriteria
 Viskositas semen diuk uhu ruangan akan me
yang normal yang lazi
ur setelah mengalami l ngalami likuefaksi dal
m, yaitu7,2-7,8
ikuefaksi betul (15-20 am waktu 60 menit, w
 berubah menjadi di ata
menit setelah ejakulasi alau pada umumnya s
s 8 terjadi pada infeksi
). udah terjadi dalam 15
kronis organ-organ (k
menit
elenjar prostat)
Pemeriksaan Penunjang
Mikroskopis

Beberapa variabel dalam an


alisis semen adalah:
• Oligozoospermia: <15 j
uta spermatozoa/mL
• Astenozoospermia: <32
% spermatozoa motil
• Teratozoospermia: <4%
bentuk yang normal
Metode Penanganan Pasangan Infertil
Induksi ovulasi adalah pemberian berbagai jenis obat untuk
Terapi mempengaruhi keadaan hormonal sehingga dapat menyebabkan
keadaan hiperstimulasi ovarium yang terkontrol
pada => Obat yang dapat meningkatkan FSH endogen. CC (Clomiphen
Wanita citrate) dan Aromatase inhibitor.
=> Dosis CC dimulai dengan pemberian awal 50 mg per hari selama 5
hari dan dapat ditingkatkan 50 mg setiap siklus sampai tercapai ovulasi
=>Follow up dengan USG transvaginal secara serial dapat diukur
jumlah dan besar folikel

Jika tidak berhasil dilanjutkan dengan inseminasi atau invitro


fertilisation (IVF)
Metode Penanganan Pasangan Infertil
Terapi pada Pria

Kelainan jumlah
Kelainan volume sperma
semen

Hiperspermia:
Hipospermia:  Hiperspermia adalah jika volu Polizoospermia:
 Volume semen dise me semen lebih dari 6 ml. Pen  Pada polizoospermia, Oligozoospermia:
but hiposperma jika
yebabnya dapat berupa abstin jumlah spermatozoa  Sampai saat ini mas
kurang dari 1,5 ml,
ensia seksualis yang terlalu lai lebih dari 250 juta/ml. ih disepakati bahwa
yang disebabkan a
ma dan hipersekresi vesika se  Terapi dapat dengan jumlah spermatozoa
ntara lain karena St
anjuran meningkatkan kurang dari 20 juta/
res, Retrograde eja minalis ml disebut oligozoo
frekuensi koitus atau
culation, dan frekue  Hiperspermia AIH dengan treated s spermia dan jika kur
nsi senggama disertai dengan spermiogram abn permatozoa dengan j ang dari 5 juta/ml di
 terapi obat atau ter
api khusus berupa
ormal -> terapi dengan split ejacu alan pengenceran, sw sebut olgozoosperm
late atau withdrawal coitus atau d im up, sperm washing ia berat
pencucian sperma
engantreated sperm invitro. atau filtrasi.
dari urine
Metode Penanganan Pasangan Infertil
Kelompok diagnostik Pilihan terapi

Terapi pada Pria Gangguan ovulasi Klomifen sitrat (6 siklus)


Gonadotropin (3 siklus)
Metformin-klomifen (3 siklus)
Laparoscopic ovarian diathermy
In vitro fertilization (3 siklus)
Gangguan tuba Tubal surgery
Pilihan Terapi In vitro fertilization (3 siklus)
untuk Infertilitas Endometriosis Laparoscopic ablations for stages I & II
Operasi untuk stadium III & IV
Klomifen sitrat dan IUI (6 siklus)
Gonadotropin dan IUI (3 siklus)
In vitro fertilization (3 siklus)
Faktor Suami IUI (6 siklus)
In vitro fertilization and ICSI (3 siklus)
Unexplained infertility Klomifen sitrat dan IUI (6 siklus)
Gonadotropin dan IUI (3 siklus)
In vitro fertilization (3 siklus)
Teknologi Khusus dalam Penanganan Infertilitas

ART ( Assisted FIVET (Fertilisasi in vitro


Inseminasi Buatan Reproductive embrio transfer) / IVF (In
Technologies) Vitro Fertilization)
• Inseminasi buatan adalah • ART merupakan teknologi • Proses fertilisasi ini
peletakan sperma ke reproduksi yang dilakukan dengan cara
vagina wanita. digunakan untuk mengambil ovum dari
• Sperma tersebut mendapatkan kehamilan ovarium dengan cara
diletakkan di follicle di luar cara alamiah yang laparoscopy, kemudian
ovarian (intrafollicular digunakan dalam sperma diinseminasikan
insemination), uterus infertilitas ke dalam media biak.
(intrauterine insemination- • Setelah terjadi
IUI), cervix (intracervical pembuahan pada masa
insemination-ICI), atau embrio stadium 2-4 sel,
tube fallopian (intratubal) lalu di transfer ke
wanita dengan dalamrahim
menggunakan cara
buatan dan bukan dengan
kopulasi alami
Teknologi Khusus dalam Penanganan Infertilitas
GIFT (Gamet ZIFT (Zygote
intra fallopian transfer) intra fallopian transfer)
• Proses fertilisasi ini dilakukan • Proses fertilisasi dengan cara
dengan cara mengambil ovum mengambil ovum dari ovarium
dariovarium dengan cara dengan cara laparoscopy,
laparoscopy, kemudian kemudian sperma
bersama spermayang telah diinseminasikan kedalam
diolah (washed sperm) media biak.
dimasukkan kedalam tuba • Setelah terjadi fertilisasi
pada saat itu juga pada fase zygote,
• GIFT ini adalah untuk pasien hasilpembuahan ini
yang mengalami dimasukkan kedalam tuba
endometriosis dan dengan cara laparoscopy.
unexplained infertility • ZIFT ini adalah untuk pasien
yang mengalami
oligozoospermia
Prognosis Infertilitas
Prognosis terjadinya kehamilan tergantung pada umur suami, umur istri, dan la
manya dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan (frekuensi senggama dan l
amanya perkawinan).

Fertilitas maksimal wanita dicapai pada umur 24 tahun, kemudian menurun perl
ahan-lahan sampai umur 30 tahun, dan setelah itu menurun dengan cepat

Fertilitas maksimal pria dicapai pada umur 24-25 tahun

Hampir pada setiap golongan umur pria proporsi terjadinya kehamilan dalam w
aktu kurang dari enam bulan meningkat dengan meningkatnya frekuensi sengg
ama.
KESIMPULAN
BAB III
Kesimpulan
Infertilitas dibagi menjadi 2, yaitu infertilitas primer dan infertilitas sek
under.

Infertilitas bisa disebabkan oleh faktor suami atau istri d


an faktor keduanya.

Ada beberapa penatalaksanaa yang dapat menjadi pilihan bagi pasangan infertil sesuai dengan
masalah yang dialami, yaitu pemberian obat-obatan, pembedahan, dan assisted reproductive tec
hnology.

Prognosis terjadinya kehamilan tergantung pada umur suami, umur istri, dan lam
anya dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan (frekuensi senggama dan lam
anya perkawinan).
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai